Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

( penyakit filariasis “kaki gajah” )

Di susun oleh :

-Rezki Amelia
- Rahmadani tanjung
- Andi ainun zanzadila putri
- Herliana
- Muh. Aswan usman

PROGRAM STUDY D III KEPERAWATAN

AKPER YPPP WONOMULYO

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


Filariasis
A.Definisi

Filariasis adalah penyakit menular(Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh larva
cacing filarial(Wuchereria Brancofti,Brugia Malayi dan Brugia Timori) yang ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk, baik nyamuk jenis culex, aedes,anopheles,dan jenis nyamuk lainnya.
penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk dari orangyang mengandung larva cacing
(microfilaria) dari salah satu cacing filarial diatas kepada orang yang sehat (tidak mengandung)
mikrofilia.

Orang yang terinfeksi mikrofilia akibat adanya larva cacing ini didalam tubuhnya,tidak
selalu menimbulkan gejala .gejala yang timbul biasanya diakibatkan oleh larva cacing yang
merusak kelenjar getah bening sehingga mengakibatkan tersumbatnya aliran pembuluh limfa.
Gejala yang timbul biasanya berupa pembengkakan (edema) di daerah tertentu (pada aliran
pembuluh limfa di dalam tubuh manusia). gejala ini berupa pembesaran tungkai kaki (kaki
gajah) atau lengan dan pembesaran skrotum/vagina yang pembengkakannya(edema) bersifat
permanen.

Penyakit filariasis bersifat menahun(kronis) dan jarang menimbulkan kematian pada


penderitannya.Namun,bila penderita tidak mendapatkan pengobatan ,penyakit ini dapat
menimbulkan cacat menetap pada bagian yang mengalami pembengkakan (seperti kaki,lengan
dan kelamin) baik pada penderita lakilaki maupun peempuan.

Penyakit filariasis timbul atau ditemukan di Negara-negara tropis dimana jenis cacing
tersebut ditemukan.cacing jenis W.Brancofti ditemukan di amerika latin.(suriname,
Guyana,Halti,dan Costarica) afrikaAsia,dan pulau-pulau pasifik .Cacing jenis W. Brancofti
ditemukan di Malaysia,Filipina,dan Thailand dan cacing jenis B.timori ditemukan
diindonesia(Pulau Alor,flores,dan Rote)(FKUI,2008)

B. Etiologi

Pada tahun 2009,WHO memperkirakan terdapat sekitar 12 juta orang didunia yang
menderita filariasis limfatik.sepertiga di antaranya mengidap infeksi yang parah sehingga
mengubah bentuk dari bagian tubuh yang terjangkit.parasit yang bisa menyebabkan jenis
filariasis ini meliputi Wuchereria banchofti,Brugia malayi,dan Brugi timori.

W.Branchofti merupakan parasit yang paling sering menyerang manusia diperkirakan 9


hari 10 penderita filariasis limfatik disebabkan oleh parasit ini. sementara sisanya biasanya
disbabkan oleh B.Malayi.
Parasit filarial masuk ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah
terinfeksi.parasit tersebut akan tumbuh dewasa berbentuk cacing ,bertahan hidup selama 6
hingga 8 tahun,dan terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.

Infeksi ini umunya dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pda
system limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan
menyakitkan.pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.

C. Manisfestasi klinis

Gejala klinis sangat bervariasi ,mulai dari yang asimtomatis sampai yang berat. Hal ini
tergantung pada daerah geografi,spesies parasit,respons imun penderita dan intensitas
infeksi.gejala biasanya tampak setelah 3 bulan infeksi ,tapi umumnya masa tunasnya antara 8-12
bulan.pada fase akut terjadi gejala radang saluran getah bening ,sedang pada fase kronis terjadi
obstruksi.fase akut dotandai dengan demam atau serangkaian serangan demam selama beberapa
minggu.demam biasanya tidak terlalu tinggi meskipun kadang-kadang tinggi sampai 40,6°c
disertai menggigil dan berkeringat.nyeri kepala,mual,muntah dan nyeri otot,jika yang terkena
saluran getah bening abdominal yang terkena terjadi gejala “acute abdomen”

