Anda di halaman 1dari 8

KASUS II

Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama demam dan
bengkak pada kaki kiri dan kanan serta payudara. Dari anamnesis, didapatkan demam dan
bengkak sudah dialami sejak 2 bulan yang lalu. demam dirasakan terutama pada malam hari,
disertai nyeri jika pasien beraktivitas. Pasien sudah pernah berobat ke dr. ABG dan diberikan
furosemide 1x40 mg, paracetamol 3x500 mg, bengkak turun, tetapi kemudia kambuh lagi. Pasien
juga pernah batuk dan sesak napas terutama malam hari dan mengeluarkan dahak kental. Pasien
sehari-hari bekerja sebagai petani, tinggal di sebuah desa didaerah Nusa Tenggara Timur.
Riwayat keluarga pernah mengalami keluhan serupa tidak ada, riwayat social llingkungan sekitar
pernah terdapat keluhan serupa 1 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/90 mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, frekuensi napas 14
kali/menit, suhu badan 37,50C, terdapat pembesaran KGB axila, mammae dan daerah inguinal.
Pada ekstremitas inferior tampak edema ringan berupa pitting edema.

Pertanyaan :
1. Pemeriksaan penunjang apa saja yang anda anjurkan untuk penegakkan diagnosis?
- Diagnosis parasitologi, Radiodiagnosis, dan Diagnosis imunologi
a. Dari masing-masing pemeriksaan penunjang yang anda usulkan, interpretasi apa
yang anda harapkan dari hasil pemeriksaan tersebut? sebutkan!
- Diagnosis parasitologi
 Mampu menemukan microfilaria dalam darah, cairan hidrokel atau cairan kiluria
pada pemeriksaan sediaan darah tebal dan teknik konsentrasi Knott, membran
filtrasi. Pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari setelah pukul 20.00
mengingat periodesitas microfilaria umumnya nokturna melalui pemeriksaan
deteksi parasit. Pada pemeriksaan histopatologi, kadang-kadang potongan cacing
dewasa dapat dijumpai di saluran dan kelenjar limfe dari jaringan yang dicurigai
sebagai tumor.
 Mampu mendeteksi parasit melalui DNA parasit dengan menggunakan reaksi
rantai polymerase (Polymerase Chsin Reaction / PCR). Teknik ini mampu
memperbanyak DNA sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi parasit pada
cryptic infection melalui pemeriksaan teknik biologi molekuler
- Radiodiagnosis
 Dapat menemukan gambaran cacing-cacing yang bergerak pada kelenjar getah
bening inguinal pasien melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG)
 Mampu menemukan adanya abnormalitas sistem limfatik pada pemeriksaan
limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai
dengan zat radioaktif
- Diagnosis imunologi
 Dapat mendeteksi antigen Wucherweia bancrofti dalam sirkulasi darah melalui
tes immunochromatographic (ICT)

2. Apa penyebab yang paling mungkin menurut anda? jelaskan!


Oleh Wurchereria bancrofti yang merupakan salah satu parasit pada tubuh manusia.
Karena gejala dari pasien dalam kasus ini sama dengan gejala atau ciri yang ditimbulkan
oleh W. bancrofti, yaitu:
a. Bersifat periodisitas nokturna, artinya mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi
pada waktu malam, dimana pada kasus ini pasien juga merasakan demam pada
malam hari.
b. Cacing dewasa menyumbat saluran limfe dan terjadi pembengkakan/edema.
c. Terdapat edema pada bagian payudara.

3. Apa diagnosis yang paling mungkin menurut anda?


- Filariasis bancrofti, diagnosis ditegakan dengan ditemukannya mikrofilaria dalam
darah tepi, kiluria, eksudat, varises limfe, cairan limfe dan cairan hidrokel atau
ditemukannya cacing dewasa pada biopsyi kelenjar limfe atau pada penyinaran
didapatkan cacing yang sedang mengadakan kalsifikasi. Pengambilan darah harus
dilakukan pada malam hari (setelah pukul 20.00) mngingat periodisitas mikrofilaria
umumnya nokturna. Pemeriksaan darah menunjukan adanya eosnofili antara 5-15%.
Selain itu juga melalui tes intradermal dan tes fiksasi komplemen dapat membantu
menegakan diagnosis.

4. Bagaimana cara penularan penyakit pada kasus ini? Sebutkan dan jelaskan!
- Jika nyamuk menghisap darah manusia yang mengandung mikrofilaria, maka
mikrofilaria akan melepaskan sarungnya di dalam lambung nyamuk, menembus
dinding lambung dan bersarang di antara otot – otot toraks, awalnya parasit ini
memendek disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih seminggu larva
bertukar kulit menjadi larva stadium II. Hari kesepuluh larva bertukar kulit sekali
lagi menjadi larva stadium III. Larva stadium III bergerak secara aktif ke kepala dan
alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk (mengandung larva stadium III) tersebut menggigit
manusia, maka larva masuk secara aktif melalui luka tusuk ke dalam tubuh hospes
dan bersarang di saluran limfe. Di dalam tubuh hospes, larva tumbuh menjadi
stadium IV dan V atau cacing dewasa.
m
kB
d
su
a →
(lrcig
tb
Lv e
p
o
h
y
n ♀
I)fw fi
T
-/A
S

5. Apa bentuk infektif dari penyebab kasus di atas?


Gerak larva stadium III sangat aktif. Bentuk ini bermigrasi mula-mula ke rongga
abdomen kemudian ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung
larva stadium III (bentuk infektif) menggigit manusia maka larva tersebut secara aktif
masuk melalui luka tusuk kedalam tubuh hospes, larva mengalami dua kali pergantian
kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV lalu stadium V atau cacing dewasa.

6. Bagaimana daur hidup penyakit ini? jelaskan!


- Mikrofilaria W.bancrofti bersifat periodisitas nokturna, artinya mikrofilaria hanya
terdapat di dalam darah tepi pada waktu malam. Pada siang hari, mikrofilaria
terdapat di kapiler alat dalam (paru,jantung,ginjal,dan sebagainya).Di pedesaan,
vektornya berupa nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes. Parasit ini memerlukan
waktu sangat panjang. Masa pertumbuhan parasit di dalam nyamuk kurang lebih dua
minggu.Mikrofilaria yang terisap oleh nyamuk, melespaskan sarungnya di dalam
lambung, menembus dinding lambung dan bersarang di antara otot-otot toraks.
Mula-mula parasit ini memendek disebut larva stadium I. Lebih dari seminggu
larva bertukar kulit, lebih gemuk dan panjang disebut larva stadium II. Hari ke-10
larva bertukar kulit lagi,makin panjang dan kurus disebut larva stadium III. Bila
nyamuk yang mengandung larva stadium III menggigit manusia, maka secara aktif
masuk ke dalam tubuh hospes dan bersarang di saluran limfe. Dalam tubuh hospes,
larva mengalami dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV, lalu
stadium V atau cacing dewasa.

7. Jelaskan patofisiologi terjadinya edema pada kasus ini?


- Terjadinya edema pada kasus ini diawali dengan stadium mikrofilaremia tanpa gejala
klinis, pemeriksaan dengan limfosintigrafi menunjukkan adanya kerusakan saluran
limfe. Cacing dewasa yang hidup dapat menyumbat saluran limfe dan terjadi dilatasi
pada saluran limfe, hal ini disebut lymphangiaekstasia. Jika jumlah cacing dewasa
banyak dan lymphangiaekstasia terjadi secara intensif menyebabkan disfungsi sistem
limfatik. Cacing dewasa yang mati menyebabkan reaksi inflamasi, reaksi inflamasi
memicu terjadinya infiltrasi limfositik yang intensif. Sistem kekebalan penderita
melakukan penghancuran mikrofilaria dalam jumlah yang berlebihan (Occult
filariasis). Dalam kasus ini leukosit ikut meningkat akibat meningkatnya jumlah sel
eosinofil dalam darah. Pembesaaran kelenjar limfe dapat terjadi di seluruh tubuh,
dalam kasus ini gejala klinis berupa batukbdan sesak nafas terutama malam hari dan
mengeluarkan dahak yang kental disebabkan oleh Pembesaran kelenjar limfe yang
terjadi di paru.

8. Apa diagnosis banding dari kasus diatas? masing-masing sebutkan alasan mengapa anda
mendiagnosis bandingnya dengan kasus diatas?
- Adapun diagnosis banding untuk kasus ini adalah Filariasis malayi dan Filariasis
timori. Berdasarkan distribusi penyakit, ketiga jenis penyakit ini tersebar pada
wilayah yang sama, namun endemik bagi filariasis timori yang hanya terdapat di
NTT. Vektor ketiga penyakit ini adalah nyamuk, dan gejala dari ketiga penyakit
adalah sama, dengan ciri khas terjadi edema pada extremitas inferior.

9. Bagaimana pathogenesis terjadinya penyakit ini? jelaskan!


- Wuchereria bancrofti merupakan parasit manusia yang menyebabkan filariasis
bankrofti atau wukereriasis bancrofti (penyakit ini tergolong dalam filariasis
limfatik). Gejala klinis filariasis limfatik disebabkan oleh microfilaria dan cacing
dewasa baik yang hidup maupun yang mati. Mikrofilaria biasanya tidak
menimbulkan kelainan tapi dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan occult
filarasis. Occult filariasis adalah penyakit filariasis limfatik yang disebabkan oleh
penghancuran microfilaria dalam jumlah yang berlebihan oleh system kekebalan
tubuh penderita. Hipereosinofili merupakan salah satu tanda utama dan gejala ini
sering kali merupakan petunjuk ke arah etiologi penyakit tersebut. Jumlah leukosit
biasanya ikut meningkat akibat meningkatnya sel eusinofil dalam darah .kelenjar
yang paling sering terkena adalah kelenjar limfe inguinal. kadang-kadang dapat
pula terkena kelenjar limfe lipat siku atau kelenjar limfe yang lain. Mungkin pula
terdapat pembesaran kelenjar limfe. Bila paru terkena maka gejala klinis dapat
berupa batuk dan sesak napas, terutama pada waktu malam, dengan dahak yang
kental dan mokupulen .Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa menimbullkan
limfadenitis dan limfangitis retrograde dalam stadium akut di susul dengan obstruktif
menahun 10-15 tahun kemudian.perjalanan penyakit filariasis limfatik dibagi dalam
beberapa stadium :stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis, stadium akut dan
stadium menahun.Pada mikrofilaremia tanpa gejala klinis ,pemeriksaan dengan
limfositigrafi menunjukan adanya kerusakan saluran limfe .cacing dewasa hidup
dapat menyumbat saluran limfe dant erjadi dilatasi pada saluran limfe
lymphangiektasia. Jika jumbla hcacing dewasa banyak dan lymphangiektasia terjadi
secara intensif menyebabkan disfungsi system limfatik. cacing dewasa yang mati
menyebabkan reaksi inflamasi .setelah infiltras ilimfositik yang intensif ,lumen
tertutup dan cacing mengalami klasifikasi .sumbatan sirkulasi limfatik terus berlanjut
pada individu yang terinfeksi berat sampai semua saluran limatik tertutup
menyebabkan limfeedema di bagian yang terkena. selain itu juga terjadi hypertrofi
otot polos di sekitar daerah terkena. Stadium akut di tandai dengan peradangan pada
saluran dan kelenjar limfe ,berupa limfadenitis dan lmfangitis retrograd yang disertai
demam dan malaise. Gejala peradagan tersebut hilang timbul beberapa kali dalam
setahun dan berlangsung beberapa hari sampai satu dua minggu lamanya.
Peradangan pada system limfatik alat kelamin laki-laki, seperti funikulitis,
epididymitis dan orkitis. Dapat pula dijumpai gejala limfe edema dan elephantiasis
yang mengenai seluruh tungkai, seluruh lengan, testis, payudara dan vulva. kadang
terjadi kiluria, yakni urin yang berwarna putih susu yang terjadi karena dilatasi pada
pembuluh limfe pada system eksretoridan urinary.

10. Terapi apa yang anda anjurkan untuk kasus ini?


- Pengobatan dengan Dietilcarbamazine (DEC) untuk menurunkan kadar
mikrofilaremia, menghancurkan dan mengeliminasi parasit, mengurangi, atau
mencegah kesakitan.
- Obat lain yang dapat digunakan adalah ivermektin. Meski Ivermektin sangat efektif
menurunkan kadar mikrofilaremia, tetapi tampaknya tidak dapat membunuh cacing
dewasa (nin-makrofilarisidal), sehingga terapi tersebut tidak dapat menyembuhkan
infeksi secara menyeluruh.
- Albandazol bersifat makrofilarisidal untuk Wuchereria bancrofti dengan pemberian
setiap hari selama 2-3 minggu. Namun, dari penelitian dikatakan obat ini masih
belum optimal.
a. Sebutkan dosis (obat) pemberiannya?
- Dosis obat :Pemberian DEC : 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari. Pengobatan ini dapat
diulang 1 hingga 6 bulan kemudian bila perlu, atau DEC selama 2 hari perbulan (6-8
mg/kgBB.hari).

b. Bagaimana cara pemberiannya?


- Pemberiaan obat dalam bentuk tablet secara oral (memasukkan obat lewat mulut).
Cara pemberian: Misal BB pasien 50 kg (karena pada kasus tidak diketahui BB
pasien). Pemberian DEC 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari. Maka 6 mg/kg x 50
kg/hari = 300 mg/hari. Diberikan 3x sehari maka 300mg dibagi 3 menjadi 100 mg
dalam 3 kali sehari. Missal sediaan obat 100 mg, kita akan berikan selama 12 hari
menjadi 3 x 12 = 36 tablet
c. Tuliskan resep obatnya?
11. Apa saran anda bagi penderita? sebutkan!
- Berolahraga yang ringan agar dapat memperlancar aliran darah
- Membersihkan bagian tubuh yang mengalami bengkak dengan seksama tiap hari
untuk mencegah terjadinya infeksi
- Mensterilkan/membersihkan luka jika ada
- Dan langkah utama mencegah tertularnya Filariasis adalah dengan menghindari
gigitan nyamuk sebisa mungkin, hal ini sangat penting, terutama dengan Negara-
negara tropis seperti Indonesia. Untuk memaksimalkan perlindungan terhadap
gigitan nyamuk, kita dapat melakukan/mengambil langkah-langkah berikut ini:
 Mengenakan baju dan celana panjang
 Membersihkan genangan air disekitar lingkungan
 Menjaga kebersihan
 Meggunakan kelambu pada waktu tidur
 Menggunakan obat nyamuk

12. Bagaimana cara pencegahan penyakit ini?


a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat (baik penderita maupun non
penderita)
 Tentang pengetahuan mengenai penyakit F. Bancrofti.
 Tentang pentingnya kebersihan lingkungan agar terhindar dari F. Bancrofti.
b. Mengeliminasi tempat perkembangbiakkan dan tempat persembunyian nyamuk.
 Membersihkan atau membuang medium-medium yang berisiko menimbulkan
genangan air yang merupakan tempat perkembangbiakkan nyamuk (seperti
kaleng bekas, botol bekas dll).
 Hindari menggantung pakaian diluar lemari
c. Menghindari gigitan nyamuk dengan cara :
 memakai kelambu saat tidur.
 memakai celana panjang dan baju lengan panjang.
 memakai lotion anti nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai