Anda di halaman 1dari 7

Studi Ekspresi Transforming Growth Factor Beta (TGF-Β) dan Gambaran Histopatologi Ginjal

Tikus (Rattus norvegicus) Model Fibrosis Ginjal Hasil Induksi Streptokinase Pasca Terapi
Pemberian Air Rebusan Kacang Kedelai

Study of The Expression of Transforming Growth Factor Beta (TGF-Β) And Kidney
Histopathologycal In Rats (Rattus norvegicus) Renal Fibrosis Induced by
Streptokinase After Soybean Stew Water Therapy

Fela Kurniawati Susanto, Agung Pramana Warih Marhendra, Aulanni’am


Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
clarafelasusanto@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit ginjal merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia dan hewan. Hewan
memiliki prevalensi penyakit ginjal diestimasi sebesar 1,6-20% untuk pet animal. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui penurunan ekspresi TGF- dan perbaikan gambaran histopatologi ginjal
pada tikus (Rattus norvegicus) model fibrosis ginjal yang diinduksi streptokinase pasca pemberian
terapi rebusan kacang kedelai. Pada penelitian ini terdapat empat kelompok perlakuan yaitu kontrol
sehat (A), kontrol sakit (B), terapi air rebusan kacang kedelai dosis 6 g/2 ml/ekor (C), dan terapi air
rebusan kacang kedelai dosis 9 g/2 ml/ekor (D). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah
ekspresi TGF- yang diamati dengan metode imunohistokimia dan gambaran histopatologi ginjal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi air rebusan kacang kedelai secara signifikan (P<0,05)
mempengaruhi ekspresi TGF-β antar perlakuan. Penurunan rata-rata TGF-β terbaik diketahui terjadi
pada kelompok terapi air rebusan kacang kedelai 9 g/2 ml/ekor yaitu sebesar 71%. Terapi air rebusan
kacang kedelai secara kualitiatif menunjukkan adanya perbaikan pada gambaran histopatologi ginjal
yang ditandai dengan penurunan akumulasi myofibroblas serta penurunan kerusakan epitel tubulus,
perbaikan terbaik terjadi pada kelompok terapi air rebusan kacang kedelai 9 g/2 ml/ekor.

Kata kunci : Fibrosis ginjal, Streptokinase, Transforming Growth Factor (TGF-β), Air rebusan
kacang kedelai, histopatologi ginjal, myofibroblas

ABSTRACT

Renal disease is a disease that can attack human and animal. Animal have prevalence for renal
disease estimated at 1,6-20% for pet animal. The purpose of this study is to determine the decrease in
the expression of TGF-β and the improvement of kidney histopathology in rats (Rattus norvegicus)
renal fibrosis induced by streptokinase after soybean stew water therapy. In this study, there were
four treatment groups, negative control (A), positive control (B), soybean stew water therapy dose 6
g/2 ml/rats (C), and soybean stew water therapy dose 9 g/2 ml/rats (D). Parameters observed in this
study were the expression of TGF-β observed by immunohistochemical methods and an overview of
renal histopathology. The result of this study showed that soybean stew water therapy significantly
(P<0,05) showed differences expression between treatments. The best decreased expression of TGF-β
known at soybean stew water therapy dose 9 g/2 ml/rats. Soybean stew water therapy qualitatively
showed an improvement of kidney hisopathology that characterized by decreased amount of
myofibroblast and decreased in damage of epithelial tubular, the best improvement occured at
soybean stew water therapy dose 9 g/2 ml/rats.

Keywords : Renal fibrosis, streptokinase, Transforming Growth Factor Beta (TGF-β), soybean
stew water, kidney histopathology, myofibroblast
PENDAHULUAN kacang kedelai adalah genistein dan
Penyakit ginjal merupakan masalah daidzin (Sierens et al., 2002). Pada
kesehatan di seluruh dunia karena jutaan beberapa penelitian klinis, genistein
orang telah menjalani terapi untuk diketahui dapat menekan aktivitas
menggantikan fungsi ginjal yang Transforming Growth Factor β (Xu dan
mengalami gangguan. Hewan memiliki Raymond, 2006).
prevalensi penyakit ginjal diestimasi
sebesar 1,6-20% untuk pet animal MATERI DAN METODE
(Francey dan Schweighauser, 2008; Kirk Alat dan Bahan
dan Hickman, 2000). Alat yang digunakan dalam penelitian
Penyakit ginjal sering disertai dengan ini adalah kandang pemeliharaan hewan
proses inflamasi jaringan ginjal yang coba, peralatan bedah (gunting, scalpel,
disebabkan oleh proses imunologis dan pinset), cawan petri, vaccutainer,
maupun non-imunologis. Awal penyakit pisau, talenan, falcon, gelas objek, plastik
ginjal kronik adalah terjadi inflamasi klip, aluminium foil, sendok pencampur,
glomerulus yang diikuti dengan kerusakan pipet tetes, gelas ukur 100ml, mikro pipet
pada sel epitel tubulus dan terbentuknya (10 µL, 20 µL, 200 µL, 1000 µL), yellow
sel-sel inflamasi. Pembentukan jaringan tip, spuit insulin 1 ml, spuit 3 ml dan 5 ml,
sklerotik dan fibrosis adalah proses rak tabung reaksi, penangas air, tabung
selanjutnya setelah terbentuk sel-sel appendof, lemari pendingin, pH meter
inflamasi, sehingga akhirnya terjadi gagal digital, penjepit, mitokrom, neraca analitik,
ginjal terminal. oven, termometer raksa, alat sentrifugasi
Salah satu pemicu timbulnya penyakit (Denley tipe BR 401), inkubator
ginjal adalah penggunaan streptokinase. (Memmert), vortex (Guo-Huq), mikroskop
Streptokinase secara luas digunakan dan autoclave.
sebagai obat trombolitik (Buniya et al., Bahan yang digunakan dalam
2014). Fibrosis ini dapat ditunjukkan penelitian ini adalah hewan coba yaitu
dengan adanya peningkatan ekspresi tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
Transforming Growth Factor β (TGF-β) strain Wistar berumur 10 minggu dengan
ginjal tikus (Rattus norvegicus) model berat 150-250 gram, Streptokinase, kacang
fibrosis ginjal yang diinduksi dengan kedelai, Aquades, Air, NaCl-fisiologis,
streptokinase. Formaldehid, Xylol, etanol 70%, etanol
Peningkatan ekspresi TGF-β dapat 80%, etanol 90%, etanol 100%, H2O2,
diakibatkan oleh streptokinase dengan cara antibodi anti-rat TGF-β, Dako LSAB +
pengaktivasian plasminogen menjadi SA-HRP, larutan PBS, PFA 4%, Mayer
plasmin (Trihono, 2011).TGF-β diketahui Albumin, Hematoxylen, Eosin, Entellan,
merupakan salah satu regulator utama dari Gliserin, Parafin dan larutan PBS Azida.
renal fibrosis (Terashima et al., 2014).
Kerusakan glomerulus yang semakin Prosedur Kerja
parah akan diikuti dengan pengaktivasian Perlakuan Hewan Model
sel tubulointerstisial untuk memproduksi Hewan model fibrosis ginjal yang
TGF-β. Peningkatan ekspresi TGF-β inilah digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus)
yang akan memicu penumpukan matriks jantan strain wistar yang diperoleh dari
ekstraselular dan dapat menyebabkan Unit Pengembangan Hewan Percobaan
fibrosis ginjal secara progresif (Goumenos (UPHP) UGM Yogyakarta dengan umur
et al., 2002). 10 minggu dan berat badan antara 150-200
Kerusakan glomerulus yang semakin gram serta telah mendapatkan sertifikat
parah dapat ditekan dengan pemberian laik etik dari Komisi Etik Penelitian
isoflavon yang bersifat menstabilkan Universitas Brawijaya No. 218-KEP-UB.
radikal bebas (ROS). Kandungan isoflavon
yang paling banyak terdapat di dalam
Induksi Streptokinase setiap hari pada tikus, mulai hari ke-16
Pada hari pertama, tikus dari sampai dengan hari ke-30 menggunakan
kelompok B, kelompok C, dan kelompok metode sonde lambung setiap harinya
D diinjeksi dengan sediaan streptokinase Terapi air rebusan kacang kedelai
dosis 6000 IU/ekor tikus secara intravena diberikan dengan dosis 6 g/2 ml/ekor
melalui vena coccygea. Pada hari keenam untuk kelompok C dan 9 g/2 ml/ekor untuk
dan kesebelas, tikus kelompok B, kelompok D.
kelompok C, dan kelompok D diinjeksi
kembali dengan streptokinase dosis 6000 Pengamatan Histopatologi dan
IU/ekor tikus secara intravena melalui Pewarnaan Imunohistokimia (IHK)
vena coccygea. Pengamatan dilakukan pada organ
ginjal hewan model menggunakan
Preparasi Air Rebusan Kacang Kedelai pewarnaan Imunohistokimia untuk
Kacang kedelai dibersihkan dari kotoran, mengetahui ekspresi TGF-β dan
kemudian ditimbang sebanyak 75 gram, pewarnaan Hematoksilin-Eosin untuk
lalu dicuci dengan air bersih. Dibagi mengetahui gambaran histopatologi ginjal.
menjadi 2 bagian, bagian pertama Pengamatan dilakukan menggunakan
sebanyak 30 gram untuk kelompok C dan mikroskop Olympus BX51 dengan
bagian kedua 45 gram untuk kelompok D. perbesaran 400x dan 1000x.
Kacang kedelai yang telah dibersihkan dan
dibagi direndam selama 6-8 jam pada suhu Analisa Data
kamar dengan air bersih sebanyak 100 ml, Analisis data yang digunakan dalam
lalu kedelai dicacah kasar, dimasukkan ke penelitian ini yaitu menggunakan analisa
dalam gelas ukur dan diberi air bersih kualitatif deskriptif untuk gambaran
sebanyak 75 ml. Kacang kedelai direbus histopatologi ginjal dan kuantitatif statistik
pada suhu 60-80oC sampai volume air untuk ekspresi TGF-β dengan uji ANOVA
hanya tersisa 10 ml, kemudian disaring. untuk mengetahui perbedaan antar
perlakuan yang dilanjutkan dengan uji
Pemberian Terapi Air Rebusan Kacang BNJ α = 5 % untuk melihat dan
Kedelai menganalisa perbedaan antar kelompok
Air rebusan kacang kedelai diberikan perlakuan (Kusriningrum, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterangan :
A = ginjal tikus
kontrol negatif
(sehat); B = ginjal
tikus kontrol negatif
(sakit); C = ginjal
tikus perlakuan 1 (air
rebusan kacang
kedelai 3 g/ml); D =
ginjal tikus perlakuan
2 (air rebusan kacang
kedelai 4,5 g/ml).
( ) Ekspresi TGF-β.
Insert : Ekspresi TGF-
β.

