Anda di halaman 1dari 27

Penyakit Filarisis

TUGAS
NAMA : WIDIA NELDI
Definisi
Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi
cacing filaria yangditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar
getah bening, Penyakit ini bersifat menahun(kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki-laki.(Witagama,dedi.2009)
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia
Malayi,Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia
terutama dalamkelenjar getah bening dan darah. infeksi cacing ini menyerang
jaringan viscera, parasit initermasuk kedalam superfamili Filaroidea, family
onchorcercidae.Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4
- 6 tahun dan dalam tubuhmanusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak
cacing (microfilaria) yang beredardalam darah terutama malam hari.Ciri-ciri cacing
dewasa atau makrofilaria :
a. Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem limfe.
b. Ukuran 55 – 100 mm x 0,16
mmc. Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mmd. Berkembang secara ovovivipar
Mikrofilaria :
a. Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu
b. Mempunyai sarung. 20 – 600 X 8 um
Faktor yang mempengaruhi perkembangan makrofilaria:
a. Lingkungan fisik : Iklim, Geografis, Air dan lainnnya,
b. Lingkungan biologic : lingkungan Hayati yang mempengaruhi penularan; hutan,
reservoir,vectorc. Lingkungan sosial ekonomi budaya : Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat
d. Istiadat, Kebiasaan dsb,e. Ekonomi: Cara Bertani, Mencari Rotan, Getah Dsb
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Manifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing dewasa pada sistem limfatik
dengankonsekuensi limfangitis dan limfadenitis. Selain itu, juga oleh reaksi hipersensitivitas
dengangejala klinis yang disebut occult filariasis.
1. Masa prepatenMerupakan masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya mikrofilaremia
yangmemerlukan waktu kira-kira 3¬7 bulan. Hanya sebagian tdari penduduk di daerah endemik
yangmenjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik inipun tidak
semua kemudianmenunjukkan gejala klinis. Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang
asimtomatik baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
2. Masa inkubasiMerupakan masa antara masuknya larva infektif hingga munculnya gejala klinis
yang biasanya berkisar antara 8-16 bulan.
3. Gejala klinik akutGejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai
panas dan malaise.Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut
dapatmikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
4. Gejala menahunGejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria
jarangditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. Gejala kronis
inimenyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas penderita serta membebani
keluargannya
Komplikasi
a. Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena
b. Elephantiasis tungkai
c. Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,vulva vaginadan
payudara,
d. Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pada saluran limfe testis berulang: pecahnya tunika
vaginalisHidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antaralapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalamrongga itu
memang adadan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi olehsistem
limfatik di sekitarnya
e. Kiluria : kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacingdewasa
yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih
Pemeriksaan diagnostic
a. Diagnosis Klinik
Diagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. Diagnosis klinik
pentingdalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (Acute and Chronic Disease
Rate).Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis
filariasis adalahgejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala
menahun.
b. Diagnosis Parasitologik
Diagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada pemeriksaan
darahkapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan siang hari, 30 menit setelah
diberiDEC 100 mg. Dari mikrofilaria secara morfologis dapat ditentukan species cacing
filaria.
c. Radiodiagnosis Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar limfe
inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance
sign).Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang dilabel
dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada
penderitayang mikrofilaremia asimtomatik.
d. Diagnosis Immunologi Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten,
inkubasi, amikrofilaremia dengangejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi
dan/atau antigen dengan caraimmunodiagnosis diharapkan dapat menunjang
diagnosis.Adanya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak
membedakaninfeksi dini dan infeksi lama. Deteksi antigen merupakan deteksi metabolit,
ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagnosis parasitologik. Gib
13, antibodi monoklonalterhadap O. gibsoni menunjukkan korelasi yang cukup baik
dengan mikrofilaremia W. bancroftidi Papua New Guinea
Penatalaksanaan
Dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan obat filariasis yang ampuh, baik untuk
filariasis bancrofti maupun brugia, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini
ampuh, amandan murah, tidak ada resistensi obat, tetapi memberikan reaksi samping
sistemik dan lokal yang bersifat sementara. Reaksi sistemik dengan atau tanpa demam,
berupa sakit kepala, sakit pada berbagai bagian tubuh, persendian, pusing, anoreksia,
kelemahan, hematuria transien, alergi,muntah dan serangan asma. Reaksi lokal dengan atau
tanpa demam, berupa limfadenitis, abses,ulserasi, limfedema transien, hidrokel, funikulitis
dan epididimitis. Reaksi samping sistemikterjadi beberapa jam setelah dosis pertama,
hilang spontan setelah 2-5 hari dan lebih seringterjadi pada penderita mikrofilaremik.
Reaksi samping lokal terjadi beberapa hari setelah pemberian dosis pertama, hilang spontan
setelah beberapa hari sampai beberapa minggu dansering ditemukan pada penderita
dengan gejala klinis. Reaksi sampingan ini dapat diatasi denganobat simtomatik.Kegiatan
pemberantasan nyamuk terdiri atas:
1. Pemberantasan nyamuk dewasaa.
a.Anopheles : residual indoor spraying
b. Aedes : aerial spraying
2. Pemberantasan jentik nyamuka. Anopheles : Abate 1% b. Culex : minyak
tanahc. Mansonia : melenyapkan tanaman air tempat perindukan, mengeringkan rawa dan s
aluranair
3. Mencegah gigitan nyamuka. Menggunakan kawat nyamuk/kelambu b. Menggunakan
repellentPenyuluhan tentang penyakit filariasis dan penanggulangannya perlu dilaksanakan
sehinggaterbentuk sikap dan perilaku yang baik untuk menunjang penanggulangan
filariasis.Sasaran penyuluhan adalah penderita filariasis beserta keluarga dan seluruh
penduduk daerahendemis, dengan harapan bahwa penderita dengan gejala klinik filariasis
segera memeriksakandiri ke Puskesmas, bersedia diperiksa darah kapiler jari dan minum
obat DEC secara lengkap danteratur serta menghindarkan diri dari gigitan nyamuk..
Evaluasi hasil pemberantasan dilakukansetelah 5 tahun, dengan melakukan pemeriksaan
vektor dan pemeriksaan darah tepi untuk deteksimikrofilaria.
Askep Filiaris
1 Pengkajian

