PENYAKIT FILARIASIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
2. LUTFIANI ANGGINA
3. NURMALA APRIANA
4. SERLINDA WATI
PEMBAHASAN
A. Definisi Filariasis
Agak sedikit berbeda dengan ADL, DLA merupakan sindrom yang meliputi
demam tinggi, menggigil, myalgia, serta sakit kepala. Plak edem akibat
peradangan membentuk demarkasi yang jelas dari kulit yang normal. Pada
sindrom ini jua terdapat vesikel, ulkus, serta hiperpigmentasi. Kadang-kadang
dapat ditemui riwayat trauma, gigitan serangga, terbakar, radiasi, lesi akibat
fungsi, serta kecelakaan akibat bahan kimia. Biasanya port d’entrée dari filaria
tersebut terletak didaerah interdigital. Karena bentuknya yang tidak terlalu khas,
sindrom ini sering juga didiagnosis sebagai selulitis.
Siklus hidup cacing filarial dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk
tersebut menggit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga
mikro filarial yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh
nyamuk. Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh
nyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot
dada (Toraksil).
Tempat hidup mikrofilaria jantan dan betina di saluran limfe. Tetapi pada
malam hari mikrofilaria terdapat didalam darah tepi sedangkan pada siang hari
mikrofilaria terdapat dikapiler alat-alat dalam seperti paru-paru, jantung dan hati.
2. Diagnosis
Praktis gold standard untuk sebagiann besar penyakit akibat infeksi parasite
ialah menemukan parasite tersebut baik dalam keadaan hidup ataupun mati.
Dalam kasus filariasis, parasite berupa cacing dewasa hampir tidak mungkin
ditemukan secara utuh karena terletak di dalam pembuluh limfe yang dalam dan
berkelok-kelok. Karenanya diagnosis faliriasis ditegakkan dengan penemuan
mikrofilaria didarah tepi.
Yang tidak boleh lupa ketika mengamati parasite ini, sediaan pasti diambil
menurut perkiraan periodisitas sesuai spesies dan hospesnya. Biasanya untuk
W.bancrofti sediaan diambil dari darah ketika malam hari, atau lazim dikenal
dengan sediaan darah malam. Meski demikian, tak jarang pula orang yang
diperkirakan memiliki diagnosis filariasis ternyata tidak ditemukan mikrofilaria
satupun didaerah tepinya. Kemungkinan hal ini akibat pengambilan sediaan darah
yang kurang tepat atau memang stadium parasite sudah selesai melewati
mikrofilaria dan beranjak menjadi cacing dewasa.
Untuk diagnosis yang praktis dan cepat, sampai saat ini disamping sediaan
darah malam ialah menggunakan ELISA dan rapit test dengan teknik
imunokromatografik assay. Kedua pemeriksaaan praktis ini mampu mendeteksi
antigen dari mikrofilaria dan atau cacing dewasa dari darah tepi sehingga
memiliki spesifisitas mendekati 100% dan sensitivitas antara 96 hingga 100%.
Sayangnya, tes cepat ini hanya tersedia untuk spesies W.bancrofti, sementara
belum ada tes yang adekuat untuk mikrofilaria brugia.
D. Cara Penularan
E. Tindakan Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit filariasis/kaki gajah dapat dilakukan dengan
jalan:
1. Berusaha menghindari diri dari gigitan nyamuk
2. Membersihkan air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan
nyamuk
3. Mengeringkan/genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk
4. Membakar sisa-sisa sampah(berupa kertas dan plastik)
5. Minimal melakukan penyemprotan sebulan sekali
Pencegahan penyakit kaki gajah/filariasis bagi penderita penyakit
filariasis diharapkan untuk memeriksakan kedokter agar mendapatkan
penanganan obat-obatab sehingga tidak menyebabkan penularan kepada
masyarakat lainnya.
Perlu apa adanya pendididkan dan pencegahan serta pengenalan penyakit
kaki gajah/filariasis diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk
memutus mata rantai penularan penyakit ini.Membersihkan lingkungan
sekitar adalah hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan
nyamuk diwilayah tersebut.
Jadi, jelaslah bahwa bidang keladi adema pada filariasis ialah cacing
dewasa yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh
penderita yang mengakibatkan profilerasi jaringan ikat disekitar pembuluh.
Respon inflamasi ini juga diduga sebagai penyebab granuloma dan profileratif
yang mengakibatkan obstruksi limfe secara total. Ketika cacing masih hidup,
pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika cacing sudah mati akan terjadi
reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar limfe. Kemudian
akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah
membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun terjadi malfungsi drainase
limfe didaerah tersebut.
Namun, diriya membantah jika dari fakta itu bisa disimpulkan bahwa
kasus kaki gajah / filariasis terus meningkat di Indonesia. Dia berkomentar,
semakin banyaknya kabupaten yang melaporkan adanya penderita filariasis
diwilayahnya menyebabkan semakin bertambahnya penderita filariasis di
Indonesia. Penderita jumlah penderita ini dimungkinkan karena makin
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas dalam meneteksi serta
sosialisasi filariasis yang semakin meningkat.
Filariasis
A. Pendahuluan
Filariasis adalah penyakit yang disebapkan oleh infekasi farasit nematode
yang terbesar di Indonesia.
Walaupun penyakit ini jarang mematikan, tetapi dapat menurunkan
peroduktivitas penderitaanya karena menimbulkan gangguan fisik
penyakit ini jarang terjadi pada anak karena menifestasi kelinisnya timbul
bertahun tahun setelah infeksi gejala pembekakan kaki munculnya karena
sumbatan microfilaria pada pembuluh limfe yang yang biasanya terjadi
pada di atas umur 30 th setelah terpapa parasit selama bertahun tahun
B. Disteribusi
di daerah daerah endemic 80% peroduk biasa mengalami infeksi tetapi
hanya sekitar 10-20% populasi yang menunjukan gejala kelinis infeksi
farasit ini terbesar di daerah teropis dan sub teroppis telah di ketahui dari
200 sepesies tersebut hanya sedikit menyerang manusia.
Masyarakat yang beresiko terserang adalah mereka yang berkerja pada
daerah yang terkena paparan menahun oleh nyamuk yang mengandung
larpa. Di seluruh dunia angka perkiraan infeksi mencapai 250 jt orang di
asia .
Di sebagian daerah dunia di daerah yang dengan kelembabannya yang
cukup tingi termasuk amerika latin, afrika asia dan kepulauan pasifik
umum di temukan di daerah perkotoran dengan kondisi ideal untuk
perkembangan nyamuk.
Secara umum perioditsitas nocturnal dari daerah edemis pasifik yang di
temukan di sebelah barat 140 derajat bujur timur sedangkan dengan
superiodisitas di temukan di wilayah terletak di sebelah timur daerah 180
derajat bujur timur.
C. Etiologi
Cacing panjang seperti benag yaitu filariasis yang di sebabkan oleh
filariasis bancrofti filariasis yang di sebapkan oleh brugia malayi filariasis
yang di sebapkan oleh brugia timori.
D. Penularan
Siklus hidup w.brancrofti b malayi di mulai saat firaliar di mulai saat
dewasa dalam pembuluh limfle manusi memperoduksi sekitar 50.000
mikrifilaria perhari ke dalam darah. Nyamuk kemudian menghisap
microfilaria pada saat mengigit manusia selanjutnya larva tersebut akan
berkembang dalam tubuh nyamuk tubuh manusia larva akan bermigrasi ke
saluran limfe dan berkembang menjadi bentuk dewasa mokrofilaria dapat
di temukan dalam darah sepi setelah 6 bulan – 1 tahun setelah terinfeksi.
E. Gambaran kelinis
Penderita filarialisis bisa tidak menunjukan gejala klinis hali ini di
sebapkan oleh kadar microfilaria yang terlalu sedikit dan tidak bisa
terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium
Atau memang tidak dapat dalam darah.
