Dalam keadaan
vagina. Staphylococcus dapat dihembuskan dari saluran pernafasan atas pada waktu
bersin, benda-benda mati, debu dinding dan lantai ruangan dapat menjadi sumber
penularan ke orang lain. Staphylococcus dapat ditularkan melalui tangan pengidap yang
bergejala. Pegawai di rumah sakit adalah yang terutama paling mungkin menularkan
cara ini. Orang yang sehat juga dapat menyebarkan Staphylococcus ke kulit dan
pakaiannya sendiri dengan cara bersin atau melalui tangan yang terkontaminasi.
Staphylococcus Aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan
pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil,
µm.S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47
jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia.Bakteri ini biasanya terdapat pada
saluran pernafasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernafasan atas
dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya
berperan sebagai karier . Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah
karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan
steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.
disebabkan oleh bakteri ini biasanya timbul dengan tanda – tanda khas yaitu peradangan,
nekrosis, dan pembentukan abses. Staphylococcus aureus bertanggung jawab atas 80%
penyakit supuratif dengan permukaan kulit sebagai habitat alaminya. Infeksi kulit dan
luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar
kemungkinan terinfeksi bakteri dan berakibat infeksi sistemik. Infeksi oleh bakteri
menimbulkan peradangan disertai rasa sakit dan terjadi supurasi sehingga perlu adanya
suatu tindakan untuk mengeluarkan pus tersebut dan membatasi pertumbuhan serta
penyebaran bakteri.
Infeksi Staphylococcus aureus dapat sendi pada tingkat yang berat. Sendi prostetik
menempatkan seseorang pada risiko tertentu untuk arthritis septik, dan endokarditis
staphylococcal (infeksi pada katup jantung) dan pneumonia, yang dapat dengan cepat
menyebar.
B. Klasifikasi
tinggal di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya.Mereka juga
Kerajaan : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus sp
C. Morfologi
tersusun rapi dan tidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama
Sel-selnya bersifat positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan (non motile).
Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik.
Menghasilkan katalase.
Sebagian besar adalah saprofit yang hidup di alam bebas, namun habibat alamiahnya
Berikut gambarnya :
D. Sifat-sifat Biologi
Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu
menyebabkan lisisnya sel darah merah.Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus
adalah haemolysinalfa, beta, gamma, delta danapsilon. Toksin lain ialah leukosidin,
enterotoksindan eksfoliatin.
tahan tubuh akan menurun.Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan
tanda-tanda kulit terkena luka bakar.(Boyd, 1980; Schlegel, 1994).Suhu optimum untuk
pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o – 37oC dengan suhu minimum 6,7oC dan
suhu maksimum 45,4oC. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum
7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya
Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir
phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin.Bakteri ini tidak
dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau
Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkan
Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di dalam tenunan
lender dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan
Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar
keringat dan saluran usus.Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat
pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan.(Supardi dan Sukamto, 1999).
E. Struktur Antigen
Peptidoglikan
Asam teikhoik
Protein A
Kapsul
Enzim dan toksin-toksin yang ada pada Staphylococcus menyebabkan penyakit baik
melalui kemampuannya untuk berkembang biak dan menyebar dalam jaringan, maupun
a) Katalase, enzim yang mengkatalisir perubahan H2O2 menjadi air dan oksigen.
b) Koagulase, adalah protein mirip enzim yang dihasilkan oleh Staphylococcus. Enzim ini
dapat membekukan plasma oksalat atau plasma sitrat bila di dalamnya terdapat faktor-
faktor pembekuan. Koagulase ini menyebabkan terjadinya deposit fibrin pada permukaan
c) Enzim-enzim yang lain, seperti hialuronidase satu faktor penyebaran, staphylokinase yang
f) Toksin eksploatif, yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus terdiri dua protein yang
g) Toksik penyebab Sindroma Renjatan Toksik, (toksik shock syndrome toxin) dihasilkan
oleh sebagian besar strain Staphylococcus yang menyebabkan sindroma shock toksik.
h) Enterotoksin, dihasilkan oleh Staphylococcus aureus yang berkembang biak
pada makanan, toksin ini tahan panas, dan bila tertelan oleh manusia bersama
F. Sumber Penularan
25-30 % atau 1/3 bagian tubuh kita terdapat bakteri Staphylococcus aureus.Yang terdapat
pada permukaan kulit, hidung, tanpa menyebabkan infeksi. Jika sengaja dimasukan
dalam tubuh melalui luka akan menyebabkan infeksi. Biasanya sedikit dan tidak
Terutama yg diolah dengan tangan, baik yang tidak segera dimasak dengan baik ataupun
karena proses pemanasan atau penyimpanan yang tidak tepat. Jenis makanan tersebut
seperti pastries, custard, saus salad, sandwhich, daging cincang dan produk daging. Bila
makanan tersebut dibiarkan pada suhu kamar untuk beberapa jam sebelum dikonsumsi,
maka staphylococcus yang memproduksi toksin akan berkembang biak dan akan
memproduksi toksin tahan panas. Masa inkubasi mulai dari saat mengkonsumsi makanan
tercemar sampai dengan timbulnya gejala klinis yang berlangsung antara 30 menit sampai
2) Ponsel
Karena sering dipegang dan disimpan di tempat yang hangat seperti tas atau saku
celana, ponsel menjadi tempat pertumbuhan yang baik bagi Staphylococcus aureus.
Bakteri yang secara normal terdapat di kulit manusia ini bisa menyebabkan bisul dan
menyarankan untuk rajin membersihkan ponsel dengan antiseptik. Selain itu, biasakan
3) Make-up Tester
sampel kosmetik di Pennsylvania ditumbuhi E. coli yang bisa menyebabkan kram perut
4) Mesin ATM
berbagai infeksi kulit juga banyak ditemukan di mesin ATM. Jenis bakteri lain yang juga
tertular, tidak ada cara lain kecuali membersihkan tangan setelah bersentuhan dengan
mesin ATM. Jangan memegang muka, mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan
Untuk pembuatan kultur dapat diambil bahan dari pernanahan kecil, bisul kecil, bisul
besar, dan abces diberbagai bagian tubuh. Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui
folikel-folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Kemampuan yang
menyebabkan penyakit dari staphylococcus adalah gabungan dari efek yang ditimbulkan
oleh produk-produk ekstraseluler, daya infasi kuman dan kemampuan untuk berkembang
- Non hemolitik
perluasannya dapat melalui darah atau limfe, sehingga pernanahan disitu bersifat
menahun, misalnya sampai pada sumsum sehingga terjadi radang sumsum tulang
(osteomyelitis). Perluasan ini dapat sampai ke paru-paru, selaput otak dan sebagainya.
H. Toksin dan Enzim
biak dan menyebarluas dalam jaringan tubuh serta adanya beberapa zat yang dapat
Eksotoksin
Bahan ini dapat diketemukan di dalam filtrat hasil pemisahan dari kuman dengan
Bahan ini bersifat tidak tahan pemanasan dan bila disuntikkan kepada hewan
percobaan dapat menimbulkan kematian dan nekrose kulit. Eksotoksin ini mengandung
Alfa hemolisin ialah : putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit kelinci dan dapat
Beta hemolisin ialah : suatu putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit kambing
(tetapi tidak pada eritrosit kelinci) dalam 1 jam pada suhu 37o
Eksotoksin ini bila ditambah formalin akan kehilangan sifat toksinnya dan
terbentuk toksoid yang dapat digunakan untuk imunisasi, walaupun akhirnya tidak
Leukosidin
Yaitu suatu suspensi yang dihasilkan oleh Staphylococcus yang bersifat
Enterotoksin
Yaitu suatu suspensi yang dihasilkan oleh jenis Staphylococcus tertentu, terutama
bila ditanam pada media setengah padat dengan konsentrasi CO2 yang tinggi (30 %).
Sifat-sifat enterotoksin:
- Bersifat antigen
berupa: lesu, kejang perut, berak-berak (diare), muntah-muntah, yang terjadi 1- 6 jam
Koagulase
Yaitu suspensi seperti enzim yang terdiri atas putih telur yang dapat
- Hialuronidase
- Proteinase
- Lipase
I. Epidemiologi
Epidemi di rumah sakit yang disebabkan oleh S. aureus merupakan masalah yang
sering terjadi berulang. Terjadinya wabah biasanya berhubungan dengan pasien yang
telah menjalani pembedahan atau tindakan invasif lainnya. Sumber wabah dapat berasal
dari pasien dengan infeksi S. aureus yang terbuka atau tertutup, menyebar ke pasien lain
melalui perantaraan udara tapi biasanya melalui tangan paramedis. S. aureus sebagai flora
normal kulit sering menimbulkan infeksi pada luka bedah karena berpindah dari tempat
gambaran bahwa pemberantasan pada saat ini masih belum memungkinkan, khususnya
investigasi dalam tingkat biologi molekuler harus dilakukan untuk pemecahan masalah
mastitis.
