Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi

Kingdom : Animali
Phylum : Platyhelminthes
Class: Trematoda
Ordo : Plagiorchiida
Family : Troglotrematidae
Genus: Paragonimus
Spesies : Paragonimus westermani

Paragonimus westermani merupakan cacing paru yang berasal dari kelas Trematoda, dimana
bagian tubuh yang paling utama diserang adalah bagian paru. Paragonimus westermani ini
pertama kali ditemukan terdapat pada tubuh dua harimau yang mati, yang berada di benua
Eropa pada tahun 1878, dan pada beberapa tahun kemudian barulah cacing paru ini terinfeksi
pada manusia yang ditemukan di Formosa, banyak cara bagaimana cacing paru tersebut dapat
menular pada manusia,dan penyebarannya pun yang sangat beranekaragam.

Morfologi
Ukuran telur: 80 120 x 50 60 mikron bentuk oval cenderung asimetris, terdapat operkulum
pada kutub yang mengecil. Ukuran operkulum relatif besar, sehingga kadang tampak telurnya
seperti terpotong berisi embrio.

telur Paragonimus westermani

Cacing dewasa:Bersifat hermaprodit, sistem reproduksinya ovivar. Bentuknya seperti daun


berukuran 7 12 x 4 6 mm dengan ketebalan tubuhnya antara 3 5 mm.Memiliki batil isap
mulut dan batil isap perut. Uterus pendek berkelok-kelok. Testis bercabang, berjumlah 2
buah. Ovarium berlobus terletak di atas testis. Kelenjar vitelaria terletak di 1/3 tengah badan.
Cacing Paragonimus westermani

Siklus hidup
Hospes definitif : Manusia, kucing, anjing
Hospes perantara I : Keong air / siput (Melania/Semisulcospira spp)
Hospes perantara II : Ketam / kepiting.
Telur keluar bersama tinja atau sputum, dan berisi sel terlur. Telur menjadi matang dalam
waktu kira-kira 16 hari lalu menetas. Mirasidium lalu mencari keong air dan dalam keong air
terjadi perkembangan. Serkaria keluar dari keong air, berenang mencari hospes perantara II,
lalu membnetuk metaserkaria di dalam tubuhnya. Infeksi terjadi dengan memakan hospes
perantara ke II yang tidak dimasak sampai matang. Dalam hospes definitive, metaserkaria
menjadi dewasa muda di duodenum. Cacing dewasa muda bermigrasi menembus dinding
usus, masuk ke rongga perut, menembus diafragma dan menuju ke paru. Jaringan hospes
mengadakan reaksi jaringan sehingga cacing dewasa terbungkus dalam kista, biasanya
ditemukan 2 ekor didalamnya.

Siklus hidup Paragonimus westermani

Paragonimiasis
Adalah penyakit dimana bagian tubuh yang diserang adalah paru-paru. Penyakit yang
disebabkan oleh cacing Paragonimus westermani ini biasa disebut paragonimiasis,
paragonimiasis adalah infeksi parasit makanan terdapat pada paru-paru yang bisa
menyebabkan sub-akut untuk penyakit radang paru-paru kronis dapat juga melalui udara.
Lebih dari 30 spesies trematoda (cacing) dari genus Paragonimus telah dilaporkan
menginfeksi hewan dan manusia. Di antara lebih 10 spesies dilaporkan menginfeksi manusia,
yang paling umum adalah Paragonimus westermani yang menyerang bagian paru-paru.

Patologi dan gejala klinis


Gejala pertama di mulai dengan adanya batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk
darah cacing dewasa dapat pula bermigrasi ke alatalat lain dan menimbulkan abses pada alat
tersebut misalnya pada hati dan empedu. Saat larva masuk dalam saluran empedu dan
menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu, penebalan
dinding saluran, peradangan sel hati dan dalam stadium lanjut akan menyebabkan sirosis hati
yang disertai oedema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan tergantung pada jumlah
cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. Gejala yang muncul dapat
dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Stadium ringan : tidak ditemukan gejala.
b. Stadium progresif : terjadi penurunan nafsu makan, perut terasa penuh, diare.
c. Stadium lanjut : didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari pembesaran hati,
ikterus, oedema dan sirosis hepatic.

Diagnosa
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-kadang
telur juga ditemukan dalam tinja. Reaksi serologi sangat membantu untuk menegakkan
diagnosis.

Pengobatan
Praziquentel dan bitionol merupakan obat pilihan.

Pencengahan
Tidak memakan ikan / kepiting mentah. Apabila menkonsumsi harus sudah dimasak secara
sempurna sehingga bisa dihindari terinfeksi oleh metaserkaria dalam ikan/kepiting tersebut.

http://widyarizki02.blogspot.co.id/2013/05/paragonimus-westermani.html

di unduh pada tgl 24/6/2016 pukul 19.48

Anda mungkin juga menyukai