Anda di halaman 1dari 37

NEMATODA JARINGAN

Spesies yg penting
1 Wucehereria bancrofti
2 Brugia malayi
3 Brugia timori
4 Loa loa
5 Onchocerca volvulus
MORFOLOGI CACING DEWASA
 Bentuk halus memanjang seperti benang
 Berwarna putih susu
 Cacing jantan p : 40 mm, ø 0,1 mm, dg 2
spikula yang tdk sama panjang berbentuk
bulan sabit
 Cacing betina p : 80 – 100 mm ø 0,24 - 0.3
mm, dg vulva terbuka sekitar 0,9 mm dari
ujung anterior
Sambungan ......
 Cacing dewasa ditemukan di dalam kelenjar dan
saluran limfe.
 Mulut tidak bersenjata, tidak ada rongga mulut
tetapi mempunyai 2 baris pupil
 HP di pedesaan : Nyamuk Anopheles dan
nyamuk Aedes, di perkotaan nyamuk Culex
quinque-fasciatus
Sambungan .......
 Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yg
bersarung dg ukuran 250-300 u x 7-8 u
 Mikrofilaria hidup di dalam darah dan aliran
darah tepi.
Morfologi Mikrofilaria
 Mikrofilaria bersarung pucat (pewarnaan
haematotoxylin)
 Ukuran 250 – 300 u x 7-8 u
 lekuk badan halus, panjang ruang kepala sama
dengan lebarnya, inti halus dan teratur
 Mikrofilaria bersifat periodisitas nokturna, artinya :
 Malam hari mikrofilaria terdapat di dalam darah tepi
dan siang hari terdapat di dalam darah kapiler, organ
paru, jantung, ginjal
Darah tepi adalah :
Darah yang mengalir dan bersirkulasi di sebagian besar
tubuh .
Komponen darah tepi : Eritrosit, Lekosit dan Trombosit
Fungsi : menghilangkan patogen yang menetap di
dalam tubuh .
Peranan : sebagai kekebalan tubuh, kesehatan tubuh yg
dapat dilihat dengan mengetahui kondisi sel darah
yang ada pada darah tepi.
Kapiler : pembuluh darah kecil yang menghubungkan
arteri dengan vena.
Fungsi kapiler : sebagai tempat terjadinya pertukaran
air, oksigen, CO2, Nutrien, zat kimia, serta sampah
antara darah dengan jaringan.
Arteri : pembuluh yang membawa darah ke jantung
Vena : pembuluh yang mengembalikan darah ke
jantung.
 Faktor yang mempengaruhi periodisitas
mikrofilaria adalah
1. kadar zat asam dan zat lemas di dalam darah,
2. aktifitas hospes
3. irama sirkadian
4. jenis hospes
5. jenis parasit.
Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Onchocercidae
Genus : Wuchereria
Gbr cacing W. Bancrofti
Gbr Mikrofilaria W. Bancrofti
SIKLUS HIDUP
 Masa pertumbuhan parasit di dalam
tubuh nyamuk ± 2 minggu
 Masa pertumbuhan parasit di dalam
tubuh manusia ± 7 bulan
Siklus hidup pada tubuh nyamuk :
mikrofilaria terhisap oleh nyamuk ------- melepaskan
sarungnya di dalam lambung ----- menembus dinding
lambung,bersarang diantara otot-otot thoraks ------ mula2
parasit memendek spt sosis (larva st I) ----- 1 minggu larva
bertukar kulit tumbuh lebih gemuk dan Memanjang (larva st
II) ------- hari ke 10 Bertukar kulit sekali lagi tumbuh makin
panjang danlebih kurus (larva st III) ---- Larva st III sangat
aktif, bermigrasi mula2 ke rongga abdomen, kemudian ke
kepala dan alat tusuk nyamuk.
Keterangan
 Larva St I, p: 147 mikron, bentuk seperti sosis,
ekornya panjang dan lancip
 Larva st II p: 450 mikron, bentuk lebih gemuk
dan lebih panjang dari st I, ekornya pendek
seperti kerucut
 Larva st III,p: 1200 mikron, bentuk langsing,
pada ekor terdapat 3 buah papil
Sambungan .....
 Mirofilaria p; 250 mikron, bersarung pucat (pewarnaan
haematoxylin), lekuk badan halus, panjang ruang kepala
sama dengan lebarnya, inti halus dan teratur, tidak ada
inti tambahan
 Cacing dewasa (makrofilaria) halus panjang seperti
benang, warna putih kekuningan
 Cacing jantan p: 40 mm, ekor melingkar, mempunyai 2
spikula
 Cacing betina p: 65-100 mikron, ekor lurus berujung
tumpul
Di dalam tubuh hospes
nyamuk yg mengandung larva st III
menggigit manusia, maka larva tsb secara
aktif masuk melalui luka tusuk ke dalam
tubuh hospes dan bersarang di saluran limfe
setempat. Di dalam tubuh hospes larva
mengalami 2x pergantian kulit, tumbuh
menjadi larva st IV – st V (cacing dewasa).
Patologi dan gejala klinik
 Disebabkan oleh mikrofilaria dan cacing
dewasa hidup maupun yang mati
 Gejala yg disebabkan cacing dewasa
limfadenitis dan limfangitis retrograd dlm
stadium akut.
 Disebabkan mikrofilaria tidak menimbulkan
gejala. Tetapi dlm keadaan tertentu
menyebabkan accult filariasis
Catatan :
 Limfadenitis : infeksi kelenjar getah bening yang
ditandai dengan pembengkakan kelenjar yang
menyakitkan .
 Limfangitis : peradangan pada pembuluh limfatik
yang menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan
kelenjar getah bening dapat ditemukan di daerah
lipatan paha, ketiak yang tampak kemerahan, panas
dan nyeri.
Limfademia dini dapat ditemui dengan gejala
pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantung buah
zakar yang terlihat kemerahan dan terasa panas.
Filariasis limfatik terbagi dlm bbrp stadium
1. Stadium mikrofilaremia tanpa gejala
klinis
2. Stadium akut
3. Stadium menahun
Ketiga stadium tersebut tumpang tindih, tanpa
ada batas yang nyata.
1Mikrofilaremia tanpa gejala klinik
a adanya kerusakan saluran limfe
b cacing dewasa hidup menyumbat saluran limfe
(lymphangiektasia)
c Cacing dewasa mati menyebabkan reaksi inflamasi
d setelah infiltrasi limfositik yg insentif, lumen
tertutup dan cacing mengalami kalsifikasi.
e terjadi limfedemia, terjadi hipertrofi otot polos di
sekitar daerah terkena
2 Stadium akut, ditandai dg
a. Peradangan pd saluran dan kelenjar limfe, berupa
limfadenitis dan limfangitis retrograd (hilang timbul
bbrp kali dlm setahun)
b. Demam, malaise
c. Peradangan ps sistem limfatik alat kelamin laki-laki,
spt folikulitis (peradangan pada tempat tumbuhnya
rambut berupa lubang kecil yang terdapat di kulit
kepala ), epididimitis (peradangan pada saluran
sperma) dan orkitis (peradangan pada salah satu atau
kedua testis.
3 Stadium menahun
 Hidrokel (pembengkakan pada skrotum atau
kantung tipis yang menahan testis.
 Limfedema dan elefantiasis, mengenai
seluruh tungkai, lengan, testis, payudara dan
vulva
 Terjadi kiluria, yaitu urine yg berwarna putih
susu, karena dilatasi pd pembuluh limfe pd
sistem ekskretori dan urinaria
Diagnosa Lab :
Gejala klinis
Laboratorium :
◦ Parasitologi :
 Menemukan mikrofilaria dalam darah tepi ,
cairan hidrokel atau cairan kiluria
 Diferensiasi spesies dan stadium filaria dgn
pelacak DNA dg reaksi rantai Polimerase
(Polymerase Chain Reactional /PCR)
Sambungan .......
◦Radiodiagnosis:
 USG pada skrotum
 Limfosintigrafi
◦Imunologi
 ELISA
 Immunochromatographic test (ICT)
Pengobatan
Dietil karbamazin (DEC) 6mg/kg bb/hari selama
12 hari
Obat lain : ivermektin
Efek samping obat:
◦ Farmakologis : tergantung dosis
◦ Respons dari hospes : tergantung jumlah parasit
Reaksi obat:
◦ Reaksi sistemik:
◦ Rekasi lokal :
Epidemiologi
 Dijumpai di perkotaan dan pedesaan
 Penyebaran bersifat lokal
 Kelompok umur dewasa muda merupakan
kelompok umur yg paling sering terinfeksi
 Penduduk dengan penghasilan rendah
 Perlindungan diri dari gigitan nyamuk

Anda mungkin juga menyukai