Anda di halaman 1dari 2

Nama : Wenny Asfahani

Nim : 200205364

Kelas : Ekstensi 20B1

Tugas Toksikologi

Uji Toksisitas Akut


1. Judul
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimumsanctum) Diukur dari
Nilai LD50 dan Histopatologi Ginjal
2. Metode
Uji toksisitas akut oral dilakukan dengan metode OECD 420 yang merupakan standar
yang diterima untuk menguji keamanan produk, pestisida dll. procedure dengan
sekelompok mencit Balb/c betina 5 ekor diberikan dosis bertingkat menggunakan
metode fix doses.
3. Hasil Penelitian
Didapatkan kisaran nilai LD50 ekstrak etanol daun kemangi (Ocimumsanctum) >
2000 mg/KgBB. Rerata skor histopatologi ginjal antara kelompok kontrol dan
perlakuan berbeda bermakna dengan uji Mann-Whitney didapatkan p=0,018. Ekstrak
etanol daun kemangi (Ocimum sanctum) termasuk kategori senyawa tidak toksik
namun terdapat perubahan gambaran histopatologi ginjal mencit berupa lesi fokal
setelah pajanan akut pada dosis tertinggi pada metode OECD 420.

Uji Toksisitas Sub Akut


1. Judul Jurnal
Jurnal Farmasi Higea
2. Judul
Uji Toksisitas Sub Akut Ekstrak Etanol Daun Sembung (Blumea balsamifera L. DC)
Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal Pada Mencit Putih Jantan
3. Metode Uji Toksisitas Subakut
Sebanyak 36 ekor mencit putih jantan berusia 2-3 bulan dengan berat badan 20-30
gram digunakan sebagai hewan uji. Hewan dibagi dalam 4 kelompok yaitu 1
kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol daun
sembung (Blumea balsamifera (L). DC) dengan dosis 100 mg/kg BB, 150 mg/kg BB,
dan 250 mg/kg BB diberikan sekali sehari secara oral selama 21 hari. Parameter yang
diamati yaitu aktivitas SGPT, kadar kreatinin dalam serum dan penentuan berat relatif
organ hati dan ginjal.
4. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sembung dengan dosis
100 mg/kg BB, 150 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB tidak berpengaruh signifikan
terhadap aktivitas SGPT, kadar kreatinin dalam serum dan berat relatif organ hati dan
ginjal (p > 0,05). Jadi pemberian variasi dosis dan lama pemberian ekstrak daun
sembung (Blumea balsamifera (L). DC) tidak menimbulkan efek toksik secara sub
akut terhadap fungsi hati dan ginjal pada mencit putih jantan (p > 0,05).

Uji Toksisitas Kronis


1. Judul Jurnal
Jurnal Verteriner
2. Judul
Toksisitas Ekstrak Daun Sirih Merah pada Tikus Putih Penderita Diabetes Melitus.
3. Metode
Uji toksisitas jangka panjang (kronik) Percobaan jenis ini mencakup pemberian obat
secara berulang selama 36 bulan atau seumur hewan, misalnya 18 bulan untuk mencit,
24 bulan untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan onyet. Memperpanjang
percobaan kronik untuk lebih dari 6 bulan tidak akan bermanfaat, kecuali untuk
percobaan karsinogenik.
Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan, dibagi secara acak menjadi
lima kelompok perlakuan, yaitu P1: tikus sehat yang hanya diberikan aquades; P2:
tikus yang diberikan aloksan 120 mg/kg bb; P3: tikus yang diberikan aloksan 120
mg/kg bb dan ekstrak daun sirih merah 50 mg/kg bb; P4: tikus yang diberikan aloksan
120 mg/kg bb dan ekstrak daun sirih merah 100 mg/kg bb; dan P5: tikus yang
diberikan aloksan 120 mg/kg bb dan suspensi glibenclamide 1mg/kg bb. Pengukuran
aktivitas ALT dan AST menggunakan Reflovet plus machine. Analisis data
menggunakan analisis sidik ragam.
4. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih merah tidak
berpengaruh (P>0,05) terhadap aktivitas ALT dan AST tikus putih yang menderita
DM.

Anda mungkin juga menyukai