Anda di halaman 1dari 10

1.

pasien bingung tetapi ingin segera sembuh dari


penyakitnya pasien juga ingin segera pulang dari
Rumah Sakit
2. Faktor predisposisi :Pasien tidak sadar dengan hal hal yang berhubungan
dengan kejiwaan
3. Sistem pendukung :Pasien tidak memiliki/tidak tau sistem pendukung
4. Penyakit fisik :Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit fisik
5. Koping :Koping pasien kurang efektif
6. Obat-obatan :Pasien paham warna, obat obatan dan waktu untuk
meminum obatnya
7. Lainnya :
8. Masalah keperawatan :Defisit pengetahuan tentang masalah penyakit nya
(halusinasi audio dan visual)

A. Aspek Medis
1. Medik : F.20.3 Skizofernia Paranoid
Skizofrenia paranoid adalah salah satu tipe skizofrenia ketika
pengidapnya mengalami delusi bahwa orang lain ingin melawan dirinya atau
anggota keluarganya. Sementara itu, paranoid adalah jenis skizofrenia dengan
kasus yang paling sering terjadi. Umumnya, pengidap skizofrenia paranoid akan
merasa bahwa dirinya lebih kuat, lebih hebat, bahkan memiliki pengaruh besar
dari musuh-musuh khayalan mereka lewat halusinasi tidak nyata yang mereka
alami.
2 Terapi medik
Nama obat Indikasi
Risperidone Risperidone adalah obat antpsikotik untuk
meredakan gejala skizofrenia dan gangguan
bipolar. Obat ini juga bisa digunakan untuk
mengatasi gangguan perilaku, termasuk gangguan
perilaku pada penderita Alzheimer, atau anak yang
menderita autis.
Risperidone bekerja dengan cara memblokir
beberapa reseptor di otak, seperti reseptor
dopamin, serotonin, dan alpha adrenergic. Cara
kerja ini dapat mengurangi gejala kelainan psikotik
yang dipercaya berasal dari aktivitas berlebihan
antar saraf otak melalui reseptor ini. Obat ini dapat
membantu menstabilkan emosi, menjernihkan
pikiran penderita, dan mengurangi gejala psikosis.
Dengan begitu, penderita gangguan jiwa bisa
menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik,
tanpa gangguan dari gejalanya.
Haloperidol Haloperidol bermanfaat untuk menangani
gangguan mental psikosis, yaitu kesulitan
membedakan antara kenyataan atau hal yang tidak
nyata, misalnya pada skizofrenia. Obat ini juga
digunakan untuk mengatasi mania, yaitu kondisi
saat terjadi peningkatan ekstrem pada suasana
hati, perilaku, atau level energi. Haloperidol adalah
obat antipsikotik yang bekerja dengan cara
menyeimbangkan zat kimia alami otak bernama
neurotransmitter. Obat ini membantu menjernihkan
pikiran dan mengurangi halusinasi, rasa gelisah,
agresi, pikiran negatif, atau keinginan untuk
melukai diri sendiri. Haloperidol juga digunakan
untuk mengontrol tic yang berat, misalnya pada
penderita sindrom Tourette. Tic adalah gerakan
atau bunyi yang muncul dengan tidak terkontrol
dan terjadi berulang-ulang.
Trihexyphenidyl
Trihexyphenidyl adalah obat untuk mengatasi
gejala penyakit Parkinson dan gejala
ekstrapiramidal akibat penggunaan obat
antipsikotik tertentu. Gejala ekstrapiramidal meliputi
kekakuan otot, gerak tubuh yang tidak terkendali,
dan tremor.Trihexyphenidyl termasuk ke dalam
golongan obat antimuskarinik. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat zat alami asetilkolin,
yang salah satu fungsinya adalah menghantarkan
perintah kontraksi ke otot. Dengan cara kerja
tersebut, trihexyphenidyl dapat membantu
mengurangi kekakuan otot, tremor, dan
meningkatkan kemampuan berjalan atau
beraktivitas pada penderita Parkinson maupun
pengguna obat antipsikotik yang mengalami gejala
ekstrapiramidal.

I. Analisa Data
No Analisa Data Problem Etiologi
1. DS : pasien mengatakan sering mendengar Gangguan Penglihatan
bisikan dan bayangan yang tidak jelas yang Persepsi (Visual) dan
menyuruhnya untuk berbuat yang tidak jelas. sensori Pendengaran
(Audio)
DO :
TTV :
TD : 90/60 mmhg N : 74x/ menit
S : 36℃ RR : 20x/ menit

1. Pasien tampak lemas dan lesu


2. Pasien tampak sering berdiam diri di tempat
tidur
3. Pasien berbicara lambat dan tidak mampu
memulai pembicaraan.
4. Pasien tampak berbicara sendiri
5. Pasien sering mengatakan “Saya mau
pulang” “Kapan saya boleh pulang”

II. Daftar Masalah Keperawatan


1. Persepsi Sensori b.d Penglihatan dan Pendengaran

III. Pohon Masalah

I. Risiko perilaku kekerasan (Effect)

Halusinasi Core problem

Isolasi sosial (Causa)


IV. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori b.d Penglihatan dan Pendengaran
V. INTERVENSI

DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

1 Gangguan
1) Kognitif SP 1 :
Persepsi Sensori : 1. Bina hubungan
a) Menyebutkan penyebab
Halusinasi halusinasi saling percaya
b) Menyebutkan tanda dan dengan pasien
gejala risiko halusinasi
2. Identifikasi
c) Menyebutkan akibat yang
ditimbulkan masalah dengan
d) Menyebutkan cara berdiskusi
mengatasi halusinasi bersama pasien
2) Psikomotor
3. Latih pasien
a) Mengendalikan
latihan
halusinasi
menghardik
dengan
untuk
menghardik
mengendalikan
b) Mengendalikan halusinasi
halusinasi
SP 2 :
dengan bersikap 1. Identifikasi
cuek masalah dan
c) Melakukan penyebab dengan
kegiatan berdiskusi
teraturatau dengan pasien
bercakap- 2. Latih
cakapuntuk pasienMelakukan
mengalihkan teknik Bercakap-
halusinasi cakap dengan
orang lain untuk
d) Melakukan
mengalihkan
kegiatan ibadah
halusinasi.
sepert : sholat,
berdoa, dan SP 3 :
kegiatan ibadah 1. Kaji hal-hal yang

lainnya. berhubungan
dengan tanda dan
e) Patuh minum
gejala halusinasi
obat dengan 8
benar (klien, 2. Latih pasien

obat, dosis, patuh minum

cara, waktu, obat dengan baik

manfaat, dan benar dengan

tanggal mengenal warna,

kadaluarsa dan jumlah dan

dokumentasi) frekuensi obat

SP 4 :
3) Afektif
a) Merasakan manfaat dari 1. Latih pasien
latihan yang
untuk patuh
dilaksanakan
melakukan
b) Membedakan perasaan
sebelum dan sesudah kegiatan ibadah
latihan
sesuai dengan
keyakinan pasien
VI. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal : Selasa, 08 November 2022

N DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


O KEPERAWATAN

1 Gangguan Persepsi SP 1 : S : pasien


Sensori : Halusinasi mengatakan bisa
1. Melakukan bina
melakukan latihan
hubungan saling
menghardik untuk
percaya dengan
melawan suara
pasien
ataupun bayangan
2. Mengidentifikasi
yang dilihat
masalah dengan
O : pasien tampak
berdiskusi bersama
mengerti dengan
pasien
latihan menghardik
3. Melatih pasien
yang diajarkan
latihan menghardik
perawat
untuk
A : masalah belum
mengendalikan
teratasi
halusinasi
P : intervensi
SP 2 :
dilanjutkan
1. Mengidentifikasi
(RTL SP 2)
masalah dan
penyebab dengan
berdiskusi dengan
pasien
2. Melatih pasien
Melakukan teknik
bercakap-cakap
kepada orang lain
ketika pasien merasa
sendiri agar
halusinasi bisa
dikendalikan

SP 3 :

1. Mengkaji hal-hal
yang berhubungan
dengan tanda dan
gejala halusinasi

2. Melatih pasien patuh


minum obat dengan
baik dan benar
dengan mengenal
warna, jumlah dan
frekuensi obat.
VII. CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/
NO IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL

1 Rabu, 9 SP 2 : S : pasien mengatakan


November merasa tenang setelah
1. Mengidentifikasi
2022 bisa bercakap-cakap
masalah dan
kepada orang lain
penyebab dengan
berbagi cerita kepada
berdiskusi dengan
orang lain.
pasien
O : pasien tampak
2. Melatih pasien
kooperatif ketika latihan
Melakukan teknik
dilakukan oleh perawat
Bercakap-cakap
kepada orang lain A : masalah belum
ketika pasien teratasi
merasa sendiri P : intervensi dilanjutkan
agar halusinasi (RTL SP 3)
bisa dikendalikan

2 Kamis,10 SP 3 : S : pasien mengatakan


November bisa mengingat sedikit
1. Mengkaji hal-hal
2022 warna obat dan tidak tau
yang berhubungan
manfaat obat yang
dengan tanda dan
gejala halusinasi diminumnya.

2. Melatih pasien O : pasien tampak


patuh minum obat bingung
dengan baik dan A : masalah sebagian
benar dengan teratasi
mengenal warna,
P : intervensi dilanjutkan
jumlah dan
(RTL SP 3)
frekuensi obat.

3 Jumat, 11 SP 3 : S : pasien mengatakan


November sudah tau ada berapa
1. Mengkaji hal-hal
2022 jumlah obat dan cara
yang berhubungan
meminum obat dengan
dengan tanda dan
benar dan pasien sudah
gejala halusinasi
mengerti manfaat obat
2. Melatih pasien
yang diminumnya.
patuh minum obat
O : pasien tampak
dengan baik dan
mengikuti instruksi
benar dengan
perawat
mengenal warna,
jumlah dan A : masalah sebagian
frekuensi obat. teratasi

P : intervensi dilanjutkan
(RTL SP 3)

4 Sabtu, 12 SP 3 : S : pasien mengatakan


November tahu kapan dia minum
1. Mengkaji hal-hal
2022 obat yakni pada pagi dan
yang berhubungan
sore hari dan berapa
dengan tanda dan
jumlah obat dalam 1 kali
gejala halusinasi
minum.
2. Melatih pasien
O : pasien tampak lebih
patuh minum obat
bisa kondusif dengan
dengan baik dan
benar dengan keadaan saat diskusi dan
mengenal warna, latihan dilangsungkan
jumlah dan A : masalah sebagian
frekuensi obat. teratasi

P : intervensi dilanjutkan
(RTL SP 3)

Anda mungkin juga menyukai