Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOMEDIK I

BAKTERI Shigella dysenteriae

Dosen pengampuh:

Dr. Maria Kanan, M.Kes.

Di Susun Oleh:

Rachcely Dellanov Abdullah

NIM : 2213201062

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Tompotika Luwuk
T.A 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Pengertian bakteri Shigella dysenteriae................................................................................3
B. Penyakit Yang Di Sebabkan Oleh Bakteri Shigella dysenteriae..........................................3
C. Klasifikasi bakteri Shigella dysenteriae...............................................................................4
D. Morfologi Dan Sifat Biakan Shigella dysentriae..................................................................4
E. Identifikasi bakteri Shigella dysentriae................................................................................5
F. Patogenis bakteri Shigella dysenteriae.................................................................................6
G. Gejala klinis penyakit yang di sebabkan oleh bakteriv Shigella dysenteriae.......................7
H. Cara penularan bakteri Shigella dysenteriae........................................................................7
I. Cara pencegahan dari bakteri Shigella dysenteriae..............................................................8
J. Cara pengobatan penyakit dari bakteri Shigella dysenteriae................................................8
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
KESIMPULAN............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas selesainya
makalah yang berjudul "BAKTERI Shigella dysenteriae". Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Maria Kanan, M.Kes. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Biomedik I.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan teman-teman untuk penyempurnaan makalah
ini.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shigellosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ditemukan
diseluruh dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara
maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu. Shigellosis disebabkan oleh bakteri Shigella sp dan
dapat menyebabkan penyakit disentri yaitu diare akut yang disertai oleh darah dan
lendir. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella
dysenteriae, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella
dan Enteroinvasive E.coli (EIEC). Penyakit ini menyerang semua golongan umur
dengan jumlah penderita baru terbanyak pada golongan umur 1-4 tahun yang
jumlahnya mencapai 5.231 orang (Subekti et al, 2001). Survei morbiditas yang
dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000-2010
terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2000 terdapat 301 kasus
diare/1000 penduduk, pada tahun 2003 naik menjadi 341/1000 penduduk, tahun
2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk (Subdit Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes
RI, 2011).

Hasil survei pada balita di rumah sakit di Indonesia menunjukkan proporsi


Shigella sp sebagai etiologi diare yaitu S.dysenteriae 5,9%; S.flexneri 70,6%;
S.boydii 5,9%; S.sonnei 17,6%. Meskipun proporsi S. Dysenteriae rendah tetapi
kita harus selalu waspada karena S. Dysenteriae dapat muncul sebagai KLB
(Kejadian Luar Biasa). Lebih berbahaya lagi, KLB ini dapat disebabkan oleh
Shigella dysenteriae yang telah resisten terhadap berbagai antibiotik (Sapardiyah
dkk, 2004). Pada tahun 2002 di India telah dilaporkan bahwa S. Dysenteriae telah
resisten terhadap asam nalidixat, siprofloksasin, norfloksasin, ofloksasin dan
fluorokuinolon. Pada tahun 2004 S. Dysenteriae telah mengalami resistensi silang
tehadap kloramfenikol, trimetoprim, kuinolon dan tetrasiklin (Uppal and Arora,
2004).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu bakteri Shigella dysenteriae ?


2. Apa penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae ?
3. Klasifikasi bakteri Shigella dysenteriae.
4. Morfologi dan sifat biakan bakteri Shigella dysenteriae.
5. Cara mengidentifikasi bakteri Shigella dysenteriae.
6. Patogenis bakteri Shigella dysenteriae.
7. Gejala klinis penyakit yang di sebabkan oleh bakteriv Shigella
dysenteriae.
8. Cara penularan bakteri Shigella dysenteriae.
9. Cara pencegahan dari bakteri Shigella dysenteriae.
10.Cara pengobatan penyakit dari bakteri Shigella dysenteriae.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa itu bakteri Shigella dysenteriae.


2. Mengetahui penyakit apa yang di sebabkan oleh bakteri Shigella
dysenteriae.
3. Mengetahui klasifikasi, Morfologi, sifat biakan, dan patogenis dari
bakteri Shigella dysenteriae.
4. Mengetahui cara identifikasi, gejala klinis, cara penularan, cara
pencegahan, serta pengobatan dari penyakit yg di sebabkan oleh bakteri
Shigella dysenteriae.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bakteri Shigella dysenteriae


Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram-negatif yang dapat
menginfeksi pada saluran pencernaan (Miliotis dab Bier, 2003). Bakteri Shigella
dysenteriae dapat memproduksI EKOTOKSIN  yang dapat memengaruhi saluran
pencernaan dan susunan syaraf pusat. Eksotoksin adalah protein yang
memiliki antigenetik yang dapat merangsang produksi antitoksin sehingga dapat
menyebabkan kematian (Jawetz et. al, 2005).[1] (Milliotis dan Bier, 2003) Shigella
dysenteriae menjadi bersifat patogen apabila bakteri berada di luar usus. Shigella
dysenteriae merupakan bakteri pathogen. Shigella adalah binatang tidak bergerak,
gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian
tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan
asam tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada
saluran pncernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies
menimbulkan disentri basiler (Kuniarsih, 2014).

B. Penyakit Yang Di Sebabkan Oleh Bakteri Shigella dysenteriae


Shigella dysenteriae dominan terdapat di daerah tropis dan menjadi
penyebab paling parah pada penyakit disentri atau shigellosis. Disentri adalah
peradangan dan infeksi pada usus, yang mengakibatkan diare yang mengandung
darah atau lendir.

Disentri terbagi jadi dua jenis, yaitu:


 Disentri basiler atau shigellosis, yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Shigella.
 Disentri amuba atau amoebiasis yang disebabkan oleh infeksi
Entamoeba histolytica.

3
C. Klasifikasi bakteri Shigella dysenteriae
 Kingdom : Bacteria
 Phylum : Proteobacteria
 Class : Gamma Proteobacteria
 Order : Enterobacteriales
 Family : Enterobacteriaceae
 Genus : Shigella
 Species : Shigella dysentriae

D. Morfologi Dan Sifat Biakan Shigella dysentriae


Morfologi Shigella dysentriae.

Batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora,


gram negatif. Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan muda (Brooks dkk.,
2001). Shigella adalah fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara
aerobic. Koloninya konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh
mencapai diameter kira-kira 2mm dalam 24 jam. Kuman ini sering ditemukan
pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan laktosa
(Shrotriya, 2015). Shigella mempunyai susunan antigen yang kompleks. Terdapat
banyak tumpang tindih dalam sifat serologic berbagai spesies dan sebagian besar
kuman ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh kuman enteric lainnya.
Antigen somatic O dari Shigella adalah lipopolisakarida. Kekhususan
serologiknya tergantung pada polisakarida. Terdapat lebih dari 40 serotipe.
Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifatsifat biokimia dan antigenic (Shrotriya,
2015).

Sifat biakan bakteri Shigella dysentriae.

Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob.
Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh dan mencapai
diameter sekitar 1-2 mm dalam 24 jam (Gibson, 1996). Bakteri Shigella
dysentriae berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya Pada pembelahan
ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan
4
biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri
tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan biner dapat dibagi
atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:

1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identic . Ada bakteri
yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula
bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian
merupakan bentuk koloni (Nygren dkk., 2012).

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20


menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan
delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas
misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni
bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka
bumi akan dipenuhi bakteri (Brooks dkk., 2001).

E. Identifikasi bakteri Shigella dysentriae


Semua Shigella memfermentasikan glukosa. Kecuali Shigella sonnei,
shigella tidak memfermentasikan laktosa. Ketidakmampuannya
memfermentasikan laktosa membedakan shigella pada medium diferensial.
Shigella membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan gas.
Organisme ini dapat dibagi menjadi organisme yang memfermentasikan manitol
dan tidak memfermentasikan manitol. (Nygren dkk., 2012) .Sifat pertumbuhan
adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4 - 7,8 suhu pertumbuhan
optimum 37° C kecuali S. sonnei dapat tumbuh pada suhu 45° C. Sifat biokimia
yang khas adalah negative pada reaksi adonitol tidak membentuk gas pada
fermentasi glukosa, tidak membentuk H2S kecuali S. flexneri, negative terhadap
sitrat, DNase, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa secara
lambat, manitol, xylosa dan negative pada test motilitas. Sifat koloni kuman
adalah sebagai berikut : kecil, halus, tidak berwarna (Lampel & Maurelli, 2003).

5
F. Patogenis bakteri Shigella dysenteriae.
Infeksi peroral, bakteri masuk lambung melalui makanan dan minuman
Masuk kedalam usus halus kemudian colon disini ditangkap epitel kemudian
berkembang biak dan menyebabkan sel epitel hancur kemudian menyebar ke
Lamina propria, bereplikasi disini. Akibatnya timbul ulcera-ulcera dan mikro
abses mukosa kolon pada bagian terminal ileum. Terjadi nekrosis, perdarahan dan
pembentukan psedomembran di atas ulcer . Akhirnya terjadi reaksi inflamasi dan
trombosis kapiler. Berbeda dengan Salmonella, Shigella tidak menyebar ke
tempat lain. Adanya perdarahan kecil menyebabkan tinja berdarah dan berlendir
tetapi tidak terjadi perforasi dan tidak terjadi peritonitis. Bila sembuh ulkus akan
ditutup oleh jaringan granula dan terjadi jaringan parut. Setelah sembuh secara
klinis tinja yang positip bisa menjadi carrier (Fitria dkk., 2008). Masa
inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh
seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan
sakit. Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada
penderita dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat
muda atau tua dan juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan
berlangsung lama. Pernah ditemukan terjadinya septicemia pada penderita dengan
gizi buruk dan berakhir dengan kematian (Fitria dkk., 2008). Shigellosis disebut
juga disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan
yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut,
tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan mucus. Habitat
alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat
menyebabkan disentri basiler. Infeksi S. dysenteriae praktis selalu terbatas pada
saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat jarang. S.
dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis infektif
dari bakteri S. dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan merupakan
golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotik (Ahmed dkk.,
2008). Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lender,
mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung
mengakibatkan nekrosis selaput lender, ulserasi superficial, pendarahan,
pembentukan pseudomembran pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin, leukosit,
sisa sel, selaput lender yang nekrotik dan bakteri. Waktu proses patologik
berkurang, jaringan granulasi akan mengisis ulkus sehingga terbentuk jaringan
parut (Ahmed dkk., 2008).
6
G. Gejala klinis penyakit yang di sebabkan oleh bakteriv Shigella
dysenteriae.
Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen,
demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam (39° -
40°), nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah
3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari,
pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi, termasuk gejala pernapasan,
gejala neurologis seperti meningismus, dan Hemolytic Uremic Syndrome. Artritis
oligoartikular asimetris dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri.
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah. Kultur
feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotic.
Shigellosis disebut juga disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari
berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan
disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah
dan mucus. Habitat alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat
bakteri tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi S. dysenteriae praktis
selalu terbatas pada saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat
jarang. S. dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis
infektif dari bakteri S. dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan
merupakan golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotic

H. Cara penularan bakteri Shigella dysenteriae.


Disentri basiler dapat ditemukan di seluruh dunia. Disentri ini dapat
terjadi di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya sangat buruk.
Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan
kontak langsung atau melalui vektor, misalnya lalat. Namun faktor utama dari
disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air
besar (WHO, 2005).

7
I. Cara pencegahan dari bakteri Shigella dysenteriae.
 Hindari kontak langsung dengan pengidap disentri.
 Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum
makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar,
serta mengganti popok bayi.
 Hindari es batu yang dijual sembarangan karena kemungkinan
terkontaminasi kuman.
 Hindari penggunaan handuk yang sama dengan pengidap disentri.
 Gunakan air panas untuk mencuci pakaian pengidap disentri.
 Selalu bersihkan toilet dengan disinfektan setiap selesai digunakan.
 Selalu mengonsumsi air yang telah dimasak, hingga mendidih dan air
di botol yang masih tertutup rapat.
 Hindari tertelan air ketika berenang di fasilitas umum.
 Hindari memakan buah-buahan yang dikupas oleh orang lain.
 Selalu menjaga kebersihan makanan yang akan dimakan.

J. Cara pengobatan penyakit dari bakteri Shigella dysenteriae.


Terapi pada kasus ringan umumnya merupakan terapi suportif, yaitu
dengan rehidrasi (Bush and Perez., 2014). Hal tersebut dilakukan karena kejadian
fatal terbesar kasus disentri basiler disebabkan karena penderita mengalami
dehidrasi akibat diare (Ranjbar dkk., 2010). Untuk kasus yang parah atau pasien
dengan respon imun yang rendah biasanya diperlukan antibiotik untuk
menurunkan durasi penyakit. Antibiotik yang biasa digunakan untuk penanganan
disentri basiler meliputi siprofloksasin, azitromisin, dan ceftriaxon (Bush and
Perez., 2014). Untuk penanganan dehidrasi yang biasa digunakan adalah dengan
pemberian terapi cairan secara oral atau intravena sesuai derajat dehidrasi. Obat-
obatan antidiare seperti loperamid kontraindikasi pada kasus disentri basiler
karena dapat memperlama penyakit karena bakteri akan semakin lama kontak
dengan sel epitel usus sehingga kerusakan sel epitel akan semakin luas.
Penggunaan antibiotik dapat menurunkan gejala, namun tidak dianjurkan pada
pasien dewasa dengan kasus ringan (Bush and Perez, 2014). Beberapa Shigella
banyak yang dilaporkan resisten terhadap ampisilin, kotrimoksazole, dan
tetrasiklin (Bush and Perez., 2014).

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram-negatif yang dapat
menginfeksi pada saluran pencernaan. Shigella dysenteriae menjadi
bersifat patogen apabila bakteri berada di luar usus. Shigella dysenteriae
merupakan bakteri pathogen. Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram
negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak
meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam
tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran
pncernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan
disentri basiler. Shigella dysenteriae dominan terdapat di daerah tropis dan
menjadi penyebab paling parah pada penyakit disentri atau shigellosis. Disentri
adalah peradangan dan infeksi pada usus, yang mengakibatkan diare yang
mengandung darah atau lender. Disentri basiler dapat ditemukan di seluruh dunia.
Disentri ini dapat terjadi di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya
sangat buruk. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau
minuman dengan kontak langsung atau melalui vektor, misalnya lalat. Namun
faktor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci
sehabis buang air besar (WHO, 2005). Untuk kasus yang parah atau pasien
dengan respon imun yang rendah biasanya diperlukan antibiotik untuk
menurunkan durasi penyakit. Antibiotik yang biasa digunakan untuk penanganan
disentri basiler meliputi siprofloksasin, azitromisin, dan ceftriaxone.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/29765/1/jiptummpp-gdl-senjaristy-28576-2-babi.pdf

https://www.alodokter.com/infeksi-shigella

https://id.wikipedia.org/wiki/Shigella_dysenteriae

https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-shigella-shigellosis

10

Anda mungkin juga menyukai