Apabila menimbulkan gejala maka sering ditemukan adalah gejala akibat
manefestasi pejalanan kronik penyakit . gejala penyakit pada tahap awal
bersipat tidak khas seperti demam selama 3-4 hari yang hilang tanpa di
obati demam berulang lagi sampai 1-2 bulan kemudian atau gejala lebih
sering timbul bila pasien lebih berkerja terlalu berat.
Gejala terjadi berbulan bulan sampai bertahun tahun mulai dari yang
ringan sampai yang berat cacing akan menyebapkan pibrosis dan
penumbatan pembuluh limfe penyumbatan ini mengakibatkan
pembengkakan pada daerah bersangkutan. Tanda kelinis yang sering di
lakukan adalah pembtetngkakan sekutum dan pembengkakan angota
gerak terutama kaki diagnosis di gunakan melalui laboratorim.
F. Pengobatan
Oba filariasis yang di berikan adalah :
1. Dietikarnamazin (DEC)
2. Ivermectin (mectizen)
3. Albendazol 400 mg dosis tungga.
G. Pencegahan dan pemberantasan
1. Pengobatan masal
Cara pencegan penyakit yang paliing efektif adalah mencegah gigitan
nyamuk pembawa microfilaria. Apabila suatu daerah sebagian besar
sudah terkena penyakit ini maka pengobatan masal dengan DC
( infermactin) atau ttabendazol dapat di berikan sat kali dan sebaiknya
di lakukan paling sedikit selama lima tahun.
2. Pengendalian vector
Pengendalian vector adalah pemberantas tempat perkembang biakan
nyamuk melalui pembersihan got atau saluran pembuangan air,
pengaliran air tergenag ,dan penebaran bibit ikan pemakan jentik.
Kegiatan lainya adalah menghindari gigitan nyamuk dengan
menghindari dengan memasang kelambu mengunakan obat nyamuk
oles memasang kaca pada pentilasi udara. Dan mengunakan obat nya
muk semprot.
3. Peran serta masyarakat
Warga masyarakat dihatrtttapkan bersedia dan mau di periksa
darahnya pada malam hari pada saat ada kegiatan pemeriksaan dasar;
bersedia minum obat anti penyakit kaki gajah secara teratur sesuai
dengan ketentuan yang diberitahukan oleh petugas;
Memberitahukan kepada kader atau pettugas kesehatan bila
menemukan penderitat filariasis : dan bersedia bergontoroyong
membersihkan sarang nyamuk aau tempat perkembangan nyamuk.
1. Vektor
Vektor filariasis adalah nyamuk. Di indonesia hinggasaat ini telah
diketauhi terdapat 23 spesies dari genus manosia,anopheles,culek, aedes
dan armigeres yang terdapat beperan sebagai vektor dan gektor potensial
penyakit filariasis seepukuh spesies nyamuk anopheles telahbdi
identifikasi sebagai vektor whuvhereria bancrofti tipe pedesaan,sedangkan
untuk wuchereria bancrofti tipe perkotaan adalah culex quinquefasciatus
vektor burgia malayi tercatat ada enaam spesies mansonia dan untuk
wilayah indonesa timur selain mansonia juga anopheles barbioritas
demikian pula burgeria malayi tipe subperiodik nokturnal sebagai
vektornya adalah spesies manosia. Untuk bergia timore terdapat di nusa
tengaagar timur dan kepulauan maluku selatan sebagai vektornya adalah
Anopheles Barbioritas .
Anopheles barbirostis mengigit antara pukul 2300- 05.00 pagi dan
setalah mengigit hinggap dikebun kopu ,pohn nanas , temppat
perindukan ( breeding place) di rawa-rawa kolam darat dan irigasi.
Speies ini di pulau sumatra dan jawa jarang di jumpai mengigit
manusia, namun di pulau sulawesi dan nusa tenggara timur banyak
terdapat menghisap darah .