Unit : perawatan penyakit dalam


Tanggal masuk : 13 maret 2011
Ruang /kamar : III / A1.
Identitas kliena.
a. Nama : Ibu S
b. Umur : 39
c. Jenis kelamin : perempuan
d. Agama : islam
e. Suku/bangsa : Indonesia
f. Alamat : Lrg. Mawar
Penanggung Jawaban.
a. Nama : Tn. A
b. Alamat ruma :Lrg. Mawar
c. Hubungan dengan klien : suami
a. Riwayat kesehatan Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat
kelainan imun.Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang
mengandung larva stadium III. Gejala yang timbul berupa demam berulang-ulang 3-5 hari,
demam inidapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
b. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.Tanda : Kelemahan otot,
menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas (PerubahanTD, frekuensi jantung)
c. Sirkulasi Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler.
d. Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putusasa,
dan sebagainya.Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
e. IntegumenTanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
f. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan.Tanda : Turgor kulit buruk, edema.
g. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKSTanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan
diri
h. Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan
otot.Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.
i. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.Tanda : Bengkak, penurunan
rentang gerak.
j. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam berulang,
berkeringat malam.Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
k. Seksualitas
Gejala : Menurunnya libidoTanda : Pembengkakan daerah skrotalis
l. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.Tanda : Perubahan
interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
m. Pemeriksaan diagnostic Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga
dapat menggunakan ELISA danrapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika
pasien sudah terdeteksi kuat telahmengalami filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler
diperlukan untuk mendeteksi pengerakancacing dewasa di tali sperma pria atau kelenjer
mammae wanita.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
4. Hambatan mobilitasi fisik berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
Intervensi
1
1
1
1
1
1
1
1
Kesimpulan
Filariasis adalah kelompok penyakit yang mengenai manusia dan binatang yang disebabkan oleh parasit
kelompok nematode yang disebut filaridae., dimana cacing dewasanya hidup dalam cairan san saluran
limfe, jaringan ikat di bawah kulit dan dalam rongga badan. Cacing dewasa betina mengeluarkan
mikrofilaria yang dapat ditemukan dalam darah, hidrokel, kulit sesuaidengan sefat masing-masing
spesiesnya.Penyakit filariasis banayak ditemukan di berbagai negara tropik dan subtropik,
termasukIndonesia. Prevalensi tidak banyak berbeda menurut jenis kelamin, usia maupun ras.Penyakit
filariasis dapat disebabkan oleh berbagai macam spesies, sehingga gambaran klinisnyaspesifik untuk
masing-masing spesies, misalnya bentuk limfatik biasnya digunakan sebagai tanda bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugiatimori, dimana parasit dapat
menyumbat saluran limfe dengan manifestasi terbentuknyaelefantiasis, sedangkan Loa loa ditandai
dengan calabar swelling. Onchocerca volvulus menyebabkan kebutaan dan pruritus pada kulit.

.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai