Anda di halaman 1dari 14

SHIGELLA

kuman patohen usus sebagai penyebab penyakit


disentri basiler. terdapat 4 spesies Shigella yaitu
1. Shigella dysenteriae
2 Shigella flexneri
3 Shigella boydii
4 Shigella sonnei
Morfologi dan fisiologi
 Kuman berbentuk batang ukuran 2-3 um, Gram
negatif
 Tidak berflagel, tidak berkapsul dan tidak berspora
 Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob
 pH pertumbuhan 6,4-7,8
 Suhu optimum 37ºC, keculai S. Sonnei tumbuh pada
suhu 45ºC
 Tidak membentuk gas pada fermentase glukosa
 Tidak membentuk H2S, kecuali S. flexneri.
Sambungan .......
 Tidak meragikan manitol, sukrosa, laktosa, kecuali S.
sonnei meragi laktosa, mannitol dan xylosa secara
lambat.
 Hasil negatif pada sitrat, lisin, fenilalanin, urease,
Voges proskauer (VP) dan tes motilitis.
 Bentuk koloni pada EMB agar, Endo agar, dan MCA,
kecil, halus, licin (smooth), tidak berwarna.
 Pada media TSI menunjukkan hasil K/A, H2S (-).
 Pada media SIM menunjukkan hasil (-), (-), (-).
Daya tahan kuman
 Tahan dalam fenol 0,5% selama 5 jam, dan dalam 1%
tahan dalam waktu 30 menit.
 Tahan dalam es selama 2 bulan, dalam laut selama 2-5
bulan
 Toleran terhadap suhu rendah dg kelembaban cukup.
 Garam empedu dg konsentrasi tinggi dapat
menghambat strain tertentu
 Kuman akan mati pada suhu 55ºC
Struktur Antigen
 Semua Shigella mempunyai antigen O, bbrp strain
tertentu memiliki antigen K.
 Shigella dibagi dalam 4 serogroup berdasarkan
komponen utama antigen O yaitu :
group A : Shigella dysenteriae
group B : Shigella flexnerri
group C : Shigella boydii
group D : Shigella sonnei
Faktor – faktor patogenitas
1 . Daya invasi
 Kuman masuk menembus ke dalam lapisan sel epitel
permukaan mukosa usus di daerah ileum terminal dan
kolon.
 Pd lapisan epitel tersebut kuman memperbanyak diri
 Sebagai reaksi tubuh terjadi reaksi peradangan diikuti
dg kematian sel dan mengelupasnya lapisan tersebut
terjadilah tukak.
2 Enterotoksin
 Bersifat termolabil dan menyebabkan pengumpulan
cairan di ileum kelinci
 Penyebab terjadinya watery diarrhea pada tahap
dini, kemudian timbul gejala klasik disentri basiler
setelah organisme meninggalkan usus halus dan
masuk ke dalam usus besar.
3 Neurotoksin dan sitotoksin
 Adalah eksotoksin yang dikeluarkan oleh S.
Dysentriae, S.flexnery dan S. Sonnei.
Patogenesi dan gejala klinik
Disentri basiler atau Shigellosis adalah infeksi usus akut
yang dapat sembuh sendiri
Menyebabkan 3 bentuk diare yaitu
1disentri klasik, dg tinja yg konsistensi lembek disertai
darah, mukus dan pus
2watery diarrhea
3kombinasi keduanya
Masa inkubasi 2-4 hari atau bisa 1 minggu
Diperlukan 1000 kuman shigella untuk menyebabkan sakit.
Kuman masuk dan berada di usus halus, menuju
terminal ileum dan kolon.
Melekat pd permukaan mukosa dan menembus
lapisan epitel dan berkembangbiak.
Terjadi reaksi peradangan yang hebat yang
menyebabkan terlepasnya sel-sel dan timbulnya
tukak.
Gejala penyakit ini hanya terjadi pada daerah
usus tanpa bisa menembus bagian tubuh yang lain
Gejala klinik yang timbul berupa demam, nyeri
abdomen, dan tenesmus.
Penyembuhan spontan dapat terjadi dlm waktu
2-7 hari, terutam pada penderita dewasa yang
sehat sebelumnya.
Pada penderita yang sangat muda atau tua dan
juga penderita dg gizi buruk penyakit ini akan
berlangsung lama
Epidemiologi
 Penyakit ini bersifat endemik di Indonesia
 Disebabkan sanitasi lingkungan yg belum memadai
 Penyebaran kuman dari manusia ke manusia lain,
dimana carrier merupakan reservoir kuman
 Kuman Shigella ditularkan oleh lalat, tangan kotor,
makanan yang terkontaminasi tinja, serta barang-
barang lain yang terkontamiasi .
 Kebersihan air minum yang tidak terjaga
Pencegahan dan pengobatan
 Kebersihan lingkungan
 Pencarian dan pengobatan carrier
 Klorinasi air minum
 Pemberian antibiotik ampisilin, tetrasiklin, dan
trimethoprim-sulfametoksasol.
Diagnosa lab
 Bahan pemeriksaan usap dubur, atau diambil
dari tukak pada mukosa usus pada saat dilakukan
pemeriksaan sigmoisdoskopi, bahan lainnya
adalah tinja segar
 Kuman Shigella hidupnya sangat singkat
sehingga jarak waktu pengambilan bahan sampai
penanaman di lab harus sesingkat mungkin.
 Dilakukan uji biokimiawi dan uji serologi.

Anda mungkin juga menyukai