2. Hopses
Pada dasarnya semua manusia dapat menjangit filariasis apabila mengigit
oleh jyamul yng infektip mengandung lavra stadiuk 3 vektor infketif
mendpat mikrofilaria dari orang-orang stempat yang mengidap mikro
filaria dari dalam darahnya. ,Namun demikian dalam kenyatan di suatu
daerah endemis filariasis tidak semua orang terinfeksi dan semua orang
yang terinfeksi tidak semua orang menunjukan gejala klinis meskipun
tanpa gejala klinis tetapi sudah terjadi gejla perubaahan-perubahan
patolgis
3. Gejala Klinis filariasis
Ada dua gejala klinis dari filariasis yaitu gejala klinis aut dan gejala klinis
kronis gejala klinisbakut merupkan peradangan pada kelenjar limfe
( limfangitis) , peradangan pada kelenjar dan saluran limfe
(adenolimfangitis) yang umunya di sertai demam,sakit kepa, rasa lemah
daj terdapat pula terjadi abses yang kemuduan pecah dan meninggalkan
bekas sepeti parut.Parut ini sering di temukan di daerah lipatan paha dan
ketiak ( Daerah endemis B . malayi B. Timori)
B. FILARIASIS LIMFATIK
Filariasis limpatik merupan penyakit menular yang disebakan oleh
cacing filaria yang hidup di saluran kelenjar getah bening. Penyakit ini
dapat menyebabkan gejala akaut mauapun kronis yang di tularakan
bebegai jenis nyamuk gejala akut brupa demam berlansung selama 3-5
hari demam dapat hilang bila istirahat timbul setalah bekerja berat
peradangan dan slauran kelenjar getah bening ( adenolimfajgitis) trutama
di daerah lipatan pah dan ketiak ,abses dapat pecah dan mengeluarkan
nanah pembesaran tungkai , lengan, buah dada ,buah zakar yang
meningalkan paruy. Kemudian dapat berlanjut ke stadium kronis berupa
pembesaran menetap.
Penentuan Stadium Limfedema
Limfedema terbagi dalam tujuh stadium atas dasar hilang tidaknya
bengkak ,ada tidaknya lipatan kulit ,ada tidaknya nodul (benjola) serta
mossy fott ( gambaram seperi lumut ). Penetuan limfedea sebagai berikut ;
1. Penentuan satdiujm limfedea terpisah antara angota tubuh bagian kiri
dan kanan ,lengan dan tungaki.
2. Penetuan stqdium limfedea lengan atas dan bawah atau tungaki atas
dan bawah dalam satu sisi di sebut dalam stadium.limfedema.
3. Penentuan stadium limfedema berpihak pada stadium yang terberat
4. Penetuan stadium limfedema di buat 30 hari setlah serangan akut
sembuh
5. Penentuan stadium limfedema di buat sebelum atau sesudah
pengobatan dan penatalaksaan kasus
C. EPIDEMOLOGI FILARASIS DI INDONESIA
Pada umunya filariasis di sebabkan oleh dua spesies cacing filaria yaitu
wuchereria dan brocorti brugia malayi di indonesia selain kedua spesies tersebut
terdpat psatu lagi cacing penyabanya yaitu burgia timori secara epidiomologi
ketiga spsies caxing filaria itu dapat di bedakan menjadi enam tipe yaitu:
1. Hospes
a. Manusia rentan
Lingkungan
Keadan lingkungan sangat berpngaruh terhadap keberadaan dan yransmisi
filarisis biasnaya darah endemis B. Malayi adalah hutan rawa terdapat persawahan
suangai atau badan air dan tenpat tanaman air selain itu di sekitat rumah dapat
dijadikan tempat perindukan dan peristirahatan nyamuk penukaran penyakit firia
Derah -daerah perkotaan yang kumuh padat penduduknya dan banyak genagan
air kotor,halamn tidak bersih dan terdapat sampah-sampah betserakan dapat
menjadi habitat vektor daari penularanya yaitu nyamukcc cx. Quinqiefaciatus
sedangkan daerah endemis w brancofti tipe pedesaan (rural) secara umum kodisi
lingkunganya sama dengan daerah endmis malayi.
a. Lingkungn Fisik
Mencakup keadaan iklim ( temperatur ,kelemban,curah,hujan ) keadaan
geografis struktur geologi dan biasnya faktor lingkungan fisik ini terutam
erat kehidupanya dengan vektor ada lingkungan yang cocok untuk
kehidupan vektor dan lingkungan fisik ini betina pula artinya untuk tempat
perindukan dan tempat istirahat vektor suhu dan kelembaban memengruhi
pertumbuahn dan umur nyamu. Curah hujan mempengaruhi kebiasaan
tempat perindukan nyamuk
b. Lingkunagan bilogik
Lingkunagan biloagik terdiri atas tumbuhan dan hewan yang berfungsi
sebagai agen reservior maupaun vektor dn mikrooganisme sqprofit serta
tumbuh-tumbuhan yng merupakan sumber nutrien tetap. Dibedang
kesehatan keberadaan tumbuhan air tertentu merupakan pertumbuahan
inang bagi vektor filariasis mansonia sp.
1. Cacing dewasa
Pengetahuan farasitologi penyakit filariasis pengatahuan menitikberaatkan
pada marfologi cacing filaria ,perbedaan anatara spsies mikrofilaria dan
daur ulang hidup cacing .2 càcing deawasa berbrtuk silindris, halus seperti
benang bewarana putih susu dan hidup di sistem pembulu imfe cacing
betina bersifaat vivivar dan berukuran 55-100 mm × 0’16 mm dapat
menghasilakan puluhan ribu mikrofilaria
2. Mirofilaria dalam darah.
Cacing dewasa betina setelah mengalami fertiliasi mengeluarakan puluhan
ribu aanak cacing yang di sebut mikrofilaria yang mempunyai sarung
tikuran mikrofilarai 200-600 ×8 scara mikropis farmakologi inti
badan.jumlah dan letak inti pada ujung ekor , ukuran ruaang kepala serta
keadaaan sarung
3. Larva Dalam Tubuh Nyamuk
Pada saat nyamuk menghisap daarah yang mengandung mikrofilaria akan
terbawa masul dalam lambung nayamuk dan selanjutnya bergerak dari otot
atau jaringan lemak di bagaian dada. Setelah kurang lebih 3 hari
mikrofilaria berkembang menjadi stadium 1 (L1) bentuk seperti sosis
bèrukuran 125-250 pm x 10 -17 dengan ekor runcing sepeti cambuk.
D. FILARIASIS NON LIMFATIK
Vektor filariasis non limfatik ialah lalat yang termasu dalan
ordo diptera dari kepas incscsta yaitu genus simulium dan
chrysops. Silium (balck fly) mempunyai badan berukuran 2-3
mm yang menhisap darah bisanya hanya alat betina yang aktif
pada pagi hari. Simulium domansum berperan sebagai vektor
biologik onkoseriasis ( ruver blindenes) yang disebut dengan
onchocerca volvulus di afrika simulium metalicum s.
Ochrveum dan s. Callidum berperan sebagai vektor
onchpverca volvulus di amerika
Chrysops ( horse fly=deer fly) badanya sebesar lalat
rumah,lalat jantan biasanya umunya menghisap sari tumbuh-
tumbuhan sebagai makanan sedangkan lalat betina mempunyai
tipe mulut sucking-peicrcing dan menhisap darah lalat ini aktif
menyerang manusia pada pagi dan sore hari.
PENGOBATAN
Dithyl carbamazin citrat ( DEC) biasa digunakan selain membunuh
mikrofilarik filaria juga dapat membunuh w brancofti ,b. Malayi dan timori
bentuk dewasa , DEC asiknya tak ngsung membunuh m.f., rupanya memodifisir
mereka menghilangkanya oleh sistem imun hospes dosiw rekmendasi 6 mg/kkb
per hari dosis tebagi 3 sesudah makan untuk 12 hari. Mikrofilaria turun cepat
dalam daeah sesudah dimulainya pengobatan dan kemudian naik biasanya pada
penurunan intensitas sesudah bebrapa bulan. Reaksi obat oleh karena matinya
parasit beberapa jam sesudah di mulainya pengobatan.