Menurut Palang Merah Indonesia (PMI) gejala dan tanda penyakit kaki gajah terbagi menjadi
2,yaitu gejala akut dan gejala kronis.pada gejala akut,gejala yang akan muncul seperti :

a. demam berulang-ulang selama 3-5 hari (demam hilang ketika beristirahat dan muncul
lagi setelah beraktivitas berat).
b. Bengkaknya kelenjar getah bening(tanpa ada luka) didaerah lipatan paha atau ketiak yang
tampak kemerahan,panas,dan sakit.
c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit,yang menjalar dari
pangkal kaki atau pangkal lengan kea rah ujung.
d. Pembengkakan tungkai,lengan,buah dada,atau buah zakar,yang terlihat agak kemerahan
dan terasa panas.

Pada gejala kronis anda akan merasakan pembesaran yang menetap pada tungkai,lengan,buah
dada,atau buah zakar.

D. Penatalaksanaan

Penatalaksana filariasis bergantung kepada keadaan klinis dan beratnya penyakit(Addis


DG,Dreyer G)

1. Terapi medikamentosa
-diethylcarbamazine citrate (DEC)
WHO merekomendasikan pemberian DEC dengan dosis 6 mg /BB untuk 12 hari
berturut-turut.di Indonesia,dosis 6 mg/kg BB memberikan efek samping yang
berat ,sehingga pemberian DEC dilakukan berdasarkan usia dan kombinasi dengan
albendazol
-Ivermectin
Obat ini merupakan antibiotic semisintetik golongan makrolid yang berfungsi sebagai
agent mikrofilarisidal poten. Dosis tunggal 200-400µ/kg dapat menurunkan microfilaria
dalam darah tepi untuk waktu 6-24 bulan .obat belum digunakan di Indonesia
-Albendazol
Obat ini digunakan untuk pengobatan cacing intestine selama bertahun-tahun dan baru ini
dicoba digunakan sebagai anti-filaria. Albendazol hanya mempunyai sedikit efek untuk
microfilaremia dan antigenaemia jika digunakan sendiri .dosis tunggal 400 mg
dikombinasi dengan DEC atau ivermectin efektif menghancurkan microfilaria .
Pemberian benzopyrenes,termasuk flavonoids dan coumarin dapat menjadi terapi
tambahan.
1. Pemeriksaan parasitologi dengan menemukan microfilaria dalam sediaan darah,cairan
hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan darah tebal dengan pewarnaan
giemsa,teknik knott,membrane filtrasi dan tes provokasi DEC .12,21,22 sensitivitas
bergantung pada volume darah yang diperiksa,waktu pengambilan dan keahlian teknisi
yang memeriksanya.pemeriksaan ini tidak nyaman ,karena pengambilan darah harus
dilakukan pada malam hari antara pukul 22.00-02.00 mengingat periodisitas microfilaria
umumnya nokturna.12,21 spesimen yang diperlukan ±50µ darah dan untuk menegakkan
diagnosis diperlukan ≥20 mikrofilaria /ml( Mf/ml).21
2. Pembedahan
Tindakan bedah pada limfedema bersifat paliatif,indikasi tindakan bedah adalah jika
tidak terdapat perbaikan dengan terapi konservatif ,limfedema sangat besar sehingga
mengganggu aktivitas dan pekerjaan dan menyebabkan tidak hasilnya terapi konsevatif.

E. pemeriksaan penunjang

Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui penereiksaan mikroskopis


darah,sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena misrofilaria hanya
muncul dan menampilkandiri dalam darah pada waktu malam har selama beberapa jam
saja(nocturnal periodicity)

Selain itu,berbagai metode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki
gajah.diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai penjaringan membrane.metode
konsetrasi knott dan teknik pengendapan

Metode pemeriksaan yang mendekati kearah diagnose dan diakui oleh WHO dengan
pemeriksaan system “tes kartu” .hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi
penyebaran parasit(larva).yaitu dengan mengambil sample darah system tusukan jari droples
diwaktu kapanpun,tidak harus dimalam hari.

F. Patofisiologi

Perubahan patologi utama disebabkan oleh kerusakan pembulu getah bening akibat
inflamasi yang ditimbulkan oleh cacing dewasa, bukan oleh mikrofilaria. Cacing dewasa hidup
dipembuluh getah bening aferen atau sinus kelenjar getah bening dan menyebabkan pelebaran
pembulu getah bening dan penebalan dinding pembuluh. Infiltrasi sel plasma, eosinofil, dan
magrofag didalam dan sekitar pembuluh getah bening yang mengalami inflamasi bersama
dengan proliferasi sel endotel dan jaringan penunjang, menyebabkan berliku-likunya sistem
limfatik dan kerusakan atau inkompetensi katup pembuluh getah bening.

Limfedema dan perubahan kronik akibat statis bersama edema keras terjadi pada kulit
yang mendasari. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat filasriasis ini disebabkan oleh efek
langsung dari cacicng ini dan oleh respon imun yang menyebabkan pejamu terhadap parasit.
Respon imun ini dipercaya menyebabkan proses granulomatosa dan proliferasi yang
menyebabkan obstruksi total getah bening (Sudoyo dkk, 2010, p. 2932).
G. Pengkajian

1. Identitas
Penyakit filariasis biasanya sering menyerang pada pria dan wanita yang berumur
diatas 30 tahun (Kunoli, 2012, p. 199)

2. Status kesehatan saat ini


a) Keluhan utama
Pasien mengalami keluhan mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola
tidur (Kunoli, 2012, p. 203).

b) Alasan Masuk RS
Pasien mengalami kelemahan otot, menurunnya masa otot, respon fisiologi
aktivitas (perubahan TD, frekuensi jantung) (Kunoli, 2012, hal. 203).

3. Riwayat penyakit sekarang


Klien mengeluh nyeri disertai bengkak pada kaki yang terkena, nyeri terasa
seperti tertusuk-tusuk, nyeri timbul setiap saat dan skala nyeri sedang sampai berat.
Bengkak awalnya muncul dari telapak kaki sampai ke tungkai kaki bawah. Pasien sulit
berjalan yang disebabkan oleh pembengkakan tungkai kaki. Demam naik turun dan
buang air kecil berwarna putih susu (Kunoli, 2012, hal. 203).

4. Riwayat Kesehatan Terdahulu


a. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien biasanya belum pernah mengalami penyakit filariasis sebelumnya
(Padila, 2013, hal. 412).

b. Riwayat penyakit keluarga


Pada keluarga tidak ada yang mengalami penyakit filariasis (Padila, 2013,
hal. 412).

c. Riwayat pengobatan
Pada pengobatan masal (program pengendalian filariasis) pemberian DEC
dosis standar tidak dianjurkan lagi mengingat efek sampingnya. Untuk itu, DEC
diberikan dengan dosis lebih rendah (6 mg/kgBB), dengan jangka waktu
pemberian yang lebih lamam mencapai dosis total yang sama misalnya dalam
bentuk garam DEC 0,2 – 0,4% selama 9-12 bulan. Atau pemberian obat dilakukan
seminggu sekali, atau dosis tunggal setiap 6 bulan atau setiap tahun (Sudoyo dkk,
2010, hal. 2935)
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran
Kesadaran Pada manifestasi akut dapat ditemukan adanya limfangitis dan
limfadenitis yang berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
(Zainuddin, 2014, hal. 39).
b. Tanda – tanda vital
Pasien dengan penyakit filariasis perubahan tekanan darah, menurunnya volume
nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler (Kunoli, 2012, hal. 203).
c. Body system
d. Sistem pernafasan
Penyakit filariasis terjadi pernapasan pendek : dispnea nokturnal paroksismal ;
batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak (Aziz dkk, 2013, hal. 116).

1. Sistem kardiovaskular
ictus cordis tidak terlihat dan tidak  kuat angkat, Perubahan TD,
menurunnya volume  nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler (Kunoli,
2012, hal. 203).
2. Sistem pensyarafan
Kaki bengkak dan reflek tidak normal (Sudoyo dkk, 2010, hal. 2932).
3. Sistem perkemihan
Pembengkakan pada daerah skrotalis (Kunoli, 2012, hal. 203).
4. Sistem percernaan
Pasien mengalami anoreksia dan permeabilitas cairan (Kunoli, 2012, hal.
203).
5. Sistem integument
Warna kulit normal dan mengalami gangguan pada ekstemitas yang
terkena kaki gajah, tekstur kulit mengalami bengkak, gatal, lesi, bernanah
pada kaki yang terkena (Kunoli, 2012, hal. 203).
6. Sistem muskuloskeletal
Terdapat edema pada kaki yang terkena dan kelemahan otot (Kunoli,
2012, hal. 203).
7. Sistem endokrin
Ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang berlangsung 3 – 15
hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun (Zainuddin, 2014, hal.
36).
8. Sistem reproduksi
Menurunnya libido (Kunoli, 2012, hal. 203).
9. Sistem pengindraan
Kerusakan status indra praba (Kunoli, 2012, hal. 203)
10. Sistem imun
Mengalami demam pada filariasis karena adanya inflamasi yang berawal
dari kelenjar getah (Sudoyo dkk, 2010, hal. 2932).

H. Diagnosa keperawatan
1.hipertermia berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2.gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran kemih
3.nyeri akut berhubungan pembengkakan kelenjar limfe
4.hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
5.asientas berhubungan dengan proses penyakit

I. intervensi

1.hipertermia berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening


-monitor suhu sesering mungkin
-monitor tanda-tanda vital
-monitor intake dan output
-kompres hangat pasien pada lipatan paha dan aksila

2.gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran kemih


-monitor intake dan output
-pemasangan cateter kemih

3.nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe


-kaji skla nyeri
-monitor tanda-tanda vitas sesudah dan sebelum pemberian analgestik pertama
kali
-berikan teknik edukasi disertai dengan tekhnik relaksasi untuk beristirahat

4. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe


-monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah latihan
-kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
-anjurkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

5. asientas berhubungan dengan proses penyakit


-monitor kecemasaan klien
-gunakan komunikasi terapeutik

J. Implementasi
1. setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dengan pemberian kompres hangat
pada lipatan paha dan aksilla, nyeri yang dirasakan pasien berangsur-angsur menghilang
atau tidak dirasakan lagi.
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dengan pemasangan kateter, terjadi
balance antara output dan input pasien
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dengan memberikan tekhnik edukasi
disertai dengan tekhnik relaksasi, pasien mampu mengontrol nyeri dan mengontrol
kecemasannya
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, imobilitas fisik teratasi Klien dapat
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena
atau kompensasi
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,pasien mampu mengontrol
kecemasannya

K. Discharge Planning

1. kontak dengan nyamuk terinfeksi dapat dikurangi melalui penggunaan obat oleh anti
nyamuk,kelambu,atau insektisida
2. mengikuti edukasi yang diberikan tenaga kesehatan atau pemerintah tentang filariasis
(cara penyebaran,pencegahan dll)
3. bagi yang masih terkena
a. pencucian dengan sabun dan air dua kali/hri
b.menaikkan tungkai yang terkena pada malam hari
c.Ekstremitas digerakkan teratur untuk melancarkan aliran
d.Menjaga kebersihan kuku
e.Memakai alas kaki
f. mengobati luka kecil dengan antiseptic atau antibiotic

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C Suzanne.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.Jakarta;EGC

Sudoyo,Aru W,dkk.(2009).Buku Ajar Ilme Penyakit Dalam.Jilid III.Edisi IV.Jakarta:FKUI

Syaifudin.(2006).Anatomi Fisiologi:untuk Mahasiswa Keperawatan.Edisi III.Jakarta:EGC

North American Nursing Diagnosis Association(NANDA):2015

Doengoes C Marilym(2000) .Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai