OLEH KELOMPOK 3
RAHAYU
B. Penyebab Filariasis
Penyakit ini umumnya menyerang negara-negara tropis dan subtropis
seperti Asia, Afrika, dan Kepulauan Pasifik. Terdapat tiga spesies cacing
filaria yang dapat menyebabkan penyakit ini, yaitu Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori. Tiga jenis cacing tersebut ditemukan di
wilayah Indonesia, tapi hampir 70 persen yang cacing yang menyebabkan
filariasis adalah cacing Brugia malayi. Nyamuk yang menjadi penyebaran
penyakit ini umumnya disebabkan oleh Anopheles farauti dan Anopheles
punctulatus.
Gejala filariasis terbagi dalam tiga kategori, yaitu kondisi tanpa gejala,
akut, dan kronis. Meskipun filariasis masih dalam kondisi tanpa gejala,
infeksi ini tetap bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan
ginjal, serta memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sementara pada fase
akut, pengidap filariasis akan mengalami:
Kondisi ini menjadi tanda yang cukup jelas bahwa Anda terinfeksi kaki
gajah.
Sementara itu, untuk gejala filariasis kronis, Anda mengalami
pembengkakan yang permanen dengan ukuran cukup besar pada:
Kaki
Kelamin
Payudara
Lengan
Selain itu, kulit tubuh Anda juga biasanya akan terpengaruh dan
ditunjukkan dengan berbagai gejala seperti:
Kering
Tebal
Luka
Berwarna lebih gelap dari biasanya
Berbintik-bintik
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/kaki-gajah-filariasis/#gref
F. Kasifikasi
Klasifikasi limfedema filariasis oleh WHO:
Grade I : biasanya pitting edema, menghilang spontan
dengan peninggian.
Grade II : biasanya non pitting edema, yang tidak
menghilang spontan dengan peninggian
Grade III (elephantiasis): peningkatan yang hebat
dari grade II limfedema, disertai
dermatosclerosis dan lesi papilomatous.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/tmd_176_slide_filariasis.pdf
G. Dampak filariasis
a. Bagi penderita filariasis
Penyakit filariasis akan berdampakkepada penderita filariasis dari
berbagai aspek dan juga berakibat pada kualitas hidup yang semakin
menurun
1) Fisik
Aspek fisik penyakit filariasis akan berdampak kecacatan tubuh
menetap pada pendarita.
2) Psikologis
Paradigma masyarakat beranggapan bahwa penyakit filariasis
adalah penyakit keturunan, penyakit yang bisa menular lewat
apapun, dan tidak bisa disembuhkan. Stigma masyarakat yang
seperti itu akan membuat penderita filariasis mengalami
depresi dan bahkan ada keinginan untuk bunuh diri. Penelitian
Suliswati (2005) mendapatkan hasil bahwa ada hubungan
antara stigma yang dirasakan oleh penderita filariasis dengan
depresi pada penderita filariasis. Sebagian besar penderita
filariasis yang tidak bisa menerima keadaan cacat tubuhnya
akibat penyakit filariasis mengalami kecemasan, keputusasaan
dan perasaan depresi. Pertolonga pertama yang harus diberikan
kepada penderita filariasis adalah pada kesehatan psikologisnya
selanjutnya baru pengobatan fisik.
3) Ekonomi
Kemiskinan adalah salah satu dampak dari penyakit filariasis
yang begitu besar. Perilaku penderita cenderung negatif,
diantaranya penderita filariasis banyak yang menjadi pengemis
dan pengangguran. Pengemis adalah pekerjaan utama mereka
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penderita filariasis
yang berusia produktif yang mengalami kecacatan akan
memberikan dampak yang negatif sebagai pengangguran.
4) Sosial
Penelitian di Cina yang memfokuskan pada masalah sosial
menunjukkan bahwa penderita filariasis sering terisolasi dari
masyarakat, hidup sendiri, dan memiliki kesulitan dalam
melakukan perawatan diri, aktivitas sehari-hari, penurunan
produktivitas dan partisipasi sosial. Masalah sosial muncul
akibat ketakutan yang dialami penderita filariasis di
masyarakat, rendahnya pengetahuan, kekurangan bersosialisasi
dimasyarakat, dan stigma buruk dimasyarakat, sehingga
berakibat pada kurangnya peran serta masyarakat dalam
pemberantasan penyakit filariasis.
b. Bagi keluarga
Depkes RI (2006) menyatakan bahwa penyakit filariasis akan
berdampak pada kelangsungan hidup keluarga. Dampak yang muncul
dalam keluarga dinyatakan keluarga panik saat salah satu anggota
keluarga mendapat diagnosa filariasis, berusaha untuk mencari
pertolongan kedukun, keluarga takut tertular penyakit filariasis
sehingga tidak jarang penderita diusir dari rumah, keluarga takut
diasingkan oleh masyarakat dan jika anggota keluarga yang menderita
filariasis adalah kepala keluarga, akan berdampak pada sosial ekonomi
keluarga tersebut. Dampak yang dirasakan oleh keluarga akan
mempengaruhi keluarga dalam memberikan perawatan kepada
penderita filariasis.
c. Bagi masyarakat
Stuart (2006) menyatakan bahwa selain berdampak pada keluarga,
filariasis juga akan berdampak pada lingkungan masyarakat sekitar
tempat tinggal penderita filariasis. Dampak yang muncul yaitu
masyarakat merasa jijik dan takut terhadap penderita, masyarakat
menjauhi penderita dan keluarganya, dan masyarakat merasa
terganggu dengan adanya penderita sehingga berusaha untuk
menyingkirkan dan mengisolasi penderita filariasis.
http://repository.ump.ac.id/5910/3/Sofia%20Monic%20Nurani
%20BAB%20II.pdf
H. Pengobatan dan pencegahan
a. Pengobatan Kaki Gajah
Pengobatan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan
untuk mencegah infeksi bertambah buruk dan menghindari komplikasi
filariasis. Untuk mengurangi jumlah parasit dalam tubuh, pasien dapat
mengonsumsi obat cacing, seperti ivermectin, albendazole, atau
diethylcarbamazine.
Setelah diberikan obat-obatan tersebut, cacing penyebab kaki gajah
akan mati, sehingga pembengkakan kelenjar getah bening mereda dan
aliran getah bening kembali lancar.
Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan tungkai dan kaki,
ukurannya tidak dapat kembali seperti semula. Namun ada beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kaki yang
bengkak, antara lain:
Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih tinggi,
saat duduk atau berbaring.
Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan sabun
setiap hari.
Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan antiseptik.
Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga
kelancaran aliran getah bening di bagian yang bengkak.
Jika pembengkakan pada tungkai sudah sangat parah, atau jika terdapat
pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien dapat menjalani operasi untuk
mengecilkan pembengkakan tersebut. Operasi yang dilakukan akan
mengangkat sebagian kelenjar dan pembuluh limfa yang mengalami
infeksi.
https://www.alodokter.com/filariasis