Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Shigella merupakanmerupakan penyebab diare disentri yang paling
sering pada anak usia 6 bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara
berkembang. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan membutuhkan
inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare sehingga mudah ditularkan ke
orang lain. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri genus shigella spp. disebut
shigellosis.
Di Indonesia kejadian shigellosis pernah dilaporkan terjadi di Jakarta
pada tahun 1985. Penelitian pada tahun 1998 hingga 1999 dilakukan terhadap
3848 orang penderita diare (anak-anak dan orang dewasa) di 7 kota besar di
Indonesia Medan, Padang, Batam, Jakarta, Denpasar, Pontianak dan Makasar
menunjukkan bahwa 180 sampel positif terhadap penyakit shigellosis. Proporsi
spesies bakteri penyebab penyakit shigellosis adalah S.flexneri, S.sonnei dan
S.dysenteriae masing-masing 80%, 12% dan 8% (Subekti, 2001). 
Pada  tahun 2008 terjadi KLB  di  69
Kecamatan  dengan  jumlah  kasus 8133  orang,  kematian  239 orang  (CFR  2,
94%). Tahun  2009  terjadi KLB  di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756
orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%),  sedangkan tahun
2010  terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan
kematian 73  orang (CFR 1,74 %.). Berdasarkan isolasi penderita diare dari RS
Karantina Jakarta pada tahun 1980--1985 spesies terbanyak
dari Shigella ialah Sh. flexneri (47,1%) lalu menyusul Sh. dysentriae(27.4%).
Memberikan pemahaman cara melakukan isolasi dan identifikasi
bakteri Shigella di dalam spesimen melalui media isolasi dan identifikasi
bakteri .

147
1.2 MAKSUD
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
bakteri Shigella dalam sampel X .Selain itu, praktikum juga dimaksudkan
untuk mengetahui jenis dari bakteri Shigella. Dalam sampel.

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifaki bakteri Shigella. Pada sampel X dan penyakit-penyakit yang
ditimbulkannya.

148
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
 Kingdom         : Bacteria
 Filum               : Proteobacteria
 Kelas               : Gamma proteobacteria
 Ordo                : Enterobacteriales
 Famili              : Enterobacteriaceae
 Genus              : Shigella
 Spesies            : Shigella flexneri,
Shigella dysenteriae
Shigella boydii
Shigella sonnei
1. Shigella dysentriae, menyebabkan disentri basilar.
2. Shigella sonnei, menyebabkan disentri ringan dan bertanggung jawab atas 95%
kasus di Inggris.
3. Shigella flexneri, menyebabkan disentri sedang, timbul terutama di negara
tropis dan subtropis dan bertanggung jawab atas 5% kasus di Inggris terutama
di rumah sakit jiwa.
4. Shigella boydii, menyebabkan disentri sedang, timbul terutama di negara tropis
dan subtropis.

2.2 Morfologi shigella


Basil Gram Negatif, ukuran 0,5 – 0,7 µm x 2 – 3 µm, tidak berspora, tidak
berkapsul , dan tidak bergerak.
2.3 Struktur antigen
Shigella sp. mempunyai susunan antigen yang komplek, terdapat tumpang
tindih dalam sifat serologik berbagai spesies, dan sebagian besar bakteri ini
mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh bakteri enterik lainnya. Antigen

149
somatik O Shigella adalah liposakarida. Kekhususan serologiknya tergantung
pada polisakarida. Terdapat lebih dari 40 serotipe.
Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan
antigenic (Nathania, 2008).
Shigella dibagi dalam empat serogrup berdasarkan komponen-
komponen utama antigen O yaitu:
1. Grup A: Shigella dysenteria
2. Grup B: Shigella flexneri
3. Grup C: Shigella boydii
4. Grup D: Shigella sonnei
Setiap serogrup dibagi lagi dalam serotip berdasarkan komponen minor
antigen O. sampai saat ini sudah ditemukan 10 serotip Shigella dysenteriae, 6
serotip Shigella flexneri, 15 serotip Shigella boydii, 1 serotip Shigella sonnei
2.4 Patogenitas
 Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana
karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh
lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta
barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang seh
 Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum
terminal dan kolon melekat pada permukaan dan kolon, melekat pada
permukaan mukosa, berkembang biak, reaksi peradangan hebat, sel-sel
terlepas, timbul Ulkus, terjadi disentri basiler (tinja lembek, bercampur darah,
mukus dan pus, nyeri abdomen, mules, tenesmus ani).
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1
minggu. Oleh seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000
bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit. Penyembuhan spontan dapat terjadi
dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita dewasa yang sehat sebelumnya,
sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada penderita
dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah ditemukan
terjadinya septicemia pada penderita dengan gizi buruk dan berkhir dengan
kematian.

