Anda di halaman 1dari 7

ASCARIS LUMBRICOIDES

Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing gelang merupakan salah satu
cacing yang merugikan bagi manusiadari kelas Nematoda dalam FilumNemathelminthes. Ascaris
lumbricoides hidup di dalam tubuh tepatnya di dalam usus halus. Ascaris lumbricoides hidup di
dalam usus halus karena di dalam usus halus cacing perut ini dapat memperoleh makanan dengan
mudah. Ascaris lumbricoides masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi
telur cacing perut.
Telur cacing perut keluar bersama feses, ketika telur cacing tersebut berada di makanan
dan makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing ini akan tumbuh di dalam tubuh
kita. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan akan menjadi cacing ke dalam
usus halus. Karena ukurannya yang microscopis, maka cacing ini dapat menembus dinding-
dinding usus, jalan terus hingga ke paru-paru. Sampai paru-paru cacing perut ini terus berjalan ke
trakea lalu kembali lagi ke dalam usus halus melalui esophagus
Siklus Hidup

Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas diusus halus. Larvanya akan
menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke
jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru, larva yang ada di paru menembus dinding
pembuluh darah, lalu dinding alveolus masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea melalui
bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan
rangsangan pada faring. Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan di usus halus
larva berubah menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan perkawinan sehingga
cacing betina akan gravid dan bertelur. Telur cacing akan bercampur dengan faeces manusia.
Pada saat buang air besar telur keluar bersama faeces dan berada di alam (tanah) untuk menjadi
matang. Telur matang tertelan kembali oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur.
Satu putaran siklus hidup Ascaris lumbricoides akan berlangsung kurang lebih selama dua bulan.
Gambar siklus hidup :
Morfologi dan Lingkungan Hidup
Cacing Ascaris lumbricoides memiliki 2 stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1. Telur : telur fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2. Bentuk dewasa.
Stadium telur spesies ini berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75 mikron x 35
– 50 mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas dengan susunan dinding telurnya yang
relatif tebal dengan bagian luar yang berbenjol-benjol. Dinding telur tersebut tersusun atas tiga
lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar yang tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b. Lapisan tengah dari bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang memberi bentuk telur
)
c. Lapisan paling dalam dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai pelapis sel
telurnya.

Telur cacing ini sering ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu telur fertile (dibuahi) dan telur
yang infertile (tidak dibuahi). Telur fertil yang belum berkembang biasanya tidak memiliki
rongga udara, tetapi yang telah mengalami perkembangan akan didapatkan rongga udara. Pada
telur fertile yang telah mengalami pematangan kadangkala mengalami pengelupasan dinding
telur yang paling luar sehingga penampakan telurny tidak lagi berbenjol-benjol kasar melainkan
tampak halus. Telur yang telah mengalami pengelupasan pada lapisan albuminoidnya tersebut
sering dikatakan telah mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini lapisan hialin menjadi lapisan
yang paling luar.
Telur infertil; bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma yang mati
sehingga tampak lebih transparan.Pada stadium dewasa, cacing spesies ini dapat dibedakan jenis
kelaminnya. Biasanya jenis betina memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan jantan.
Pada bagian kepala (anterior) terdapat 3 buah bibir yang memiliki sensor papillae, satu pada
mediodorsal dan 2 buah pada ventrolateral. Diantara 3 bibir tersebut terdapat bucal cavity yang
berbentuk trianguler dan berfungsi sebagai mulut. Jenis kelamin jantan memiliki ukuran panjang
berkisar antara 10 – 30 cm sedangkan diameternya antara 2 – 4 mm. Pada bagian posterior
ekornya melingkar ke arah ventral dan memiliki 2 buah spikula. Sedangkan jenis kelamin betina
panjang badannya berkisar antara 20 – 35 cm dengan diameter tubuh antara 3 – 6 mm. Bagian
ekornya relatif lurus dan runcing.

Gambar telur Cacing Ascaris lumbricoides :

Epidemiologi
Infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoidesdisebut Ascariasis. Di
Indonesia prevalensi Ascariasis tinggi, frekuensinya antara 60% sampai 90% terutama terjadi
pada anak-anak. A. lumbricoides banyak terjadi pada daerah iklim tropis dan subtropis
khususnya negara-negara berkembang seperti Amerika Selatan, Afrika dan Asia
Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri
dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang sesuai maka telur yang
dibuahi akan berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Spesies ini dapat ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama didaerah tropis dengan
suhu panas dan sanitasi lingkungan jelek. Semua umur dapat terinfeksi jenis cacing ini. Anak
kecil yang sering bermain dengan tanah akan berpeluang besar untuk terkontaminasi oleh telur
cacing, mengingat telur cacing ini mengalami pematangan di tanah. Dengan demikian perlu
diperhatikan kebersihan diri dan sanitasi lingkungan sekitar tempat bermain anak.
Patologi Klinik
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.Pada stadium
larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan
menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda
seperti demam, sesak napas, eosinofilia, dan pada foto Roentgenthoraks terlihat infiltrat yang
akan hilang selama 3 minggu.
Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti
tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke
saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian
masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.

Diagnosa
Diagnosa pasti untuk Askarisasis yaitu dengan cara menemukan telur cacing dewasa pada
feses. Metode-metode yang digunakan dalam pemeriksaan feses ada dua cara, yaitu dengan
metode langsung (dengan kaca prnutup ataupun tidak dengan kaca penutup) dan meetode tidak
langsung (dengan cara sedimentasi atau sentrifuge, cara flotasi dengan NaCl jenuh).
Salah satu metode pemeriksaan telur cacing selain dengan pemeriksaan tinja yang
diagnosis, dapat pula dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut (berupa
muntahan) ataupun kotoran atau tinja.
Gambar ascaris lumbricoides :
Pengobatan

Pengobatan dengan farmasi

Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat,


mebendazol,albendazol, piperasin

Pengobatan tradisional

Beberapa hasil studi terbaru dalam literature medis yang mengusulkan benihsemangka
dan papaya yang dijemur dibawah terik matahari dapat mengurangiinfeksi cacing. Pada orang
dewasa diberikan dosis satu sendok makan benih yangdicampur dengan gula dalam satu gelas air
satu kali seminggu selama duaminggu. Gula memberikan rasa pahit yang bertindak sebagai obat
pencuci perut.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahparasitologicacinggelang.blogspot.co.id/2015/03/ascaris-lumbricoides.html

http://michamaisyah.blogspot.co.id/2013/05/makalah-ascari-lumbricoides.html

https://www.google.co.id/search?q=makalah+ascaris+lumbricoides&espv=2&biw=1034&bih=6
15&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjZ0KKW18DQAhWJr48KHezKDPEQ_A
UIBigB&dpr=1#imgrc=KZZl6n7RhY22IM%3A

https://www.google.co.id/search?q=makalah+ascaris+lumbricoides&espv=2&biw=1034&bih=6
15&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjZ0KKW18DQAhWJr48KHezKDPEQ_A
UIBigB&dpr=1#imgrc=cGDVeWT3_Y49YM%3A

Anda mungkin juga menyukai