Anda di halaman 1dari 31

NEMATODA BRUGIA

MALAYI DAN BRUGIA


TIMORI
Dosen Pengampu :

Happy Setya Prima,M.Biotech


disusun oleh Kelompok 1:
· Shalsa Aurora Diva
· Anisha Widiawati
· Resti Wahdaini
· Savira Putri Novri Setiawan
· Nabillah Tulhasanah
· Nining Prihatini
· Mayang Nur Khanifa
Topik Yang • Morfologi
Dibahas • Siklus Hidup

• Gejala Klinis

• Pengobatan

• Pencegahan
Latar Belakang
Brugia malayi pertama kali diakui oleh Lichentenstein dan Brug sebagai patogen yang
berbeda pada tahun 1927. Mereka melaporkan terjadinya suatu spesies filariae manusia
di Sumatera Utara baik fisiologis dan morfologis yang berbeda dari W. bancrofti
mikrofilaria umumnya ditemukan di Jakarta dan bernama patogen Filaria malayi.
Namun demikian, meskipun studi epidemiologi mengidentifikasi malayi Filaria di India,
Sri Lanka, Cina, Vietnam Utara, dan Malaysia pada tahun 1930-an, hipotesis
Lichentenstein dan Brug tidak diterima sampai 1940-an, ketika Rao dan Mapelstone
mengdentifikasi cacing dewasa di India.
Brugia timori adalah jenis cacing filaria yang merupakan parasit pada manusia dan
hewan ternak di wilayah Timor. Cacing ini merupakan penyebab utama penyakit
filariasis di wilayah tersebut
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi
parasit cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
betina dari genus Anopheles, Aedes, atau Culex. Setelah
dimakan oleh nyamuk, larva cacing filaria akan berkembang
biak di dalam tubuh nyamuk tersebut selama beberapa
minggu. Kemudian, nyamuk akan menggigit manusia atau
hewan ternak dan menyebarkan larva cacing ke dalam darah.
Filariasis akibat infeksi Brugia timori dapat menyebabkan
pembengkakan pada kaki, tangan, dan skrotum. Gejala lainnya
termasuk rasa sakit, nyeri otot, demam, dan ruam kulit.
Penyakit ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan
produktivitas manusia serta hewan ternak.
BRUGIA MALAYI

Kerajaan : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Order : Spirurida
Keluarga : Onchocercidae
Genus : Brugia
Spesies : Brugia malayi
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran
dan pembulu limfe. Bentuknya halus seperti benang

CIRI dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 55


mm x 0, 16 mm dan yang jantan berukuran 22-23
mm x 0,009 mm.

DAN Cacing betina mengeluarkan microfilaria yang


bersarung. Ukuran microfilaria Brugia malayi adalah

MORFOL 200-260 mikron x 8 mikron. Perioditas microfilaria


Brugia malayi adalah periodic nokturna, superiodik
nokturna atau nonperiodik. Brugia malayi yang hidup

OGI
pada manusia di tularkan oleh nyamuk Anopheles
barbirostris dan yang hidup pada manusia dan hewan
ditularkan oleh nyamuk mansonia.
SIKLUS
HIDUP
• Tuan rumah adalah manusia yang merupakan hospes definitive. Larva
infektif akan masuk kedalam tubuh manusia saat nyamuk yang membawa
filaria menghisap darah manusia. Larva infektif tersebut akan menuju
pembuluh limfe dan kelenjar limfe. Dalam waktu kurang lebih 1 tahun larva
akan menjadi matang. Dalam waktu 3 tahun akan menjadi cacing dewasa
(makrofilaria) dan selanjutnya akan menghasilkan mikrofilaria yang
dikeluarkan secara bertahap ke aliran darah.
• Pada saat nyamuk menghisap darah manusia, mikrofilaria masuk ke dalam
tubuh nyamuk. Dalam beberapa jam mikrofilaria akan berubah menjadi
infektif dan akan masuk dalam abdomen nyamuk sampai ke probocisnya.
Brugari malayi adalah salah satu agen penyebab filariasis
limfatik , suatu kondisi yang ditandai dengan infeksi dan

GEJALA pembengkakan dari sistem limfatik. Penyakit ini terutama


disebabkan oleh adanya cacing dalam pembuluh limfatik
KLINIS dan respon host yang dihasilkan. Tanda-tanda infeksi
biasanya konsisten dengan yang terlihat di bancroftian-
YANG filariasis demam, limfadenitis, lymphangitis, lymphedema,

DITIMBUL dan infeksi bakteri sekunder-dengan beberapa


pengecualian. Dalam perjalanan penyakit, filariasis
KAN bermula dengan adenolimfangitis akuta berulang dan
berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem
limfatik.
Perjalanan penyakit tidak jelas dari satu stadium ke
stadium berikutnya tetapi bila diurut dari masa
inkubasi maka dapat dibagi menjadi :

• Masa prepaten
Masa prepaten, masa antara masuknya larva infektif sampai
terjadinya mikrofilaremia berkisar antara 3–7 bulan. Hanya
sebagian saja dari penduduk di daerah endemik yang
menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik
inipun tidak semua kemudian menunjukkan gejala klinis.
Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang
asimtomatik amikrofilaremik dan asimtomatik
mikrofilaremik.
• Masa inkubasi
masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya gejala
klinis berkisar antara 8–16 bulan.
• Gejala Klinik Akut
Gejala klinik akut merupakan limfadenitis dan limfangitis
disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya
unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat
amikrofilaremik maupun mikrofilaremik.
• Gejala Menahun
Gejala menahun terjadi 10–15 tahun setelah serangan akut
pertama. Mikrofilaria jarang ditemukan pada stadium ini,
sedangkan adenolimfangitis masih dapat terjadi. Gejala
menahun ini menyebabkan terjadinya cacat yang
mengganggu aktivitas penderita serta membebani
keluarganya. Elefantiasis terjadi di tungkai bawah di bawah
lutut dan lengan bawah, sedang ukuran pembesaran
ektremitas tidak lebih dari 2 kali ukuran asalnya
• PENGOBATAN
Dietilkarbamasin adalah satu-satunya obat
filariasis yang ampuh baik untuk filariasis
bancrofti maupun malayi, bersifat
makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini
ampuh, aman dan murah, tidak ada resistensi
obat, tetapi memberikan reaksi samping sistemik
PENCEGAHAN dan lokal yang bersifat sementara dan mudah
diatasi dengan obat simtomatik.
DAN Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk

PENGOBATAN khemoprofilaksis.

Pengobatan diberikan oral sesudah makan malam,


diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam
darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih.
Dietilkarbamasin tidak diberikan pada anak berumur
kurang dari 2 bulan, ibu hamil/menyusui, dan penderita
sakit berat atau dalam keadaan lemah. Di Indonesia
dosis yang dianjurkan adalah 5 mg/Kg berat badan
perhari selama 10 hari.
• PENCEGAHAN
Penanggulangan filariasis dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu pengurangan reservoir penular, penanggulangan
vektor (nyamuk), dan pengurangan kontak vektor dan
manusia
BRUGIA TIMORI

Kerajaan : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Order : Spirurida
Keluarga : Onchocercidae
Genus : Brugia
Spesies : Brugia Timori
CIRI Brugia timori memiliki karakteristik cacing dewasa dan
mikrofilaria yang mirip dengan Brugia malayi. Perbedaan

DAN yang dapat diidentifikasi yaitu mikrofilaria B. timori


berukuran panjang ± 310 µm dengan ruang kepala yang
lebih besar, memiliki inti di ekor yang lebih banyak, dan

MORFOL sarung yang tidak menyerap pewarna Giemsa, sehingga


nampak tidak bersarung di mikroskop. Infeksi oleh
B.timori lebih sering mencetuskan abses dibandingkan B.

OGI
malayi atau W. bancrofti.
SIKLUS
HIDUP
Masa pertumbuhan B. timori di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari. Mikrofilaria yang
terisap oleh nyamuk, melepaskan sarungnya di dalam lambung, menembus dinding
lambung dan bersarang di antara otot-otot toraks. Mula-mula parasit ini memendek,
bentuknya menyerupai sosis dan disebut larva I. Kemudian, larva ini bertukar kulit,
tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang, disebut larva stadium II. Larva ini akan
bertukar kulit sekali lagi, tumbuh semakin panjang dan lebih kurus, disebut larva stadium
III. Gerak larva stadium III sangat aktif. Larva ini akan bermigrasi dari rongga abdomen
ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung larva stadium III
menggigit manusia, maka larva secara aktif masuk melalui luka tusuk ke dalam tubuh
hospes dan bersarang di saluran limfe setempat. Di dalam tubuh manusia, B. timori
mengalami pertumbuhan selama kurang lebih 3 bulan. Di dalam tubuh hospes, larva
mengalami dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV, stadium V atau
cacing dewasa.
Gejala filariasis dapat ditimbulkan oleh mikrofilaria dan cacing dewasa.
Gejala yang ditimbulkan oleh mikrofilaria berupa occult filariasis
merupakan reaksi imun yang berlebihan dalam membunuh mikrofilaria.
GEJALA Occult filariasis ditandai adanya hipereosinofilia (> 3000 per ul),
peningkatan kadar antibodi , kadang-kadang disertai limfadenopati atau
KLINIS hepatosplenomegali, kelainanklinis yang menahundengan
pembengkakan kelenjarlimfe dan gejala asma bronkial.Jumlah leukosit

YANG biasanyaikut meningkat akibat meningkatnya jumlahsel eosinofil dalam


darah. Mikrofilaria tidak dijumpai di dalam darah, tetapi mikrofilaria

DITIMBUL atau sisa-sisanya dapat ditemukan di jaringan kelenjar limfe, paru,


limpa, dan hati. Pada jaringan tersebut terdapat benjolan-benjolan kecil

KAN berwarna kuning kelabu dengan penampang 1-2 mm, terdiri dari
infiltrasi sel eosinofil dan dikenal dengan nama benda Meyers
Kouwenaar.
Stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala limfadenitis (peradangan
kelenjar limfe) dan limfangitis retrograde (peradangan saluran limfe), yang hilang
timbul berulang kali. Limfadenitis yang paling sering terkena adalah kelenjar limfe
inguinal. Kadang-kadang dapat pula terkena kelenjar limfe leher, lipat siku, atau
kelenjar limfe di tempat lain. Peradangan ini sering timbul setelah penderita bekerja
berat di ladang atau sawah. Limfadenitis biasanya berlangsung selama 2-5 hari dan
dapat sembuh dengan sendirinya, tanpa pengobatan.
• PENGOBATAN
1)Diethylcarbamazine Citrate (DEC)
DEC ditemukan tahun 1974 dan merupakan obat pilihan
pertama untuk filariasis. Obat ini dipasarkan sebagai
garam sitrat, berbentuk kristal, tidak berwarna, rasanya
tidak enak, dan mudah larut dalam air. DEC dapat
menghilangkan mikrofilaria dari peredaran darah dengan
PENCEGAHAN cepat. Ada dua cara kerja obat ini terhadap mikrofilaria,

DAN yaitu:
1.menurunkan aktivitas otot, akibatnya parasit seakan-
PENGOBATAN akan mengalami paralisis, dan mudah terusir dari
tempatnya yang normal dalam tubuh hospes.
2.menyebabkan perubahan pada permukaanmembran
mikrofilaria sehinggalebih mudah dihancurkan oleh daya
pertahanan tubuh hospes
DEC cepat diabsorpsi dari usus. Setelah pemberian dosis tunggal oral sebanyak200-400 mg,
kadar puncak dalam darah dicapaidalam waktu 1-2 jam. Konsentrasi efektif DEC dalam darah
berkisar antara 0,8-1 mcg/ml. Distribusi obat ini merata ke seluruh jaringan, kecuali jaringan
lemak. Dalam waktu 30 jam obat diekskresi bersama urin, 70% dalam bentuk metabolitnya.
Pada pemakaian berulang dapat menimbulkan sedikit akumulasi.
DEC relatif aman pada dosis terapi. Efek samping seperti pusing, malaise, nyeri sendi,
anoreksia, dan muntah akan hilang bila pengobatan dihentikan. DEC dapat diserap oleh
konjungtiva pada pemberian topikal, sehingga dapat membunuh mikrofilaria dalam cairan
akuosa. Tetapi pada infeksiyang berat, dapat timbul uveitis anterior yang berat.
2.ABENDAZOL
Albendazol merupakan sebuah obat cacing berspektrum lebar yang dapat diberikan per oral dan
telah digunakan sejak 1979. Dosis tunggal efektif untuk infeksi cacing kremi, cacing gelang,
cacing trikuris, cacing S. Stercoralis, dan cacing tambang.Dilaporkan juga efektifuntuk
cysticercosis.14 Albendazol juga dapat meningkatkan efek DEC dalam mematikan cacing filaria
dewasa dan mikrofilaria tanpa menambah reaksi yang tidak dikehendaki.
Pada pemberian per oral, obat ini diserap dengan cepat oleh usus. Obat ini dimetabolisir
terutama menjadi albendazole sulfoksida dalam urin yang dapat dimonitor dan menjadi
pegangan untuk menentukan dosis obat. Waktu paruh albendazol adalah 8-9 jam. Metabolitnya
terutamadikeluarkan lewat urin dan sedikit saja yang lewat feses.
Albendazol bekerja dengan cara memblokir pengambilan glukosa oleh larva
maupun cacing dewasa, sehingga persediaan glikogen menurun dan pembentukan
ATP berkurang, akibatnya cacing akan mati. Obat ini memiliki khasiat membunuh
larva N. americanus dan juga dapat merusak telur cacing gelang, tambang, dan
trikuris.

Albendazol yang digunakan selama 1-3 hari relatif aman. Efek samping berupa
nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual, lemah, pusing,dan insomnia berfrekuensi
sebanyak 6%. Pada studi toksisitas kronik dengan hewan percobaan
ditemukanadanya diare, anemia,hipotensi, depresi sistem saraf tepi, kelainan
fungsi hati, dan fetal toxicity. Kontraindikasi untuk obat ini adalah anak yang
berumur kurang dari 2 tahun, wanitahamil, dan penderita sirosis hati.
Setelah pemberian pengobatan, selalu ada kemungkinan untuk terjadinya efek
samping pada orang-orang yang berpartisipasi pada pengobatan masal. Jika
seseorang memiliki mf dalam tubuhnya, maka pada saat obat membunuh mf,
tubuh kadang-kadang bereaksi akibat kematian cacing tersebut. Efek samping yang
dialami tidak mengancam jiwa. Efek sampingyang paling sering dijumpai adalah
demam, kelelahan, mual, dan pusing. Efek samping yang kurang lazim adalah
bintik-bintik merah, gatal-gatal, pembesaran skrotum atau tungkai, dan terjadinya
abses.

Apabila terjadi efek samping yang cukup ringan,pasien dapat dirawatdengan


menggunakan antihistamin dan parasetamol dengan dosis berikut :
• PENCEGAHAN
Penanggulangan filariasis dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu pengurangan reservoir penular, penanggulangan
vektor (nyamuk), dan pengurangan kontak vektor dan
manusia
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Adapun kesimpulan yang dapat
ditarik dari pembahasan ini yaitu
cacing Brugia malayi dan Brugia
Timori merupakan jenis parasit yang
Anonim. 2010. Brugia malayi. (On-line)
http://analiskesehatan[1]pontianak.blogspot.com/2010/07/brugia-malayi.html. Diakses
tanggal 30 April 2011.
Kron, Michael, et al. "An immunodominant antigen of Brugia malayi is an
asparaginyl‐tRNA synthetase." FEBS letters 374.1 (1995): 122-124.
Kurniawan Liliana. 1994. Filariasis - aspek klinis, diagnosis, pengobatan dan
pemberantasanny. Cermin Dunia Kedokteran hal 96 tahun 1994.
Partono, Felix, et al. "Brugia timori sp. n.(nematoda: filarioidea) from Flores Island,
PENUTUP
Indonesia." The Journal of parasitology (1977): 540-546.
ditularkan oleh nyamuk Anopheleas Sodikin. 2010. Filariasis. (On-line) "http://www.sodiycxacun.web.id. Diakses tanggal
30 April 2011.

dan nyamuk Mansonia yang dapat Zains. Nina, 2011. Wucheria Brancroftii. (On-Line)
http://nizazains.blogspot.com/2011/05/nemathelminthes-wucheria[1]brancroftii.html.

meyebabkan penyakit filaris.


Diakses tanggal 30 April 2011.

Anda mungkin juga menyukai