Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


( FILARIASIS )

DISUSUN OLEH :

NAMA : Inesya Karina Zainishfi


NIM : 1140970120014
KELAS : II A Gelatik
SEMESTER : III

AKPER KESDAM VI TANJUNGPURA BANJARMASIN


T.A 2020/2021
A. Definisi
Filariasis merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini
dapat tertular melalui perantara berbagai jenis nyamuk. Saat terinfeksi, penderitanya
akan mengalami pembengkakan pada tungkai bawah kaki. Hal tersebut membuat
filariasis juga dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah.
Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan kecacatan. Cacat yang terjadi bersifat menetap, dimana pada bagian
kaki, lengan, payudara, dan alat kemamin akan terjadi pembesaran.
Filariasis bukanlah penyakit turunan (bersifat genetis). Anggapan sebagian orang
bahwa penyakit ini merupakan penyakit kutukan juga tidak dapat dibenarkan.
Filariasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing nematoda golongan filaria
dengan gejala paling khas berupa limfedema yang dikenal juga sebagai kaki gajah /
elephantiasis. Nematoda ini tinggal di jaringan subkutan dan pembuluh limfatik pada
manusia. Filaria ditransmisikan melalui nyamuk dan antropoda lain. Siklus hidup antar
filaria berbeda-beda bergantung dari spesiesnya. Siklus hidup ini terdiri dari fase larva
yang berada di dalam tubuh serangga dan fase dewasa yang berada di dalam tubuh
manusia. Mikrofilaria yang terhisap oleh serangga akan kembali menjadi fase larva yang
infektif.
B. Patofisiologi
Penyakit kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh infeksi cacing jenis filaria pada
pembuluh getah bening. Cacing ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui
gigitan nyamuk.
Walaupun menyerang pembuluh getah bening, cacing filaria juga beredar di
pembuluh darah penderita kaki gajah. Jika penderita kaki gajah digigit oleh nyamuk,
cacing filaria dapat terbawa bersama darah dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
Lalu bila nyamuk ini menggigit orang lain, cacing filaria di tubuh nyamuk akan masuk
ke dalam pembuluh darah dan pembuluh getah bening orang tersebut. Cacing filaria
kemudian akan berkembang biak di pembuluh getah bening dan menyumbat peredaran
getah bening, hingga menyebabkan kaki gajah.
Beberapa jenis cacing filaria yang menyebabkan filariasis atau kaki gajah
adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timor. Sedangkan jenis nyamuk
penyebar cacing filaria adalah nyamuk jenis Culex, Aedes, Anopheles, dan Mansonia.
C. Tanda & Gejala
Pada awalnya filariasis tidak menimbulkan gejala. Namun seiring dengan
perkembangan penyakit, ada beberapa gejala yang umum terjadi pada penderitanya,
antara lain:
 Demam berulang-ulang
 Pembengkakan kelenjar getah bening (daerah lipatan paha dan ketiak)
 Pembengkakan tungkai, lengan, payudara, dan alat kelamin
 Alat kelamin terlihat kemerahan dan terasa panas
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Mual
 Sensitif terhadap cahaya
Sesuai namanya, gejala utama kaki gajah adalah pembengkakan pada tungkai. Selain
di tungkai, pembengkakan juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya, seperti lengan,
kelamin, dan dada.
Kulit pada tungkai yang bengkak akan menebal, kering, menjadi lebih gelap, pecah-
pecah, dan terkadang muncul luka. Sayangnya, tungkai yang sudah mengalami
pembengkakan dan perubahan kulit tidak dapat kembali seperti semula. Pada kondisi
ini, kaki gajah sudah memasuki fase kronik.
Pada awal penyakit, penderita kaki gajah biasanya tidak mengalami gejala apa pun.
Hal ini menyebabkan penderita tidak sadar telah tertular penyakit kaki gajah (filariasis),
sehingga terlambat melakukan penanganan. Peradangan pembuluh atau kelenjar getah
bening juga dapat muncul di fase awal, berupa pembengkakan setempat pada
pembuluh dan kelenjar getah bening.
D. Test Diagnostik
Diagnosis kaki gajah, dikenal juga sebagai filariasis limfatik atau elephantiasis,
ditegakkan lewat identifikasi mikrofilaria pada apusan darah tepi. Pada masa awal
infeksi, diagnosis filariasis sulit untuk ditegakkan karena gejala klinis yang tidak khas
atau bahkan asimtomatik. Mayoritas infeksi filariasis asimtomatik sampai usia dewasa.
Limfatik filariasis baru menjadi simtomatik saat terjadi kerusakan sistem limfatik
subklinis, dan sebesar 40% menderita gagal ginjal dengan proteinuria dan hematuria.
Diagnosis sebaiknya ditegakkan pada saat fase akut agar tata laksana dapat segera
diberikan sehingga tidak terjadi elephantiasis / kaki gajah yang bersifat ireversibel.
Diagnosis ditegakkan lewat anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
definitif, yaitu ditemukannya mikrofilaria dalam apusan darah.
Dokter akan bertanya kepada penderita mengenai gejala yang dirasakan dan sejak
kapan gejala muncul. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk
memeriksa gejala tersebut.
Jika menduga pasien menderita kaki gajah, dokter akan menganjurkan tes darah.
Sampel darah akan diperiksa guna mengetahui apakah terdapat cacing filaria atau
tidak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mikroskop atau melalui tes kimia khusus
menggunakan antigen.
Jika diperlukan, penderita juga dapat menjalani pemeriksaan penunjang lainnya
untuk melihat dampak dari penyakit kaki gajah yang dideritanya. Pemeriksaan yang
dilakukan antara lain tes pemindaian dengan USG atau foto Rontgen dan tes urine.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dijalani oleh pasien filariasis bertujuan untuk mencegah
infeksi bertambah buruk dan menghindari komplikasi filariasis. Untuk mengurangi
jumlah parasit dalam tubuh, pasien dapat mengonsumsi obat cacing, seperti ivermectin,
albendazole, atau diethylcarbamazine.
Setelah diberikan obat-obatan tersebut, cacing penyebab kaki gajah akan mati,
sehingga pembengkakan kelenjar getah bening mereda dan aliran getah bening
kembali lancar.
Bila filarisis sudah menimbulkan pembengkakan tungkai dan kaki, ukurannya tidak
dapat kembali seperti semula. Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menjaga kebersihan kaki yang bengkak, antara lain:
 Istirahatkan tungkai dan selalu jaga posisi tungkai lebih tinggi, saat duduk atau
berbaring.
 Gunakan stocking kompres, sesuai anjuran dokter.
 Bersihkan bagian tungkai yang bengkak dengan air dan sabun setiap hari.
 Jika mengalami luka, segera bersihkan luka dengan antiseptik.
 Gerakkan tungkai melalui olahraga ringan untuk menjaga kelancaran aliran getah
bening di bagian yang bengkak.
Jika pembengkakan pada tungkai sudah sangat parah, atau jika terdapat
pembengkakan skrotum (hidrokel), pasien dapat menjalani operasi untuk mengecilkan
pembengkakan tersebut. Operasi yang dilakukan akan mengangkat sebagian kelenjar
dan pembuluh limfa yang mengalami infeksi.
Kaki yang sudah mengalami pembengkakan akibat filariasis tidak dapat kembali
normal. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan filariasis sangat penting untuk
dijalankan, terutama bagi orang yang berisiko terkena penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai