Anda di halaman 1dari 25

*

KELOMPOK 2 :
Rehuella Apvia J (21154385A)
Rosa Novandi (21154386A)
Claudia Cindy N (21154387A)
Selvi Susanto (21154388A)
Tamara Niken S (21154389A)
Lyga Ristyana (21154390A)
Nur Azizah A (21154391A)
Ayu Silojayanti (21154392A)
Vita Ayu Nikihapsari (21154393A)
Meylinda widyasari (22164995A)
A. Patofisiologi Kanker
• Paparan dari sinar UV terus-menerus,
Etiologi virus, zat kimia, kebiasaan merokok,
kelainan genetik

GEJALA :
 Rasa nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yan
terkena
 Keterbatasan gerak
 Menurunnya berat badan secara drastis tanpa sebab
 Muncul benjolan yang tidak lazim
 Batuk berkepanjangan disertai sesak napas dan darah
 Perdarahan tidak normal (misalnya perdarahan pada
vagina diluar siklus menstruasi
Paparan dari beberapa etiologi yang sudah disebutkan di atas dapat
merupakan faktor inisiasi terjadinya kanker. Sel yang awalnya normal,
karena adanya paparan dari zat-zat inisiator tersebut menyebabkan sel
menjadi abnormal (DNA dirusak oleh zat inisiator tersebut). Pada penelitian
Yasuhara (2014), mengatakan bahwa setelah DNA dirusak, maka Rad54B
dapat mengganggu siklus sel berupa terjadinya pengulangan siklus sel
terus-menerus tanpa adanya hambatan (proliferasi sel abnormal)
diteruskan dengan fase metastatis. Fase metastatis adalah tahap
pemisahan sel kanker dari sel induknya, masuk ke sirkulasi sistemik atau
kelenjar limfe, sehingga dapat menginvasi jaringan baru.
TPA (Tissue Plasminogen Activator), TNF
(Tumor Necrosis Factor), ROI (Reactive
Oxygen Ingtermediate) merupakan beberapa
factor yang memicu aktivasi dari upstream
kinase sehingga dihasilkan IkB(Inhibitor of
kappa B) yang menginaktifkan NF-Kb
(Nucklear Factor kappa B) dimana inaktifasi
NF-Kb terjadi selama IkB bergabung dengan
NF-kB. Namun ketika sel terpapar dengan
sitokin, UV, radiasi ionisasi, toxin bakteri, dll,
dan TLR4 (Toll Like Receptor4) mendeteksi
zat-zat tersebut, maka terjadi disosiasi NF-Kb
dan IkB. Saat terjadi disosiasi NF-Kb dan IkB
maka NF-Kb dalam bentuk bebasnya-
teraktivasi, ia menuju ke nucleus dan berikatan
dengan region di COX 2. Selain itu, NF-Kb
juga dapat diaktivasi melalui jalur MAP Kinase
(Mitogen Activated Protein Kinase).
Pendudukan NF-Kb pada COX2 dapat
meningkatkan produksi prostaglandin.
Prostaglandin dapat meningkatkan ekspresi
dari VEGF dimana VEGF ini merupakan
protein yang membantu proses angiogenesis.
Angiogenesis adalah proses pembentukan
pembuluh darah baru dalam tubuh manusia,
angiogenesis berperan penting dalam
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
B.Siklus Sel
C. Tanaman Antikanker
1. Herba Sambilata (Andrographis paniculata Nees)
Senyawa aktif : Andrographolide
Mekanisme kerja : Andrographolide mempunyai peran sebagai anti-kanker
dengan melibatkan penghambatan jalur TLR4 terhadap pembentukan NF-kB,
sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker. Andrographolide dengan
aktivitas anti-kanker memiliki potensi sebagai pengobatan komplementer
imunoterapi
Informasi Toksisitas :
Uji toksisitas akut ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata Nees)
terhadap mencit didapatkan hasil lebih dari 15g/kg BB, dengan demikian
penggunaannya dinyatakan praktis tidak toksik.
Uji toksisitas menggunakan mencit dan Brine Shrimp (Artemia saliva)
menunjukkan bahwa andrografolid terrmasuk senyawa yang tidak toksik.
Berdasarkan uji larva tersebut diperoleh angka LD50 sebesar 128,82 ppm
(andrografolid), LD50 sebesar 165,96 ppm (hasil oksidasi). Sedangkan untuk
senyawa hasil esterifikasi LD50 yang diperoleh sebesar 19,50 ppm. Batas
toksis uji toksisitas menggunakan larva Artiva saliva adalah sebesar 30 ppm
dengan demikian hanya senyawa hasil benzoilisasi yang dianggap toksis.
Terhadap sel kanker HeLa, Andrographolide memiliki aktivitas antikanker
melalui mekanisme apoptosis dengan harga IC50 sebesar 109,90 μg/ ml
(Sukardiman et al, 2005).
2. Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack.)
Senyawa aktif : Kuasinoid
Mekanisme kerja : penghambatan pada fase S sehingga siklus
sel terhambat, proliferasi sel kanker terhambat
Informasi Toksisitas : Uji Toksisitas Subkronis Fraksi Metanol-Air
Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack.) Pada Hati dapat
disimpulkan bahwa nilai LD50 fraksi metanol-air sebesar 34,65
g/kg BB tikus atau setara dengan 989,95 mg/20g BB mencit.
Fraksi metanol-air bersifat praktis tidak toksik. Pemberian
fraksi metanol-air akar pasak bumi berdosis 1000 mg/kg BB
dalam jangka waktu tiga bulan tidak mengakibatkan terjadinya
gangguan fungsi hati dan ginjal. Ekstrak methanol akar pasak
bumi sitotoksik terhadap kultur sel HeLa dengan nilai IC50 =
46,9-58,6 μg/ml (Mustofa dan Qamariah, 2004).
3. Herba Ciplukan (Physalis angulata)
Senyawa aktif : Fisalin dan Withangulatin
Mekanisme kerja : Physalis angulata berperan dalam regulasi
proliferasi, siklus sel dan apoptosis sel kanker payudara MDA-
MB 231. Physalis angulata menghentikan sel kanker tersebut
pada fase G2/M melalui penurunan level cyclin A / cyclin B
yang merupakan protein yang berperan dalam progressi siklus
sel.
Informasi Toksisitas : Uji toksisitas dengan metode Brine
Shrimp Lethaly Test (BLST) menunjukkan golongan senyawa
yang terkandung dalam ekstrak kasar tersebut adalah alkaloid,
flavonoid, dan steroid. Nilai LC50 ekstrak etanol, n-heksana,
dan etil asetat masing-masing 37, 3, dan 496 ppm yang berarti
ekstrak etanol berpotensi sebagai antimikrob, ekstrak n-
heksana berpotensi sebagai antikanker, dan ekstrak etil asetat
berpotensi sebagai pestisida. Ekstrak etanolik herba ciplukan
(Physalis angulata L.) memiliki efek sitotoksik terhadap sel
HeLa dengan IC50 158 µg/ml dan menginduksi ekspresi protein
p53 sebagai regulator proliferasi sel
4. Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens)
Senyawa aktif : Sylimarin
Mekanisme kerja : bekerja sebagai penghambat COX 2, sehingga
sintesis prostaglandin menurun dimana prostaglandin ini merupakan
mediator yang dapat meemicu terjadinya angiogenesis. Angiogenesis
adalah proses pembentukan pembuluh darah baru dalam tubuh
manusia, angiogenesis berperan penting dalam pertumbuhan dan
penyebaran sel kanker.
Informasi Toksisitas : pengujian toksisitas akut pada tikus galur
Wistar dengan ekstrak metanolik daun sambung nyawa menghasilkan
nilai LD 50 sebesar lebih dari 5000mg/kg.
5. Kunir Putih (Curcuma zedoaria)
Senyawa aktif : isocurcumenol
Mekanisme kerja : Dengan menginduksi apoptosis dengan
mengaktivasi caspase 3 (protein yang memutuskan sel untuk
apoptosis)
Informasi Toksisitas : Uji toksisitas akut terhadap tikus, nilai LD50
dicapai dengan dosis 500mg/kg BB menunjukkan toksisitas yang
signifikan pada hati dan tingkat enzim ginjal.
6. Biji Jarak (Jatropha curcas)
Senyawa aktif : curcin
Mekanisme kerja :dengan menekan regulasi ekspresi gen TGF –
B1 yang berperan dalam proliferasi sel.
Informasi Toksisitas : studi toksisitas akut ekstrak air biji jarak
terhadap tikus, tidak ada efek toksik, nilai LD50 > 5000mg/kg
BB sedangkan pada uji subakutnya, terdapat adanya penurunan
volume trombosit pada dosis 800mg/kg BB
7. Temulawak (Curcuma xanthoriza)
Senyawa aktif : xanthorrhizol
Mekanisme kerja : Mengaktivasi protein p53 sehingga
menginduksi terjadinya apoptosis
Informasi Toksisitas : pemberian oral dosisi tunggal 500 mg /
kg XNT tidak menunjukkan angka kematian pada tikus . Sejak 1
mg C. xanthorrhiza ekstrak etanol yang terkandung 0,1238 mg
XNT, memperkirakan bahwa sampai 619 mg / kg XNT di 5 g / kg
ekstrak ini aman untuk digunakan pada tikus.
8. Lombok (Capsicum annum)
Senyawa aktif : Capsaicin (Surh, 2002)
Mekanisme kerja : Capsaicin menghambat aktivasi NF-kB dengan menghambat
degradasi inhibitory protein IkBa dan NF-kB sehingga NF-kB tidak bebas dan
menempel pada region COX 2, dimana penempelan ini akan menginduksi produksi
prostaglandin meningkat (prostaglandin merupakkan mediator inflamasi yang
dapat memacu progresi karsinogenesis dan proliferasi sel kanker (Surh, 2002).
Informasi Toksisitas :Hasil uji toksisitas akut terhadap tikus Swiss albino,
Ekstrak air Capsicum annum menghasilkan LD 50 sebesar 12043mg/kg, sedangkan
ekstrak etanol 70%nya menghasilkan nilai LD 50 sebesar 5492mg/kg. Pada dosis
3500 dan 5000 mg/kg ekstrak etanol 70% terdapat beberapa gejala berikut :
dyspnea, goresan di area mulut. Pada dosis ekstrak air sebesar 6500mg/kg
terdapat gejala berikut : mulut kering, urinasi, convulsion (Lagu dan Kayanjaya
2013).
9. Jahe (Zingiber officinale)
Senyawa aktif : 6-shogaol (Rhode et al. 2007)
Mekanisme kerja : menghambat aktivasi NF-kB sehingga akan menghambat
sekresi VEGF dan IL-8 dimana VEGF merupakan protein yang membantu proses
angiogenesis sedangkan IL-8 merupakan mediator inflamasi yang berperan dalam
progresi karsinogenesis dan memicu lepasnya radikal superoksid (Rhode et al.
2007).
Informasi Toksisitas : Uji toksisitas akut terhadap tikus dengan ekstrak etanol
melalui rute oral, nilai LD 50 nya : 687 mg/kg (European Medicines Agency, 2012).
10.Teh hijau (Camellia sinensis Linn)
Senyawa aktif : (-)-epigallocatechin-3-gallate (EGCG) (Katiyar et
al. 1992).

Mekanisme kerja : dengan menghambat terbentuknya ikatan


[3H]BP (metabolit benzopyrene) ke DNA epidermal, sehingga dapat
mencegah terbentuknya karsinogenesis (Katiyar et al. 1992)

Informasi Toksisitas : hasil uji toksisitas akut terhadap mencit


galur DDY terhadap ekstrak etanol 70% daun teh hijau (Camellia
sinensis Linn.)) didapat nilai LD50= 3,303 mg/10 g bb (Sundari et
al. 2009).
11.Kedelai
Senyawa aktif : isoflavon (genistein)
Mekanisme kerja : Genistein merupakan inhibitor protein tyrosine
kinase. Tyrosine kinase berperan dalam proliferasi dan transformasi
sel. Protein ini berasosiasi dengan produk oncogen dari family gen
src retroviral dan berkorelasi dengan kemampuan retrovirus untuk
mentransformasi sel. Penghambatan aktivitas tyrosin kinase berarti
menghambat perkembangan sel-sel kanker
Informasi Toksisitas : Kedelai PRG event MON 87701 mengandung
gen Cry1Ac yang mengekspresikan protein Cry1Ac, yang bersifat
toksik terhadap hama target Lepidoptera, tetapi tidak toksik
terhadap mamalia. US Environmental Protection Agency (EPA, 1998)
telah mengevaluasi potensi dampak protein Cry1Ac pada organisme
non target, termasuk mamalia, burung, ikan, serangga bermanfaat,
hewan laut, dan tumbuhan. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa
protein itu tidak menimbulkan risiko dampak negatif terhadap
organisme-organisme tersebut.
12.Tomat
Senyawa aktif : likopen
Mekanisme kerja : menghambat proliferasi sel kanker pada fase
G0-G1, memblokir transisi dari fase G1 ke fase S dalam siklus sel
Informasi Toksisitas : uji toksisitas dilakukan pada tikus Swiss
Albino yang diadministrasikan tomato blend selama 42 hari pada
dosis 2 dan 6 g/kg BB, hasilnya terdapat peningkatan BB dan berat
hati.
13.Anggur
Senyawa aktif : myricetin
Mekanisme kerja : myricetin menghambat ekspresi OX-2-O-
tetradecanoylphorbol-13-acetate (phorbol ester) dimana phorbol
ester ini merupakan penginduksi COX-2
Informasi Toksisitas : uji toksiskologi ekstrak biji anggur terhadap
tikus Sprague Dawley selama 90 hari pada dosis 0.5, 1,2% hasilnya
tidak ada efek toksik yang signifikan.
(https://pubs.acs.org/doi/pdf/10.1021/jf011066w)
14.Madu
Senyawa aktif : chrysin
Mekanisme kerja : menginduksi terjadinya apoptosis dengan
mengaktivasi caspase 3 yang merupakan protein eksekutor (memutuskan
sel untuk mati).
Informasi Toksisitas : Nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan metode BSLT
yang berpotensi sebagai antikanker terdapat pada madu yang berasal dari
Bali dengan nilai LC50 1,50 ppm (Sumarlin et al. 2014)
15.Bawang putih (Allium sativum)
Senyawa aktif : Senyawa organosulfur yang mempunyai aktivitas anti-
kanker adalah ajoene (14-15)
Mekanisme kerja : Ajoene (14–15) mampu mengaktifkan nuclear factor
Kb yang akan menyebabkan sel kanker leukemia mengalami apoptosis.
Kadar ajoene (14–15) yang memberikan efek tersebut pada kultur in vitro
sel kanker promyeleukemia adalah 10–40 M.
Informasi Toksisitas : Ekstrak air Allium sativum terhadap kelinci New
Zealand diujikan toksisitas akutnya, dan menghasilkan LD 50 pada dosis
3034mg/kg, dosis maximum yang masih bisa ditolerir adalah 2200mg/kg.
Terdapat adanya mortalitas saat dosisnya 3200 dan 4200 mg/kg (Mikail,
2010)
16.Kubis (Brassica oleracea)
Senyawa aktif : Sulforaphane (SFN)  bentuk hidrolisis dari senyawa
glucosinolate yang ada di Brassica oleracea (Devi & Thangam, 2012).
Mekanisme kerja : dengan mekanisme apoptosis melalui mekanisme down-
regulated terhadap ekspresi gen bcl-2 yang merupakan gen antiapoptosis
serta mekanisme up-regulating terhadap gen p53 (proapoptosis) (Devi &
Thangam, 2012).
Informasi Toksisitas : Ekstrak etanol Brassica oleracea diadministrasikan ke
tikus Swiss albino dengan dosis 1000, 2000, 3000, 4000, 5000 mg/kg BB
tidak menunjukkan adanya efek toksik (uji toksisitas akut). Sedangkan uji
subkronis dengan dosis 1000, 2000, 3000 mg/kg BB selama 28 hari, pada
dosis 3000 mg/kg BB tikus alami penurunan yang signifikan dalam berat
badan, asupan makanan, jumlah sel darah merah. Dapat disimpulkan bahwa
LD 50 > 5000mg/kg (Thounaojam et al. 2010).
17.Brokoli
Senyawa aktif : sulforafan
Mekanisme kerja : meningkatkan ekspresi gen NK2GD yang mengode sel NK
sehingga aktivitas sel NK meningkat sebagai agen imunitas tubuh dalam
melawan sel kanker.
Informasi Toksisitas : Bila nilai LC50 <1000µg/ml maka ekstrak tersebut
dikatakan toksik sehingga memiliki prospek sebagai antikanker. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai LC50 ekstrak etanol bunga
brokoli bersifat toksik pada dengan nilai LC50 sebesar 60 µg/ml.
18.Rimpang Lengkuas
Senyawa aktif : Acetoxy Chavicol Acetat (ACA)
Mekanisme kerja : Kandungan ACA pada lengkuas dapat
meningkatkan apoptosis melalui aktivasi caspase 3 sehingga sel
kanker alami apoptosis. Di samping itu, ACA juga mempunyai efek
menghambat NF-κB (nuclear factor kappa B) melalui pencegahan
disosiasi IkB dan NF-κB.
Informasi Toksisitas :
Lengkuas Merah
Dari uji toksisitas diketahui harga LC50 ekstrak fraksi n-
heksana, etil asetat, etanol dan hasil kromatografi kolom I fraksi etil
asetat berturut-turut sebesar 14,02 ppm; 10,48 ppm; 7,39 ppm;
16,11 ppm menunjukkan bahwa keempatnya mempunyai aktivitas
sebagai anti kanker.
Lengkuas Putih
Uji toksisitas dilakukan pada senyawa I2 dengan metode Brine
Shrimps Lethality Test (BSLT) diperoleh nilai LC50 sebesar 62,4979
ppm.
20.Temukunci (Boesenbergia rotunda)
Senyawa aktif : boesenbergin
Mekanisme kerja : menginduksi apoptosis dari sel kanker lewat aktivasi
caspase 3 dan menghambat siklus sel pada fase G2.
Informasi Toksisitas: Beberapa jalur sel kanker manusia digunakan untuk
menyaring sitotoksisitas boesenbergin A. Nilai IC50 pada viabilitas sel
CEMss ditentukan menjadi 8.11 ± 0.44 μg / ml (20.07 μM). Selain itu,
boesenbergin A juga menunjukkan toksisitas terhadap MCF-7 dan sel Hela
pada nilai IC50 25,43 ± 0,36 μg / ml (62,95 μM) dan 12,21 ± 0,28 μg / ml
(30,22 μM), masing-masing (Tabel 1). Kontrol positif yang digunakan, 5-
fluouracil menghasilkan efek penghambatan pada sel CEMss dengan nilai
IC50 1,43 ± 0,06 μg / ml. Hasilnya menunjukkan bahwa boesenbergin A
menunjukkan toksisitas tertinggi terhadap sel CEMss.
21.Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar)
Senyawa aktif : phenylbutenoid dimer ()-trans-3-(3,4-dimethoxyphenyl)-4-
[(E)-3,4-dime-thoxystyryl]cyclohex-1-ene (PSC) (Lee et al. 2007).
Mekanisme kerja : PSC menghambat siklus sel dengan melakukan
penghambatan terhadap fase G0/G1 sehingga proliferasi sel terhambat.
Penghambatan ini dilakukan melalui peningkatan ekspresi p21 dan
downregulating cyclins dan CDK (Cyclin Dependent Kinase) (Lee et al.
2007).
Informasi Toksisitas :

22.Herba Seledri (Apium graveolens)


Senyawa aktif : lutein, sedanolide, apigenin (Asri, 2004)
Mekanisme kerja :
Lutein bekerja dengan mengikat radikal bebas dengan gugus
polarnya sehingga terbentuk senyawa inaktif. Ion superoxidesebagai
radikal bebas dioksidasi oleh lutein menjadi oksigen (Asri, 2004).
Sedanolide dan apigenin menghambat COX 2 dimana COX2
berperan dalam produksi PG-E2 (mediator inflamasi). PG-E2 dapat
menimbulkan imunosupresi. Inhibitor COX 2 ini dapat menghambat
proliferasi sel kanker dan angiogenesisnya (Asri, 2004).
Informasi Toksisitas : Pengujian toksisitas dengan ekstrak etanol
seledri terhadap larva Aedes aegepty selama 24 dan 48 jam
menghasilkan nilai LD50 berturut-turut sebagai berikut 126,13ppm
dan 112,53ppm.
23.Jeruk (Citrus aurantifolia)
Senyawa aktif :
naringin,hesperidin,naringenin,rutin,hesperitin,nobiletin dan
tengeretin (Choi et al. ,2007)
Mekanisme kerja : penghambatan poliferasi sel, melalui penekanan
ekspresi c-Myc. c-Myc merupakan salah satu faktor transkripsi yang
meregulasi protein-protein yang terlibat dalam sel cycle. Over
ekspresi c-Myc akan memacu proliferasi sel yang berlebihan.
Penekanan ekspresi c-Myc pada sel kanker akan menghambat
aktivasi protein cyclin D1 yang mengatur perkembangan siklus sel.
Dengan demikian penghambatan ekspresi c-Myc akan mencegah
aktifasi cyclin D dan akibatnya hiperproliferasi sel terhambat.
Informasi Toksisitas : Pada pengujian toksisitas selama 14 hari untuk ekstrak
alkohol Citrus aurantifolia pada konsentrasi 0, 250, 500, 1000 and 2000 mg/kg/hari
(ke tikus Sprague Dawley) hasilnya tidak ada efek toxic yang signifikan pada hari
ke-4. Namun terdapat kematian 2 tikus jantan dengan gastrointestinal impaction
yang diadministrasikan ekstrak 2000mg/kg. Selama minggu ke-2 untuk konsentrasi
1000mg/kg dan 2000mg/kg/hari, tikus menggali-gali selama tidurnya (for about 15
and 45 min). Pada pengujian toksisitas akut dengan menggunakan dosis 5000 mg/kg
body weight, hasilnya tidak ada kematian pada populasi tikus (Deshmukh et al.
2017).
24.Daun Rosmarini (Rosmarinus officinalis L.)
Senyawa aktif : asam botulinat, asam oleanolat dan asam ursolat(Abe
dkk,2002)
Mekanisme kerja : Asam ursolat menunjukkan penghambatan pada fase
G1 (Neto,2011).
Informasi Toksisitas :Ekstrak metanol daun rosmarini berpotensi sebagai
agen kemopreventif dengan kemampuan sitotoksik LC50 sebesar 13,95
ug/ml
26.Kayu Legi (Cinnamomum verum)
Senyawa aktif : sinamaldehid
Mekanisme kerja : sinamaldehid menghambat pertumbuhan
pembuluh darah baru (antiangiogenesis) yang mampu menghambat
pertumbuhan sel-sel tumor melalui penghambatan terhadap COX 2
(Kwon,1998).
Informasi Toksisitas : Minyak kayu manis memiliki aktivitas sitotoksik
terhadap kultur sel WiDr dengan LC50 sebesar 27,27 ug/ml
*
* Sukardiman, Rahman A, Ekasari W, Sismindari. Induksi Apoptosis Senyawa Andrographolide dari
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap Kultur Sel Kanker. Media Kedokteran Hewan
2005; 21(3):105-110
* Polis NA. 2007. Aktivitas Campuran Ekstrak Etanol Herba Sambiloto dan Rimpang Kunyit Terhadap Sel
Kanker Payudara ManusiaT47D In Vitro Dengan Metode MTT. Surabaya: Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga.
* Febyan, Johanes H. 2016. Peran Imunoterapi Komplementer Daun Sambiloto (Andrographolide
paniculata) sebagai Anti-Kanker Melalui Penghambatan Nuclear Factor-KappaB (NF-kB) pada
Jalur Toll-Like Receptor-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.
* Kony P, Laela HN, Sitarina W. 2016. Pemberian Ko-Kemoterapi Fraksi Etil Asetat Akar Pasak Bumi
(Eurycoma Longifolia Jack) Terhadap Ekspresi Protein Nf-Kβ Pada Tikus Sprague Dawley Yang
Diinduksi Dmba. Yogyakarta: UGM.
* Andita PD dkk. 2009. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan (Physalis Angulata L.) Pada
Sel Kanker Leher Rahim Hela Melalui Modulasi Ekspresi Protein P53. Yogyakarta: UGM.
* Nina S dkk. 2009. Isolasi dan Identifikasi eurycomanone Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack)
serta Uji Anti-angiogenik. Yogyakarta: Majalah Farmasi Indonesia.
* Hilwi L. 2014. Toksisitas Ekstrak Ciplukan (Physalis Angulata) Berdasarkan Uji Letalitas Larva Udang.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
* Kony P, Laela HN, Sitarina W. 2016. Pemberian Ko-Kemoterapi Fraksi Etil Asetat Akar Pasak Bumi
(Eurycoma Longifolia Jack) Terhadap Ekspresi Protein Nf-Kβ Pada Tikus Sprague Dawley Yang
Diinduksi Dmba. Yogyakarta: UGM.
* Deshmukh et al. 2017. Citrus aurantium (bitter orange) extract: Safety assessment by acute and 14-
day oral toxicity studies in rats and the Ames Test for mutagenicity. Regulatory Toxicology and
Pharmacology 90 : 318-327.
* Abe,F., Tatsuo,Y.Tsuneatsu,N.Juneu, K.,Hikaru, O.,Hiroo,H.,Hiroshige,A., 2002, Ursulic Acid as a
Tripanocidal Constituent in Rosemary, Biol.Pharm.Bull.,25 (11) 1485-1487.
* Choi, Soo-Youn., Ko, Hee-Chul., Ko, Soo-Youn., Hwang, Joon-Ho., Park, Ji-Gweon., Kang, Shin-Hae.,
Han, Sang-Hun., Yun, Su-Hyun., and Kim, Se-Jae. (2007). ‘Correlation between Flavonoid
Content and the NO Production Inhibitory Activity of Peel Extracts from Various Citrus Fruits’,
Biol. Pharm. Bull. 30(4) 772-778.
* Hertog MGL, Kromhout D, Aravanis C, Blackburn H, Buzina R, Fidanza F, Giampaoli S, Jansen A,
Menotti A, Nedeljkovic S, Pekkarinen M, Simic BS, Toshima H, Feskens E, Hollman PCH
and Katan MB (1995) Flavonoid intake and long-term risk of coronary heart disease and
cancer in the seven countries study. Arch Intern Med 155:381–386.
* Kwon BM., Lee SH, Choi SU, Park SH,Lee CO, Cho YK, Sung ND, and Bok SH. 1998. Synthesis and in
vitro cytotoxicity of cinnamaldehyde to human solid tumor cells. Arch. Pharm. Res.
21:147-152.
* Neto,C.C.,2011.Berries and Cancer Prevention : Ursolic Acid and other Pentacyclic
Triterpenoids Anticancer Activities and Occurrence in Berries,Springer Science,
USA,pp.41-47
* Asri A. 2004. [Tesis]. Pengaruh Pemberian Perasan Seledri (Apium graveolrns)terhadap
Aktivitas Proliferasi Sel, Indeks Apoptosis dan PerubahanHistopatologi Mukosa
KolonWistar.Universitas Diponegoro Semarang.
* Lee et al. 2007. Growth Inhibition and Induction of G1 Phase Cell Cycle Arrest in Human Lung
Cancer Cells by a Phenylbutenoid Dimer Isolated from Zingiber cassumunar. Biol. Pharm
Bull 30 (8):1561-1564.
* Talukder et al. 2015. Insecticidal activity of different fractions of petroleum ether extract of
Zingiber cassumunar rhizome against Tribolium castaneum. Bangladesh J. Sci. Ind. Res. 50
(2): 143-152.
* Surh YJ. 2002. Anti-tumor promoting potential of selected spice ingredients with antioxidative and
anti-inflammatory activities: a short review. Food and Chemical Toxicology 40 : 1091-1097.
* Lagu J dan Kayanjaya FIB. 2013. Acute Toxicity Profiles of Aqueous and Ethanolic Extracts of
Capsicum annum Seeds from South Western Uganda. INTECH.
* Rhode J et al. 2007. Ginger inhibits cell growth and modulates angiogenic factors in ovarian cancer
cells. BMC 7 : 1-9.
* European Medicines Agency. 2012. Assessment report on Zingiber
officinale Roscoe, rhizoma. European Medicines Agency.
* Katiyar SK et al. 1992. (—)-Epigallocatechin-3-Gallate in Camellia
sinensis Leaves From Himalayan Region of Sikkim: Inhibitory
Effects Against Biochemical Events and Tumor Initiation in
Sencar Mouse Skin. Nutr Cancer 18 : 73-83.
* Sundari et al. 2009. TOKSISITAS AKUT (LD50) DAN UJI GELAGAT
EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS (LINN.) KUNZE) PADA
MENCIT. Media Penelit. dan. Pengembang. Kesehat. XIX (4) : 198
203.
* Mikail HG. 2010. Phytochemical screening, elemental analysis and
acute toxicity of aqueous extract of Allium sativum L. bulbs in
experimental rabbits. J. Med. Plant. Res.4(4) : 322-326.
* Devi JR dan Thangam EB. 2012. Mechanisms of Anticancer Activity of
Sulforaphane from Brassica oleracea in HEp-2 Human Epithelial
Carcinoma Cell Line. Asian Pacific J Cancer Prev, 13, 2095-
2100.
* Thounaojam MC et al. 2011. Safety Evaluations on Ethanolic Extract of
Red Cabbage (Brassica oleracea L.) in Mice. Journal of Food
Science 76 (1) : 35-39.

Anda mungkin juga menyukai