Pembimbing :
dr. Andriza, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSJ TAMPAN PEKANBARU
2021
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Penyebab gangguan jiwa: faktor multi-kausal, berasal dari diri sendiri dan pengaruh
sosial → gangguan jiwa menjadi kompleks
Gejala utama: bersifat fisik atau somatik, mempengaruhi tubuh dan fungsi fisik (sakit
kepala, Lelah, gangguann tidur)
Tingkat komorbiditas dengan gangguan cemas Sekelompok penyakit, keluhan fisik yang sangat
dan depresi sangat tinggi sehingga dapat mengganggu namun tidak dapat ditemukan
memperburuk keadaan jiwa pasien penjelasan secara medis
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
❖ Somatoform→bahasa Yunani “soma” →
tubuh
❖ Merupakan kelompok besar dari gangguan
dengan gejala dan tanda berhubungan
dengan tubuh
❖ Individu mengeluhkan gejala gangguan fisik
namun pada dasarnya tidak ada gangguan
fisiologis
❖ Ciri utama berupa keluhan gejala fisik yang
berulang disertai permintaan pemeriksaan
medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti
hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan
oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan
yang menjadi dasar keluhannya.
Epidemiologi
• Prevalensi pada populasi umum: 11-21% pada usia yang muda, 10-20%
pada usia paruh baya, dan 1,5-13% pada usia yang lebih tua.
• Tahun 2012-2014: Sebanyak 58,8% pasien yang berobat ke poli penyakit
dalam RSUP dr. Sardjito dicurigai mengalami gangguan somatoform
dengan
• Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan.
• Diagnosis terbanyak yang ditemukan pada pasien ini adalah gangguan
somatoform tak terinci, yaitu sekitar 80,9%.
• Sebanyak 10-20% pasien mengalami gangguan somatoform yang disertai
cemas dan atau depresi.
Etiologi
Gangguan Somatisasi
Biologis:
Behavioral: Psikososial:
Distraktibilitas
individu belajar gejala pada
berlebihan, tidak
mensomatisasi dirinya → komunikasi
mampu beradaptasi
mengekspresikan sosial
terhadap stimulus
keinginan & kebutuhan (menghindari
berlebihan,
akan perhatian dari kewajiban,
berkurangnya
keluarga dan orang lain ekspresi)
selektifitas
Etiologi
Gangguan Konversi
Behavioral:
Biologis: Gejala yang Psikoanalisa:
Hipometabolisme pada dipelajari sejak Kejadian traumatik, kejadian
hemisfer dominan & masa anak tidak dapat diterima,
hipermetabolisme pada menekan konflik di luar
digunakan sebagai
hemisfer non dominan kesadaran, cemas meningkat,
→ terganggunya
coping dalam mengkonversikan ke gejala
komunikasi situasi tidak fisik
disukainya
Etiologi
Hipokondriasis
Psikoanalisa:
Behavioral:
Kognitif: Represi &
Menginginkan peran
gangguan pada pengalihan
sakit untuk
kognitif atau agresif kepada
menghindari kewajiban
persepsi keluhan somatik
Yg berat
Etiologi
Gangguan Dismorfik Tubuh
Perilaku:
Psikoanalisa:
Sosial kultural: Adanya perilaku
Mekanisme
Cap citra diri yg kompulsif untuk
pertahanan diri
dihasilkan oleh mengurangi
displacement
masyarakat setempat kecemasan
Etiologi
Gangguan Nyeri
Psikoadinamik: Behavioral:
Biologi:
Nyeri sebagai cara Perilaku nyeri
Adanya
memperoleh cinta, diperkuat
abnormalitas
hukuman, menembus apabila dihargai
struktur limbik &
rasa bersalah, & dihambat
sensorik /
displacement, apabila
kimiawi
substitusi, represi diabaikan
Klasifikasi dan Diagnostik
PPDGJ III.
1. Kognitif-behavioural
3. Edukasi
Tata laksana
• Menyingkirkan penyakit organik & evaluasi tingkat,
luas patologi fisik dan kontribusinya pada gejala nyeri
• Terapi medis yang adekuat & klinik nyeri multidisiplin
→ anestesi, psikiater dan dokter
• Stres psikososial perlu dihilangkan
• Antidepresan seperti amitriptyline → lebih efektif
Antidepresan trisiklik → aksi analgetik dengan onset
lebih cepat
Prognosis
Gangguan somatoform bersifat fluktuatif dan kronis. Kondisi
pasien dapat memburuk apabila terdapat stress.
BAB III
Ilustrasi Kasus
Ilustrasi Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 55 tahun
Alamat : Tampan-Pekanbaru
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Melayu
Tanggal Masuk : 15 Juli 2021
Ilustrasi Kasus
Keluhan Utama:
Nyeri dada yang dirasakan sejak 9 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan nyeri dada yang dirasakan sejak 9 bulan SMRS dan
masih dirasakan sampai sekarang. Nyeri pada dada dirasakan di
sebelah kiri, nyeri seperti ditusuk-tusuk namun tidak menjalar dan dapat
ditunjuk. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri dada tidak membaik
dengan makan ataupun istirahat. Keluhan menyebabkan pasien sulit
untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.
Ilustrasi Kasus
Karena keluhan yang dirasakan pasien lalu berobat ke
beberapa dokter. Awalnya pasien berobat ke dokter umum
kemudian diberi obat jantung dan anti nyeri, keluhan pasien
berkurang namun tidak hilang. Lalu pasien memeriksakan diri
ke dokter spesialis penyakit dalam. Pasien melakukan
pemeriksaan rekam jantung, foto thoraks dan pemeriksaan
darah namun hasil pemeriksaan tidak didapatkan kelainan
atau normal.
Ilustrasi Kasus
Pasien kemudian berobat ke dokter spesialis jantung
dilakukan tindakan echocardiography, namun hasil
pemeriksaan tetap tidak ditemukan adanya kelainan. Pasien
juga pernah berobat ke dokter spesialis paru dan dilakukan
pemeriksaan foto thoraks ulang serta CT scan, hasil
pemeriksaan juga tidak menunjukkan adanya kelainan.
Pasien mengatakan bahwa keluhan tersebut mulai muncul
sejak adik pasien meninggal dunia, yaitu 10 bulan yang lalu.
Ilustrasi Kasus
PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala dan leher : dalam batas normal
- Paru : dalam batas normal
- Jantung : dalam batas normal
- Thoraks belakang : dalam batas normal
- Abdomen : dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
Status Mental
Deskripsi umum
Keadaan umum : Perempuan, sesuai usia dan
jenis kelamin, pakaian rapi
Kesadaran : Composmentis
Perilaku dan aktivitas motorik : Cukup tenang
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, kontak mata (+)
Keadaan spesifik
Mood : Disforia
Afek : Luas
Keserasian afek : Serasi
Empati : Dapat dirabarasakan
Status Mental
Pembicaraan
Pembicaraan : Lancar, artikulasi jelas, intonasi jelas
Gangguan persepsi
∙ Halusinasi : Tidak ada
∙ Ilusi : Tidak ada
∙ Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisme : Tidak ada
Status Mental
Pikiran
Proses pikir : Logis
Bentuk pikir : Koheren
Isi pikir : Waham tidak ada, ide bunuh diri tidak ada