Oleh:
Adeana Sartika
Ardina Kamillia
Aulia Oktariani
Dwi Ambar Wati
Mira Astuti
Rahmatul Mufidah
Wiwit Asari
Pembimbing :
dr. Eddy R. Pangaribuan, Sp.OG (K)
dr. Rika Effendy, Sp.OG
1
MRC Centre for Reproductive Health, The Queen’s Medical Research Institute,
The University of Edinburgh, Edinburgh, United Kingdom,
2
Laboratory of Histology and Cytology, Hokkaido University Graduate School of
Medicine, Sapporo, Japan,
3
Moredun Research Institute, Pentlands Science Park, Penicuik, United Kingdom,
4
Department of Obstetrics and Gynaecology, Li Ka Shing Faculty of Medicine,
The University of Hong Kong, Pokfulam, Hong Kong, China
Abstrak
Kesimpulan: Merokok dapat mengubah pergantian sel epitel tuba dan terkait
dengan perubahan struktural, serta fungsional, yang mungkin berkontribusi pada
perkembangan kehamilan ektopik.
PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik terjadi pada 1–2% dari semua kehamilan di Eropa dan
Amerika Serikat1. Di dunia Barat, hal itu menjadi komplikasi dari kehamilan dini
yang paling umum yang mengancam jiwa1,2.
Lebih dari 98% kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopii tetapi etiologi
implantasi tuba sebagian besar tidak diketahui 3. Namun demikian, observasi
deskriptif mendukung hipotesis bahwa implantasi tuba mungkin disebabkan oleh
retensi embrio di dalam tuba fallopi karena gangguan transportasi tuba dan
perubahan pada lingkungan mikro tuba memungkinkan implantasi dini terjadi.
Pengangkutan embrio melalui tuba fallopii dikontrol dengan kombinasi
kontraktilitas otot polos dan pergerakan siliaris 4,5. Faktor-faktor yang mengatur
dan mempertahankan keadaan normal lingkungan mikro tuba sebagian besar tidak
diketahui.
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa merokok adalah faktor risiko
utama untuk kehamilan ektopik tuba (disesuaikan OR 1,7-3.9)6. Penelitian pada
hewan dan manusia telah menunjukkan efek terhadap fungsi tuba fallopi akibat
paparan asap7,8. Terlepas dari temuan ini, mekanisme yang tepat yang digunakan
merokok menyebabkan kehamilan ektopik masih belum pasti.
Peneliti terbaru melaporkan bahwa kotinin (zat metabolit aktif dari nikotin)
meningkatkan ekspresi prokineticin PROKR1 di tuba fallopi, pengatur
kontraktilitas otot polos dan sebuah gen yang dianggap penting untuk implantasi
intrauterine9. Kami mengemukakan bahwa merokok melemahkan ekspresi
PROKR1 yang mengakibatkan perubahan fungsi tuba fallopii dan memberikan
penjelasan yang mungkin terhadap hubungan antara merokok dan kehamilan
ektopik tuba. Dalam studi ini, kami mengambil temuan ini dengan menyelidiki
bagaimana merokok mengubah ekspresi gen global dan fungsi sel epitel tuba.
Gambar 2. Analisis TaqMan RT-PCR kelimpahan transkrip BAD dan BCL2 pada TUBA
FALOPII dari perokok dan bukan perokok. Ekspresi relatif dari BAD (A) dan BCL2 (B) di
TUBA FALOPII non-perokok (batang bening: n = 11) dan perokok (batang terisi: n = 10).
Perbedaan yang diamati signifikan pada * P, 0,05, ** P, 0,01. Ekspresi gen terkait dengan
pengendalian internal G6PDH.
Gambar 4. Penilaian kematian sel di Tuba Fallopii. A) Frekuensi sel imunopositif dalam
Tuba Fallopii bukan perokok (batang bening: n = 11) dan perokok (batang terisi: n = 10).
Ekspresi relatif transkrip CASP3 (B) dan CASP9 (C) dalam Tuba Fallopii perokok dan bukan
perokok dan (D) korelasi satu sama lain dalam sampel Tuba Fallopii tunggal. Perbedaan yang
diamati signifikan pada *P, 0,05. Ekspresi gen terkait dengan pengendalian internal G6PDH.
doi: 10.1371 / journal.pone.0089400.g004
Gambar 5. Penilaian perubahan proliferasi dan morfologi sel pada Tuba Falopii perokok. A)
Frekuensi sel positif Ki67 di TUBA FALOPII non-perokok (batang bening: n = 11) dan perokok
(batang terisi: n = 10). B) Ekspresi Relatif Transkrip Cyclin D1 dalam TUBA FALOPII perokok
dan non perokok Ekspresi CCND1 dalam TUBA FALOPII perokok dan bukan perokok. C)
Analisis histoscore derajat 'lepuh epitel' pada non-perokok dibandingkan dengan perokok.
Perbedaan yang diamati signifikan pada * P, 0,05. Ekspresi gen terkait dengan pengendalian
internal G6PDH. doi: 10.1371 / journal.pone.0089400.g005
8. Analisis Immunostaining
Gambaran histologis ditangkap menggunakan Olympus Provis Mikroskop
BX2 (Olympus America Inc. Center Valley, PA, USA) yang dilengkapi dengan
kamera Microcam Canon E0S 30D (Canon Inc Kantor Pusat, Tokyo, Jepang).
Leukemia sel B / limfoma 2 (BCL2) dan agonis kematian sel BCL2 (BAD)
intensitas imunolabel epitel, dan tingkat lepuh permukaan pada bagian yang
diwarnai untuk BAD, dinilai dengan skala empat poin oleh dua pengamat yang
buta identitas jaringan, dengan korelasi yang sangat baik, dan rata-rata. Analisis
statistik dilakukan dengan menggunakan uji Mannwhitney. Untuk penilaian
jumlah pembelahan caspase 3 dan sel positif Ki-67, lima bidang diidentifikasi dan
ditangkap menggunakan teknik pengambilan sampel acak. Menggunakan Image J
(http: //rsbweb.nih.gov/ij) perangkat lunak dengan ambang jumlah sel dan jumlah
sel yang diwarnai yang dhitung. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan
uji Mann Whitney.
Ekspresi BAD Berkurang secara Signifikan pada Tuba Fallopii Perokok dan
Ekspresi BCL2 Meningkat ketika dibandingkan dengan Non-Perokok.
Ekspresi NCL tidak mengalami perubahan pada tuba fallopii perokok jika
dibandingkan dengan non-perokok (data tidak ditampilkan). Namun didapatkan
ekspresi mRNA BAD yang lebih rendah (sekitar 1.5 fold; P<0.01) dan ekspresi
BCL2 yang lebih tinggi (sekitar 1.5 fold; P<0.05) pada tuba fallopii perokok
dibandingkan non-perokok (Gambar 2). Data tersebut menunjukkan adanya
hubungan antara ekspresi, cotinine serum BAD dan BCL2 tuba Fallopii pada
perokok.
Caspase dan Kematian Sel pada Tuba Fallopii Perokok dibandingkan Non-
Perokok
Untuk menyelidiki efek dari perubahan ekspresi BAD dan BCL2 pada tuba
fallopii, kami melakukan immunolocalize caspase 3 untuk mengidentifikasi sel
apaptosis di jaringan (Gambar 3E-F). Sel yang mengekspresikan caspase 3 dapat
diidentifikasi dengan baik pada perokok maupun non-perokok, meskipun
jumlahnya lebih sedikit ditemukan pada perokok, hal tersebut tidak mencapai
statistik yang signifikan (Gambar 4A). Begitu pula dengan penurunan ekspresi
CASP3 dan CASP9 (Gambar 4B-C) juga tidak mencapai statistik yang signifikan
meskipun terdapat korelasi (r = 0.5; P 0.05; Gambar 4D). Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa mungki terdapat tren yang tidak signifikan untuk
mengurangi kematian sel epitel tuba fallopii pada perokok.
Diskusi