PENDAHULUAN
cepat
dan
tidak
terencana
kota,yang
menciptakan
tempat
mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah
terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi
untuk ketularan karena vektornya tersebar luas.10
WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global (The Global Goal of
Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year
2020). Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal
dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun di lokasi yang
endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk
mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan
melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada
tahun 2002 di 5 kabupaten. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap
tahun. Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial
yaitu; Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Vektor penular :
di Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari
genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes, dan Armigeres yang dapat
berperan sebagai vektor penular penyakit kaki gajah. 8,10
BAB II
2
FILARIASIS
II.1
DEFINISI
ETIOLOGI
diaameter
70-80
mikrometer.
berukuran
panjang
43-55
Sedangkan
mm
dan
cacing
berdiameter
betinanya
130-170
mikrometer.
3. Timor microfilaria (Brugia timori)
Penyebab penyakit ini adalah filaria tipe Brugia timori. Cacing
jantan berukuran panjang 20 mm dengan diameter 70-80
mikrometer. Sedangkan yang betina berukuran panjang 30 mm
dengan diameter 100 mikrometer. Filaria tipe ini terdapat di daerah
Timor, pulau Rote, Flores dan beberapa pulau sekitarnya.
Cacing dewasa hidup di dalam saluran dan kelenjar limfe.
Vektornya
adalah
Anopheles
barbirostis.
Mikrofilarianya
menyerupai mikrofilaria Brugia Malayi, yaitu lekuk badannya patahpatah dan susunan intinya tidak teratur, perbedaannya terletak di
dalam hal : 1,2,6
1.Panjang kepala sama dengan 3x lebar kepala
2.Ekornya mempunyai 2 inti tambahan, yang ukurannya lebih kecil
daripada inti-inti lainnya dan letaknya lebih berjauhan bila
dibandingkan dengan letak inti tambahan Brugia malayi.
3.Sarungnya tidak mengambil warna pulasan Giemsa
4.Ukurannya lebih panjang daripada mikrofilaria Brugia malayi.
Mikrofilaria bersifat periodik nokturnal.
Filariasis limfatik ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp.,Culex
spp., Aedes spp. dan Mansonia spp.
Penyebab Filariasis subkutan:
1. Onchorcercia spp
Penyebab penyakit ini adalah Onchocerca volvulus. Juga dikenal
sebagai hanging groins, leopard skin, river blindness, atau sowda.
Gejala klinis akibat adanya microfilaria di kulit dan termasuk
pruritus, bengkak subkutaneous, lymphadenitis, dan kebutaan
Cacing dewasa berukuran panjang 10-42 mm dengan diameter
130-210 mikrometer. Sedangkan cacing betina berukuran panjang
33,5-50 mm dengan diameter 270-400 mikrometer.
4
Mikrofilarianya
dapat
ditemukan
didalam
jaringan
1,2,6,13
2. Loaiasis
Penyababnya adalah cacing Loa loa. Cacing jantan memiliki
panjang 30-34 mm dan lebar 0,35-0,43 mm. Sedangkan cacing
betina loa-loa berukuran 40-70 mm dengan lebar 0,5 mm. Lalat
buah mangga atau deerflies dari Chrysops diduga sebagai vektor
dari penyakit loaiasis. 1,2,6,13
II.3
EPIDEMIOLOGI
II.4
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala filariasis bancrofti sangat berbeda dari satu daerah
endemik dengan daerah endemic lainnya. Perbedaan ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan intensitas paparan terhadap vektor yang
infektif diantara daerah endemic tersebut.
Asymptomatic amicrofilaremia, adalah suatu keadaan yang terjadi
apabila seseorang yang terinfeksi mengandung cacing dewasa, namun
tidak ditemukan mikriofilaria didalam darah, atau karena microfilaremia
sangat rendah sehingga tidak terdeteksi dengan prosedur laboratorium
yang biasa. 3,6
Asymptomatic microfilaremia, pasien mengandung microfilaremia yang
berat tetapi tanpa gejala sama sekali.
Manifestasi akut, berupa demam tinggi (demam filarial atau elefantoid),
menggigil dan lesu, limfangitis dan limfadenitis yang berlangsung 3-15
hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. Pada banyak kasus,
demam filarial tidak menunjukan microfilaremia. Limfangitis akan meluas
kedaerah distal dari kelenjar yang terkena tempat cacing ini tinggal.
Limfangitis dan limfadenitis berkembang lebih sering di ekstremitas bawah
dari pada atas. Selain pada tungkai, dapat mengenai alat kelamin, (tanda
khas infeksi W.bancrofti) dan payudara. 3,6
Manifestasi kronik, disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe
terjadi beberapa bulan sampai bertahun-tahun dari episode akut. Gejala
klinis bervariasi mulai dari ringan sampai berat yang diikuti dengan
perjalanan penyakit obstruksi yang kronis. Tanda klinis utama yaitu
hydrocele,limfedema,elefantiasis
dan
chyluria,
meningkat
sesuai
PATOFISIOLOGI
selanjutnya, larva ini bertukar kulit sekali lagi, tumbuh makin panjang dan
lebih kurus dan disebut larva stadium III. Larva ini sangat aktif dan sering
bermigrasi mula-mula ke rongga abdomen kemudia ke kepala dan alat
tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung larva stadium III ini
menggigit manusia, maka larva tersebut secara aktif masuk melalui luka
tusuk ke dalam tubuh hospes dan bersarang di saluran limpah setempat.
Di dalam tubuh hospes, larva ini mengalami dua kali pergantian kulit,
tumbuh menjadi larva stadium IV, stadium V atau stadium dewasa. Umur
cacing dewasa filarial 5-10 tahun.Cara penularan filariasis melalui gigitan
nyamuk
Culex
fatigans,
Armigeres,
Aedes,
Anopheles,
dan
Mansonia.3,9,10,17
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang
tersebut digigit nyamuk yang terinfektif yaitu nyamuk yang mengandung
larva infektif atau larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapat cacing
filaria kecil(mikrofilaria) sewaktu menghisap darah penderita yang
mengandung mikrofilaria atau binatang reservoar yang mengandung
mikrofilaria.8,9,12
Didalam tubuh
GEJALA KLINIS
1. Gejala klinis akut filariasis, berupa :
Masa prepaten
10
Masa inkubasi
Masa inkubasi, masa antara masuknya larva infektif sampai
3.
Gejala menahun
11
terjadi
tanpa
keluhan,
tetapi
pada
beberapa
penderita
DIAGNOSIS
Didaerah
endemis, bila
ekstremitas
ditemukan adanya
limfedema
di
daerah
pada penderita
dengan usia lebih dari 15 tahun, bila tidak ada sebab lain seperti trauma
atau gagal jantung kongestif kemungkinan filariasis sangat tinggi.
Pemeriksaan laboratorium dapat berupa : 6
1. Identifikasi mikrofilaria dari darah, cairan hidrokel atau walau sangat
jarang dari cairan tubuh lain. Bila sangat diperlukan dapat dilakukan
Diethylcarbamazine provocative test.
2. Identifikasi cacing dewasa pada pembuluh limfe skrotum dan dada
wanita dengan memakai high frequency ultrasound dan teknik Doppler,
cacing dewasa terlihat bergerak-gerak ( filaria dance sign ) dalam
pembuluh limfe yang berdilatasi. Pemeriksaan ini selain memerlukan
peralatan canggih juga sulit mengidentifikasi cacing dewasa di tempat lain.
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
13
pengobatan diberikan
spp.
penurunan
tersebut
bersifat
gradual.
Efek
samping
penderita
limfedema
kronis. Antihistamin
dan
kortikosteroid
15
11
PROGNOSIS
16
dan sedang, prognosis baik terutama bila pasien pindah dari daerah
endemik. Pengawasan daerah endemik tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian obat, serta pemberantasan vektornya. Pada kasus-kasus lanjut
terutama dengan edema pada tungkai, prognosis lebih buruk.
17
BAB III
RANGKUMAN DAN SARAN
A.
RANGKUMAN
berbagai
jenis
nyamuk,
bersifat
menahun,
dan
dapat
penyumbatan
pada
pembuluh
limfe.
Akibatnya
terjadi
elephantiasis
dan
pemberantasan
dilaksanakan
oleh
B.
SARAN
1.
18
2.
Pelaksanaan
penyuluhan
dan
penanggulangan
penyakit
19
DAFTAR PUSTAKA
20
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?
IDNews=75 . Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul
21.00
10. Pusat informasi penyakit infeksi. Filariasis. Diunduh dari:
http://www.infeksi.com/articles.php?1ng=in&pg=32 Diakses
pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 21.13
11. Sri Oemijati, Masalah Dalam Pemberantasan Filariasis di
Indonesia. Diunduh dari:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/0464MasalahdalamPembe
rantasanFilariasis.pdf/04 64
MasalahdalamPemberantasanFilariasis.pdf Diakses pada
tanggal 14 Januari 2011 pukul 21.05
12. Wikipedia Filariasis. Diunduh dari:
http://en.wikipedia.org/wiki/Filariasis Diakses pada tanggal 14
Januari 2011 pukul 22.00
13. http://emedicine.medscape.com/article/998011-overview
Diakses pada tanggal 10 Januari 2011 pukul 19.32 WIB
14. http://emedicine.medscape.com/article/998011-diagnosis
Diakses pada Tanggal 10 Januari 2011 pukul 19.35
15. http://emedicine.medscape.com/article/998011-treatment
Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2011 Pukul 19.37 WIB
16. http://emedicine.medscape.com/article/998011followup[ Diakses Tanggal 10 Januari 2011 Pukul 19.39 WIB]
21
22