150
Gejala lain Shigellosis termasuk:
o abdominal cramps atau kram perut
o high fever atau demam tinggi
o loss of appetite atau kehilangan nafsu makan
o nausea and vomiting atau mual dan muntah
o painful bowel movements atau gerakan usus yang menyakitkan
A. Pencegahan
Usaha pengendalian harus diarahkan pada pembersihan bakteri dari sumber-
sumber dengan cara:
1. Pengendalian sanitasi air, makanan dan susu, pembuangan sampah serta
pengendalian lalat (kebersihan lingkungan).
2. Isolasi penderita, pengobatan carrier dan disinfeksi ekskreta.
3. Penemuan kasus-kasus subklinik dan pembawa bakteri, khususnya pada para
pengurus makanan.
4. Serta khlorinasi air minum.
5. Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan juga dapat membantu
mencegah infeksi Shigella.
B. Pengobatan
Beberapa kasus Shigellosis tidak memerlukan pengobatan, tetapi antibiotik
akan diberikan untuk memperpendek penyakit dan untuk mencegah
penyebaran bakteri kepada orang lain. Hindari pemberian obat bebas untuk
muntah atau diare kecuali dokter merekomendasikan mereka, karena mereka
dapat memperpanjang penyakit.
2.4 Media
Shigella dapat tumbuh dengan baik pada media pembenihan seperti
pada media SSA, BSA dan Mac Conkey Agar Plate pada suhu 37⁰C. Ciri-ciri
pertumbuhan koloniShigella pada media pembenihannya yaitu
1. Media Mac Conkay Agar (MCA)

151
Shigella pada media Mac Conkey memiliki ciri-ciri pertumbuhan koloni
tidak berwarna(koloni tidak memfermentasikan laktosa), kecil-kecil, keping
dan smooth.
2. Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
Shigella pada media SS agar memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu memiliki
koloni sangat kecil, tidak berwarna, jernih, keping, smooth.
3. Media Eosin Mhetylen Blue Agar(EMBA)
Shigella pada media EMBA agar memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu
koloni sedang, bulat, tidak berwarna , smooth, dan keping.
4. Media ENDO Agar
Shigella pada media ENDO agar memiliki koloni kecil-sedang, bulat,
merah muda, jernih, keping, smooth.
5. Uji biokimia
Uji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi
biokimia, yang biasa dilakukan diantaranya:
 TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
 Media diferensial yang mengandung lactose, sucrose, dan glukosa
dalam jumlah kecil, ferrro sulfat (untuk memperlihatkan pembentukan H2S
yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam , dan indicator phenol red.
(Laktose:Sukrose:Glukose perbandingan 10:10:10)
 Fungsi TSIA adalah membedakan bakteri enteric yang dapat mereduksi
sulfur dan memfermentasi karbohidrat.
 Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Uji gula-gula dilakukan untuk menentukan kemampuan dari bakteri
untuk menfermentasikan beberapa jenis gula-gula seperti glukosa, laktosa,
maltose, manitol dan sukrosa. Hasil positif ditandai dengan adanya warna
kuning dan munculnya gas CO2.
 MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Tujuan : membedakan antara organisme yang mampu mengubah glukosa
menjadi pyrufat.

152
a. Melalui jalur asam campur , hasilkan poduk asam lactat, acetic dan asam asam
formiat (asam campur) yang stabil dan akan tetap asam.
b. Melalui jalur butilena glikol, hasilkan produk akhir netral termasuk acetoin dan
2,3 – butanadiol.
Komposisi MR – VP : media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan
glukosa.
Fungsi uji MR : mendeteksi bakteri menggunakan jalur asam campur , hasil
akhir asam maka tidak terjadi perubahan warna methyl red ( merah )
Prinsip : Uji Methyl Red + Indikator methyl red pada media pepton yang
ditanami bakteri →Tes positif (merah )
Fungsi uji VP : mendeteksi bakteri bakteri yang menggunakan jalur fermentasi
butilena glikol, hasilkan acetoin (netral).
Prinsip : reagen VP + pada media yang ditanamami bakteri, hasil akhir
fermentasi →acetoin yang mengandung KOH akan teroksidasi menjadi
diacetyl warna merah karena adanya creatin sebagai katalisator.
 SIM (sulfit, indol, motility)
SIM merupakan media untuk membedakan tiga parameter yaitu
a. Reduksi Sulfur→ untuk membedakan bakteri enterik
b. Uji Indol →bagian dari uji IMViC, untuk membedakan family
Enterobacteriaceae
c. Uji Motilitas →untuk membedakan jenis bakteri secara umum.
Tujuan utama : untuk membedakan Salmonella dan Shigella.
Kandungan Media SIM : Nutrisi ( salah satunya pepton yang mengandung
asam amino termasuk Triptofan), Iron, dan Natrium thiosulfat.
Prinsip reduksi sulfur :
Bakteri dapat mereduksi sulfur menjadi hydrogen sulfide, maka hydrogen
sulfide akan bereaksi dengan zat besi ( Iron) menjadi ferric sulfide yang
mengendap berwana hitam.
Uji Reduksi Sulfur Positif → Warna hitam pada media
 Urutan tes : Tes Reduksi Sulfur → Tes Motilitas →Uji Indol.
 Prinsip Uji Indol :

153
Beberapa bakteri menghasilkan enzim tryptophase yang dapat menghidrolisis
tryptophan. Hasilnya Indol, Asam Piruvat dan Amonia dengan cara deaminasi.
 Simon Citrate (SCA)
Tujuan : Untuk menguji kemampuan bakteri memfermentasikan sitrat sebagai
sumber carbon pada media Koser Citrate atau Simmon Citrat.
Isi media Simmon Citrat :
-Natrium Sitrat → sumber karbon
-Amonium Dihidrogen Phosphat→ sumber nitrogen , dan nutrient lain
-Indikator Brom Thymol Blue ( berubah warna jadi biru→basa)
 Lysine Iron Agar
Tujuan : untuk mengetahui apakah bakteri mengandung enzim decarboxilase
yang akan menguraikan lysine menjadi cagoverin yang bersifat basa.
 Urease
Tujuan : untuk mengetahui apakah bakteri memiliki enzim urease yang
digunakan untuk menguraikan urea menjadi amoniak dan CO2.

154
BAB III
METODE KERJA
3.1 ALAT DAN BAHAN
-ALAT
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Objek Glass
2. Ose bulat dan ose lurus
3. Lampu spiritus
4. Bak pewarnaan
5. Mikroskop
6. Pipet tetes
7. Incubator
8. Korek gas

-BAHAN
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Reagen :
1. Nacl 0.9 %
2. CGV (Carbol Gentian Violet)
3. Lugol
4. Alkohol 96 %
5. Safranin
6. indikator Methyl Red
7. KOH 40%
8. α- naftol 0.5 %
9. Kovac’s
10. Oil imersi
-Media

