Anda di halaman 1dari 13

Gangguan

Somatoform
Dan Disosiatif
Cut Nuryta Rama Diary (210901044)
Saumi Fitri Maghfirah (210901047)
Luthfiatun Khaira Ulyani (210901111)
Pengertian Gangguan Somatoform
Soma berarti “tubuh”. Dalam gangguan somatoform masalah-
masalah psikologi muncul dalam bentuk gangguan fisik.
Simtom-simtom fisik gangguan somatoform yang tidak dapat
dijelaskan secara fisiologis dan tidak berada dalam kesadaran,
diduga terkait factor-factor psikologis, diperkirakan
kecemasan, sehingga diasumsikan memiliki penyebab
psikologis.
Macam-macam
gangguan somatoform

1. Gangguan nyeri (pain disorder)


2. Gangguan dismorfik tubuh
(body dysmorphic disorder)
3. Hipokondriasis
4. Gangguan konversi
5. Gangguan somatisasi
Gangguan nyeri (pain disorder)
Pada gangguan ini individu akan mengalami gejala sakit atau nyeri pada satu tempat atau lebih, yang tidak dapat dijelaskan
dengan pemeriksaan medis (non psikiatri) maupun neurologis. Simtom ini menimbulkan stress emosional ataupun gangguan
fungsional, dan gangguan ini dianggap memiliki hubungan sebab akibat dengan factor psikologis. Pasien Pain Disorder
kemungkinan tidak mampu untuk bekerja dan menjadi tergantung dengan obat pada Pereda rasa sakit. Rasa nyeri yang
timbul dapat berhubungan dengan konflik atau stress atau dapat pula terjadi agar individu dapat terhindar dari kegiatan
yang tidak menyenangkan dan untuk mendapatkan perhatian dan simpati yang sebelumnya tidak didapat.

Gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder)


gangguan ini adalah preokupasi dengan kecacatan tubuh yang tidak nyata (misalnya hidung dirasakannya kurang
mancung),atau keluhan yang berlebihan tentang kekurangan tubuh yang minimal atau kecil. Perempuan lebih cenderung
untuk memfokuskan pada bagian bentuk tubuh dan wajah nya, begitupun laki-laki .
Pada body dysmorphic disorder, individu diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan dalam penampilan fisik mereka.
Beberapa individu yang mengalami gangguan ini secara kompulsif akan menghabiskan berjam-jam setiap harinya untuk
memperhatikan kekurangannya dengan berkaca di cermin. Beberapa bahkan mengurung diri dirumah untuk menghindari
orang lain melihat kekurangan yang dibayangkannya. Pada kasus ini kerusakan sangat tidak berhubungan dengan realiatas
sehingga mengindikasikan suatu gangguan delusional.
Hipokondriasis
Hipokondriasis adalah hasil interpretasi pasien yang tidak realistis dan tidak akurat terhadap
simtom atau sensasi. Sehingga mengarah pada preokupasi dan ketakutan bahwa mereka
memiliki gangguan yang parah, bahkan meskipun tidak ada penyebab medis yang ditemukan.
Gangguan ini biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut. Individu
yang mengalami ini biasanya merupakan konsumen yang seringkali menggunakan pelayanan
Kesehatan, bahkan terkadang mereka menganggap dokter mereka tidak kompeten dan tidak
perhatian. Hipokondriasis ialah bersikap berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan
kecil, misalnya sakit kepala akan segera dievaluasi sebagai bukti dari tumor otak. Hipokondriasis
seringkali muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan dan mood.

Gangguan konversi
Gangguan conversion disorder, gejala sensorik dan motoric, seperti hilangnya penglihatan atau
kelumpuhan secara tiba-tiba, menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan rusaknya system
saraf, padahal organ tubuh dan system saraf individu tersebut baik-baik saja. Gangguan ini
biasanya muncul setelah adanya kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.
Gangguan konversi juga seringkali berkaitan dengan depresi dan penyalahgunaan zat-zat
terlarang, dan dengan gangguan kepribadian.
Gangguan Somatisasi

Gangguan dengan karakteristik berbagai keluhan dan gejala somatic yang tidak dapat
dijelaskan secara adekurat dengan menggunakan hasil pemeriksaan fisik maupun
laboratorium. Perbedaan antara somatisasi dengan gangguan somatoform yang lainnya
adalah banyaknya keluhan dan banyaknya system tubuh yang terpengaruh.
Untuk memenuhi kriteria diagnostic yang bersangkutan harus mengalami ke empat hal ini :
1. Empat simtom rasa sakit dibagian yang berbeda (kepala, punggung, sendi)
2. Dua simtom gastrointestinal (diare dan mual)
3. Satu simtom seksual selain rasa sakit (tidak berminat pada hubungan seksual)
4. Satu simtom pseudoneurologis (seperti yang terjadi dalam gangguan konversi)
Terapi gangguan somatoform
1. Terapi pain disorder
a. Memvalidasi bahwa rasa nyeri itu adalah nyata dan bukan hanya ada dipikiran penderita
b. Relaxation training
c. Memberi reward kepada mereka yang berperilaku tidak seperti orang yang mengalami rasa
nyeri

2. Terapi hypochondriasis
Menggunakan pendekatan cognitive-behavioral therapy dapat bertujuan untuk mengubah
pemikiran pesimistis. Selain itu, pengobatan juga hendaknya dikaitkan dengan strategi yang
mengalihkan penderita gangguan ini dari gejala-gejala tubuh dan meyakinkan mereka untuk
mencari kepastian medis bahwa mereka tidak sakit.

3. Terapi somatization disorder


Dalam pendekatan yang lebih umum mengenai somatization disorder, dokter hendaknya tidak
meremehkan validitas dari keluhan fisik, tetapi perlu diminimalisir penggunaan tes-tes
diagnosis dari obat-obatan, mempertahankan hubungan dengan mereka terlepas dari apakah
mereka mengeluh tentang penyakitnya atau tidak.

4. Penanganan gangguan somatoform secara umum


Teknik kognitif-behavioral paling sering pemaparan terhadap pencegahan respon
restrukturisasi kognitif. Dalam restrukturisasi kognitif, terapis menantang keyakinan klien
yang terdistorsi mengenai penampilan fisiknya dan cara menyemangati mereka untuk
mengevaluasi keyakinan mereka dengan bukti yang jelas.
Pengertian Gangguan Disosiatif
Gangguan disosiatif adalah suatu kelompok gangguan dengan gejala
utama kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal (dibawah
kendali kesadaran) antara ingatan masalalu, kesadaran identitas dan
penginderaan segera, serta control terhadap Gerakan tubuh. Pada
gangguan disosiatif kemampuan kendali dibawah kesadaran dan
kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat
berlangsung dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam
Macam-macam gangguan disosiatif

Amnesia Fugue disosiatif


disosiatif

Gangguan Gangguan
identitas depersonalisasi
disosiatif
Amnesia Fugue disosiatif
01
disosiatif 02 Ditandai oleh bepergian dari rumah
Merupakan ketidakmampuan atau pekerjaan yang tiba-tiba dan
untuk mengingat informasi, tidak diperkirakan, disertai dengan
biasanya berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengingat
peristiwa yang menengangkan masa lalu seseorang dan
atau traumatik, yang tidak kebingungan tentang identitas
dapat dijelaskan oleh kelupaan pribadi seseorang atau
yang biasanya, ingesti zat, atau mengambil identitas baru.
kondisi medis umum.

Gangguan Gangguan identitas


03 depersonalisasi
04 disosiatif
Ditandai oleh adanya dua atau lebih
Ditandai oleh perasaan kepribadiaan yang terpisah pada satu
terlepas (detachment) dari orang tunggal : gangguan identitas
tubuh atau pikiran disosiatif biasanya dianggap
seseorang yang merupakan gangguan disosiatif yang
rekuren atau persisten. paling parah dan kronis
Terapi gangguan disosiatif

Terapi psikoanalisa
Terapi Psikoanalisis ini akan membantu orang
dengan gangguan disosiatif menyelesaikan masalah
yang belum selesai di masa kecilnya. Terapi ini
Terapi seni kreatif
mengajak orang dengan gangguan disosiatif kembali
ke masa lalu dan mengenali diri sendiri dengan lebih
Jenis terapi ini menggunakan
baik. Selain itu, terapi ini juga bertujuan untuk proses kreatif untuk membantu
mengenali setiap kepribadian yang dimiliki orang penderita yang mungkin
dengan gangguan disosiatif, agar bisa
mengalami kesulitan dalam
mengendalikannya.
mengungkapkan pikiran dan
Terapi kognitif perasaannya. Terapi seni kreatif
Terapi ini membantu penderita bisa berupa tarian, drama,
mengidentifikasi kepercayaan dan musik, dan puisi.
perilaku yang negatif dan salah,
lalu menggantinya dengan hal-hal
yang positif dan baik.
referensi
Davison, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2006). Psikologi
abnormal. Ed. 9. Jakarta; Rajawali Pers

Mayo Clinic. Dissociative Disorders. 2011.

Dr. dr. Alifiati Fitrikasari, Sp. KJ(K), dr. Soesmeyka Savitri,


Sp.KJ, dr. Mahesa Permana Kardis Sp. KJ, dr. Fanti Saktini,
M.Si. Med (2021). Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform
dan gangguan terkait stress. Semarang; fakultas kedokteran
Universitas Diponegoro.
THANKS!
Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai