Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS CUMOSUS) DAN APEL FUJI (MALUS

DOMESTICA) TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIK TEOFILIN PADA KELINCI JANTAN

EFFECT ADMINISTRATION OF PINEAPPLE (ANANAS CUMOSUS) AND APPLE FUJI (MALUS


DOMESTICA) JUICE TO THEOPHYLLINE PHARMACOKINETIC PROFILE TO RABBIT MALE

Priscila Wahyu Christiana, Yatno David Imanuel Tanonggi, Lucia Vita Inandha Dewi, Iswandi
Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta
Priscilawahyu09@gmail.com

ABSTRAK

Teofilin merupakan relaksan otot bronkhial yang dimetabolisme oleh enzim sitokrom
P450 dalam hepar, salah satu zat yang dapat menginhibisi enzim sitokrom P450 adalah
kuersetin yang terkandung dalam buah nanas dan apel. Buah nanas dan apel banyak dikonsumsi
masyarakat baik dalam bentuk utuh maupun jus buah.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil farmakokinetika teofilin pada plasma darah kelinci setelah digunakan
bersama-sama dengan buah nanas dan apel.
Penelitian dilakukan dengan membentuk dua grup teofilin ditambah jus nanas, dan grup
lainnya teofilin dengan jus apel, masing-masing grup dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu
kelompok 1 sebagai kontrol, kelompok 2 adalah teofilin ditambah jus buah dengan dosis
rendah, dan kelompok 3 teofilin ditambah jus buah dosis tinggi. Dosis teofilin sebagai kontrol
adalah 7 mg/kg BB. Dosis rendah jus nanas adalah 7,02 gram/kgBB, Dosis tinggi 14,04
gram/kgBB, Dosis jus apel fuji adalah 4 gram/kgBB, dosis tinggi adalah 8 gram/kgBB, uji
kadar teofilin dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) kolom C-18
dengan fase gerak asetat-asetonitril 93:7, sampel darah diambil pada menit ke 15, 30, 45, 60,
120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540. Data yang diperoleh dianalisa dengan. ANOVA.
Hasil uji menunjukkan terdapat perubahan profil farmakokinetika teofilin setelah
pemberian jus buah, Paramater farmakokinetika yang meningkat setelah pemberian jus
buah nanas adalah AUC total, T maks dan Cp maks, dengan level peningkatan sebesar
38,34%, 35%, dan 12%, parameter yang mengalami penurunan signifikan dengan taraf
sig p<0,05 adalah Clt sebesar 36 %. Profil farmakokinetika yang mengalami kenaikan
setelah pemberian jus apel fuji adalah AUC total, T maks, dan Cp maks sebesar 22,6%,
16%, dan 4%, parameter yang mengalami penurunan adalah Ka, Vd, Clt, dan T1/2 el
sebesar 49%, 64%, 92% dan 47%

Kata kunci : Teofilin, jus buah nanas, jus buah apel fuji, farmakokinetika, KCKT

ABSTRACT
Theophylline is a bronchial muscle relaxant that is metabolized by the cytochrome P450
enzyme in the liver, one of the substances that can inhibit the cytochrome P450 enzyme is
quercetin contained in pineapple and apples. Pineapple and apples are consumed by many
people both in whole form and fruit juice. This research aims to determine the
pharmacokinetic profile of theophylline in rabbit blood plasma after it is used together with
pineapple and apple.
The study was conducted by forming two groups of theophylline plus pineapple juice, and
another group of theophylline with apple juice, each group was divided into 3 groups, namely
group 1 as a control, group 2 was theophylline plus fruit juice with low doses, and group 3
theophylline plus high-dose fruit juice. The theophylline dose as a control is 7 mg / kg BW.
Low dose of pineapple juice is 7.02 gram / kgBB, high dose is 14.04 gram / kgBB, Fuji apple
juice dose is 4 gram / kgBB, high dose is 8 gram / kgBB, theophylline content test is carried
out by High Performance Liquid Chromatography (KCKTKT) ) column C-18 with a mobile
phase of acetate-acetonitrile 93: 7, blood samples taken at 15, 30, 45, 60, 120, 180, 240, 300,
360, 420, 480, 540 minutes. Data obtained were analyzed by . ANOVA.
The test results showed that there was a change in theophyllineic pharmacokinetic profile
after fruit juice administration, pharmacokinetic parameters that increased after
administration of pineapple juice were total AUC, T max and Cp max, with an increase level
of 38.34%, 35%, and 12%, the parameters that has decreased significantly with the level of
sig p <0.05 is Clt of 36%. Pharmacokinetic profiles that increased after giving fuji apple juice
were total AUC, T max, and Cp max of 22.6%, 16%, and 4%, the parameters that decreased
were Ka, Vd, Clt, and T1 / 2 el of 49%, 64%, 92% and 47%.
___________________________________________________________________________

Keywords : Theophylline, pineapple fruit juice, fuji apple juice, pharmacokinetics, HPLC

PENDAHULUAN
Interaksi obat dapat terjadi antara 1-metilksantin (15-20%) dan 3-
obat dengan obat, obat dengan makanan, metilksantin (10-15%) diperantarai oleh
obat dengan obat herbal, maupun obat CYP 1A2, dan 8-hidroksilasi menjadi asam
dengan hasil laboratorium. Interaksi obat 1,3-demetilurat (45-55%) diperantarai oleh
ini dapat memberikan efek yang CYP 3A3/4 dan 2E1. Klirens teofilin
menguntungkan namun dapat juga sebesar 0,4 L/jam/Kg (Dollery1991).
memberikan efek yang merugikan yang Salah satu senyawa fenolik yang
tidak diinginkan. Interaksi obat terjadi dapat mempengaruhi metabolisme enzim
ketika farmakokinetika atau sitokrom p450 adalah kuersetin. Kuersetin
farmakodinamika obat dalam tubuh diubah memiliki aktivitas sebagai inhibitor enzim
oleh kehadiran satu atau lebih zat yang kompetitif dari CYP3A4, CYP2E1,
berinteraksi (Piscitelli, 2005). CYP2C9, dan CYP1A2 (Obach 2000).
Teofilin adalah relaksan otot halus Sifat inhibitor dari kuersetin ini akan
bronkial yang memiliki sejarah digunakan mempengaruhi proses metabolisme teofilin
untuk mengobati asma bronkial dan dalam CYP 1A2, 2D6, 3A3/4 dan 2E1.
penyakit pernapasan yang lainnya. Teofilin Inhibisi enzim mengakibatkan jumlah obat
adalah obat yang mempunyai indeks terapi yang dimetabolisme lebih sedikit, semakin
sempit, sehingga dengan adanya kenaikan sedikit obat yang termetabolisme maka
kadarnya dalam darah akan meningkatkan semakin sedikit jumlah bersihan obat dari
risiko toksisitas (Tatro 2007). volume darah. Proses eliminasi yang sedikit
Hampir 90% teofilin mengalami ini maka, kadar teofilin akan tetap berada di
biotransformasi di dalam hepar oleh enzim dalam darah dan jika diberikan berulang
sitokrom P-450 (CYP) dan hanya 10% akan memberikan efek toksik akibat dari
dieksreksikan lewat ginjal dalam bentuk tak penumpukan kadar teofilin dalam darah.
berubah. Enzim yang berperan CYP 1A2, Kuersetin terdapat dalam buah nanas dan
2D6, 3A3/4 dan 2E1 terlibat dalam oksidasi apel fuji.
teofilin melalui jalur N-demetilasi menjadi
Alat dan Bahan :
METODE PENELITIAN
Bahan yang diperlukan adalah jus farmasetis yang digunakan untuk
buah nanas dan apel fuji, teofilin serbuk membuat suspensi serbuk teofilin,
mutu farmasetis (PT. IFARS, natrium asetat, asam asetat glasial,
Karanganyar) dan CMC-Na mutu asetonitril, TCA 10 %, dan aquadest.
Alat yang diperlukan Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
seperangkat HPLC dengan double pump
LC-64, system controller SLC-6A,
detektor UV pada 272 nm SPD-6AV dan
integrator C-R3A (Simadzu), kolom
Catridge LiChroCART 125-4 RP-18
(Merck).
Cara kerja : Penelitian diawali dengan ganda 14,04 g/KgBB secara oral.
penentuan panjang gelombang, membuat Pengambilan cuplikan darah sebanyak
kurva baku, penetapan perolehan kembali 0,2 ml dilakukan lewat vena telinga
dan kesalahan acak, uji stabilitas teofilin, (marginalis) pada waktu ke-0, 15, 30, 45,
penentuan batas Limit of Detection (LOD),
60, 90, 120, 150, 180, 240, 300, 360, 480,
(Limit of Quantitation, LOQ) dan presisi.
dan 540 menit.
Penentuan dosis sediaan buah nanas.
Dosis penelitian yang dilakukan oleh (Eka Pada Group 2 : sembilan ekor kelinci
2013) dengan dosis jus buah nanas 2,7 jantan di bagi menjadi 3kelompok.
g/200 g BB tikus, sedangkan dosis teofilin Kelompok I diberi teofilin dosis 7
yang digunakan adalah 7 mg/Kg BB kelinci. mg/KgBB secara oral. Kelompok II diberi
Dosis buah nanas di konversikan ke kelinci teofilin dosis 7 mg/KgBB dan jus buah
menjadi 7,02 g/KgBB kelinci dan 14,04 apel fuji dosis 4 g/KgBB. Kelompok III di
g/KgBB kelinci, untuk jus apel fuji dosis yang beri diberi teofilin dosis 8 mg/KgBB dan
digunakan 4 gram/ kgBB kelinci dan 8 gram jus buah nanas dosis ganda 14,04
/kgBB kelinci. g/KgBB secara oral.
Penetapan parameter Pengambilan cuplikan darah sebanyak
farmakokinetika teofilin pada kelinci 0,2 ml dilakukan lewat vena telinga
jantan. Penelitian ini menggunakan (marginalis) pada waktu ke-0, 15, 30, 45,
rancangan uji acak lengkap pola searah 60, 90, 120, 150, 180, 240, 300, 360, 480,
(One Way Randomized Completely dan 540 menit
Design) Pada group 1 : 9 ekor kelinci Sampel darah yang diperoleh setiap
jantan di bagi menjadi 3kelompok. satuan waktu kemudian ditampung pada
Kelompok I diberi teofilin dosis 7 tabung serologis dan di tambahkan TCA
mg/KgBB secara oral. Kelompok II diberi 10%. Sampel di sentrifuge dengan
teofilin dosis 7 mg/KgBB dan jus buah kecepatan 3000 rpm, dan di ambil
nanas dosis tunggal 7,02 g/KgBB. plasma untuk analisa menggunakan
Kelompok III di beri diberi teofilin dosis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi(KCKT)
7 mg/KgBB dan jus buah nanas dosis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teofilin + Teofilin +
Kelompok Teofilin + jus Teofilin + jus Jus buah Jus buah
Profil Kontrol buah nanas buah nanas apel fuji apel fuji
Teofilin dosis tunggal dosis ganda dosis dosis
tunggal ganda
Ka 0,0138 0,0088 0,0105 0,009 0,007

AUCtot 6760,36 7580,2 10964,38 9674,992 8735,81

Vd 327,86 170,741 127,5657 180,143 116,827


Clt 0,95 0,856 0,586 0,655 0,0721

Kel 0,0049 0,00513 0,00213 0,003 0,005

Tmaks 126,958 166,331 196,710 161,245 151,555


Cpmaks 10,800 13,875 12,275 16,443 11,274
T1/2 223,175 137,692 352,5 191,776 116,516
Tabel 2. Data Kadar Rata-rata teofilin dalam darah pada perlakuan dengan jus buah apel

Hasil AUC perlakuan teofilin dengan dalam jus buah nanas dan apel fuji dapat
jus buah nanas maupun jus apel fuji dosis mempengaruhi metabolisme teofilin pada
tinggi menggambarkan jumlah peningkatan CYP3A4, CYP2E1, CYP2C9, dan CYP1A2.
ketersediaan hayati dan biasa digunakan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
sebagai perkiraan kadar jumlah obat teofilin jika di konsumsi bersamaan dengan
diabsorbsi. jus buah nanas dengan dosis ganda maka
Tmaks teofilin meningkat 35% pada akan mempengaruhi metabolisme dari
pemberian jus buah nanas dan 16% pada teofilin. Kadar teofilin dalam darah akan
pemberian jus buah apel. Harga t maks semakin lama tereliminasi. Waktu eliminasi
mengalami kenaikan menunjukkan bahwa yang semakin lama ini akan berefek pada
waktu yang diperlukan obat untuk mencapai pemberian dosis teofilin secara berulang,
konsentrasi plasma menjadi lebih lama. sehingga pasien harus berhati-hati dalam
Waktu puncak yang semakin lama di mengkonsumsi obat teofilin dengan jus buah
akibatkan karena penurunan laju absorbsi nanas.
obat. Jus buah nanas mempengaruhi KESIMPULAN
absorbsi teofilin dalam darah. Konsentrasi Hasil uji menunjukkan terdapat
plasma meningkat 12% pada pemberian jus perubahan profil farmakokinetika
buah nanas dan 4% pada jus buah apel fuji. teofilin setelah pemberian jus buah,
Parameter Kel merupakan ketetapan Paramater farmakokinetika yang
laju eliminasi suatu obat. Hasil penelitian
meningkat setelah pemberian jus buah
menunjukkan terjadi penurunan parameter
nanas adalah AUC total, T maks dan Cp
K 56,53 % pada teofilin dengan jus buah
nanas dosis ganda. Volume distribusi maks, dengan level peningkatan sebesar
merupakan ukuran dari ruangan dalam 38,34%, 35%, dan 12%, parameter yang
tubuh yang tersedia untuk difusi obat atau mengalami penurunan signifikan dengan
dapat diartikan sebagai volume yang taraf sig p<0,05 adalah Clt sebesar 36 %.
diperlukan untuk memuat semua obat dalam Profil farmakokinetika yang mengalami
tubuh dengan konsentrasi yang sama kenaikan setelah pemberian jus apel fuji
dengan konsentrasi obat dalam darah, adalah AUC total, T maks, dan Cp maks
plasma atau cairan plasma. Hasil penelitian sebesar 22,6%, 16%, dan 4%, parameter
nilai Vd teofilin dengan pemberian jus buah yang mengalami penurunan adalah Ka,
nanas dosis tunggal mengalami penurunan
Vd, Clt, dan T1/2 el sebesar 49%, 64%,
47,92 % dan pada dosis ganda sebesar 61,09
92% dan 47%.
%. Uji Anova pada dua kelompok perlakuan
ini hasil sig >0,05 sehingga tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata pada
setiap perlakuan.
Parameter Clt mengalami penurunan Daftar Pustaka
sebesar 36 % untuk teofilin dengan jus buah [Anonim]. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi
nanas dosis ganda, dan turun 92% pada III. Jakarta: Departemen Kesehatan
pemberian jus buah apel, Setelah diuji Anova Republik Indonesia.
hasil sig <0,05 yang berarti terdapat [Anonim]. 1985. Tanaman Obat Indonesia.
perbedaan yang bermakna dari dua Jilid 2. Departemen Kesehatan
perlakuan tersebut. Penurunan parameter Republik Indonesia.
Clt ini dimungkinkan karena perbedaan Campbell ME, Grant DM, Inaba T, Kalow W.
