Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

“Chronic Toxicity Study Aqueous Stem Bark of Khaya senegalensis Extract on the
Histology of the Liver and Its Biochemical Parameters in Wistar Rats”

Disusun Oleh :

Nama : Rian Wahyu Fitriana Kusumawuri


NIM : 1041811103
Kelompok :K

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI "YAYASAN PHARMASI"
SEMARANG
2020
Review Jurnal

Judul Chronic Toxicity Study Aqueous Stem Bark of Khaya senegalensis Extract on the
Histology of the Liver and Its Biochemical Parameters in Wistar Rats
Jurnal Asian Journal of Research in Botany
Volume & Halaman Volume 3 (3): halaman 1-9
Tahun 2020
Penulis U. Abubakar , J. O. Adisa , U. Mohammed , R. I. Tsamiya , M. O. Mohammed , A.
T. Muhammad , I. Mohammed , A. Umar , S. D. Abubakar , S. M. Sani , Okorie
and S. A. Fasogbon
Reviewer Rian Wahyu Fitriana Kusumawuri ( 1041811103)
Tanggal 11 Mei 2020

Tujuan Penelitian Untuk menentukan toksisitas kronis pada efek histologis pada hati dengan
pemberian secara oral dari ekstrak kulit batang berair Khaya senegalensis dan
parameter biokimia terhadap tikus Wistar.
Subjek Penelitian 20 tikus Wistar
Metode Penelitian Penelitian eksperimental. Sebanyak 20 tikus Wistar secara acak dibagi menjadi 5
kelompok yang masing-masing berisi 4 tikus. Kelompok 1 pemberian air suling
sedangkan kelompok 2, 3, 4, dan 5 pemberian ekstrak 500 mg / kg bb, 1000 mg /
kg bb 2000 mg / kg bb dan 4000 mg / kg bb ekstrak air masing-masing selama 60
hari.
Cara Kerja a. Ekstraksi dan Otentikasi Tanaman Kulit batang Khaya senegalensis
Bahan kering ditumbuk dengan menggunakan alu dan mortar menjadi
bubuk. 1000 g tanaman yang ditumbuk ditimbang dan dilarutkan dalam
3000 ml air suling; lalu, diaduk dengan menggunakan pengaduk selama dua
jam dan dibiarkan lebih dari 24 jam. Lalu , disaring dengan kain halus untuk
menghilangkan partikel besar dan puing-puing kemudian disaring dengan
kertas saring. Filtrat diuapkan sampai kering pada suhu 40 ° C
b. Studi Toksisitas (Dosis Lethal)
Dosis Lethal (LD 50) dilakukan dengan menggunakan metode Lorke.
Metode LD50 Lorke terdiri dari dua fase.
c. Hewan percobaan
Sebanyak 20 tikus Wistar sehat, dengan berat sekitar kisaran 100-200 g.
dilakukan aklimatisasi selama 14 hari.
d. Formulasi Dosis ekstrak Kulit batang air Khaya senegalensis
dilarutkan dalam 5 ml air suling sebagai faktor pengenceran dari tiap
masing-masing berat hewan uji.
e. Desain Eksperimental
Sebanyak 20 hewan percobaan yang sehat (tikus Wistar) secara acak dibagi
menjadi 5 kelompok dengan 4 tikus di setiap kelompok, kelompok satu
berfungsi sebagai kontrol dengan pemberian 2 ml air suling, sedangkan
kelompok lain pemberian dosis ekstrak 500 mg / kgBB, 1000 mg / kgBB.
2000 mg / kgBB dan 4000 mg / kgBB.
f. Proses pembedahan hewan uji
Hewan Tikus Wistar dianestesi menggunakan uap kloroform dalam tabung
plastik transparan tertutup. Sampel darah dikumpulkan dengan bantuan
jarum suntik 5ml dan jarum melalui tusukan jantung ke dalam tabung reaksi
polos untuk analisis biokimia. Hewan-hewan itu kemudian dibedah dengan
sayatan perut longitudinal dengan bantuan pisau bedah untuk mengambil
hati yang dicuci dengan salin normal dan kemudian segera diperbaiki.
dalam formol 10% saline untuk histopatologis investigasi. Pewarnaan
prosedur untuk hati dilakukan dengan menggunakan metode pewarnaan
Haematoxylin dan Eosin
g. Analisis Laboratorium Sampel serum untuk uji fungsi hati
digunakan untuk penentuan aktivitas serum transaminase (AST dan ALT)
yang dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri Reitman dan
Frankel (1957) dan penentuan alkali fosfatase serum dilakukan dengan
menggunakan Bowers dan Metode McComb yang dimodifikasi. Total
protein ditentukan menggunakan metode Biuret dari Henry. Konsentrasi
albumin ditentukan seperti yang dijelaskan oleh Grant dan Kachman .
Semua pengukuran dilakukan menggunakan Spectronic dan
spektrofotometer. Hati diproses, dipotong dan diwarnai dengan metode
Haematoxylin dan Eosin untuk temuan histologis.
h. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan Graphpad prism 6.0 sebagai
rata-rata ± SD. Perbandingan statistik antara kelompok dibuat dengan
menggunakan analisis varians satu arah (ANOVA) dengan Uji
Perbandingan Berganda Multiple Post HocBonferroni untuk
mengidentifikasi perbedaan cara yang sesuai.
Alat dan Bahan Bahan :
Ekstrak kulit batang Khaya senegalensis , Serum transaminase (AST dan ALT),
formol 10% saline, pewarnaan Haematoxylin dan Eosin , hewan uji tikus, air
suling.
anestesi eter, formalin 5%, xylol, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 95%, parafin,
phosphat buffer sulin, H2O2 0.3% dalam metanol, sitrat buffer, preparat pulmo.

Alat :
Alu dan mortar , Spectronic dan spektrofotometer, jarum suntik 5ml, kertas saring ,.
, gelas kaca, labu erlenmeyer, freezer polytron, rotary vacum evaporator(steam
heated evaporator), papan bedah/ parafin, alat sectio, jarum untuk fiksasi tikus,
spuit injeksi, handscoon, tabung mikrosentrifus untuk menyimpan serum, tabung
penyimpanan organ, tempat sampah, kertas label, microtome, gelas objek dan cover
glass, microwave
Hasil Penelitian a. Ada peningkatan yang signifikan dalam Aspartate transaminase dan Alanine
amino transferases pada kelompok 5 dibandingkan dengan kelompok 1
(kontrol), sementara tidak ada peningkatan yang signifikan pada kelompok
lain.
b. Alkaline phosphatase ada penurunan pada kelompok 3, kelompok lain tidak
signifikan.
c. Total protein ada peningkatan pada kelompok 3, 4 dan 5 tetapi kelompok 2
tidak ada peningkatan yang signifikan.
d. Albumin ada peningkatan pada kelompok 2 dan 4 sedangkan kelompok lain
tidak signifikan.
e. Total bilirubin dan bilirubin langsung pada semua kelompok uji meningkat.
f. Bagian hati memiliki histologi normal pada kelompok 1 (kontrol), setelah
pemberian air suling. Kelompok uji menunjukkan peningkatan infiltrasi
polimorf di semua kelompok, lebih ditandai pada kelompok 5 yang
mengindikasikan peradangan hati.
Pembahasan Uji toksisitas akut dari ekstrak kulit batang berair khaya sengalensis pada tikus
Wistar menunjukkan bahwa tidak ada hewan mati setelah 24 jam dengan
pemberian oral ekstrak kulit batang berair khaya sengalensis dalam fase I. begitu
juga dengan fase II tidak ada tanda-tanda toksisitas yang diperhatikan setelah 24
jam. Oleh karena itu Dosis Lethal (LD 50) lebih besar dari 5000 mg / kgBB,
dianggap aman seperti yang disarankan oleh Lorke. Dengan tidak adanya kematian
di antara tikus dalam semua kelompok dosis selama periode 24 jam tampaknya
mendukung metode ini. Pengujian parameter fungsi hati yang signifikan dengan
peningkatan enzim seperti Aspartate-transaminase (AST) dan Alanine-amino-
transaminase (ALT) hanya terdapat pada kelompok 5 dibandingkan dengan
kelompok 1 (kontrol), sementara tidak ada peningkatan yang signifikan pada
kelompok lain.

Bagian hati menunjukkan struktur normal pada kelompok 1 bila dibandingkan


dengan kelompok uji lainnya. Namun, ada infiltrasi yang signifikan dari sel
inflamasi di semua kelompok dengan kerusakan hati atau cedera.
Kesimpulan Pada penelitian ini , ditemukan LD50 lebih besar dari 5000 mg / kgBB, oleh karena
itu, dosis 4000 mg / kgBB digunakan sebagai dosis yang tertinggi diberikan pada
tikus. Pengujian parameter fungsi hati ada peningkatan signifikan dalam enzim
seperti AST dan ALT yang hanya terdapat pada kelompok 5, tetapi ALP
mengalami penurunan yang signifikan pada kelompok 3. Protein Total ada
peningkatan yang signifikan pada kelompok 3, 4 dan 5. Demikian pula, Albumin
ada peningkatan yang signifikan pada kelompok 2 dan 4. Total bilirubin dan
bilirubin langsung dalam semua kelompok uji signifikan meningkat. Bagian hati
menunjukkan infiltrasi yang signifikan dari polimorf di semua kelompok yang lebih
ditandai pada kelompok 5 dengan kongesti vena sentral yang mengindikasikan
cedera hati.
Kekuatan Penelitian a. Hasil penelitian sudah dibedakan berdasarkan point yang diteliti.
b. Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat
mengetahui hasil dari penelitian tersebut dan Sesuai dengan kaidah penulisan
ilmiah/jurnal.
c. Kalimatnya jelas dan menggunakan kata-kata yang lazim digunakan dan pola
penulisan yang runtut sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami isi
jurnal.
Kelemahan Penelitian a. Kesimpulan dalam penelitian ini sangat simple.
b. Pembahasan dalam penelitian ini tidak mencantumkan penelitian yang lain.

Anda mungkin juga menyukai