1. STAPHYLOCOCCUS.
Ordo : Eubacteriales
Family : Micrococcaceae
Genus : S. aureus
Spesies : S. albus
S. citreus
S. epidermidis
S. saprophyticus
PATOGENITAS.
Staphylococcus patogen mempunyai sifat :
• Dapat menghemolisa eritrosit
• Menghasilkan koagulasi non paogen
b. Koagulase
• Enzim yang dapat menggumpalkan plasma oksalat atau plasma sitrat
karena factor koagulasa reaktif di dalam serum.
• Tes : plasma sitrat yang diencerkan 1:5 dicampur dg pertumbuhan
Stap. Dlm jumlah yang sama, tunggu 3 jam, jika terjadi penjedalan
berarti tes koagulase positif.
c. Hialuronidase
• Enzim ini berguna untuk penyebaran kuman, dihasilkan oleh jenis
bakteri koagulase positif. Disebut juga spreading factor
d. Fibrinolisis
• Enzim yang dapat melisiskan bekuan darah dalam
pembuluh darah yang sedang meradang, sehingga bagian
dari bekuan yg penuh kuman akan terlepas dan
menyebabkan terjadinya lesi metastatic dilain tempat.
i. Katalase
• Enzim ini dibuat oleh Staphylococcus dan micrococcus. Adanya
enzim ini dapat diketahui jika pada koloni Stap.berumur 24 jam
dituangi H2O2 3% dan timbul gelembung-gelembung udara.
•
1. Alfa hemolisin, bersifat :
• Melisiskan eritrosit kelinci, kambing, domba,
dan sapi
• Tidak melisiskan eritrosit manusia
• Menyebabkan nekrosis pd kulit manusia dan
hewan
• Dalam dosis besar bisa membunuh manusia
dan hewan
• Menghancurkan lekosit kelinci
• Tidak menghancurkan lekosit manusia
• Menghancurkan trombosit kelinci
• Bersifat sitotoksik terhadap biakan jaringan
mamalia
2. EKSOTOKSIN
( BERSIFAT TERMOLABIL)
Terdiri dari :
• Alfa hemolisin
• Beta hemolisin
• Delta hemolisin
• Leukosidin
• Sitotoksin
• Toksin eksfoliatif
2. Beta hemolisin
• Dapat menyebabkan terjadinya hot-cold lysis pada eritrosit domba dan
sapi. Lysis terjadi setelah pengeraman 1 jam pada suhu 370 C, dan 18
jam pada suhu 100 C. toksin dapat dibuat toksoid.
3. Delta hemolisin
• Toksin ini dapat melisiskan eritrosit manusia dan kelinci, jika toksin
pekat disuntikkan secara intra vena, akan terjadi kerusakan ginjal yg
akut berakibat fatal
4. Leukosidin
• Toksin yang dapat merusak lekosit beberapa macam binatang.
5. Sitotoksin
• Toksin ini mempengaruhi arah gerak lekosit dan bersifat termostabil.
6. Toksin eksfoliatif
• Toksin yang tahan panas tetapi tidak tahan asam. Toksin ini dianggap
sebagai penyebab Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSS), yang
meliputi dermatitis eksfoliativa pada neonatus (Ritter’s disease),
impetigo bulosa dan toksin epidermal nekrolisis pada orang dewasa.
3. ENTEROTOKSIN
Mempunyai sifat :
• Non hemolitik
• Non dermonekrotik
• Termostabil, tahan 30’ dlm air mendidih
• Tahan terhadap pepsin dan tripsin
• Penyebab food poisoning, terutama yg terdiri
dari hidrat arang dan protein.
PATOLOGI DAN GAMBARAN KLINIK