Anda di halaman 1dari 5

2.

Nematoda Jaringan/Darah

Pemberian nama Nematoda berdasarkan pada tempat hidupnya di dalam


tubuh host atau inangnya. Nematoda Jaringan/Darah adalah cacing nematoda yang
hidup pada saluran limfatik atau darah atau jaringan tubuh host atau
inangnya. Nematoda yang infeksinya di jaringan tubuh biasanya bersifat parasitic
pula pada hewan, misalnya pada kucing dan anjing. Diantara nematoda jaringan yang
pernting dalam ilmu kedokteran adalah :

1) Wuchereria bancrofti
2) Brugia malayi
3) Brugia timori
4) Loa loa
5) Onchocerca volvulus.

1) Wuchereria bancrofti
a. Hospes dan Nama penyakit
Wuchereria bancrofti merupakan parasit manusia yang menyebabkan
filariasis bankrofti atau wukereriasis bankrofti. Penyakit ini tegolong kedalam
filariasis limfatik, bersamaan dengan penyakit yang disebabkan oleh brugia
malayi dan Brugia timori. Wuchereria bancrofti tidak terdapat secara alami
pada hewan.
b. Distributik Geografik
Parasit ini tersebar luas di daerah yang beriklim tropis di seluruh dunia.
c. Morfologi dan Daur Hidup
Bentuk cacing dewasa halus seperti benang dan berwarna putih susu.
Cacing betina berukuran 65-100 mm x 0,25 mm dan jantan 40 mm x 0,1 mm.
Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria hidup dalam darah dan terdapat di
aliran darah tepi pada waktu-waktu tetentu saja. Jadi mempunyai periodisitas.
Pada umumnya W.bancrofti bersifat periodisitas nokturnal, artinya
mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada waktu malam. Pada
siang hari, mikrofilaria terdapat di kapilet alat dalam (paru, jantung, ginjal, dan
sebagainya).
Di daerah Pasifik, mikrofilaria W.bancrofti mempunyai periodisitas
subperiodik diurna, artinya mikrofilaria terdapat di dalam darah siang dan
malam. Tetapi jumlahnya lebih bbanyak pada waktu siang hari. Di Muangthai
terdapat suatu daerah yang mikrofilarianya bersifat subperiodik nokturna.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi periodisitas mikrofilaria adalah kadar
zat asam dan zat lemas di dalam darah, aktivitas hospes, irama sirkadian, jenis
hospes dan jenis parasit, tetapi secara pasti mekanisme periodisitas
mikrofilaria tersebut belum diketahui.
Di daerah perkotaan, parasit ini ditularkan oleh nyamuk Culex quinque
fasciatus. Di pedesaan, vektornya berupa nyamuk Anopheles atau nyamuk
Aedes. Parasit ini tidak ditularkan oleh nyamuk Mansonia.
Karakteristik cacing dan mikrofilaria Wuchereria bancrofti
a. Cacing jantan
1. Seperti benang
2. Berwarna putih susu
3. Berukuran 40 mm x 0,1
mm
b. Cacing betina
1. Seperti benang
2. Berwarna putih susu
3. Berukuran 65-100 mm x
0,2 mm
c. Mikrofilaria
1. Panjang 250 mikron
2. Bersarung pucat
3. Lekuk badan halus
4. Panjang ruang kepala
sama dengan lebarnya
5. Badan mempunyai inti-
inti teratur
6. Ujung ekor kosong
7. Tanpa inti tambahan

