Anda di halaman 1dari 18

FILARIASIS

dr. Shinta Nareswari


FILARIASIS
Di Indonesia filariasis (penyakit kaki gajah)
disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu :
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi Nematoda Darah
Brugia timori dan Jaringan
Periodisitas
1. periodisistas nocturna mikrofilaria berada dalam
darah tepi malam hari
2. periodisitas diurna mikrofilaria berada dalam
darah tepi siang hari
3. sub-periodisitas nocturna mikrofilaria berada
dalam darah tepi malam hari lebih banyak dari siang
hari
4. sub-periodisitas diurna mikrofilaria berada
dalam darah tepi siang hari lebih banyak dari malam
hari
5. non-periodik setiap saat mikrofilaria dapat
ditemukan dalam darah tepi
Siklus hidup
Nyamuk mengisap darah manusia yang mengandung
mikrofilaria.
Dalam lambung nyamuk, mikrofilaria akan berubah
menjadi larva (L1), lalu pindah ke thorax nyamuk
menjadi larva (L2), kemudian masuk ke kelenjar ludah
nyamuk membentuk larva (L3).
Bila nyamuk menggigit manusia, maka L3 akan
dimasukkan ke pembuluh darah dan limfa manusia
menjadi L4, kemudian akan menuju kelenjar limfa
menjadi dewasa jantan dan betina yang disebut L5.
Setelah cacing dewasa kawin di kelenjar limfa, yang
betina akan melahirkan mikrofilaria.
Wuchereria bancrofti
Hospes definitif : manusia
Habitat : saluran dan kelenjar limfa, mikrofilaria
terdapat di dalam darah
Morfologi Wuchereria bancrofti
Cacing betina ukurannya 80-100 mm x 0,24-0,30 mm.
Cacing jantan ukurannya 40 mm x 0,1 mm, ujung
kaudal melengkung ke ventral. Terdapat 2 spikula
dengan gubernakulum yang berbentuk bulan sabit.
Mikrofilaria ukurannya (244-296) x (7,5-10) m,
ujungng anterior tumpul sedangkan ujung posterior
lebih tajam. Intinya teratur, bagian ekor kosong (tidak
terdapat inti). Cephalic space dengan perbandingan
ukuran panjang = lebar.
Wuchereria bancrofti
Cacing betina mengeluarkan mirofilaria, dan pada
umumnya ditemukan dalam darah tepi pada waktu
malam hari (periodisitas nocturna).
Vektornya nyamuk Culex, Anopheles dan Aedes.
W. bancrofti di daerah pasifik mempunyai
periodisitas sub-periodik diurna, hospes
perantaranya adalah Ae. polynesiensi yang
mengisap darah siang hari.
W. bancrofti yang sub-periodik nocturna terdapat
di Thailand, vektornya Ae. Niveus.
Wuchereria bancrofti
Mikrofilaria pada umumnya tidak menimbulkan
kelainan, yang menyebabkan gejala adalah cacing
dewasa, yaitu limfadenitis dan limfangitis retrograd
pada stadium akut disusul dengan obstruksi
menahun 10-15 tahun kemudian.
Gejala peradangan terutama terjadi pada kedua
daerah inguinal, alat kelamin, payudara, tungkai
dan lengan.
Pada laki-laki yang paling sering dijumpai adalah
funiculitis, epididimitis, dan orkitis.
Wuchereria bancrofti
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
mikrofilaria dalam darah tepi.

Pengobatan dengan Dietilkarbamazin.

Pencegahan dengan pemberantasan nyamuk yang


berperan sebagai vektor, yaitu di perkotaan Cx.
Quinquifasciatus yang hidup pada air kotor dan di
pedesaan vektornya An. Farauti, Ae. Kochi.
Brugia malayi dan Brugia timori
B. malayi hospesnya manusia, kera, kucing, anjing.
B. timori hospesnya manusia.
Morfologi Brugia malayi
Cacing jantan ukurannya (13,5-23,5)
mm x (70-80) m. Terdapat dua
spikula yang panjangnya tidak sama.
Cacing betina ukurannya (43,5-55)
mm x (120-170) m.
Mikrofilaria ukurannya (170-260) x
(5-6) m, lekuk badan kaku bersudut,
ujung posterior agak tumpul. Intinya
berkelompok tidak teratur. Cephalic
space panjang dua kali lebarnya.
Morfologi Brugia timori
Cacing jantan ukurannya 2 cm x 70
mm, ekornya melengkung. Terdapat
spikula 2 buah, tidak sama panjang.
Cacing betina ukurannya 3 cm x
100 mm.
Mikrofilaria ukurannya 287-341 m,
badan kaku dan patah-patah, ujung
ekor agak tumpul. Intinya
berkelompok tidak teratur.
Perbandingan panjang dan lebar
dari cephalic space 3 : 1.
Brugia malayi dan Brugia Timori
B. malayi mempunyai periodisitas nocturna atau
sub-periodisitas nocturna.
B. timori mempunyai periodisitas nocturna.

B. malayi yang berperiodisitas nocturna ditularkan


oleh An. barbirostris, yang sub-periodisitas nocturna
ditularkan oleh nyamuk Mansonia (M. uniformis dan
M. indiana).
B. timori ditularkan oleh nyamuk An. Barbirostris.
Brugia malayi dan Brugia timori
Gejala filariasis malayi sama dengan filariasis
timori. Gejala utamanya adalah demam,
limfangitis, dan limfadenitis.

Elephantiasis mengenai tungkai di bawah lutut dan


lengan di bawah siku. Biasanya unilateral dan tidak
mengenai alat kelamin dan payudara.
Brugia malayi dan Brugia timori
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
mikrofilaria dalam darah tepi pada malam hari.

Pengobatan dengan Dietilkarbamazin.

Pencegahan dengan pemberantasan nyamuk pada


perindukan seperti An. Barbirostris di daerah
persawahan dan Mansonia yang berperindukan di
rawa-rawa.

Anda mungkin juga menyukai