BIOMEDIK I
Dosen pengampuh:
Di Susun Oleh:
NIM : 2213201062
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Pengertian bakteri Shigella dysenteriae................................................................................3
B. Penyakit Yang Di Sebabkan Oleh Bakteri Shigella dysenteriae..........................................3
C. Klasifikasi bakteri Shigella dysenteriae...............................................................................4
D. Morfologi Dan Sifat Biakan Shigella dysentriae..................................................................4
E. Identifikasi bakteri Shigella dysentriae................................................................................5
F. Patogenis bakteri Shigella dysenteriae.................................................................................6
G. Gejala klinis penyakit yang di sebabkan oleh bakteriv Shigella dysenteriae.......................7
H. Cara penularan bakteri Shigella dysenteriae........................................................................7
I. Cara pencegahan dari bakteri Shigella dysenteriae..............................................................8
J. Cara pengobatan penyakit dari bakteri Shigella dysenteriae................................................8
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
KESIMPULAN............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas selesainya
makalah yang berjudul "BAKTERI Shigella dysenteriae". Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Maria Kanan, M.Kes. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Biomedik I.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan teman-teman untuk penyempurnaan makalah
ini.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shigellosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ditemukan
diseluruh dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara
maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu. Shigellosis disebabkan oleh bakteri Shigella sp dan
dapat menyebabkan penyakit disentri yaitu diare akut yang disertai oleh darah dan
lendir. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella
dysenteriae, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella
dan Enteroinvasive E.coli (EIEC). Penyakit ini menyerang semua golongan umur
dengan jumlah penderita baru terbanyak pada golongan umur 1-4 tahun yang
jumlahnya mencapai 5.231 orang (Subekti et al, 2001). Survei morbiditas yang
dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000-2010
terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2000 terdapat 301 kasus
diare/1000 penduduk, pada tahun 2003 naik menjadi 341/1000 penduduk, tahun
2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk (Subdit Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes
RI, 2011).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Klasifikasi bakteri Shigella dysenteriae
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Species : Shigella dysentriae
Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik secara aerob.
Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh dan mencapai
diameter sekitar 1-2 mm dalam 24 jam (Gibson, 1996). Bakteri Shigella
dysentriae berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya Pada pembelahan
ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan
4
biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri
tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan biner dapat dibagi
atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identic . Ada bakteri
yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula
bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian
merupakan bentuk koloni (Nygren dkk., 2012).
5
F. Patogenis bakteri Shigella dysenteriae.
Infeksi peroral, bakteri masuk lambung melalui makanan dan minuman
Masuk kedalam usus halus kemudian colon disini ditangkap epitel kemudian
berkembang biak dan menyebabkan sel epitel hancur kemudian menyebar ke
Lamina propria, bereplikasi disini. Akibatnya timbul ulcera-ulcera dan mikro
abses mukosa kolon pada bagian terminal ileum. Terjadi nekrosis, perdarahan dan
pembentukan psedomembran di atas ulcer . Akhirnya terjadi reaksi inflamasi dan
trombosis kapiler. Berbeda dengan Salmonella, Shigella tidak menyebar ke
tempat lain. Adanya perdarahan kecil menyebabkan tinja berdarah dan berlendir
tetapi tidak terjadi perforasi dan tidak terjadi peritonitis. Bila sembuh ulkus akan
ditutup oleh jaringan granula dan terjadi jaringan parut. Setelah sembuh secara
klinis tinja yang positip bisa menjadi carrier (Fitria dkk., 2008). Masa
inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh
seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan
sakit. Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada
penderita dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat
muda atau tua dan juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan
berlangsung lama. Pernah ditemukan terjadinya septicemia pada penderita dengan
gizi buruk dan berakhir dengan kematian (Fitria dkk., 2008). Shigellosis disebut
juga disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai gangguan
yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut,
tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan mucus. Habitat
alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat
menyebabkan disentri basiler. Infeksi S. dysenteriae praktis selalu terbatas pada
saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat jarang. S.
dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis infektif
dari bakteri S. dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan merupakan
golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotik (Ahmed dkk.,
2008). Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lender,
mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung
mengakibatkan nekrosis selaput lender, ulserasi superficial, pendarahan,
pembentukan pseudomembran pada daerah ulkus. Ini terdiri dari fibrin, leukosit,
sisa sel, selaput lender yang nekrotik dan bakteri. Waktu proses patologik
berkurang, jaringan granulasi akan mengisis ulkus sehingga terbentuk jaringan
parut (Ahmed dkk., 2008).
6
G. Gejala klinis penyakit yang di sebabkan oleh bakteriv Shigella
dysenteriae.
Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen,
demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam (39° -
40°), nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah
3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari,
pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis
dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.
Manifestasi ekstraintestinal Shigellosis dapat terjadi, termasuk gejala pernapasan,
gejala neurologis seperti meningismus, dan Hemolytic Uremic Syndrome. Artritis
oligoartikular asimetris dapat terjadi hingga 3 minggu sejak terjadinya disentri.
Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah. Kultur
feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan sensitivitas antibiotic.
Shigellosis disebut juga disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari
berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan
disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah
dan mucus. Habitat alamiah bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat
bakteri tersebut dapat menyebabkan disentri basiler. Infeksi S. dysenteriae praktis
selalu terbatas pada saluran pencernaan, dan invasi bakteri ke dalam darah sangat
jarang. S. dysenteriae menimbulkan penyakit yang sangat menular dengan dosis
infektif dari bakteri S. dysenteriae adalah kurang dari 103 organisme dan
merupakan golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap antibiotic
7
I. Cara pencegahan dari bakteri Shigella dysenteriae.
Hindari kontak langsung dengan pengidap disentri.
Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum
makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar,
serta mengganti popok bayi.
Hindari es batu yang dijual sembarangan karena kemungkinan
terkontaminasi kuman.
Hindari penggunaan handuk yang sama dengan pengidap disentri.
Gunakan air panas untuk mencuci pakaian pengidap disentri.
Selalu bersihkan toilet dengan disinfektan setiap selesai digunakan.
Selalu mengonsumsi air yang telah dimasak, hingga mendidih dan air
di botol yang masih tertutup rapat.
Hindari tertelan air ketika berenang di fasilitas umum.
Hindari memakan buah-buahan yang dikupas oleh orang lain.
Selalu menjaga kebersihan makanan yang akan dimakan.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram-negatif yang dapat
menginfeksi pada saluran pencernaan. Shigella dysenteriae menjadi
bersifat patogen apabila bakteri berada di luar usus. Shigella dysenteriae
merupakan bakteri pathogen. Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram
negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak
meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam
tetapi tidak menghasilkan gas. Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran
pncernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan
disentri basiler. Shigella dysenteriae dominan terdapat di daerah tropis dan
menjadi penyebab paling parah pada penyakit disentri atau shigellosis. Disentri
adalah peradangan dan infeksi pada usus, yang mengakibatkan diare yang
mengandung darah atau lender. Disentri basiler dapat ditemukan di seluruh dunia.
Disentri ini dapat terjadi di daerah yang populasinya padat tetapi sanitasinya
sangat buruk. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau
minuman dengan kontak langsung atau melalui vektor, misalnya lalat. Namun
faktor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci
sehabis buang air besar (WHO, 2005). Untuk kasus yang parah atau pasien
dengan respon imun yang rendah biasanya diperlukan antibiotik untuk
menurunkan durasi penyakit. Antibiotik yang biasa digunakan untuk penanganan
disentri basiler meliputi siprofloksasin, azitromisin, dan ceftriaxone.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.umm.ac.id/29765/1/jiptummpp-gdl-senjaristy-28576-2-babi.pdf
https://www.alodokter.com/infeksi-shigella
https://id.wikipedia.org/wiki/Shigella_dysenteriae
https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-shigella-shigellosis
10