Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT MENULAR FILARIASIS

Dosen pengampu : Nirva rantesigi,S.Kep

Oleh Kelompok 5 :

1. KHAIRUNNISA AWALUDIN PO0220221018


2. MOH. SEPTIANSYAH BARABA PO0220221026
3. AULIA DAMAYANTI SOLOOTI PO0220221011
4. MOH.FARHAN WILLAH PO0220221024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKES KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POSO

2023
A. Pengerian
Filariasis atau kaki gajah merupakn penyakit menular yang disebabkan oleh
cacing filarial dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Tidak seperti DBD dan malaria
yang hanya ditularkan melalui satu jenis nyamuk, penyakit kaki gajah dapat ditularkan
melalui semua jenis nyamuk.
Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan Zoonotikk dr.
Siti Nadia Tarmizi,M.Epid mengatakan filariasis disebabkan oleh parasit atau cacing
yang ditularkan melalui gigitan semua jenis nyamuk. Parasit tersebut mulanya bisa dari
kera atau kucing, kemudian ditularkan melalui gigitan nyamuk ke manusia. Begitu pun
dari manusia ke manusia. Seseorang yang tertular cacing filaria akan menular ke orang
lain melalui gigitan nyamuk.
Seseorang dapat terkena penyakit kaki gajah jika digigit oleh nyamuk yang
membawa larva cacing filarial. Di dalam tubuh manusia larva infektif tersebut tumbuh
menjadi cacing dewasa dan dapat menghasilkan jutaan anak cacing atau mikrofilaria.
Cacing besar itu akan hidup di saluran dan kelenjar getah bening sehingga dapat
menyebabkan penyumbatan
B. Ancaman bagi keamanan manusia dan sistem kesehatan
Filariasis merupakan salah satu penyakit menular terabaikan, penyakit ini tidak
menyebabkan resiko kematian, namun menurunkan produktifitas kerja dan bisa
menjadi ancaman kelangsungan hidup warga negara dimasa depan. Hal ini disebabkan
karena filariasis menyebabkan kecacatan seumur hidup kecuali terdeteksi dan terobati
secara dini.
Dalam operasioanalnya, pengendalian penyakit filariasis dilakukan dengan
upaya sebagai berikut :
1. Survei Darah Jari (SDJ) Untuk menemukan penderita secara dini (deteksi dini
sehingga bisa dilakukan pengobatan sengan segera sehingga memperoleh
kesembuhan dan tidak menimbulkan kecacatan.
2. Pengobatan penderita secara inten dan tuntas. Seseorang yang terdignosis positif
cacing filaria dari hasil pemeriksaan darah akan diberikan pengobatan selama 10
hari berturut-turut.
3. Obat obat pencegah kaki gajah, obat ini terdiri dari kombinasi tablet
Diethylcarbamazine (DEC) 100 mg dan tablet albendazole 400 mg. Obat DEC adalah
yang di pakai untuk membunuh mikrofilaria dan beberapa cacing dewasa efek
samping dari obat ini adalah mual, pusing, demam, sakot kepala, dan nyeri pada otot
atau sendi.
C. Penularan filariasis
Filariasis masuk ke tubuh manusia dan menular melalui gigitan nyamuk yang
terinfeksi. Parasit filaria tumbuh dewasa dalam bentuk cacing dan bertahan hidup
selama 6-8 tahun, lalu terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia. Infeksi ini
biasanya terjadi sejak kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik
yang tidak disadari hingga munculnya gejala, yakni berupa pembengkakan pada
kelenjar getah bening.
Nyamuk vektor menularkan filariasis dengan cara, sewaktu nyamuk menghisap
darah penderita filariasis, mikrofilaria (cacing kecil). Ikut masuk kedalam tubuh nyamuk
bersama darah, kemudian nyamuk tersebut menggigit orang lain yang rentan,
mikrofilaria ikut berpindah lewat gigitan nyamuk, sehingga orang lain tertular.
Gejala filariasis terbagi 3 kategori yaitu kondisi tanpa gejala, akut, dan kronis.
Meskipun filariasis masih dalam kondisi tanpa gejala, infeksi ini tetap bisa menyebabkan
kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal, serta memengaruhi sitem kekebalan tubuh.
Sementara pada fase akut, pengidap filariasis akan mengalami :
 Fase Adenolimfangitis akut (ADL). Ditandai dengan demam, pembengkakan noda
limfa atau kelenjar getah bening. Cairan yang menumpuk pada limfa bisa memicu
infeksi jamur dan merusak kulit.
 Limfangitis Filaria Akut (AFL).gejalanya berupa munculnya benjolan benjolan kecil
pada bagian tubuh tempat cacing cacing sekarat berkumpul seperti pada sistem
getah bening dalam skrotum.
Fase ketiga adalah filariasis kronik. Pada kondisi ini, penumpukan cairan menyebabkan
pembengkakan pada kaki dan lengan. Penebab infeksi ini adalah lemahnya kekebalan
tubuh yang berujung pada kerusakan dan penebalan kulit.
Penularan filariasis dapat terjadi apa bila ada 3 unsur yaitu :
1) Adanya sumber penularan yaitu manusia yang terinfeksi mikrofilaria
2) Adanya vektor yaitu nyamuk yang dapat menularkan kaki gajah
3) Manusia yang rentan terhadap kaki gajah apa bila orang tersebut digigit
nyamuk yang mengandung larva cacing filaria.
D. Tempat berkembang biak nyamuk
Biasanya nyamuk penularan filariasis berkembang biak pada air yang
kotor/tercemar.
1. Genangan air limbah rumah tangga
2. Kolam atau rawa yang digenangi lumut
3. Selokan dengan genangan air limbah

E. Surveilens epidemiologi dan respon


1. surveilens
Survei filariasis yang berjalan di kabupaten poso tepat nya di puskesmas Kawua
adalah kegiatan Pemberian Obat Masal Pencegahan (POMP) program eliminasi di
indonesia adalah sebagai komimen nasional perancangan oleh Menrti Kesehatan RI
pada tanggal 8 April 2002. Surat edaran Mentri dalam Negri RI No 443.43/875/SJ,
tentang pelaksanaan pengobatan massal filariasis dalam rangka eliminasi filariasis di
Indonesia. Menindak lanjuti hal tersebut, maka dengan ini kami Tim POMP filariasis
puskesmas Kawua akan meberikan obat secara massal diseluruh masyarakat Posos
kota Selatan. (terlampir dalam surat kegiatan POMP filariasis Puskesmas Kawua)
Pelaksnaan surveilens pengobatan filariasis di puskesmas Kawua merupaan
surveilans yang dilakukan pada bulan November 2012 untuk tahap pertama dan akan
dilakukan selama 5 tahun berturut-turut. sasaran pengobatan filariasis adalah pendudk
desa di kecamatan Poso kota selatan, kecuali bila ada kondisi kesehatan yang
memerlukan penundaan. Seperti anak <2tahun, ibu hamil, penderita gangguan fungsi
ginjal, penderita gangguan fungsi hati (gagal hati kronik, akut), penderita epilepsi,
sedang sakit berat, penduduk usia lanjut (>70 tahun). Pelaksana pengobatan filariasis
melibatkan petugas kesehatan dari puskesmas kawua.ia, termasuk indonesia
2. Epidemiologi
Epidemiologi filariasis yaitu tersebar di daerah daerah endemik, 80% pendududuk
bisa mengalami infeksi tetapi hanya sekitar 10-20% populasi yang menunjukan gejala
klinis infeksi
Parasit ini tersebar didaerah tropis dan subtropis seperti afrika, asia, Pasifik selatan,
dan Amerika selatan. Telah diketahui lebih dari 200 spesies tersebut hanya sedikit yang
menyerang manusia. Masyarakat yang beresiko terserang adalah mereka yang bekerja
pada daerah yang terkena paparan menahun oleh nyamuk yang mengandung larva.
Seluruh dunia, angka perkiraan infeksi filariaa mencapai 250 juta orang. Asia, filariaal
endemik terjadi di Indonesia, Myanmar, india, dan sri langka.
Filariasis tersebar luas, di daerah terdapat dibanyak pulau diseluruh nusantara,
seperti di sumatera dan sekitarnya, jawa, kalimantan, sulawesi NTT, maluku dan Irian
jaya.
3. Respon
Respon imun terhadap infeksi parasitfilaria yang ditandai dengan induksi respon
tipe alergi, terlihat peningkatan eosinofil. Respon imun seluler juga berkembang pada
orang yang tinggal di daerahendemikfilariasis, sehingga keadaan ini berperan untuk
menentukan timbulnya gejala klinis pada sebagian orang.

Anda mungkin juga menyukai