155
1. BHIB (Brain Heart Infusion Broth)
2. MCA (Mac Conkey Agar)
3. EMBA (Eosin Methilen Blue Agar)
4. TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
5. SIM (Sulfit Indol Motillity)
6. Urea
7. LIA (Lysine Iron Agar)
8. SC (Simmon’s Citrat) Agar
9. MR (Methyl Red)/ VP (Voges Proskauer)
10. fermentasikarbohidrat (Glukosa,Sukrosa,Laktosa,Maltosa,Manitol,sorbitol)
Sampel
Sampel yang digunakan adalah sampael siap pakai yang diberikan oleh dosen
bersangkutan(Sampel X).
3.2 METODE KERJA
Sampel yang digunakan adalah sampel siap pakai yang diberikan oleh
dosen yang bersangkutan yang telah dibiakkan pada media pemupuk BHIB.
-HARI I
o Dilakukan pewarnaan gram
a) Diambil suspensi bakteri pada media BHIB
b) Dibuat ulasan melingkar diatas objek glass yang bersih dan bebas lemak
c) Setelah kering, Preparat difiksasi
d) Preparat digenangi dengan CGV selama 1-2 menit , Kemudian dibilas dengan
air mengalir
e) Preparat digenangi dengan lugol selama 60 detik, Kemudian dibilas dengan air
mengalir
f) Preparat digenangi dengan alkohol 96% selama ±30 detik atau disesuaikan
hingga warna ungu menjadi pucat, Kemudian dibilas dengan air mengalir.
g) Preparat digenangi dengan safranin 1-2 menit , Kemudian dibilas dengan air
mengalir
h) Preparat dibiarkan kering diudara, Kemudian ditetesi oil imersi dan diperiksa
dengan mikroskop pemebesaran 1000X.

156
1. Sampel diinokulasi pada media selektif MCA dan EMBA
a) Disiapkan alat dan media yang akan digunakan
b) Ose (bulat) dipijarkan
c) Diambil suspensi bakteri pada media BHIB menggunkan ose
d) Dilakukan penggoresan pada MCA, BSA, SSA secara zig-zag pada 1-4 daerah
agar koloni yang tumbuh terpisah

2. Diinkubasi dengan suhu 370C selama 24 jam.


-HARI II
1. Dilakukan pengamatan morfologi koloni yang tumbuh pada media selektif
2. Dilakukan pewarnaan gram dengan koloni tersangka
3. Koloni tersangka diinokulasi pada media differensial TSIA
a) Koloni diinokulasikan pada media TSIA dengan cara mengambil koloni
menggunakan ose lurus yang telah dipijarkan.
b) Ose ditusukkan ¾ bagian pada media TSIA lalu digoreskan pada lereng media
4. Diinkubasi dengan suhu 370C selama 24 jam.
5.
-HARI III
1. Dibaca hasil reaksi pada media TSIA
2. Koloni yang tumbuh diinokulasi pada media uji biokimia SIM, MR/ VP, SC,
Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manitol
- Penanaman pada media SIM, Koloni diambil menggunakan ose lurus yang
telah dipijarkan dan ditusukkan sampai dasar media.
- Penanaman pada media SCA dan Urea Koloni diambil menggunakan ose lurus
yang telah dipijarkan dan digoreskan pada lereng media
- Penanaman pada media MR, VP, dan media Karbohidrat Koloni diambil
menggunakan ose lurus yang telah dipijarkan dan ditusukkan sampai dasar
tabung dan diaduk.
- HARI IV
Amati hasil reaksi yang terjadi pada media uji Biokimia SIM, SC,
MR/VP, , Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, dan Manitol.

157
 Untuk media SIM tambahkan dengan reagen covac’s 2-3 tetes.
 Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
 Untuk media VP ditetesi dengan KOH 40% 2 tetes dan α- naftol 0,5 % 4 tetes
(1:2).
Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk menentukan
jenis bakteri.

158
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 HASIL PENGAMATAN


o HARI I
Terdapat kekeruhan pada sampel yang diberkan oleh dosen
bersangkutan.

Berdasarkan hasil pewarnaan gram dari suspensi bakteri pada media


BHIB didapatkan bakteri gram negative, berbentuk basil, susunan monobasil.

o HARI II
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni yang tumbuh pada
media selektif MCA dan EMBA maka diperoleh :

159
MCA BSA

KARAKTERIS
MCA EMBA
TIK KOLONI
Bulat, Bulat,
Bentuk
smooth smooth
Tidak Kekuninga
Warna
berwarna n
Kecil-
Ukuran Kecil- sedang
sedang
Elevasi Cembung Cembung
Margin Rata Rata

Pewarnaan Gram
Berdasarkan hasil pewarnaan gram koloni tersangka dari media SSA
didapatkan :