1) Infeksi Staphylococcus dari kulit dapat berlanjut ke impetigo (pengerasan dari kulit)
atau cellulitis (peradanagn dari jaringan penghubung dibawah kulit, menjurus pada
pembengkakan dan kemerahan dari area itu). Pada kasus-kasus yang jarang, komplikasi
pada mastitis (peradangan payudara) atau bisul bernanah dari payudara. Bisul-bisul
paru yang mendasarinya dan dapat menjurus pada pembentukan bisul bernanah didalam
paru-paru.
4) Infeksi dari klep-klep jantung (endocarditis) dapat menjurus pada gagal jantung.
6) Staphylococcal sepsis (infeksi yang menyebar luas dari aliran darah) adalah penyebab
utama dari shock (goncangan) dan keruntuhan peredaran, menjurus pada kematian, pada
orang-orang dengan luka-luka bakar yang parah pada area-area yang besar dari tubuh.
menyebabkan mual, muntah, diare, dan dehidrasi. Disebabkan oleh memakan makanan-
makanan yang dicemari dengan racun-racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus.
Gejala-gejala biasanya berkembang dalam waktu satu sampai enam jam setelah memakan
makanan yang tercemar. Penyakit biasanya berlangsung untuk satu sampai tiga hari dan
menghilang dengan sendirinya. Pasien-pasien dengan penyakit ini adalah tidak menular,
8) Toxic shock syndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh racun-racun yang
ada sedikit atau tidak ada oksigen. Toxic shock syndrome dikarakteristikan oleh
penimbulan tiba-tiba dari demam yang tinggi, muntah, diare, dan nyeri-nyeri otot, diikuti
okeh tekanan darah rendah (hipotensi), yang dapat menjurus pada guncangan (shock) dan
kematian. Mungkin ada ruam kulit yang menirukan terbakar sinar matahari, dengan
terkupasnya kulit. Toxic shock syndrome pertamakali digambarkan dan masih terjadi
K. Diagnosa Laboratorium
bermacam-macam cara.
- Nanah
- Darah
- Cairan otak
- Usapan luka
Cara pemeriksaan
1) Pemeriksaan langsung
zat warna sederhana, tetapi lebih baik dengan zat warna Gram.Umumnya bersifat gram
positif.Secara mikroskopis tidak dapat dibedakan antara staphylococcus patogen dan yang
non patogen.
2) Penanaman
Kalau ditanam pada media agar darah selama 18 jam suhu 37O C akan tumbuh
3) Tes Koagulase
Staphylococcus dalam media cair dalam jumlah yang sama. Kemudian ditunggu selama 3
koagulase.Semua staphylococcus aureus yang tes koagulase positif adalah bersifat patogen
4) Tes Manitol
merah (sebagai indikator). Setelah dieramkan 18-24 jam akan terjadi perubahan warna
L. Pengobatan
bakteriostatik.
penderita dengan tepat diperlukan data pemeriksaan kepekaan kuman penyebab infeksi
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotik dapat dengan cara sebagai berikut:
a) Cara Cakram
Dipakai cakram kertas saring yang telah mengandung antibiotik dengan kadar
tertentu dan diletakkan diatas lempeng agar yang telah ditanami kuman. Diameter zona
. Hasil penilaiannya berupa sensitif, resisten dan intermediate. Kuman yang sensitif
terhadap suatu jenis antibiotik akan memperlihatkan zona hambatan yang lebih besar dari
jangkauan nilai yang terlihat pada tabel. Kuman yang resisten tidak menunjukkan adanya
zona hambatan pertumbuhan atau menunjukkan zona hambatan yang diameternya lebih
kecil dari jangkauan nilai pada tabel.Diameter zona hambatan kuman yang besarnya
terletak diantara jangkauan nilai pada tabel berarti kepekaan kuman terhadap suatu
Bahan :
- swap kapas
- pingset kecil
Cara kerjanya
merata
- Dengan pinset yang disterilkan diatas api, ambil cakram antibiotikan yang disediakan
- Gramkan lempeng agar tersebut dalam Inkubator 35 o C selama 16-18 jam. jangan lupa
b) Cara Tabung
METODE KERJA
Alat
Ose / nal
Bunsen/Hotplate
Inkubator
Rak Tabung
Cawan Petri
Autoclave
pH meter
Kapas
Pipet Tetes
Gelas Ukur
Erlenmeyer
Gelas Kimia
Batang Pengaduk
Sendok Tanduk
Timbangan
Bahan
Sukrosa
Glukosa
Maltosa
Simon Citrat
Mr
VP
SIM
TSIA
NA
BHI
Regensia
Larutan Covas
KOH 40%
Larutan a-naftol
1. Hari I
Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api
Bunsen.
menit.
Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-kira
1-2 menit.
Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian
violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40 detik
Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter stain)
Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
2. Hari II
Biakan yang tumbuh pada media BHIB di wranai dengan padapengecetan gram.
Selain itu biakan juga di tanami pada media BAP,Mac concey.EMBA.dan endo agar.
Media yang telah di tanami kemudian di inkubasi pada suhu 37°C seiama 24 jam didalam
incubator.
3. Hari III
PEWARNAAN GRAM
Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api
Bunsen.
menit.
Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-kira
1-2 menit.
Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian
violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40 detik
Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter stain)
Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
Media TSIA
Setelah nall di stelirkan ambil bakteri pada media ( emba ) dan tusukkan nall pada media
TSIA setelah di tusuk goreskan pada permukaan media dari babwah ke atas fiksasi pada
mulut tabung dan tutup dengan kapas steril dan ingkubasi selama 24 Jam dengan suhu 37
°c
4. Hari IV
1) Buatlah suspensi bakteri dari coloni bakteri yang sebelumnya telah di tanam pada media
EMBA yang di ambil adalah coloni yang menunjukkan ciri koloni bakteri proteus
2) Ambil satu mata nal suspensi bakteri dan tanam pada tiap media dengan cara:
Media SCA
Goreskan perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian dalam
Sterilkan pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril
Media SIM
Tusukkan nal yang sudah suspensi bakterinya ke tengah-tengah media agar, jangan
Tutup dengan kapas steril yang sebelumnya sudah di fiksasi pada mulut media
Ambil satu ose suspensi bakteri, masukkan dalam media cair, aduk-aduk agar suspensi
Media Urea
Goreskan perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian dalam
Sterilkan pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril
Pewarnaan gram
EMBA
EMBA
MCA
EMBA
Pemusnahan
Pembacaan hasil
TSIA
Inkubasi 370C selama 24 jam
BHIB
sampel
BAB IV
A. Hasil
1. Pewarnaan Gram
Bentuk :coccus
Susunan: Staphylococcus ( untaian buah anggur)
Warna : ungu
Sifat : (+) positif
Basil Gram
Keterangan:
2. Media BHIB
3. Isolasi
Keterangan :
4. Uji Identifikasi
Keterangan :
Dasar : Kuning
H2S : Negatif
Gas :Negatif
Maltosa durham
Fruktosa
Sukrosa
A. Pembahasan
1) Pewarnaan Gram :
Bakteri terlihat berbentuk coccus tersusun seperti buah anggur dan bersifat gram (+)
positif, Dikatakan bakteri bersifat gram positif karena bakteri tersebut mengikat zat
- TSB (Tripticase soy Broth) ialah media penyubur yang diperkaya dengan berbagai nutrisi
pertumbuhan oleh bakteri dapat dilihat dari perubahan media yang menjadi keruh.
indicator yang terdapat dalam media dari warna merah menjadi kuning hingga pH asam.
- BAP : koloni terlihat berwarna putih – abu-abu, hemolytic menandakan bakteri mampu
melisiskan eritrosit yang terdapat dalam media. Zona lisis yang ditunjukkan tidak jelas,
sehingga sulit untuk menentukan α,β, atau γ hemolytic. Hal itu disebabkan karena dalam
pembuatan media tersebut tidak digunakan darah domba melainkan darah manusia
sebagai alternative. Adanya sifat mucoid dari koloni disebabkan sampel yang diperiksa
adalah sputum.
- NA : koloni terlihat berwarna putih berukuran sedang menandakan bakteri cukup subur
-
3) Media Uji Biokimia :
- Gula-gula : hasil positif (Glukosa, sukrosa, dan fruktosa) dengan adanya perubahan
warna indicator yang terdapat dalam media ini. Perubahan warna tersebut disebabkan
berupa produk asam. Namun pada mannitol, tidak terjadi reaksi apapun karena bakteri
- SIM :
S (Sulfur). Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi hitam. Namun pada
hasil pertumbuhan bakteri pada media ini, tidak terjadi perubahan warna tersebut. Hal
ini menandakan bakteri yang tumbuh tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang
I (indol). Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini
ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah
pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi
dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang
tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negative
sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan asam amino
M (motility). Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di
sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media
yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan
(positif). Berarti terjadi fermentasi asam campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam
- VP : setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %, warna media tetap tidak berubah
- PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan menggunakan sampel biakan murni dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa:
dapat hasil TSIA(+), SIM(+), VP(+), laktosa(+), maltosa(+), glukosa(+), sukrosa (+)
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan praktikan melalui laporan adalah sebagai berikut :
3. Memperhatikan reagen yang akan digunakan.masih dapat diguanakan atau suadah rusak.