kadar kuersetin pada kedua buah tersebut. 1987. Biotrans-326.formation of
Penurunan Ka, Clt, Vd dan Kel dapat caffeine, paraxanthine, theophylline
disebabkan karena kuersetin yang terdapat and theobromine by polycyclic
aromatic hydrocarbon-inducible Mutschler E. 1999. Dinamika Obat. Edisi ke-
cytochrome P450 in human liver 5. Bandung: ITB. Hlm 177, 606-607.
microsomes.Drug Metab Dispos; 15: Obach, RS. Inhibition of human cytochrome
237-249 P450 enzymes by constituents of
Dollery, SC, (Ed), 1991., Therapeutic Drugs, St.John's Wort, an herbal preparation
Vol I & II, chuthill Lving Stone, Edin used in the treatment of depression. J
Burg, London,Melbourne New York Pharmacol Exp Ther. 2000. Jul.
Tokyo and Madrid,732-741c Graw 294(1):88-95.
Hill Companies Inc, 583-617 Piscitelli, S. C., and Rodvold, K. A. (2005).
Donatus. 1994. Parasetamol Kinetika Drug Interaction in Infection Disease.
Absorbsi dan Eliminasi Pada Tikus Second Edition. New Jersey :
Jantan dalam Keadaan Defisiensi Humana Press. Halaman 1-9.
Vitamin E, Tesis. Yogyakarta: Sarkar MA, Hunt C, Guzelian PS, Karnes T.
Universitas Gadjah Mada Press. 1992. Character-ization of human
E.Y Eka. 2013. Pengaruh Jus Buah Nanas liver cytochromes P-450 involved in
(Ananas Comosus (L.) Merr.) theophylline metabolism. Drug Metab
Terhadap Profil Farmakokinetik Dispos; 20:31-37.
Parasetamol Pada Tikus Putih Jantan Setiawati, A. (2007). Farmakokinetik Klinik.
(Rattus Norvegicus) Galur Wistar. Dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi
Fakultas Kedokteran Universitas IV. Jakarta: Penerbit Bagian
Tanjungpura. Pontianak farmakologi Fakultas Kedokteraan
Goodman & Gilman. 2008. Dasar UI. Hal. 876-877.
Farmakologi Terapi. Edisi 10. Shargel L, Yu. 1998. Biofarmasetika dan
Penerbit buku Kedokteran. Farmakokinetika. Surabaya:
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Airlangga University Press.
Validasi Metode dan Cara Siswandono, Soekardjo HB. 1995. Kimia
Perhitunganya. Review Artikel. Medisinal. Edisi I & II. Surabaya:
Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol 1(3). Airlangga University Press. Hlm 297.
Hal 117-135 Soetarno. 2009. Farmakokinetika. Surakarta:
Hendayana S. 2006. Kimia Pemisahan Fakultas Farmasi, Universitas Setia
Kekerapan dan lama praperlakuan Budi. Hal 1-70.
kurkuminoid dengan toksisitas akut Sugiyanto. 1995. Petunjuk pratikum
dan kinerja toksikokinetika terhadap farmakologi. Edisi IV. Fakultas
teofilin pada tikus. Laporan farmasi UGM. Laboratorium
Penelitian DPP/SPP Fak. Farmasi Farmakologi dan Taksonomi.
UGM. Yogyakarta. Yogyakarta.
Johnson El, Stevenson R. 1991. Dasar Tatro, D.S. 2007. Drug Interaction Fact. 6 th
Kromatografi Cair. Padmainata, edition. Fact and Comparation A
Penerjemah ; Bandung: ITB. Wolters Kluwer Company. St.Louis
Kusuma, Marissa. 2014. Pengaruh Missouri.hal 3- 979.
Pemberian Kuersetin Terhadap Efek Van Steenis, C.G.G.J. 1992. Flora. Moeso
Analgetik Dan Hepatotoksisitas Surjowinoto;penerjemah. Cetakan
Parasetamol Pada Mencit Jantan ke enam. Jakarta.
GalurBalb/C.[Skripsi].Yogyakarta: Yapo, E.S, Hilaire T.K, Laurent K.K, Justin Y.K,
Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Patrice K, Jean M.M. 2011. Phenolic
Mada. Profiles Of Pineapple Fruits (Ananas
Michael E. Winter. PharmD. 1978. Comosus L. Merrill) Influence Of The
Farmakokinetika Klinis Dasar. Maria, Origin Of Suckers. Australian Journal
Mutiarawati, penerjemah; of Basic and Applied Sciences.
kedokteran EGC. Jakarta. Volume 5 Nomor 6. Hlm 1372-1378.
Mulja, M., Suharman. 1995. Analisis
Instrumental. Surabaya : Airlangga
University Press.

Anda mungkin juga menyukai