Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan

upaya kesehatan bangsa Indonesia, yang diarahkan untuk mencapai

kemampuan hidup sehat agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Sehat adalah merupakan hak asasi manusia dan merupakan

kebutuhan setiap orang. Hal ini tertuang dalam pembukaan Undang Undang

Dasar 1945 yang menyatakan bahwa kesejahteraan umum harus diwujudkan

sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan kesejahteraan

umum dikembangkan dalam pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk

mempertinggi derajat kesehatan, yang artinya pengembangan dan pembinaan

sumber daya manusia Indonesia, hal ini di cetuskan dalam Undang Undang

Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


Kesehatan merupakan hal yang penting agar manusia dapat bertahan

hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong

pemerintah untuk mendirikan layanan kesehatan. Layanan kesehatan salah

satu jenis layanan jenis publik merupakan ujung tombak dalam pembangunan

kesehatan masyarakat. (Sarwono,2004).


Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu

interaksi antara pengguna jasa pelayanan (user) dengan penyelenggara

pelayanan (provider). Interaksi ini merupakan suatu hubungan yang kompleks

yang bersifat multidimensional serta di pengaruhi oleh banyak faktor.

(Sarwono,2004).
2

Saat ini banyak sekali masalah dalam bidang kesehatan yang ada

ditengah masyarakat. Dengan begitu seharusnya ada kesadaran yang dimiliki

antara sesama manusia untuk menolong antar sesamanya. Kami sebagai

penerus bangsa juga perlu untuk berpartisipasi terkait hal ini. Tingkat

pelayanan kesehatan umumnya di masyarakat masih kurang bisa dinikmati

oleh masyarakat di pelosok pedesaan.


Sebagai perwujudan nyata kepedulian kami sebagai

mahasiswa/mahasiswi dari D3 Kebidanan, Ilmu Keperawatan, serta Ilmu

Kesehatan Masyarakat STIKes Surya Mitra Husada Kota Kediri, kami baik

dosen maupun mahasiswa akan menyelenggarakan kegiatan Pengabdian

kepada Masyarakat selama ± 30 hari berupa promosi kesehatan dan kesehatan

lingkungan, Pelayanan kesehatan ibu dan anak, Pelayanan asuhan

keperawatan komunitas, keluarga, dan gerontik serta manajemen pelayanan

kesehatan di Kabupaten Kediri. Kami berharap kegiatan tersebut mampu

memberikan kemudahan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat sekitar

yang menderita berbagai macam penyakit dan sedikit meringankan beban

mereka. Serta derajat kesehatan masyarakat sekitar bisa lebih meningkat.

Sehingga masyarakat bebas dari penyakit.


Kuliah Kerja Nyata
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang lahir dari proses pembangunan, pada

hakikatnya merupakan pelaksanaan dari falsafah pendidikan nasional, dalam

rangka Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat. Kegiatan ini lebih mengutamakan aktivitas

nyata yang dilakukan oleh para mahasiswa sehingga keberadaannya dalam


3

masyarakat akan bermanfaat bagi masyarakat khususnya warga masyarakat

yang berada di lokasi KKN.


Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah dalam

perguruan tinggi yang dalam kegiatan ini mahasiswa melakukan segala tugas

yang merupakan penerapan kegiatan akademi yang diwujudkan dalam

kegiatan langsung mahasiswa di masyarakat atau lembaga sehingga menjadi

pengalaman yang dapat meningkatkan kedewasaan atau keprofesionalisme

mahasiswa untuk memperbaharui dan mewujudkan tatanan kehidupan

masyarakat yang lebih baik. Salah satu faktor pendukung

tercapainya/suksesnya pembangunan nasional adalah terciptanya keteraturan

dan kestabilan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.


Tercantum dalam visi Kementerian Kesehatan yang mengikuti visi

misi Presiden Republik Indonesia Tahun 2018 yaitu Terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian yang berlandaskan Gotong-

royong. Dalam mewujudkan visi ini Menteri Kesehatan memiliki peran yang

sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga

memiliki nilai-nilai untuk selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus

menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia

tanpa membedakan suku, golongan, status sosial ekonomi, dan agama.


Sasaran pelayanan dalam pelaksanaan KKN ini adalah semua

masyarakat yang berada di lokasi KKN baik dari anak-anak, ibu hamil,

remaja, dewasa, dan lansia serta kesehatan keluarga. Pelayanan ini mencakup

upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan, dan peningkatan, penyembuhan

dan pemulihan kesehatan.


4

Dari hal tersebut, kami peserta KKN Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Surya Mitra Husada Kediri mencoba melakukan kegiatan KKN dengan

seefektif mungkin untuk melatih dan menerapkan illmu yang kami dapatkan

dalam membantu mewujudkan Visi Pembangunan Kesehatan 2016 secara

regional kecil.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa mampu

mencapai derajat kesehatan yang optimal, mampu membantu

masyarakat dalam pengupayaan hidup menerapkan asuhan kesehatan

keluarga, komunitas, dan gerontik pada setiap area pelayanan

kesehatan di masyarakat dengan pendekatan keperawatan dan

pengorganisasian komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
2. Mahasiswa mampu menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji

masalah kesehatan komunitas.


3. Melakukan penafsiran data dengan tepat sehingga didapatkan hasil

analisa data yang sesuai dengan keperluan komunitas.


4. Menentukan prioritas masalah kesehatan komunitas berdasarkan

kriteria tertentu.
5. Mengoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk

menyelesaikan masalah prioritas kesehatan dan kesehatan yang ada

di komunitas.
6. Mahasiswa mampu memberikan konseling kepada masyarakat.
7. Mahasiswa mampu memberikan inovasi terkait kesehatan

masyarakat (Misal : penanaman toga, skrining kesehatan, kerja

bakti , penyuluhan).
5

8. Mahasiswa mampu memberikan inovasi – inovasi terkait

kewirausahaan (missal : memperagakan pembuatan modisco

makanan bayi, membuat makanan dari bahan/entrepreneurship).


9. Terwujudnya program-program terkait PSN (Pemberantasan

Sarang Nyamuk).
10.Mahasiswa mampu merubah sikap masyarakat sekitar akan

pentingnya kesehatan khususnya dalam melakukan PSN

(Pemberantasan Sarang Nyamuk).


11.Melaksanakan evaluasi hasil tindakan kesehatan yang telah

diterapkan sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan.

1.3 Manfaat Kegiatan


1.3.1 Untuk mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata

kepada masyarakat.
2. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas.
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat.


4. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian, dan hubungan

interpersonal.
1.3.2 Untuk masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.


2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah

kesehatan yang ada di masyakat.


3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.


1.3.3 Untuk pendidik
6

1. Salah satu tolok ukur keberhasilan STIKES Surya Mitra Husada

Kediri khususnya di semua bidang prodi yaitu, ilmu keperawatan,

ilmu kesehatan masyarakat, kebidanan, dan pascasarjana kesehatan

masyarakat terutama di bidang komunitas.


2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktik keperawatan komunitas dan Kuliah Kerja Nyata selanjutnya.

BAB II
GAMBARAN KONDISI WILAYAH KKN – PPM

2.1. Kondisi Geografis


Dusun Sekoto merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Sekoto,

Kecamatan Badas – Pare, Kabupaten Kediri. Dusun Sekoto terdiri dari 08

RW dan 20 RT , yang dibagi menjadi 3 wilayah yaitu :


1. Sekoto 1, terdiri dari 3 RW dan 8 RT
2. Sekoto 2, terdiri dari 2 RW dan 6 RT
3. Sekoto 3, terdiri dari 3 RW dan 6 RT
7

2.1.1. Batas Wilayah


Desa Sekoto memiliki batas-batas wilayah meliputi berikut :
Tabel 1. Luas dan Batas Desa

BATAS DESA
Sebelah Utara Desa Tunglur, Kecamatan Badas
Sebelah Selatan Desa Bringin, Kecamatan Badas
Sebelah Timur Desa Bringin, Kecamatan Badas
Sebelah Barat Desa Puhjarak, Kecamatan Badas

2.1.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan


Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan

Wilayah Luas
Luas tanah sawah 32.164,00
Luas tanah kering 16.320,00
Luas tanah basah 0,00
Luas tanah perkebunan 0,00
Luas fasilitas umum 56,39
Luas tanah hutan 0,00
Total luas 48.540,39

2.1.3. Kependudukan
Tabel 3. Jumlah Penduduk
No. Data Laki-Laki Perempuan Jumlah
Keluarga
1 Kepala 1.891 KK 355 KK 2.246 KK
Keluarga
2 Anggota 1.439 orang 2.891 orang 4.330 orang
3 Jumlah 3.330 orang 3.246 orang 6.576 orang
Penduduk

Tabel 4. Status Perkawinan

No. Status Laki-Laki Perempuan Jumlah


Perkawinan
1 Belum Kawin 1.396 1.062 2.458
2 Kawin 1.845 1.877 3.722
3 Cerai Hidup 27 47 74
4 Cerai Mati 62 260 322
Jumlah Data 3.330 3.246 6.576

Tabel 5. Data Pekerjaan Penduduk


8

No. Data Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah


(Orang) (Orang) (Orang)
1 Belum/Tidak 660 613 1273
Bekerja
2 Mengurus Rumah 1 619 620
Tangga
3 Pelajar/Mahasiswa 454 418 872
4 Pensiunan 12 6 18
5 Pegawai Negeri 14 16 30
Sipil
6 Tentara Nasional 5 0 5
Indonesia
7 Kepolisian Ri 4 1 5
8 Perdagangan 51 54 105
9 Petani/Pekebun 1171 904 2075
10 Peternak 7 2 9
11 Nelayan/Perikanan 2 0 2
12 Industri 5 2 7
13 Konstruksi 1 0 1
14 Transportasi 10 0 10
15 Karyawan Swasta 82 44 126
2.2. Berdasarkan Data Monografi Desa Sekoto tahun 2019
2.2.1. Kondisi Umum Desa
Dusun Sekoto, Desa Sekoto merupakan suatu daerah yang

berada pada dataran rendah, sebuah daerah pedesaan dimana

sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai petani , buruh tani dan

pedagang.
2.2.2. Keadaan Sosial
Tabel 6. Jumlah Penduduk menurut Agama

No. Data Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah


(Orang) (Orang) (Orang)
1 Islam 3.313 3.230 6.543
2 Kristen 10 12 22
3 Katholik 1 0 1
4 Hindu 0 0 0
5 Budha 0 0 0
6 Kong Hu Chu 0 0 0
7 Lainnya 6 4 10
Jumlah Data 3.330 3.246 6.576
9

2.3. Tingkat Pendidikan


Tabel 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat

No. Data Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 Tidak/Belum Sekolah 589 551 1.140
2 Belum Tamat 415 422 837
SD/Sederajat
3 Tamat SD/Sederajat 1.100 1.047 2.147
4 SLTP/Sederajat 680 673 1.353
5 SLTA/Sederajat 484 462 946
6 Diploma I/II 12 26 38
7 Akademi/Diploma 9 15 24
III/S. Muda
8 Diploma IV/Strata I 40 49 89
9 Strata II 1 1 2
10 Strata III 0 0 0
Jumlah Data 3.330 3.246 6.576

Tabel 8. Jumlah Lembaga Pendidikan


Jumlah
No Lembaga Pendidikan
(Tempat)
1 PAUD 2
2 TK 3
3 SD/ Sederajat 2
4 SMP/ Sederajat -
5 SLTA -
6 PERPUS DESA -

Tabel 9. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan


No Organisasi Kemasyarakatan Jumlah
1 Karang Taruna 1
2 Kelompok Tani 3
3 PKK 1
4 LPM 1
10

5 BUNDES 1
6 Keagamaan 1

Tabel 10. Jumlah Tempat Ibadah


No Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid / Mushola 23
2 Gereja -
3 Pura -
11

BAB III
METODE DAN HASIL PELAKSANAAN

3.1. Metode Pelaksanaan


Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan

Masyarakat (KKN – PPM) menggunakan metode sebab akibat berguna

untuk menentukan faktor-faktor yang berakibat pada suatu karakteristik

kualitas. Berikut merupakan faktor utamanya :


1. Manusia
2. Metode Kerja
3. Lingkungan
4. Mesin / Alat
5. Material / Bahan
Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan

Masyarakat (KKN – PPM) ini menggunakan metode HL Blum. Metode

HL Blum ini adalah alat bantu analisis masalah untuk mengetahui

penyebab dari masalah. Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang

mempengaruhi status derajat kesehatan atau perorangan. Faktor-faktor

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan Kesehatan
4. Gen / Keturunan

3.2. Tahapan Problem Solving


Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan

cross sectional berdasarkan tahapan community diagnosis. Community

diagnosis diartikan sebagai sebuah deskripsi atau gambaran mengenai

kesehatan warga negara (masyarakat, penduduk) dan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat setempat baik secara

kuantitatif dan kualitatif. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata dan Pembelajaran


12

Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan

Badas - Pare, Kabupaten Kediri dilakukan dengan menggunakan Tahapan

Community Diagnosis dengan metode-metode sebagai berikut :


3.2.1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yakni metode atau cara yang dilakukan

mahasiswa untuk saling mengenal antar mahasiswa dengan warga

dusun setempat. Pendekatan tidak hanya dilakukan dengan orang

atau masyarakat, tetapi dengan situasi dan kondisi lingkungan

sekitar pula.
3.2.2. Metode Observasi (Pengamatan)
Selain metode pendekatan juga terdapat metode observasi

(pengamatan) yang dapat dikolaborasi dengan metode pendekatan

guna menunjang pengamatan dan mencatat secara sistematik

mengenai gejala-gejala yang ada dilingkungan Dusun Sekoto. Pada

metode ini, selain mengamati kondisi lingkungan sekitar dan

mencari gejala permasalahan yang akan dijadikan prioritas

permasalahan penulis juga terjun langsung untuk mengamati secara

langsung terhadap pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata

(KKN) yang telah direncanakan, serta kegiatan-kegiatan dan

fenomena-fenomena sosial yang terjadi sebagai dampak dari

pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diterapkan.

Data yang diperlukan dalam metode pengamatan ini adalah

mengamati secara langsung di lokasi, pelaksanaan proses, dan

kegiatan-kegiatan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang

dilaksanakan di Dusun Sekoto.


3.2.3. Metode Sosialisasi
13

Metode sosialisasi yakni metode atau cara yang dilakukan

mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat di Dusun Sekoto

berupa komunikasi langsung dan tidak langsung. Bentuk sosialisasi

tersebut adalah sebagai berikut :


a. Mengikuti rapat Rukun Tetangga.
b. Berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat di Dusun Sekoto

disetiap kesempatan yang ada, misalnya ketika bertemu

dijalan.
c. Mengikuti pengajian ibu-ibu ataupun bapak-bapak.
3.2.4. Metode Interview
Metode ini disebut juga dengan metode wawancara, yaitu

suatu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya

jawab secara langsung dengan sumber data. Pada metode interview

ini penulis menggunakan kuesioner sebagai pelengkap wawancara.

Interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan

juga, ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap

muka antara pencari informasi dengan sumber informasi, Dalam

wawancara secara mendalam ini dilakukan oleh mahasiswa

terhadap informan yang menjadi obyek dari penelitian ini yaitu

seluruh warga atau masyarakat di RT seluruh Dusun Sekoto yang

berjumlah sebanyak 20 RT dan mahasiswa mengambil sebanyak 15

sampel atau Kartu Keluarga (KK) untuk setiap RT.


3.2.5. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal

dari bukan manusia seperti dokumen, foto-foto dan bahan statistik.

Metode dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk


14

pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya

mengamati benda mati dan apabila mengalami kekeliruan mudah

untuk merevisinya karena sumber datanya tetap dan tidak berubah


3.2.6. Metode Identifikasi Masalah
Metode ini merupakan suatu proses menganalisa berbagai

permasalahan kesehatan yang ada di Desa Sekoto berdasarkan hasil

rekapitulasi dari kuesioner dan data lainnya yang didapatkan

melalui hasil metode observasi (pengamatan), interview, sosialiasi,

dan dokumentasi di beberapa Kepala Keluarga di 20 RT di Dusun

Sekoto, proses identifikasi masalah juga berdasarkan 4 konsep

dasar H.L Blum yaitu: Lingkungan, Gen, Layanan kesehatan, dan

Perilaku. Dari metode ini akan didapatkan berbagai masalah yang

ke depannya akan di diskusikan guna menentukan prioritas

masalah.
3.2.7. Metode Prioritas Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah langkah selanjutnya yaitu

memprioritaskan masalah yang ada berdasarkan tingkat kegawatan,

keseriusan dan perkembangan dari masalah yang ditemukan di

Dusun Sekoto. Prioritas masalah yang ditentukan diharapkan akan

dapat membantu dan memberi banyak sumbangsih manfaat bagi

warga atau masyarakat yang ada di Dusun Sekoto.


3.2.8. Metode Implementasi
Yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk proses perubahan

perilaku pada masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat hidup

mandiri dan mampu mempertahankan perilaku positifnya setelah

terlaksananya prioritas masalah oleh mahasiswa Kuliah Kerja


15

Nyata (KKN) – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM)

dalam jangka yang panjang.


3.2.9. Metode Evaluasi
Yaitu suatu langkah yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat keberhasilan dari program dengan melihat

penerimaan pemahaman dan perubahan perilaku pada masyarakat

di Dusun Sekoto yang diharapkan dapat berlangsung terus-menerus

dalam waktu jangka panjang setelah terlaksananya program Kuliah

Kerja Nyata (KKN) – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat

(PPM) oleh mahasiswa.


3.3. Hasil Pelaksanaan
3.3.1. Gambaran Umum dan Deskripsi Kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) –

Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) terlebih dahulu

diadakan pembekalan materi Kuliah Kerja Nyata (KKN) –

Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) oleh institusi, dan

berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang dibagi

menjadi beberapa desa di Kecamtan Badas, Kabupaten Kediri.

Adapun maksud dari kegiatan ini adalah memberi gambaran kepada

mahasiswa tentang bagaimana cara bermasyarakat khususnya dilokasi

masing-masing yang telah ditentukan oleh panitia dari institusi

sehingga mahasiswa lebih dapat mempersiapkan diri.


Kegiatan pembekalan meliputi pemberian materi mengenai

bagaimana tata laksana melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

sampai dengan penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Penyerahan mahasiswa di laksanakan di Pendopo Kecamatan Badas


16

dan dilanjutkan penyerahan ke desa masing-masing. Mahasiswa yang

diserahkan ke Kepala Desa Sekoto berjumlah 60 mahasiswa dimana

29 mahasiswa bertempat di Dusun Sekoto dan 31 mahasiswa

bertempat di Dusun Kemendung. Di Dusun Sekoto terdiri dari 7

mahasiswa laki-laki dan 22 mahasiswa perempuan. Serah terima ini

dilaksanakan pada hari Senin, 11 Maret 2019 pukul 08.00 WIB

bertempat di Pendopo Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.


Kuliah Kerja Nyata (KKN) bisa digunakan sebagai suatu proses

pembelajaran bagi beberapa pihak terkait, baik yang berhubungan

dengan masyarakat secara langsung maupun proses pembelajaran

yang berhubungan dengan pengembangan kedewasaan sosial

mahasiswa serta yang berhubungan dengan institusi yang berwenang

dalam menyelenggarakan program ini. Hal itu merupakan satu bentuk

nilai yang sebenarnya dan selayaknya dapat tercapai dalam tahap

pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) itu sendiri di samping

memang sebagai satu bentuk tuntutan studi yang harus ditempuh guna

memenuhi salah satu syarat kelulusan.


Maka ada beberapa jadwal kegiatan dalam Kuliah Kerja Nyata

(KKN) ini yang institusi persiapkan sebagai gambaran untuk

mahasiswa sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di lokasi atau desa masing-masing, berikut jadwal

Kuliah Kerja Nyata (KKN) – Pembelajaran Pemberdayaan

Masyarakat (PPM) yang telah terjadwal oleh institusi :


17

Tabel 11. Jadwal KKN-PPM 2019

Bulan Maret 2019


Tahapan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pembukaan
Pengkajian
Komunitas
Dan
Identifikasi
masalah
Penentuan
Prioritas
Masalah
Rencana
Kerja
Musyawarah
Mufakat
Desa (MMD)
Awal
Bulan Maret 2019 Bulan April 2019
Tahapan
24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6
Implementasi
Evaluasi
Musyawarah
Mufakat
Desa (MMD)
Akhir dan
Penutupan
Gebyar KKN

3.3.2. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data


1. Tempat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini berada di Dusun Sekoto, Desa

Sekoto, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.


2. Waktu
Kuliah Kerja Nyata (KKN) berlangsung mulai 11 Maret 2019

sampai dengan 06 April 2019.

3. Pengolahan dan Analisa Data


a. Mengidentifikasi masalah
b. Melakukan analisis situasi
c. Merekap data hasil identifikasi
d. Menentukan prioritas masalah
18

e. Menentukan alternatif masalah


f. Melaksanakan implementasi yang telah direncanakan
3.3.3. Hasil Survey
Dalam penilitian kali ini diambil sampel dari 3 wilayah yang ada

di dusun Sekoto dengan jumlah 20 Rukun Tetangga (RT) yang ada

yaitu sebanyak 15 Kepala Keluarga (KK) sebagai sampel setiap

Rukun Tetangga (RT). Sampel tersebut diambil secara acak dengan

metode Random Sampling dengan total responden 300 sampel.


3.3.4. Permasalahan
Berdasarkan hasil analisa data dari survey yang dilakukan,

ditemukan beberapa masalah kesehatan pada masyarakat yang

kemudian dirumuskan sebagai berikut :


1. Rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) dan Banyak nya angka

kejadian DBD
a. Rumusan masalah
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan

ditemukan masalah penyakit menular Demam Berdarah

Dengue (DBD) dan ABJ terendah berada di Sekoto 1 sebagai

sampel terbanyak yang memiliki masalah penyakit menular

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan kebutuhan 3M Plus.


Berikut hasil data survey jentik yang telah dilakukan di

300KK (sampel) ,
19


Diagram 1. Hasil Survey Jentik

Dari data tersebut diperoleh data bahwa Angka Bebas

Jentik (AJB) hanya 42,00% (125 KK dari 300KK). Padahal

AJB disebut baik jika nilai minimalnya 95%.


Kemudian berikut adalah data penyakit DBD 1 bulan

terakhir:
a. Sekoto 1 terdapat 6 penderita DBD pada satu bulan

terakhir yaitu 3 penderita RT 03 RW 02 , 2 penderita di

RT 03 RW 03 dan 1 penderita di RT 01 RW 03
b. Sekoto 2 terdapat 3 penderita DBD yaitu di 1 penderita

RT 01 RW 08 , 2 penderita RT 02 RW 08 dan 1 penderita

di RT 02 RW 07.
c. Sekoto 3 ada 1 penderita yaitu di RT 01 RW 06
(Gambar terlampir)
b. Pengertian dan Faktor Penyebab
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit

menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan

oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam

mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,


20

lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda-

tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia),

ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah,

muntah darah, kesadaran menurun. Hal yang dianggap serius

pada demam berdarah dengue adalah jika muncul perdarahan

dan tanda-tanda syok/ renjatan (Mubin, 2009).


Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang

terdapat dalam tubuh nyamuk Aedes aegepty (betina). Virus

ini termasuk famili Flaviviridae yang berukuran kecil sekali

yaitu 35-45 mm. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam

ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi

vertikal dalam tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan

oleh nyamuk betina pada telurnya yang nantinya akan menjadi

nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada

nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua,

transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan

sebaliknya. Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat

melakukan gigitan pada manusia yang pada saat itu sedang

mengandung virus dengue pada darahnya (viremia). Virus

yang sampai ke lambung nyamuk akan mengalami replikasi

(memecah diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi

yang akhirnya akan sampai di kelejar ludah. Virus yang berada

di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam tubuh

manusia melalui gigitan nyamuk (Darmowandowo, 2011).


21

Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk

menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya

program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara

3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang

tahun khususnya pada musim penghujan. Program PSN ,

yaitu:
1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering

dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi,

ember air, tempat penampungan air minum, penampung

air lemari es dan lain-lain.


2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat

penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain

sebagainya.
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas

yang memiliki potensi untuk jadi tempat

perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.


c. Rencana Kegiatan
1) Melakukan KIE atau Health Education tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) dan 3M Plus kepada masyarakat

baik penderita maupun masyarakat lain sebagai upaya

tindakan preventif dan kuratif.


2) Pemberian ikanisasi kepada 250 Kepala Keluarga (KK)

sebagai upaya tindakan preventif dalam memberantas

jentik nyamuk.
d. Sasaran
1) Semua warga Dusun Sekoto Kecamatan Badas pada usia

dewasa dan orangtua atau lansia terutama di wilayah atau


22

Rukun Tetangga yang banyak memiliki masalah Demam

Berdarah Dengue (DBD) dan (Angka Bebas Jentik) ABJ

rendah.
2) Kader posyandu Dusun Sekoto
3) Seluruh perangkat desa dan tokoh masyarakat Dusun

Sekoto.
e. Kriteria Hasil
1) Semua masyarakat khususnya usia dewasa di wilayah

Sekoto 1 dapat lebih mengetahui tentang Demam

Berdarah Dengue (DBD) serta pencegahannya untuk dapat

di berikan kepada keluarga guna menjaga kesehatan

keluarga.
2) Semua masyarakat dapat mengaplikasikan atau

menerapkan simulasi dan ilmu mengenai Demam

Berdarah Dengue (DBD) dan 3M Plus yang telah

diberikan guna menjaga kesehatan lingkungan sekitar desa

dan kesehatan lingkungan sendiri.


f. Lokasi
1) Health Education mengenani Demam Berdarah Dengue

(DBD) dan 3M Plus dilaksanakan di perkumpulan rutin

ibu-ibu PKK di Balai Desa Sekoto Kecamatan Badas

Kabupaten Kediri. (Dokumentasi terlampir)


2) Program Ikanisasi untuk membantu memberantas jentik

menjadi nyamuk penyebar Demam Berdarah (DBD) untuk

100 KK di Sekoto 1, 50 KK di Sekoto 2 dan 100 KK di

Sekoto 3. (Dokumentasi terlampir)


g. Penanggungjawab
23

Kader Posyandu, Perangkat desa dan tokoh masyarakat Desa

Sekoto .

2. Rendahnya pengetahuan dan Penerapan tentang Pola Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)


a. Rumusan masalah

Diagram 2. Hasil Survey PHBS

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan

ditemukan masalah Rendahnya pengetahuan dan penerapan

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu 32% (96 KK) dan

terbanyak berada di wilayah sekoto 2 dan 3 yang masih

banyak warga yang belum mengetahui dan menerapkan pola

hidup bersih dan sehat.


Tim survey juga menemukan banyak yang belum

mempunyai jamban dan masih BAB di sungai.


24

Diagram 3. Hasil Survey Kepemilikan Jamban


Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil bahwa 58%

memilik jamban (sama dengan 175 KK dari 300 responden) ,

sedangkan yang tidak memiliki jamban sebanyak 42% (sama

dengan 125 KK dari 300 responden.


Selain itu juga menemukan beberapa jamban yang belum

memenuhi kriteria jamban sehat, yaitu tidak adanya

penerangan dan ventilasi, lantai tidak kedap air dan luas

ruangan yang todak memadai, WC dan tempat air yang

digunakan juga sangat kotor. (Gambar terlampir)

Dan berikut adalah data dari kepemilikan Jamban Sehat :


25

Diagram 4. Hasil Survey Kepemilikan Jamban Sehat

Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil bahwa 63%

dikategorikan memilik jamban sehat (sama dengan 110 KK

dari 175KK yang memiliki jamban) , sedangkan yang

dikatakan tidak memiliki jamban sehat sebanyak 37% (sama

dengan 65 KK dari 175KK yang memiliki jamban).


Permasalahan lain yang didapatkan dari hasil survey

adalah berupa penggunaan wastafel disekolah yang tidak

difungsikan dengan maksimal serta kurangnya fasilitas tempat

pembuangan sampah di sekolah.


b. Pengertian dan Faktor Penyebab
Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,

keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong

dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan

aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. dengan

demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu


26

perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Dibidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta

penyehatan lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci

tangan dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan

yang memenuhi syarat, menggukan air bersih, menggunakan

jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi

syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam

ruangan dan lain-lain.


Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga

berencana harus dipraktekkan perilaku meminta pertolongan

meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi,

menjadi aseptor keluarga berencana dan lain-lain. Dibidang

gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan dengan

giji seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil,

memberi bayi ASI esklusif, mengkonsumsi garam beryodium

danlain-lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan

harus dipraktekkan perilaku ikut serta dalam jaminan

pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau

memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

atau (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayan

kesehatan lain dan lain-lain. (Depkes, 2011)


27

Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah

tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan

anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah

Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS.

Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang

melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota

keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia lanjut
5. Pengasuh Anak
c. Rencana Kegiatan
1) Melakukan KIE atau Health Education tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat meliputi Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS), Lingkungan sehat dan Jamban Sehat

kepada masyarakat baik penderita maupun masyarakat lain

sebagai upaya tindakan preventif dan kuratif.


28

2) Melakukan dan memperkenalkan simulasi Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS) dan Kebersihan Lingkungan kepada

masyarakat terutama pada anak-anak umur sekolah di

Desa Sekoto.
3) Memberikan fasilitas pembuangan sampah di salah satu

sekolah di Desa Sekoto yang tidak memiliki fasilitas

pembuangan sampah.
4) Mendeskripsikan tentang gambaran Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) serta Jamban Sehat bagi

lingkungan melalui Health Education kepada masyarakat

terutama usia dewasa di Dusun Sekoto, Desa Sekoto.


d. Sasaran
1) Semua warga Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan

Badas pada usia anak sekolah di TK Dharma Wanita dan

SDN 01 Sekoto yang kekurangan fasilitas pembuangan

sampah.
2) Semua warga Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan

Badas pada usia dewasa dan orangtua atau lansia terutama

di Rukun Tetangga yang banyak memiliki masalah

mengenai kurangnya pengetahuan tentang PHBS dan

Jamban Sehat di lingkungan berdasarkan hasil survey

yang telah dilakukan.


e. Kriteria Hasil
1) Semua masyarakat khususnya usia anak sekolah di TK

Dharma Wanita dan SDN 01 Sekoto dapat lebih

mengetahui tentang tata cara Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) dan Gosok Gigi Dengan Benar serta menjaga


29

kebersihan lingkungan sehingga dapat diterapkan di

kehidupan sehari-hari guna menjaga kesehatan dirinya

sendiri. Selain itu masyarakat usia sekolah juga dapat

mengenal tata cara dalam mencegah Demam Berdarah

dengan menerapkan 3M Plus.


2) Fasilitas pembuangan sampah yang diberikan di SDN 01

Sekoto dapat difungsikan guna menjaga kebersihan

lingkungan sekolah.
3) Semua masyarakat khususnya usia dewasa di wilayah

sekoto 2 agar dapat lebih mengetahui tentang Pola Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) terutama mengenai Jamban

Sehat dilingkungannya dengan dapat memulai

membangun Jamban Sehat yang ideal guna mencegah

timbulnya penyakit di lingkungan sekitar dan menjaga

kesehatan keluarga dan warga sekitar.


f. Lokasi
1) Simulasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Gosok

Gigi Dengan Benar serta Lingkungan Sehat dilaksanakan

di TK Dharma Wanita dan SDN 01 Sekoto .


2) Pemberian fasilitas pembuangan sampah berupa tempat

sampah di SDN 01 Sekoto.


3) Health Education mengenai PHBS dan Jamban Sehat

dilaksanakan di acara ibu – ibu pengajian yang bertempat

di rumah salah satu warga RT 02 RW 02( Wilayah Sekoto

1) dan di RT 01 RW 06 (Wilayah Sekoto 3) Dusun


30

Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan Badas, Kabupaten

Kediri.

h. Penanggung jawab
Pamong, Kader Posyandu, Perangkat desa dan tokoh

masyarakat Desa Sekoto.


3. Kesehatan Lansia (Banyaknya presentase penyakit hipertensi

dan Diabetes)
a. Rumusan masalah
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan

ditemukan masalah keshatan lansia yaitu banyaknya lansia

yang menderita penyakit Hipertensi Sebanyak 19% , Diabetes

sebanyak 17 % dan asam urat 11%.

Diagram 4. Hasil Survey Penyakit Lansia

b. Pengertian dan Faktor Penyebab


31

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia

adalah seseorang yang telah memasuki usia 55 tahun keatas.

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok

yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang

disebut Aging Process atau proses penuaan.


Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai

dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ

tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh

terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan

kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh

darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya.

Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga

terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta

sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh

pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia.

Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of

daily living (Fatmah, 2010).


Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan

lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia

bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari

suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan

kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.


32

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang

untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres

fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya

kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara

individual (Efendi, 2009). Berikut faktor-faktor yang

mempengaruhi kesehatan lansia :


1) Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat

menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik

secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa

fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan

lebih besar dari biasanya.


2) Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat

meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena

adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup,

tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.


3) Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam

pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif

memberikan makna dan keutuhan (wholeness) bagi

seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan

perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasakan

positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah

mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup

yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan

dasarnya.
33

4) Tahap perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya

usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap

perkembangan tersebut memilki kebutuhan yang

berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial,

maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh

juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas

yang berbeda.

b. Rencana Kegiatan
1) Melaksanakan Skrinning Kesehatan untuk lansia.
2) Memberikan konseling dan Penyuluhan tentang

Kesehatan terutama tentang penyakit Hipertensi dan

Diabetes
c. Sasaran
Semua warga Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan

Badas, Kabupaten Kedir terutama usia lansia (diatas

>55tahun).
d. Kriteria Hasil
Semua masyarakat khususnya lansia dapat mengetahui

bagaimana menjaga kesehatannya dan mencegahnya dari

segala penyakit lansia.


e. Lokasi
Kegiatan Skrining dan konsultasi dialksanakan di Balai

Desa Sekoto, Kecamatan Badas , Kabupaten Kediri.


f. Penanggung jawab
Kader Posyandu, Perangkat desa dan tokoh masyarakat

Desa Gading.
3.3.5. Prioritas Masalah
Metode USG adalah Urgency, Seriousness, Growth adalah salah

satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
34

Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan

perkembangan isu dengan skala nilai 1-5 atau 1 – 10. Isu yang

memiliki skor tertinggi merupakan isu prioritas. (Lembaga

Administrasi Negara, 2008).


Tabel 12. USG (Urensy, Seriousness, Growth)

No Uraian Masalah U S G UxSxG Ranking

Rendahnya Angka Bebas


1. Jentik (ABJ) dan Banyak 5 4 4 80 I
nya angka kejadian DBD

Rendahnya Pengetahuan
2. dan Penerapan Pola Hidup 3 2 3 18 III
Bersih dan Sehat (PHBS)

3. Kesehatan Lansia 4 3 2 24 II

Tabel 13. Prioritas Masalah

No Ranking Permasalahan
Rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) dan
1. I
Banyak nya angka kejadian DBD

2. II Kesehatan Lansia

Rendahnya Pengetahuan dan Penerapan Pola


3. III
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3.3.6. Analisis Masalah


Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan dalam

kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan

Masyarakat (KKN – PPM) didapatkan hasil evaluasi berdasarkan

analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

sebagai berikut :
35

Tabel 14. Kegiatan Implementasi

Kegiatan yang Faktor Faktor


No Permasalahan Pelaksanaan Tindak Lanjut
Dilakukan Pendukung Penghambatan
1. Rendahnya - Penyuluhan 18 Maret 2019 - Masyarakat Tidak ada Masyarakat dapat
Angka Bebas Kesehatan - 10.00 – 12.00 Penyuluhan antusias menerapkan ilmu
Jentik dan Demam di Balai Desa dalam acara - Penerimaan yang diberikan Dan
Banyaknya Berdarah arisan ibu – ibu PKK dari dapat memanfaatkan
Angka (DBD) dan 3M 29 Maret 2019 masyarakat ikan yang diberikan
Kejadian DBD Plus - Ikanisasi untuk 150 KK baik untuk memberantas
( Pemberantasa di wilayah sekoto 2 & jentik nyamuk di
n Sarang sekoto 3. Bak Mandi
Nyamuk) 30 Maret 2019
- Ikanisasi - Ikanisasi untuk 100 KK di
wilayah Sekoto 1
2. Rendahnya - Penyuluhan 28 Maret 2019 - Penerimaan Tidak Ada Masyarakat dewasa
pengetahuan tentang PHBS - 18.00 – 19.00 acara ibu – dari dan anak-anak dapat
dan penerapan dan Jamban ibu pengajian yang masyarakat memanfaatkan dan
PHBS Sehat kepada bertempat di rumah salah sangat baik menerapkan ilmu
masyarakat satu warga RT 02 RW yang diberikan
- Peyuluhan PHBS 02( Wilayah Sekoto 1) dan
dan Cuci Tangan di RT 01 RW 06 (Wilayah
Pakai Sabun Sekoto 3)
(CTPS) di TK 27 Maret 2019 - Penerimaan
- Penyuluhan - 08.00 – 10.00 Peyuluhan dari guru-guru
tentang PHBS PHBS dan Cuci Tangan & orang tua
dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK sangat baik
Pakai Sabun Dharma Wanita serta murid –
36

murid aktif
(CTPS) serta dan senang
29 Maret 2018
Lingkungan - siswa siswi
- 09.00 – 11.00 Penyuluhan
Bersih di SDN antusias
tentang PHBS dan Cuci
01 Sekoto - Penerimaan
Tangan Pakai Sabun
dari sekolah
(CTPS) serta Lingkungan
baik
Bersih di SDN 01 Sekoto
4. Minimnya Pemberian Tempat 31 Maret 2019 - Pihak sekolah Tidak ada Diharapkan dengan
fasilitas Sampah - 10.00 WIB Pemberian menerima pemberian tempat
pembuangan tempat sampah sejumlah 2 dengan baik sampah, siswa/siswi
sampah/limbah unit kepada SDN 01 Sekoto tidak lagi
di SDN 01 sembarangan
Sekoto membuang sampah.
5. Kesehatan - Melakukan 4 April 2019 - Masyarakat Tidak Ada Masyarakat dapat
Lansia Skrinning dan - 09.00 – 12.00 WIB antusias memanfaatkan ilmu
Konsultasi Skrinning dan Konsultasi - Penerimaan yang diberikan
Kesehatan Kesehatan Lansia Di dari
Lansia Balai Desa Sekoto masyarakat
baik
6. Stunting - Penyuluhan - Masyarakat Tidak Ada Masyarakat dapat
tentang 19 Maret 2019 antusias memanfaatkan ilmu
Stunting - 08.00 – selesai di Kegiatan - Penerimaan yang diberikan
- Modisco posyandu Sekoto 1 dari
(Modifikasi 02 April 2019 masyarakat
makanan Sehat) - 08.00 – selesai di Kegiatan baik
“Bubur Tim posyandu melati Sekoto 1
Sehat”
37

Tabel 14. Kegiatan Ikut Serta


Faktor
No. Kegiatan Pelaksanaan Faktor Pendukung Saran
Penghambatan
1. Kelas Hamil 15 Maret 2019 Pihak desa menerima Tidak Ada -
dan Di PUSTU (Puskesmas Pembantu) Di Desa keikutsertaan mahasiswa
Jumat Bersih Sekoto KKN dengan baik
(Membersihkan - Senam Hamil
3 mushola dan - Penyulah Perawatan Payudara
1 masjid) - Penyuluhan Kehamilan Resiko Tinggi
2. Skrining KB 18 Maret 2019 Pihak desa menerima Tidak Ada -
Di PUSTU (Puskesmas Pembantu) Di Desa keikutsertaan mahasiswa
Sekoto KKN dengan baik
3. Kerja Bakti 17 Maret 2019 Pihak desa menerima Tidak Ada Diharapkan
Di Dusun Kemendung keikutsertaan mahasiswa kegiatan kerja
Jam 07.00 – 10.00 KKN dengan baik bakti dapat
Kerja Bakti bersama warga sekitar membuat terlaksana secara
perengan sungai rutin
4 Senam 17 Maret 2019 masyarakat menerima Tidak Ada Diharapkan
Jam 07.00 – 09.00 keikutsertaan mahasiswa warga dapat rutin
Di Balai Desa Sekoto bersama ibu PKK KKN dengan baik mengikuti senam
24 Maret 2019 setiap minggu
Jam 07.00 – 09.00
Di rumah Bapak Carik Desa Sekoto bersama
warga sekitar
5. Kegiatan 18 Maret 2019 masyarakat menerima Tidak Ada -
Posyandu di Di Posyandu Gondang keikutsertaan mahasiswa
Gondang Jam 08.00 – selesai KKN dengan baik
38

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dusun Sekoto merupakan salah satu daerah yang berada pada

dataran tinggi di Desa Sekoto, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.

Dusun Sekoto dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu Sekoto 1, Sekoto 2 dan

Sekoto 3. Pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran

Pemberdayaan Masyarakat (KKN – PPM) oleh STIKes Surya Mitra

Husada yang kami lakukan, fokus pengabdian kami adalah pada kesehatan

masyarakat dan kesehatan lingkungan di desa yang menjadi tempat

pengabdian kami.
Dari hasil identifikasi yang dilakukan di Dusun Sekoto, kami

menemukan beberapa masalah diantaranya adalah masalah rendahnya

Angka Bebas Jentik (ABJ) dan banyaknya data anak yang menderita

Demam Berdarah . Banyaknya jentik nyamuk hampir disetiap rumah

warga perlu adanya kesadaran masyarakat untuk rutin menerapkan 3M

Plus pada lingkungannya serta menerapkan cara pemberantasan jentik

nyamuk dengan ikanisasi (memberikan ikan kedalam bak mandi) guna

membantu mencegah jentik berkembangbiak menjadi nyamuk dan guna

menjaga kesehatan keluarganya.


Kemudian, kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang lain seperti Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, jamban

masyarakat yang belum memenuhi kriteria jamban sehat, banyak anggota

keluarga yang merokok, dan jarangnya menguras kamar mandi. Dampak


39

lingkungan dan pengetahuan yang kurang menjadikan masyarakat acuh tak

acuh dengan keadaan lingkungan sekitar dan perlu adanya pengawasan

jangka panjang dari pihak petugas kesehatan terkait.


Masalah lain yang kami temukan lagi adalah Kesehatan Lansia.

Berdasarkan Survey yang telah kita lakukan prosentase penyakit lansia

terbanyak adalah Hipertensi dan Diabetes. Sehingga mahasiswa KKN

mengadakan skrinning kesehatan bagi lansia serta konsultasi dan

penyuluhan individu kepada lansia.


4.2. Saran
a. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya Pola Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) seperti Jamban Sehat dan Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS) perlu untuk selalu ditinjau dan dilakukan

pengawasan jangka panjang sampai kesadaran masyarakat dapat

diterapkan masyarakat guna menjaga kesehatan lingkungan sekitar,

warga serta keluarganya sendiri.


b. Survey PSN , Pemberian Ikanisasi dan 3M Plus dapat diterapkan rutin

oleh masyarakat setempat guna menjaga kesehatan lingkungan luas

dan lingkungan sendiri.


40

Satuan Acara Penyuluhan


41

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Demam Berdarah (DBD) Dan 3M Plus

Bidang Studi : Promosi Kesehatan


Sub Pokok Bahasan : 1. Konsep Penyakit DBD
2. Pengenalan Nyamuk DBD
3. Pencegahan DBD
Sasaran : Masyarakat Dusun Sekoto
Tempat : Balai Desa dalam acara ibu-ibu PKK
Hari / Tanggal : Senin, 18 Maret 2019
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa/i KKN STIKes Surya Mitra Husada Kediri

1. TOPIK
a. Promosi kesehatan tentang Demam Berdarah
b. Pengenalan Nyamuk Aides Aegepty Dan cara penularannya.
c. Cara mencegah DBD dengan cara 3M plus.
2. PERMASALAHAN
a. DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah dan luas
daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia DBD pertama kali
ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang
terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Dan sejak itu, penyakit
DBD menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyatakan, jumlah penderita
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jawa Timur pada
bulan Januari 2019 meningkat hingga 47% disbanding bulan yang sama pada
tahun 2018. Berdasarkan data yang diperoleh per bulan Januari, penderita
DBD di Jatim sebanyak 1.634 orang. Sebanyak 32 orang diantaranya
meninggal dunia, sedangkan dibulan yang sama pada tahun 2018 hanya 1.114
penderita. Berdasarkan data yang ada, Kabupaten Kediri menjadi daerah
dengan kasus DBD tertinggi se-Jawa Timur. Dari data bulan Januari 2019,
ada 293 kasus DBD terjadi di Kabupaten Kediri dan sebanyak 12 diantaranya
berujung pada kematian. Berdasarkan supervise Dinas Kesehatan yang
dilakukan di 37 Desa yang tersebar di 26 Kecamatan , diperoleh data bahwa
42

Angka Bebas Jentik (AJB) hanya 42,78%. Padahal AJB disebut baik jika nilai
minimalnya 95%.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes yang terinfeksi virus dengue.
b. TUJUAN
1) Tujuan Umum
a) Setelah proses penyuluhan, masyarakat dapat mengerti dan
mampu memahami materi yang telah disampaikan dengan baik.
b) Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
mencegah secara dini penyebab DBD dengan cara yang
sederhana yaitu, 3M plus.
2) Tujuan Khusus
a) Masyarakat dapa mengerti cara penularan Demam Berdarah
Dengue (DBD)
b) Masyarakat dapat mengerti dan mengenali Nyamuk Demam
Berdarah
c) Masyarakat mengerti dan dapat mencegah secara dini penyebab
DBD dengan cara yang sederhana yaitu, 3M plus, dapat
mencegah asam urat dan dapan mencegah penyakit maag.
d) Masyarakat dapat mengetahui cara penangan Demam Berdarah
Di Rumah
c. SASARAN
Masyarakat Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan Badas,
Kabupaten Kediri.
d. MATERI
Terlampir
e. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
f. MEDIA
Leaflet
g. PELAKSANAAN DAN KONTRAK WAKTU PENYULUHAN
No Tanggal Waktu Kegiatan Tempat
18 Maret Penyuluhan DBD Ibu ibu PKK Di
1 10.00 - 12.00
2019 Dan 3M Plus Balai Desa
15 Maret Yasinan ibu-ibu
3 18.30 - 20.30 Penyuluhan PSN
2019 Sekoto 2
43

No Acara Waktu Kegiatan Peserta


penyuluhan
1. Pembukaan 10 Salam Pembukaan - menjawab salam,
menit memperhatikan,berp
artisipasi aktif
- memperhatikan
2. Isi 15 Menjelaskan materi - memperhatikan
menit DBD dan 3M Plus, penjelasan
penyuluhan dengan
cermat
- menanyakan hal-hal
yang belum jelas
- memperhatikan
3. Penutup 5 menit penutup :
- menyimpulkan - memperhatikan
materi yang telah di
sampaikan
- evaluasi - menjawab
penyuluhan dengan
pertanyaan secara
lisan
- salam - salam

h. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Masyarakat peserta penyuluhan hadir ditempat.
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di tempat Balai Desa
dalam acara rutin Ibu-ibu PKK .
c) Pelaksanaan penyuluhan sudah dikonsultasikan dengan
pembimbing.
d) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
e) Peran dan tugas mahasiswa/i sesuai rencana.
f) Tempat dan alat tersedia sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a) Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Masyarakat mengajukan pertanyaan dan mahasiswa/i
menjawab pertanyaan.
c) Masyarakat berperan aktif selama pertemuan.
44

d) Penyaji menguasai materi yang dipaparkan.


e) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
Pre : Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan.
Post : Masyarakat memahami dengan baik materi yang
disampaikan oleh penyaji.
a) Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan 90% masyarakat
yang hadir dapat mencegah secara dini penyebab DBD dengan
cara yang sederhana yaitu, 3M plus.

SATUAN ACARA PENYLUHAN (SAP)


PHBS (CUCI TANGAN PAKAI SABUN DAN GOSOK GIGI YANG BAIK
DAN BENAR
Bidang Studi : Promosi kesehatan
Sub Pokok Bahasan : Gosok Gigi dan Cuci Tangan yang Benar,
Lingkungan Sehat
Sasaran : Siswa-Sswi TK dharma Wanita dan SDN 01
Sekoto
Tempat : TK dharma Wanita dan SDN 01 Sekoto
Hari / Tanggal : 27 dan 29 Maret 2019
Waktu : 1 x 60 menit
Penyuluh : Mahasiswa/i Stikes Surya Mitra Husada Kediri

A. TOPIK
Menggosok Gigi dan Mencuci Tangan yang Benar, Lingkungan Sehat
B. PERMASALAHAN
World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa
angka kejadian karies pada anak – anak adalah sebesar 60-90% (Kompas,
2009) .Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004),
prevelansi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih
tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Jumlah penderita
karies di Indonesia didominasi oleh anak kelompok usia kurang dari 12
tahun sebesar 76,2% atau delapan dari sepuluh anak Indonesia mengalami
45

masalah gigi berlubang yang disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi


yang salah (Dumiyani, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Notohartojo (2011) kebiasaan menyikat gigi 90% berpengaruh terhadap
risiko kejadian karies gigi. Selain itu Cacingan : 40-60% (Profil Dep Kes
Tahun 2005), Anemia : 23,2 % (Yayasan Kusuma Buana Tahun 2007).
Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah
(usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu,
penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan
dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran mengenal
secara dini cara menggosok gigi dan mencuci tangan yang benar dan
cara menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

2. Tujuan Khusus
a. Sasaran mengerti dan dapat melakukan cara menggosok gigi dan
mencuci tangan dengan benar serta dapat menerapkannya dalam
kebiasaan sehari-hari.
b. Sasaran dapat menyebutkan kapan saja harus melakukan gosok
gigi dan mencuci tangan.
c. Sasaran mengerti tentang keuntungan dari menggosok gigi dan
mencuci tangan dengan benar.
d. Sasaran dapat mempraktekkan gosok gigi dan mencuci tangan
dengan benar
e. Sasaran mengetahui cara menjaga lingkungan nya agar tetap bersih
dan sehat.
D. SASARAN
Seluruh siswa/i TK Dharma Wanita dan SDN 01 Sekoto.
E. MATERI
Terlampir
F. METODE
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi
G. MEDIA
46

- Buku Catatan
- Handsoap
- Sikat gigi
- Pasta Gigi
- Gayung

I. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No Tahapan waktu Kegiatan peserta
pembelajaran

1 Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab


(5 menit) salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan
3. Kontrak waktu 3. Menyetujui
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan dan
tujuan memperhatikan
pembelajaran
5. Apersepsi konsep 5. Mendengarkan dan
CTPS dan Gosok memperhatikan
gigi yang baik dan
benar
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan
( 20 menit ) tentang cara memperhatikan
menjaga
Lingkungan agar
tetap Sehat
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan dan
tentang tata cara memperhatikan
cuci tangan pakai
sabun yang benar
dan gosok gigi
yang baik dan
benar
3. Menjelaskan 6 3. Mendengarkan dan
langkah cuci memperhatikan
tangan pakai
sabun dan gosok
gigi yang baik dan
benar
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan dan
akibat tidak cuci memperhatikan
tangan pakai sabun
dan gosok gigi
yang baik dan
benar
47

5. Memberikan 5. Peserta melakukan


kesempatan gerakan 6 langkah
peserta untuk cuci tangan pakai
melakukan sabun dan gosok
simulasi cuci gigi yang baik dan
tangan pakai dan benar
gosok gigi yang
baik dan benar

3 Penutup 1. Kesimpulan 1. Mendengarka dan


(2 menit) dari memperhatikan
pembelajaran
2. Salam penutup 2. Mendengarkan.

II. EVALUASI
1. Persiapan :
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum pelaksanaan.
b. Media sudah siap 1 hari sebelum pelaksaan.
c. Tempat sudah siap 2 jam sebelum pelaksanaan.
2. Proses :
a. Peserta datang tepat waktu
b. Peserta memperhatikan penjelasan
c. Media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi observer
a. Evaluasi struktur
 Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta
b. Evaluasi proses
 Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan
jelas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
 Peserta bisa mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir
kegiatan
c. Evaluasi hasil
 Peserta menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang
penyimpanan garam dapur dengan benar.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERAWATAN PAYUDARA DAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

Bidang Studi : Promosi Kesehatan


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Kehamilan
Topik : Perawatan Payudara Dan Kehamilan Resiko
Tinggi
Sasaran : Ibu Hamil
48

Pemberi materi : Mahasiswa/i KKN STIKes Surya Mitra Husada


Tempat : Pustu Sekoto
Waktu : 30 menit
Hari, tanggal : Jumat, 15 Maret 2019

A. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ibu-ibu hamil
dapat memahami tentang perawatan payudara dan kehamilan resiko tinggi.
B. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit ibu dapat :
1. Menyebutkan kembali tujuan perawatan payudara dan pengertian
kehamilan resiko tinggi
2. Menyebutkan langkah-langkah dan cara melakukan perawatan payudara.
3. Menyebutkan kembali ibu hamil dengan faktor resiko tinggi dan tanda
bahaya dalam kehamilan.
C. Metode dan Media
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi dan
media yang digunakan leaflet.

D. Proses Belajar
No Komunikator Komunikan waktu
Pre Interaksi
1 Memberi salam danMenjawab salam
memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan danMendengarkan 5 menit
tema penyuluhan
Isi
3 Menjelaskan materi penyuluhanMendengarkan
mengenai pengertian, penyebab,
tanda dan gejala serta cara
penanganan dan Menjelaskan Materi 20 menit
penyuluhan perawatan payudara.
4 Memberikan kesempatan kepadaMengajukan
komunikan untuk bertanya tentangpertanyaan
materi yang disampaikan
5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhirMenjawab
sebagai evaluasi
49

6 Menyimpulkan bersama-sama hasilMendengarkan 5 menit


kegiatan penyuluhan
7 Menutup penyuluhan danMenjawab salam
mengucapkan salam

E. EVALUASI
1. Sebutkan tujuan perawatan payudara dan pengertian kehamilan resiko
Tinggi.
2. Sebutkan langkah-langkah dan cara melakukan perawatan Payudara.
3. Sebutkan ibu hamil dengan faktor resiko tinggi dan tanda bahaya dalam
kehamilan.
F. Materi
PERAWATAN PAYUDARA
Pengertian
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI
yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus
dilakukan sedini mungkin.
Tujuan Perawatan Payudara :
Perawatan payudara selama hamil memiliki banyak tujuan, antara lain:
1. Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi
untuk menyusu.
3. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan
lancar.
4. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan
upaya untuk mengatasinya.
5. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.
LANGKAH-LANGKAH CARA MELAKUKAN PERAWATAN
PAYUDARA
1. Persiapan alat
- Handuk
- Kapas
- Minyak kelapa
- Baskom
2. Perawatan payudara
- Kompres puting susu dengan kapas minyak selama 2 menit
- Basahi kedua telapak tangan dengan minyak tarik kedua puting
bersama-sama dan putar kedalam kemudian keluat sebanyak 20 kali
50

- Puting susu dirangsang dengan ujung handuk kering di gerakkan ke


atas bawah beberapa kali.
Perawatan payudara setelah melahirkan
- Basahi kedua telapak tangan dengan minyak letakkan antara kedua
payudara, kedua telapak tangan diurut dari tangan ke atas
kesamping ke bawah payudara di angkat terus dilepas lakukan 20
-30 kali setiap payudara.
- Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dengan jari-jari tangan
kanan sisi kelingking urut payudara ke arah puting lakukan 20-30
kali setiap payudara.
- Sama dengan tulang sendi jari payudara diurutkan dari pangkal
payudara kearah puting susu lakukan 20-30 kali setiap payudara.
- Setelah itu diteruskan dengan penyiraman payudara dengan air
hangat dulu lalu air dingin bergantian selama ± 5 menit setelah itu
pakailah BH yang menopang.
-
KEHAMILAN RESIKO TINGGI
PENGERTIAN :
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor resiko
yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa
ibu dan janin
Kriteria Ibu Hamil dengan Faktor Resiko
1. Usia ≤ 20 tahun atau ≥ 35 tahun
2. Kehamilan ≥ empat
3. Jarak persalinan terakhir ≤ 2 tahun
4. Tinggi badan kurang ≤ 142 cm
5. Lingkar lengan atas ≤ 23,5 cm pada trimester III
Ibu Hamil yang Tergolong Resiko Tinggi :
1. Ibu hamil yang sering pusing berat, penglihatan kabur, kaki bengkak dan
kenaikan tekanan darah
2. Ibu hamil dengan kelainan letak (sungsang atau lintang)
3. Ibu hamil yang diperkirakan bayinya kembar
4. Riwayat kehamilan jelek
5. Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver, hipertensi dan
penyakit berat lainnya
Tanda Bahaya dalam Kehamilan
51

1. Muntah terus menerus, tidak bisa makan, keadaan ini akan membahayakan
ibu
2. Perdarahaan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran
3. Pucat pada conjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan anemia
(kekurangan darah)
4. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala kadangkala disertai
kejang, kondisi ini dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi
dalam kandungan
5. Demam tinggi, biasanya karena infeksi. Demam yang tinggi bisa
membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran atau
kelahiran kurang bulan
6. Keluar air ketuban sebelum waktunya, merupakan tanda adanya
gangguan pada kehamilan, dapat membahayakan bayi dalam kandungan
7. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak,
keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin
Hal yang Harus Dilakukan
1. Pemeriksaan kehamilan secara berkala
2. Perawatan diri selama hamil : Nutrisi, perawatan payudara, kebersihan
diri, aktivitas,senam hamil
Pelayanan yang Didapatkan oleh Ibu Hamil pada saat Memeriksakan
Kehamilannya
1. Penimbangan berat badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Pengukuran fundus uteri
4. Imunisasi TT
5. Tablet tambah darah
6. Penyuluhan kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PHBS DAN JAMBAN SEHAT
52

Bidang Studi : Promosi Kesehatan


Sub Pokok Bahasan : 1. PHBS
2. Jamban Sehat
Sasaran : Masyarakat Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan
Badas, Kabupaten Kediri
Tempat : Acara ibu – ibu pengajian yang bertempat di rumah salah
satu warga RT 02 RW 02( Wilayah Sekoto 1) dan di RT
01 RW 06 (Wilayah Sekoto 3)
Hari / Tanggal : Jumat ,28 Maret 2019
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa/i KKN STIKes Surya Mitra Husada Kediri
1. TOPIK
a. Promosi kesehatan tentang PHBS
b. Promosi kesehatan tentang Jamban Sehat.
2. PERMASALAHAN
a. PHBS
Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu
perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus
dipraktekkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolahan air
minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggukan air bersih,
menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi
syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan
lain-lain. Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
harus dipraktekkan perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan,
mengimunisasi lengkap bayi, menjadi aseptor keluarga berencana dan
lain-lain. Dibidang gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan
dengan giji seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil,
53

memberi bayi ASI esklusif, mengkonsumsi garam beryodium danlain-


lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan
perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif
mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas
pelayan kesehatan lain dan lain-lain. (Depkes, 2011)
Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga
akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. PHBS di rumah
tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS.
Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia lanjut
5. Pengasuh Anak
b. Jamban Sehat
Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih
baru mencapai 67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%)
yang memenuhi syarat bakteriologis. Sedangkan penduduk yang
menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54%. Itulah sebabnya penyakit
diare sebagai salah satu penyakit yang ditularkan melalui air masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan 374
54

per 1000 penduduk. Selain itu diare merupakan penyebab kematian


nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua
umur.
3. TUJUAN
Tujuan Umum
a. Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
mengetahui cara Hidup Bersih dan Sehat
b. Setelah proses penyuluhan, masyarakat dapat mengerti dan mampu
menerapkan cara Hidup Bersih dan Sehat
c. Setelah proses penyuluhan, masyarakat dapat mengerti dan mampu
menjelaskan tentang Jamban Sehat dan mampu mengaplikasikannya.
Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengerti cara menerapkan Hidup Bersih dan Sehat dan
mengerti Kriteria Jamban Sehat.
b. Masyarakat dapat mengerti keuntungan dari menerapkan Hidup Bersih
dan Sehat dan Jamban Sehat.
c. Masyarakat dapat mempraktikkan cara Hidup Bersih dan Sehat dan
pembuatan Jamban Sehat.
4. SASARAN
Masyarakat Dusun Sekoto, Desa Sekoto, Kecamatan Badas, Kabupaten
Kediri
5. MATERI
Terlampir
2. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3. MEDIA
Leaflet
4. PELAKSANAAN DAN KONTRAK WAKTU PENYULUHAN
No Acara Waktu Kegiatan Peserta
penyuluhan
1. Pembukaan 10 Salam Pembukaan -menjawab salam,
menit mempetikan,berpartisi
pasi aktif.
-memperhatikan
2. Isi 15 Menjelaskan tentang -memperhatikan
menit PHBS dan Jamban penjelasan
Sehat penyuluhan dengan
cermat
-menanyakan hal-hal
55

yang belum jelas


-memperhatikan
3. Penutup 5 menit penutup :
- menyimpulkan - memperhatikan
materi yang telah di
sampaikan
- evaluasi penyuluhan - menjawab
dengan pertanyaan
secara lisan
- salam - salam

5. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1) Masyarakat peserta penyuluhan hadir ditempat.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di tempat ya’sinan rutin
salah satu rumah warga.
3) Pelaksanaan penyuluhan sudah dikonsultasikan dengan pembimbing.
4) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
5) Peran dan tugas mahasiswa/i sesuai rencana.
6) Tempat dan alat tersedia sesuai rencana.
b. Evaluasi Proses
1) Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Masyarakat mengajukan pertanyaan dan mahasiswa/i menjawab
pertanyaan.
3) Masyarakat berperan aktif selama pertemuan.
4) Penyaji menguasai materi yang dipaparkan.
5) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.
c. Evaluasi Hasil
Pre : Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan.
Post : Masyarakat memahami dengan baik materi yang disampaikan
oleh penyaji.
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan 90% masyarakat
yang hadir dapat mengerti tentang pencegahan Diare dan mengerti
tentang Jamban Sehat.

Anda mungkin juga menyukai