Daur hidup parasit ini memerlukan waktu sangat panjang. Masa


pertumbuhan parasit di dalam nyamuk kurang lebih dua minggu.
Pada manusia, masa pertumbuhan tersebut belum diketahui secara
pasti, tetapi diduga kurang lebih 7 bulan, sama dengan masa pertumbuhan
parasit ini di dalam Presbytis cristata (lutung). Mikrofilaria yang terisap oleh
nyamuk, melepaskan sarungnya di dalam lambung, menembus dinding dan
bersarang di antara otot-otot toraks. Mula-mula parasit ini memendek,
bentuknya menyerupai sosis dan disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang
lebih seminggu larva ini bertukar kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan
panjang, disebut larva stadium II. Pada hari kesepuluh dan selanjutnya, larva
bertukar kulit sekali lagi, tumbuh makin panjang dan lebih kurus, disebut larva
stadium III.
Gerak larva stadium III sangat aktif. Bentuk ini bermigrasi, mula-mula ke
rongga abdomen kemudian ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk
yang mnegandung larva stadium III (bentuk infektif) menggigit manusia, maka
larva tersebut secara aktif masuk melalui luka tusuk ke dalam tubuh hospes
dan bersarang di saluran limfe setempat. Di dalam tubuh hospes, larva
mengalami dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV, lalu
stadium V atau cacing dewasa.
d. Patologi dan Gejala Klinis
Gejala klinis filariasis limfatik disebabkan oleh mikrofilaria dan cacing
dewasa baik yang hidup maupun yang mati. Mikrofilaria biasanya tida
menimbulkan kelainan tetapi dalam keadaan tetentu dapat menyebabkan
occult filariasis. Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa menimbulkan
ilmfadeitis dan limfangitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan
obstruktif menahun 10 sampai 15 tahun kemudian.
Perjalanan penyakit filariasis limfatik dapat dibagi dalam beberapa
stadium : stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis, stadium akut dan
stadium menahun. Ketiga stadium tesebut tumpang tindih, tanpa ada batas
yang nyata. Gejala klinis filariasis bankrofti yang tedapat di suatu daerah
mungkin berbeda dengan yang terdapat di daerah lai.
Pada penderita mikrofilaremia tanpa gejala klinis, pemeriksaan dengan
limfosintigrafi menunjukkan adanya kerusakan saluran limfe. Cacing dewasa
hidup dapat meyumbat saluran limfe dan terjadi dilatasi pada saluran limfe,
disebut lymphangiektasia. Jika jumlah cacing dewasa banyak dan
lymphangiektasia tejadi secara intensif menyebabkan disfungsi sistem
limfatik. Ccaing dewasa yang mati menyebabkan reaksi inflamasi. Setelah
infiltrasi limfositik yang intensif, lumen tertutup dan cacing dewasa
mengalami klasifikasi. Sumbatan sirkulais limfatik teus berlanjut pada individu
yang teinfeksi berat sampai semua saluran limfatik tertutup menyebabkan
limfedema di daerah yang terkena. Selain itu juga tjadi hipertrofi otot polos di
sekitar daerah tekena.
Stadium akut ditandai dengan peradangan pada saluran dan kelenjar
limfe, berupa limfadenitis dan limfangitis retrograd yang disertai demam dan
malaise, gejala peradangan tersebut hilang timbul bebrapa kali dalam
setahun dan berlangsung beberapa hari sampai satu dua minggu lamanya.
Peradangan pada sistem limfatik, alat kelamin laki-laki, seperti funikulitis,
epididimitis dan orkitis sering dijumpai. Slauran sperma meradang,
membengkak menyerupai tali dan sangat nyeri pada perabaan. Kadang-
kadang saluran sperma meradang tersebut menyerupai hernia inkarserata.
Pada stadium menahun gejala klinis paling sering dijumpai adalah hidrokel.
Dapat pula dijumpai gejala limfedema dan elefantiasis yang mengenai seluruh
tungkai, seluruh lengan, testis, payudata dan vulva. Kadang-kadang tejadi
kiluria, yaitu urine yang berwarna putih susu yang tejadi karena dilatasi pada
pembuluh limfe pada sistem ekskretosi dan urinari.
Umumnya penduduk yang tinggal didaerah endemis tida menunjukkan
reaksi peradangan yang berat, walaupun mereka mengandung banyak
mikrofilaria. Pada pemeriksaan dengan radiionukleotida menunjukan adanya
gangguan drainase limfatik.
e. Diagnosis
Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan :
1. Diagnosis Parasitologi
1) Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairan
hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal dan
teknik konsentrasi knott, membran filtrasi. Pengambilan darah harus
dilaukan pada malam hari (setelah pukul 20.00) mengingat periodisitas
mikrofilaria umumnya nokturna. Pada pemeriksaan histopatologi,
kadang-kadang potongan cacing dewasa dapat dijumpai di saluran dan
kelenjar limfe dari jaringan yang dicurigai sebagai tumor.
2) Teknik biologi molekuler dapat digunakan untuk mendeteksi parasit
melalui DNA parasit dengan menggunakan reaksi rantai polimerase
(Polymerase Chain Reaction/PCR) Teknik ini mampu memperbanyak
DNA sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi parasit pada cryptic
infection.
2. Radiodiagnosis
1) Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada sktotum dan kelenjar
getah bening inguinal pasien akan memberikan gambaran cacing yang
bergerak-gerak. Ini berguna terutama untuk evaluasi hasil pengobatan.
Pemeriksaan ini hanya dapat digunakan untuk filaria oleh W.bancrofti.
2) Pemeriksaan limfosinigrafi dengan menggunakan dekstran atau
albumin yang ditandai dengan zat radioaktif menunjukkan adanya
abnormalitas sistem limfatik sekalipun pada penderita yang
asimptomatik mikrofilaremia.
3. Diagnosis imunologi
Deteksi antigen dengan immunochromatographic test (ICT) yang
menggunakan antibodi monoklonal telah dikembangkan untuk mendeteksi
antigen W.bancrofti dalam sirkulasi darah. Hasil tes positif menunjukkan
adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tida ditemukan dalam darah.
f. Pengobatan dan Prognosis
Selama lebih dari 40 tahun, dietil karbamasin sitrat (DEC) merupakan
obat pilihan baik untuk pengobatan perorangan atau masal. DEC bersifat
membunuh mikrofilatia dan juga cacing dewasa pada pengobatan jangka
panjang. Pengobatan ditunjukkan untuk membunuh parasit, ,encegah
kesakitan dan mencegah transmisi. Hingga daat ini DEC merupakan satu-
satunya obat yang efektif, aman dan relatif mrah, dosis yang dianjurkan
adalam 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Dosis harian obat tersebut
dapat diberikan dalam tiga kali pemberian sesudah makan, umumnya dengan
dosis ini akan menghilangkan mikrofilaria tapi untuk benar-benar bebas dari
parasitnya diperlukan bebrapa kali pengobatan.
g. Epidemiologi
Filariasis bancrofti dapat dijumpai di perkotaan atau pedesaan. Di
Indonesia parasit ini lebih sering dijumpai dipedesaan daripada diperkotaan
dan penyebarannya bersifat fokal. Kurang dari 20 juta penduduk indonesia
bermukin di daerah endemi filariasis bancrofti, malayi dan timori dan mereka
sewaktu-waktu dapat ditulari. Kelompok umur dewasa muda merupakan
kelompok penduduk yang paling sering menderita, terutama mereka yang
tgolong penduduk berpenghasilan rendah.

Anda mungkin juga menyukai