Anda di halaman 1dari 14

Nama : Hafis Reonanda (2018110004)

Mata Kuliah : Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan Pangan


Prodi : Teknologi Pangan dan Gizi
Dosen : Ir. Nunuk Hariani, MP

TUGAS 1 : PENYIMPANAN HASIL PERTANIAN

1. Cari di internet, gambar-gambar dari tempat penyimpanan bahan pangan di


atas.
Jawab :
a. Berdasar jenisnya terdapat dua tempat penyimpanan yaitu:
1) Penyimpanan Tingkat Kebun (Penyimpanan berlangsung di kebun sebagai
tahapan penghentian sementara)

2) Penyimpanan Tingkat Pabrik (Tempat penyimpanan pegudangan)


b. Berdasar waktu maka penyimpanan terbagi menjadi dua yaitu:
1) Penyimpanan Sementara (Seperti Gundukan diatas tanah)

2) Penyimpanan Jangka Panjang


a) Cribs (Lumbung)

b) Jars/Guci
c) Blins dengan Dinding Padat (Solid Wall Bins)

c. Berdasar tempat penyimpanan terbagi menjadi tiga yaitu:


1) Penyimpanan dalam ruangan
a) Kanaja

b) Sanduka
c) Kothi

d) Dokal

2. Pilih satu tempat penyimpanan di atas dan beri uraian (untuk melengkapi
teori yang sudah diungkapkan di atas)
Jawab :

Penyimpanan di Tingkat pabrik (Pegudangan)


Masyarakat menyebut penyimpanan ini dengan penyimpanan industri
atau dengan istilah penggudangan. Penyimpanan ditujukan untuk menunggu
proses selanjutnya seperti pengolahan atau menunggu pemasaran.

Gudang merupakan sarana pendukung  kegiatan produksi dan operasi


industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan
kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan. Selain untuk
penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan (baku dan
pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan binatang pengerat,
serangga, serta melindungi obat dari kerusakan. Agar dapat menjalankan 
fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan pergudangan secara
benar atau yang sering disebut dengan manajemen pergudangan
(Priyambodo, 2007).
Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi
penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan
pemusnahan, serta pelaporan material dan  peralatan agar kualitas dan
kuantitas terjamin (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009).
Tujuan Penyimpanan dan Pegudangan
a. Untuk menjamin pasokan (supply) bahan pangan untuk masa depan.
b. Untuk menjamin ketahanan pangan.
c. Persediaan bahan pangan dalam menghadapi paceklik.
d. Menunjang kegiatan ekionomi.
e. Persediaan benih.
f. Persediaan logistik peperangan.
g. Membantu memerangi kelaparan di daerah atau negara tertentu.

Peranan Penyimpanan dan Penggudangan


a. Penangguhan  hasil lebih
b. Penyelamatan hasil panen
c. Penyediaan bagi konsumen mendatang
d. Secara tidak langsung merupakan usaha penuaan (aging), mendidik
untuk berhemat dan merangsang kenaikan produksi
e. Penanganan hasil dalam rangka mengurangi kehilangan
f. Sebagai perantara pengguna sendiri, industri atau pemasara
g. Persyaratan tempat penyimpanan yang perlu diperhatikan adalah:

Syarat-S Yarat Gudang Untuk Penyimpanan


1. Harus ada prosedur tetap (Protap) yang mengatur tata cara kerja
bagian  gudang termasuk di dalamnya mencakup tentang tata cara
penerimaan barang, penyimpanan, dan distribusi barang atau produk.
2. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam
keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan
teratur.
3.  Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah
terbakar atau mudah meledak (misalnya alkohol atau  pelarut-pelarut
organik).
4. Tersedia tempat khusus untuk  produk atau bahan dalam status
‘karantina’ dan ‘ditolak’.
5. Tersedia tempat khusus untuk melakukan  sampling (sampling room)
dengan kualitas ruangan seperti ruang produksi (grey area).
6. Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First
Out) atau FEFO (First Expired First Out) (Priyambodo, 2007).

Bangunan Gudang Industri


Area penyimpanan harus dirancang untuk memastikan kondisi penyimpanan
yang baik sebagai berikut:
a. Kebersihan dan hygiene.
b. Kelembaban (kelembaban relatif tidak lebih dari 60%).
c. Suhu harus berada dalam batasan yang diterima (8-250C).
d. Bahan dan material yang disimpan tidak boleh bersentuhan langsung
dengan lantai.
e. Jarak antar bahan mempermudah pembersihan dan inspeksi.
f. Pallet harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan terawat (United
Arab Emirates Ministry of Health Drug Control Department, 2006).

Spesifikasi Gudang Untuk Industri


Gudang di industri farmasi mempunyai spesifikasi antara lain:
a. Lantai:
1) Terbuat dari beton padat dengan hardener, bersifat menahan debu
dan tidak tahan terhadap tumpahan larutan bahan kimia
2) Terbuat dari beton dilapisi ubin keramik berwarna putih dengan
kriteria harus tahan terhadap bahan kimia dan goresan, mudah
diperbaiki, memerlukan penutupan celah, keras dan tangguh, licin
bila basah.
b. Pencahayaan: 200 Lux (satuan kekuatan cahaya) (BPOM, 2009).
TUGAS 2 : (LANJUTAN ...)

1. Cari di internet, gambar-gambar dari tempat penyimpanan bahan pangan di


atas.

Jawab :
a. Tempat Penyimpanan DiLuar Ruangan (Gummi)

b. Temapat Penyimpanan Bawah Tanah

c. Tempat Penyimpanan Tradisional


d. Tempat Penyimpanan Modern

2. Lengkapi materi kuliah di atas yaitu yang menyangkut penyimpanan modern


Jawab :
Penyimpanan Modern
Penyimpanan pangan bertujuan untuk melindungi dan mengawetkan secara
fisik bahan pangan dari pengaruh lingkungan dan bahaya dari luar misal
hama maupun serangga sertas untuk dikonsumsi dalam jangka waktu
tertentu. Penyimpanan pangan dibagi menjadi 2 yaitu secara tradisional dan
modern. Pada saat ini penyimpanan modern lebih banyak digunakan karena
lebih efisien dan efektif. Contoh penyimpanan makanan modern seperti
kulkas dan freezer, selain mengawetkan makanan juga dapat menyegarkan
makanan.
TUGAS 3 : PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

1. Cari di internet satu gambar penyimpanan bahan pangan (bebas: tradisional


atau modern) dan beri uraian
Jawab :

Lumbung pangan merupakan lembaga cadangan pangan di daerah


perdesaan, berperan dalam mengatasi kerawanan pangan masyarakat.
Lumbung pangan telah ada sejalan dengan budaya padi dan menjadi bagian
dari sistem cadangan pangan masyarakat. Keberadaan lumbung pangan
cenderung menurun karena beberapa sebab, yaitu: (a) penerapan revolusi
hijau yang mengintroduksikan teknologi padi unggul, dan modernisasi
pertanian dinilai tidak sesuai dengan lumbung tradisional masyarakat, (b)
keberadaan Bulog yang berperan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan
(gabah) di setiap wilayah pada setiap waktu menyebabkan tidak ada insentif
untuk menyimpan gabah, (c) globalisasi yang menyebabkan terbangunnya
beragam pangan, termasuk pangan olahan sampai ke perdesaan, telah
merubah pola konsumsi, dan (d) kegiatan pembinaan yang tidak konsisten dan
cenderung orientasi proyek menyebabkan pembinaan yang dilakukan tidak
efektif. Keberadaan lumbung pangan saat ini umumnya berada di daerah yang
secara tradional telah mengembangkan lumbung pangan di daerah rawan
pangan dengan kendala aksesibilitas. Lumbung pangan berperan mengatasi
kerawanan pangan masyarakat di daerah rawan pangan kronis, namun belum
mampu untuk mengatasi kerawanan pangan transien akibat kondisi tak
terduga seperti bencana.
Hasil penelitian Rachmat et al. (2010) mengemukakan, secara garis
besar lumbung pangan di masyarakat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu :

(a) Lumbung Pangan Individu


Lumbung pangan individu adalah lumbung yang dimiliki oleh individu
produsen pangan pokok (padi atau jagung) dalam bentuk tempat
penyimpanan pangan hasil produksi sebagai persediaan pangan.
Lumbung tersebut merupakan tempat penyimpanan yang berada dalam
ruangan menyatu dengan rumah tinggal atau terpisah dari rumah.
Keberadaan lumbung individu cenderung menurun sejalan dengan
meningkatnya peran Bulog dalam menjamin ketersediaan pangan setiap
saat, berkembangnya sistem tebasan dalam pemasaran hasil produksi,
semakin terbatasnya lantai jemur dan keterbatasan ruang bagi rumah
tangga akibat peningkatan anggota rumah tangga (penduduk).
(b) Lumbung Pangan Kolektif/ Kelompok
Lumbung kolektif adalah lumbung yang dibangun oleh sekelompok
masyarakat. Lumbung didirikan karena kepentingan bersama untuk
mengatasi kerawanan pangan bersama atau merupakan kegiatan ikutan
dari kelompok dengan kepentingan tertentu. Sebagai contoh lumbung
masjid di Kabupaten Serang tumbuh dari kelompok masjid yang semua
ditujukan untuk pemeliharaan masjid, dan salah satu kegiatannya
adalah lumbung pangan dalam membantu mengatasi kebutuhan pangan
anggota masjid. Lumbung kolektif/kelompok yang banyak dijumpai
adalah lumbung yang tumbuh atas dukungan fasilitasi program
pengembangan lumbung di Desa Mandiri Pangan. Lumbung kelompok
dibangun/ditumbuhkan dan diperuntukan bagi kelompok masyarakat
desa yang dinilai rawan pangan. Anggota kelompok diberi bantuan
lumbung dan modal serta menabung bahan pangan pada musim panen
dan meminjam bahan pangan pada paceklik. Dalam perkembangannya
perkembangan lumbung kelompok bervariasi ditentukan oleh faktor
pimpinan lumbung dan intensitas pembinaan. Pada banyak kasus
keberadaan lumbung kelompok berjalan hanya pada saat program
bantuan bagi Desa Mandiri Pangan berjalan dan dinilai kelompok
masyarakt rawan pangan sudah mandiri, dan setelah itu lumbung tidak
menunjukkan aktifitasnya. Pada beberapa kasus lumbung kelompok
mengalami kemajuan kearah lumbung modern dengan meningkatkan
aktifitasnya tidak hanya simpan pinjam bahan pangan, namun
berkembang kearah yang berorientsi bisnis dengan mengembangkan
ragam kegiatan bisnisnya, seperti simpan pinjam modal usaha, usaha
pengadaan sarana produksi, jual beli gabah/jagung, usaha sewa dan
jasa.
(c) Lumbung Pangan Desa (Lumbung Desa).
Lumbung desa umumnya diinisiasi pendiriannya oleh masyarakat desa
kemudian mendapat bantuan dari pemerintah. Lumbung pangan desa
dibangun atas inisiatif desa untuk mengatasi kerawanan pangan
masyarakat desa. Anggota lumbung adalah masyarakat desa, sehingga
sumber modal lumbung desa berasal dari simpanan bahan pangan
masyarakat desa dan bantuan desa. Lumbung desa meminjamkan
kepada anggota masyarakat yang dinilai mengalami kerawanan pangan.
Saat ini pengembangan lumbung desa difasilitasi oleh program
Lumbung Desa yang difasilitasi oleh Kementerian dalam negeri dan
Pemeritah Daerah (provinsi dan kabupaten)
TUGAS 4 : BANGUNAN PENYIMPAN HASIL PERTANIAN

1. Ada tiga konsep penyimpanan yaitu FIFO, LIFO dan FEFO. Beri uraian satu
konsep penyimpanan tersebut (pilih terserah Saudara).
Jawab :
FIFO

Sistem FIFO atau First in First out adalah suatu sistem penyimpanan barang


yang dilakukan dengan sistem barang yang masuk terlebih dahulu, yang juga
dikeluarkan terlebih dahulu.
Jadi, keluarnya barang ini dilakukan secara berurutan atau sesuai kronologis.
Sistem FIFO umumnya digunakan untuk barang - barang yang kurang bisa
bertahan lama atau bila disimpan dalam waktu lama makan akan rusak atau
berkurang kualitasnya. Contohnya seperti gula, beras, dan sejenisnya.
Beberapa jenis usaha yang harus menggunakan metode ini adalah Food n
Beverage seperti Toko Makanan, Kue ataupun Minimarket. Produk-produk yang
telah disebutkan di atas memiliki jangka waktu atau masa expired  yang sangat
pendek sehingga akan cepat basi bila tidak dijual secara cepat.

# Kelebihan sistem FIFO


Metode yang mengandalkan prinsip barang yang pertama masuk adalah yang
pertama keluar ini memiliki beberapa kelebihanya, kni :
a. Barang lebih terjaga kualitasnya
Dengan sistem FIFO, diharapkan barang yang pertama kali masuklah yang
juga pertama kali keluar. Artinya, barang - barang tidak akan terlalu lama
tersimpan dalam gudang. Jadi, barang dengan masa kadaluarsa yang paling
awal juga akan keluar paling awal. Dengan begitu, kualitas barang dapat lebih
terjamin serta mengantisipasi terjadinya kerusakan barang secara masal.
Contohnya, bila gudang penyimpanan beras, beras tersebut disimpan terlalu
lama dalam gudang, maka dikhawatirkan berasa akan rusak dan mengundang
kutu. Jika ini terjadi, mkaa nantinya juga dapat berpengaruh terhadap
kualitas beras lain yang mungkin juga akan terserang kutu.
b. Pengendalian harga lebih terjamin
Selain dapat menjaga kualitas barang, kelebihan sistem FIFO lainnya adalah
adanya kestabilan harga dari barang-barang yang disimpan. Perlu diketahui
bahwa tidak selamanya harga dapat selalu sama. Ada kalanya harga naik, dan
ada pula kalanya harga tersebut turun. Dengan sistem FIFO, diharapkan
barang yang pertama kali masuk dengan harga tertentu dapat terjual sama
harganya (sesuai harapan) pada saat dikeluarkan nanti. Selain itu, terkait
juga dengan kelebihan sebelumnya, yakni kualitas barang yang tetap
terjamin, maka nantinya kekhawatiran bahwa harga barang akan anjlok pun
dapat dihindari.
Sederhananya, harga pembelian natinya tidak akan jadi lebih tinggi daripada
harga penjualan. Jadi, tetap akan diperoleh keuntungan maksimal. Contohnya,
di suatu gudang beras, terdapat beras pertama yang dibeli dengan harga beli
Rp 7500/ kg. Lalu, masuk lagi barang kedua yang dibeli dengan harga beli Rp
7900/ kg. Lalu, ada permintaan pasar dan saat itu harga barang sedang
mengalami kenaikan. Maka, harga beras yang di pasaran mengalami kenaikan
tidak akan terjadi pada beras. Dengan kata lain, perusahaan akan mampu
mengendalikan harga pasar.
c. Pencatatan yang lebih sitematis
Keuntungan sistem FIFO lainnya adalah pada saat pencatatan barang di
gudang, yakni akan membuat petugas pencatatan barang masuk dan barang
keluar jadi lebih mudah dalam melakukan kontrol. Hal dimungkinkan karena
keluarnya barang dilakukan secara berurutan atau sesuai kronologis.Jadi
petugas pencatatan biasanya tidak perlu melakukan pengecekan terhadap
semua barang. Petugas biasanya hanya perlu mengecek jumlah barang yang
keluar pada saat itu, apakah jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah barang
pada saat barang tersebut masuk.

#Kelemahan Sistem FIFO


Metode penyimpanan barang dengan FIFO memang memiliki cukup banyak
keuntungan. Akan tetapi, sistem FIFO ini juga tidak terlepas dari kelemahan -
kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sistem FIFO ini umumnya kurang
efektif apabila pihak - pihak di bagian pergudangan tidak mampu menata letak
barang - barang secara berurutan sesuai dengan tanggal atau waktu barang
tersebut masuk.
Sebab, penataan yang kurang tepat akan menyulitkan proses masuk dan
keluarnya barang dari gudang. Jika demikian, proses atau waktu yang diperlukan
dalam penataan, baik saat masuk atau mengeluarkan barang bisa lebih lama.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa konsumen atau pihak pemakai barang merasa
kurang puas dengan kualitas barang yang diterima. Sebab, barang yang diterima
tersebut merupakan barang lama sehingga konsumen mungkin beranggapan bahwa
barang tersebut kualitasnya kurang baik.
Akan tetapi, berbagai kelemahan tersebut tentu dapat dihindari. Caranya,
pihak pengelola gudang harus mampu mengatur pemindahan barang - barang
secara efisien dan efektif sesuai dengan sistem ini. Bila menggunakan sistem
FIFO, sebaiknya penataan barang di gudang tidak ditumpuk melainkan dijajar
sesuai dengan waktu barang tersebut masuk.
Idealnya, gudang yang menggunakan sistem FIFO memiliki dua pintu. Pintu
pertama adalah pintu masuk barang, dan pintu kedua adalah pintu khusus untuk
keluar barang. Penataannya, barang yang masuk dapat diletakkan dekat dengan
pintu keluar barang dan begitu seterusnya.
Penataan ini dimaksudkan agar barang yang pertama kali masuk dapat
dengan mudah keluar karena dekat dengan pintu keluar. Demikian pula dengan
barang yang baru saja masuk, maka dapat dengan mudah masuk karena tidak
terhalangi oleh barang - barang yang sebelumnya sudah masuk.

Anda mungkin juga menyukai