Wuechereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Onchocerca volvulus
Loa loa
Acanthocheilonema (Mansonella) perstans
Mansonella ozzardi
Cacing dewasa golongan ini lebih sulit ditemu-
kan daripada bentuk larvanya (mikrofilaria)
Bentuk morfologi cacing filaria khas untuk
masing-masing spesies meliputi ukuran
panjang, adanya selubung (sheath) dan susunan
inti.
Mikrofilaria hidup di dalam darah sedangkan
cacing dewasanya hidup di jaringan.
Spesies Selubung Panjang Inti
(mikron)
W. bancrofti Ada 300 Tidak mencapai ujung
ekor
B. malayi/ Ada 260 Mencapai ujung ekor
B. timori 310
O. volvulus Tidak ada 360 Tidak mencapai ujung
ekor
L. loa Ada 300 Mencapai ujung ekor
A. perstans Tidak ada 200 Mencapai ujung ekor
M. ozzardi Tidak ada 240 Tidak mencapai ujung
ekor
Hospes definitif adalah manusia kecuali B.
malayi dan O. volvulus (merupakan parasit
zoonotik)
Hospes perantara: nyamuk atau lalat penghisap
darah
Filariasis di Indonesia disebabkan oleh 3 spe-
sies yaitu: W. bancrofti, B. malayi dan B. timori
Filaria dewasa hidup di dalam saluran atau
pembuluh limfe sedangkan larvanya (mikro-
filaria) hidup di darah tepi
Spesies Hospes Definitif Hospes Perantara
W. bancrofti Manusia Aedes, Culex, Anopheles
B. malayi Manusia Anopheles
B. malayi Manusia, hewan Mansonia
B. timori Manusia Anopheles
O. volvulus Manusia, simpanse Simulium (lalat)
L. loa Manusia Chrysops
A. perstans Manusia Culicoides
M. ozzardi Manusia Culicoides
Sesuai ditemukannya mikrofilaria di dalam
darah tepi, maka dikenal 3 daur periodik yaitu:
1. Periodik nokturnal: mikrofilaria hanya dite-
mukan di dalam darah tepi pada malam hari
2. Subperiodik diurnal: mikrofilaria terutama
ditemukan pada siang hari, pada malam hari
jarang ditemukan
3. Subperiodik nokturnal: mikrofilaria
terutama ditemukan pada malam hari, pada
siang hari jarang ditemukan
Daur hidup: mikrofilaria yang beredar di darah
tepi akan terhisap oleh nyamuk sewaktu nyamuk
menggigit kulit penderita di tubuh nyamuk
dalam waktu 10-20 hari, larva akan berkembang
menjadi larva stadium 3 yang infektif (L3)
larva L3 ini akan berada di selubung proboscis
nyamuk pada saat nyamuk menggigit kulit
manusia maka L3 akan dipindahkan ke manusia
Larva L3 ini akan secara aktif masuk ke saluran
limfe lipat paha, skrotum dan saluran limfe perut
L3 hidup di tempat-tempat tersebut sampai
menjadi cacing dewasa (ganti kulit 2x)
Umur 5 – 18 bulan, cacing betina dewasa telah
matang secara seksual dan setelah mengadakan
kopulasi dengan cacing jantan, maka cacing
betina akan melahirkan mikrofilaria
mikrofilaria akan segera memasuki darah tepi
Mikrofilaria
Disebut juga tropical pulmonary eosinophilia yaitu
filariasis limfatik yang disertai dengan
hipersensitivitas terhadap antigen mikrofilaria
akibat terjadi penghancuran mikrofilaria oleh
antibodi penderita
Gejala klinis: limfadenitis (pembengkakan kelenjar
getah bening yang disebabkan oleh infeksi),
kelainan paru disertai batuk dan sesak, demam,
hepatomegali dan splenomegali
Diagnosa: pada pemeriksaan darah tepi terlihat
hipereosinofil, leukositosis, peningkatan IgE
Pada biopsi jaringan pada kelenjar limfe, paru,
limfa dan hati ditemukan infiltrasi sel eosinofil
serta sisa-sisa mikrofilaria di antara infiltrasi
eosinofil.
Pengobatan dengan DEC memberikan hasil yang
memuaskan, tetapi jika sudah terjadi fibrosis
paru kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi.
B. timori B. malayi
Mikrofilaria yang berada dalam darah
penderita jika terisap oleh Chrysops dalam
waktu 10 hari, dalam tubuh lalat akan
berkembang menjadi larva infektif
Selanjutnya daur hidup mirip dengan
Wuechereria.