Gangguan Somatoform
Disusun oleh:
Silmi Hidayah (41211396100028)
Pembimbing:
dr. Mariyatul Choirah, Sp. KJ
● Biasanya terjadi mulai pada usia <30 tahun, paling sering dimulai saat
remaja.
Etiologi dan Faktor Resiko
Psikososial Biologis
Gejala gangguan psikososial sebagai
bentuk komunikasi bertujuan untuk Genetik. Gangguan somatisasi
menghindari kewajiban, ekspresi emosi, dapat ditransmisi dari genetik.
dan menyimbolkan perasaan. Terjadi 10-20% pada wanita
turunan pertama.
Hal ini dapat terjadi karena faktor aspek
pembelajaran (factor behavior), Seperti
ajaran dari orang tua, sosial, kultur, atau
etnik.
Gambaran Klinis
Keluhan somatik :
Mual, muntah, sulit menelan, sakit lengan dan tungkai, nafas pendek,
amnesia, komplikasi kehamilan, dan menstruasi
Gejala pseudoneurologik:
Gangguan koordinasi, paralisis, halusinasi, hilangnya sensasi raba atau
sakit,retensi urin, sampai hilang kesadaran bukan karena pingsan.
Usia 20-30thn
Awitan tersering usia 20-30thn
3%
Terjadi pada mahasiswa kedokteran yang umumnya terjadi
pada 2 tahun pertama pendidikan
Etiologi
Psikodinamik
Model pembelajaran
sosial Varian Gangguan
mental
Gejala sebagai bentuk permintaan untuk
mendapatkan peran sakit sehinga bisa 80% hipokondriasis mengalami
menghindari kewajiban berat depresi dan cemas
Etiologi
1. Ketidakpuasan, penolakan, dan kehilangan di masa lalu →
mengekspresikan marah pada masa sekarang → berupa mencari
bantuan dan kepedulian orang lain → tapi kemudian mencampakkan
orang lain jika orang tersebut tidak efektif (seperti pindah
pindah dokter)
Perilaku Biologis
Defisiensi endorfin → inhibisi
Perilaku nyeri akan diperkuat jika
nyeri kurang → penurunan
dihargai dan akan dihambat jika
ambang nyeri pada saat ada
diabaikan atau diberi hukuman
stimulus
Gambaran Klinis
- Memiliki keluhan nyeri kronik seperti nyeri pinggang bawah, nyeri
kepala, dll
- Nyeri dapat terjadi setelah trauma, neuropatik, iatrogenik, atau
muskuloskeletal
- Harus ada faktor psikologis bermakna yang telibat
- Memiliki riwayat panjang pengobatan medis atau pembedahan
- Menyalahkan nyeri sebagai sumber kesengsaraannya, menyangkal
penyebab lain sebagai penyebab emosi disforiknya
- Jika pasien depresi keluhan bisa muncul: anergia, anhedonia,
penurunan libido, insomnia, dan iritabel
Perjalanan Penyakit
2. Psikoterapi
- Membangun aliansi terapeutik dengan pasien empati
- Jangan konfrontasi dengan pasien → Ingat nyerinya memang nyata meski
berasal dari intrapsikis
- Terapi kognitif → kembangkan sikap positif dan ubah pikiran negatif
F45.5 Gangguan
Somatoform
Lainnya
Kriteria Diagnosis PPDGJ
III
1. Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem saraf
otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem
tertentu. Ini sangat berbeda dengan Ganguan Somatisasi (F45.1) yang
menunjukkan keluhan yang banyak dan berganti-ganti
2. Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan
3. Contoh: Globus hysericus, tortikalis psikogenik, prurtus psikogenik,
dismenore psikogenik, teeth grinding, dll.
Gangguan
Konversi
Gangguan Konversi
Paling sering muncul adalah kondisi: paralisis, buta, dan mutisme. ● Terdiri dari gerak abnormal, gangguan gaya
berjalan, kelemahan, dan paralysis.
Sering berhubungan dengan masalah kepribadian: pasif-agresif,
● Kondisi dapat mengalami perburukan
dependen, antisosial, dan histrionik.
apabila diperhatikan
Sering disertai kondisi cemas dan depresi sehingga rentan ● Gangguan gaya berjalan dapat berupa
melakukan bunuh diri. astasia-abasia
● Ditemukan reflek pada batas normal dan
tidak ditemukan abnormalitas pada otot
kecuali sudah kronis
Gejala Sensorik ● Elektromiografi normal
● Menjaga konflik internal di luar ● Memiliki gejala yang tidak disadari meniru
kesadarannya gejalanya dari seseorang yang bermakna bagi
● Gejala memiliki nilai simbolik yang dirinya.
mencerminkan konflik psikologi di bawah
sadar
Secondary Gain
La Belle indifference
● Gambaran klinisi yang ditentukan untuk setiap gangguan yang tercantum pada F 44
● Tidak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala-gejala tersebut
● Bukti adanya penyebab psikologis (meskipun disangkal)
Fugue Disosiatif [F44.1] 300.13 (F 44.1) With dissociative fugue ; disertai perjalanan tertentu
berhubungan dengan amnesia identitas atau untuk informasi autobiografikal
Untuk diagnosis pasti harus ada:
penting lainnya
● ciri-ciri amnesia disosiatif
● Melakukan perjalanan tertentu melampaui hal
yang umum dilakukan sehari-hari
● Kemampuan mengurus diri sendiri masih ada,
masih melakukan interaksi sosial sederhana
terhadap orang yang belum dikenalnya
Stupor Disosiatif [F44.2]
Untuk diagnosis pasti harus ada:
● Stupor ; sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan volunter dan respon normal
terhadap rangsangan luar
● Tidak terdapat gangguan fisik ataupun gangguan jiwa lain
● Adanya problem atau kejadian-kejadian baru yang stressful
Depersonalization/Derealization Disorder 300.6 [F
48.1]
A. Keberadaan pengalaman yang persisten atau berulang dari
depersonalisasi, derealisasi, atau keduanya:
a. Depersonalisasi; Pengalaman tidak nyata, melepaskan diri,
atau menjadi pengamat luar sehubungan dengan pikiran,
Gangguan Trans dan Kesurupan [F 44.3] perasaan, sensasi, tubuh, atau tindakan seseorang
(misalnya,perubahan persepsi, rasa waktu yang terdistorsi,
● Kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri yang tidak nyata atau tidak ada, emosional dan /atau mati
diri dan kesadaran terhadap lingkungan. Dalam beberapa rasa secara fisik).
kejadian individu seakan-akan dikuasai oleh kepribadian b. Derealisasi; Pengalaman tidak nyata atau terputusnya diri
lain, kekuatan gaib, malaikat atau kekuatan gaib terhadap lingkungan sekitar (misal: individu atau benda
● Involunter (diluar kemampuan individu) dirasakan tidak nyata, seperti mimpi, berkabut, mati, atau
● Tidak ada penyebab organik, intoksikasi dan gangguan terdisorientasi secara visual)
jiwa tertentu B. Ketika sedang mengalami depersonalisasi atau derealisasi, reality
testing tetap berjalan.
C. Gejala menyebabkan gangguan dan hendanyan yang nyata secara
klinis baik di kehidupan sosial, pekerjaan, atau fungsi kehidupan
lainnya.
D. Gangguan tidak disebabkan obat atau gangguan medis lainnya.
E. Gangguan tidak dapat dijelaskan lebih baik dengan gangguan
mental lainnya.
Gangguan Motorik Disosiatif [F 44.4]
Ketidakmampuan menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak (tangan
atau kaki)
.82 Gangguan disosiatif (konversi) sementara terjadi pada masa kanak dan remaja
.83 Gangguan disosiatif (konversi) lainnya YDT (termasuk: psychogenic confusion, twilight
state)
Adalah preokupasi seseorang mengenai bagian tubuh dirinya ● Prevalensi sekitar 1,7-2,9% dari
yang dalam realitasnya adalah normal. populasi umum.
● Awitan mulai dari usia muda namun
Pasien sering merasa penampilannya buruk atau memiliki tersering adalah usia 15-30 tahun.
kecacatan padahal realitanya adalah normal bahkan nyaris ● Lebih sering terjadi pada wanita
baik. ● Pasien umumnya tidak datang ke
psikiater melainkan ke dermatologist
Pada akhirnya masalah ini menimbulkan penderitaan bagi atau bedah plastik.
dirinya dan menghambat fungsi penderita baik di bidang ● Keluhan biasanya terjadi dengan
sosial, interpersonal, dan pekerjaan. gangguan mental lainnya seperti
depresi, cemas, dan gangguan
psikotik.
Kelainan
Neurotransmitter Komorbid
Serotonin gangguan
depresi / cemas
Etiologis
Psikoterapi
Farmakoterapi
obat obatan anti depresan golongan SSRI untuk meningkatkan kadar serotonin di
otak dilaporkan memberikan perbaikan gejala pasien hingga 50 persen. Clomipramine dan
fluoxetine
TERIMA
KASIH
REFERENSI
1. Elvira SD, Hadisukanto G (ed). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Indonesia; 2021
2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM 5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNIKA
Atmajaya. 2013.
3. Kaplan & Sadock’s Synopsis Of Psychiatry Edisi 11
4. Diagnostic and statistical manual of mental disorders Edisi 5