MIKROBIOLOGI PANGAN
“BAKTERI PATHOGEN (SHIGELLA SP.)”
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
Penyusun
Hafis Reonanda (2018110004)
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
TAHUN 2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Klasifikasi Shigella sp.
2. Untuk mengetahui Morfologi Shigella sp.
3. Untuk mengetahui pathogenesis Shigella sp.
4. Untuk mengetahui Gejala Infeksi Shigella sp.
5. Untuk mengetahui Penyebab Infeksi Shigella sp.
6. Untuk mengetahui Faktor Resiko Infeksi Shigella sp.
7. Untuk mengetahui Diagnosis Infeksi Shigella sp.
8. Untuk mengetahui Pengobatan Infeksi Shigella sp.
9. Untuk mengetahui Komplikasi Infeksi Shigella sp.
10. Untuk mengetahui Pencegahan Infeksi Shigella sp.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : S. Boydii
S. Dysenteriae
S. Flexneri
S. Sonnei
2.2.3 Fisiologi
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH
pertumbuhan 6,4 – 7,8 suhu pertumbuhan optimum 370C kecuali S.
sonnei dapat tumbuh pada suhu 450 C. Sifat biokimia yang khas
adalah negative pada reaksi adonitol tidak membentuk gas pada
fermentasi glukosa, tidak membentuk H2S kecuali S.flexneri,
negative terhadap sitrat, DNase, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease,
VP, manitol, laktosa secara lambat, manitol, xylosa dan negative
pada test motilitas. Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut : kecil,
halus, tidak berwarna, bila ditanam pada media agar SS, EMB, Endo,
Mac Conkey. (Lampel & Maurelli . 2003).
2.3 Patogenitas
Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum
terminal dan kolon melekat pada permukaan dan kolon, melekat pada
permukaan mukosa, berkembang biak, reaksi peradangan hebat, sel-sel
terlepas, timbul Ulkus, terjadi disentri basiler (tinja lembek, bercampur
darah, mukus dan pus, nyeri abdomen, mules, tenesmus ani).
(Brooks,dkk.2001).
Infeksi peroral, bakteri masuk lambung melalui makanan dan
minuman Masuk kedalam usus halus kemudian colon disini ditangkap epitel
kemudian Berkembang biak dan menyebabkan sel epitel hancur kemudian
menyebar ke Lamina propria, bereplikasi disini. Akibatnya timbul ulcera-
ulcera dan mikro abses mukosa kolon pada bagian terminal ileum. Terjadi
nekrosis, perdarahan dan pembentukan psedomembran di atas ulcer .
Akhirnya terjadi reaksi inflamasi dan trombosis kapiler. Berbeda dengan
Salmonella , Shigella tidak menyebar ke tempat lain. Adanya perdarahan
kecil menyebabkan tinja berdarah dan berlendir tetapi tidak terjadi perforasi
dan tidak terjadi peritonitis. Bila sembuh ulkus akan ditutup oleh jaringan
granula dan terjadi jaringan parut. Setelah sembuh secara klinis tinja yang
positip bisa menjadi carrier. (Fitria, dkk. 2008).
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1
minggu. Oleh seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella
untuk menyebabkan sakit. Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu
2-7 hari terutama pada penderita dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan
pada penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada penderita dengan
gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah ditemukan terjadinya
septicemia pada penderita dengan gizi buruk dan berkhir dengan kematian.
(Fitria, dkk. 2008).
Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana
karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh
lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja
serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.
(Fitria, dkk. 2008).
Shigellosis disebut juga Disentri basiler, disentri sendiri artinya salah
satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus,
terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang
sering mengandung darah dan mucus. Habitat alamiah bakteri disentri
adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat menyebabkan
disentri basiler. Infeksi S.dysenteriae praktis selalu terbatas pada saluran
pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat jarang. S.dysenteriae
menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis infektif dari
bakteri S.dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan merupakan
golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotic
(Ahmed,dkk. 2008).
Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lender,
mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung
mengakibatkan nekrosis selaput lender, ulserasi superficial, pendarahan,
pembentukan “pseudomembran” pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin,
leukosit, sisa sel, selaput lender yang nekrotik dan bakteri. Waktu proses
patologik berkurang, jaringan granulasi akan mengisis ulkus sehingga
terbentuk jaringan parut (Ahmed,dkk. 2008).
1.Artritis reaktif, kondisi ini timbul akibat reaksi dari infeksi. Gejalanya
berupa nyeri dan radang sendi (biasanya pada pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki), konjungtivitis, dan nyeri saat buang air kecil
(uretritis).
2.Dehidrasi, diare yang terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Pada
balita, gejalanya antara lain air mata yang keluar sedikit saat menangis,
dan popok tetap kering setelah beberapa lama.
3.Kejang, sejumlah anak yang mengalami infeksi Shigella disertai demam
teratur.
2.Cuci tangan dengan air hangat dan sabun sebelum dan sesudah dari toilet,
3.1 Kesimpulan