160
Bakteri berbentuk basil, gram negative, susunan monobasil.

o HARI III
Berdasarkan HASIL REAKSI pada media differensial TSIA

GAMBAR KETERANGAN
 Lerent
Alkali, warna media pada area
tetap berwarna merah
 Buttom
Alkali, warna media pada area
tetap berwarna merah
 Gas ( - )
Media tetap utuh tidak terjadi retak,
berlubang dan terangkat pada agar.
 H2S (-)
Tidak terbentuk endapan hitam pada
media

o HARI IV

161
Berdasarkan HASIL REAKSI pada media uji biokimia, maka diperoleh :

SIM SC MR VP Urea LIA


S = (-) Tdk (+) (-) (-) (-) (+)
terbentuk Media Tidak Tidak Tidak terjadi
warna hitam tberubah Terjadi terjadi terjadi perubahan
I = (-) warna dari erubahan perubahan reaksi warpada
Tidak hijau warna warna media
Terbentuk menjadi media media menjadi
cincin biru menjadi setelah ungu tua
jingga merah penambah
setelah setelah an reagen
penambaha penambah KOH 40%
n reagen an reagen dan α-
kovac’s methyl red naftol 0.5
M = (-) %
Tidak ( 1:2 )
terbentuk
berkas putih
pd bekas
tusukan

Pembacaan HASIL REAKSI pada media uji karbohidrat :

162
GLUKO LAKTO SUKRO MALTO MANIT
SA SA SA SA OL
(-) (-) (-) (-) (-)
Media Media Media Media Media
tetap tetap tetap tetap tetap
berwarna berwarn berwarn berwarna berwarn
biru. a biru. a biru. biru a biru.

4.2 Pembahasan
Pada hasil uji biokimia fermentasi karbohidrat menunjukkan bahwa
tidak terjadi proses fermentasi pada semua jenis media, yang seharusnya hasil
positif harus didapatkan pada media glukosa. Hal ini terjedi kemungkinan
disebabkan oleh kelalaian praktikan pada saat proses inokulasi ke media
glukosa, kemungkinan terjadi kontaminasi koloni lain saat proses inokulasi ke
media glukosa.
Dari hasil pencocokan uji biokimia yang telah dilakukan (SIM, SC,
MR/VP,LIA, urea, dan fermentasi karbohidrat) , hasilnya tidak mencapai batas
minimum untuk menentukan suatu jens spesies bakterikecocokan dengan tabel
yaitu hanya 97%. Dengan demikian bakteri yang diidentifikasi tidak
ditemukan.

BAB V

163
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan mikroskopik (pewarnaan gram), pengamatan
morfologi koloni), dan hasil reaksi uji biokimia (SIM, MR, VP, dan Fermentasi
karbohidrat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan bakteri Shilgella
dalam sampel.

5.2 SARAN
Tubuh manusia merupakan media pertumbuhan mikroorganisme
seperti bakteri yang paling baik. karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi
sumber penularan penyakit yang paling besar.
Pada proses isolasi dan identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi
dengan bakteri sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti masker, handscoon, dan jas laboratorium sangat dianjurkan.
Selain itu, aspek sterilitas dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan
untuk menghindari kontaminasi bakteri lain. sehingga bakteri yang diisolasi
bisa tumbuh dengan baik.
Selain itu, Hal yang sangat penting juga adalah keseriusan dan
pemahaman praktikan terhadap SOP dalam melakukan proses isolasi dan
identifikasi, sehingga menghindari terjadinya kelalaian yang dapat
mempengaruhi hasil isolasi dan identifikasi bakteri.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, maka hasil isolasi dan identifikasi
bakteri dapat dipertanggungjawabkan serta frekuensi terpapar mikroorganisme
dapat ditanggulani.

DAFTAR PUSTAKA

164
http://wakeriko.blogspot.com/2012/04/shigella.html
2011,05Desember.Shigella.http://analismuslim.blogspot.com/2011/12/shigella.htm
l
2013, 11 April. Hasil Laporan Praktikum Bakteriologi Penanaman Salmonella
Shigella Agar dan Pewarnaan Gram.
http://randanpasiga.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-bakteriologi.html.

165

Anda mungkin juga menyukai