Gambar 1. Ekspresi Transforming Growth Factor-β (TGF-β) pada Hewan Model Fibrosis
Ginjal yang Diinduksi Streptokinase (Perbesaran 1000x)
iii
Bintik berwarna kecoklatan pada Transforming Growth Factor-β (TGF-
semua preparat imunohistokimia β) diketahui merupakan salah satu
menunjukkan ekspresi TGF-β. Adanya regulator utama dari renal fibrosis
bintik berwarna coklat ini merupakan (Terashima et al., 2014). TGF-β
gambaran dari ekspresi TGF-β yang merupakan penginduksi EMT yang
diakibatkan adanya ikatan antara antigen merupakan salah satu penyebab utama dari
jaringan dengan antibodi yang diberikan fibrosis ginjal (Kalluri, 2003). TGF-β
dalam proses pembuatan preparat diketahui akan mengalami peningkatan
imunohistokimia untuk mengamati ketika terjadi fibrosis ginjal.
ekspresi TGF-β (Gambar 1).

Hasil uji statistik (One-Way ANOVA) awalnya meningkat pasca diinduksi


menggunakan SPSS 16.0 for Windows dengan streptokinase secara perlahan akan
menunjukkan adanya perbedaan yang mengalami penurunan sehingga Ca2+
nyata antara kelompok perlakuan A, B, intraseluler juga mengalami penurunan.
dan C (p<0,05), tetapi tidak menunjukkan Penurunan kadar Ca2+ intraseluler
perbedaan yang nyata pada kelompok D. menyebabkan aktivitas enzim protease
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh menurun yang diikuti dengan penurunan
pada masing-masing perlakuan yang sitokin-sitokin pro-inflamatori yang salah
diberikan pada setiap kelompok perlakuan. satunya adalah TGF-β.
Pemberian terapi air rebusan kacang Persentase penurunan ekspresi TGF-β
kedelai menyebabkan penurunan jumlah didapatkan dengan cara konversi dari rata-
rata-rata ekspresi TGF-β dibandingkan rata ekspresi TGF-β dan diubah dalam
dengan kontrol positif tiap kelompok bentuk persentase. Kelompok C
perlakuan berbeda-beda. Terapi pemberian menunjukkan penurunan ekspresi TGF-β
air rebusan kacang kedelai yang sebesar 59% dibandingkan dengan
mengandung isoflavon menekan kelompok kontrol positif dan kelompok D
peningkatan produksi TGF-β dengan cara menunjukkan penurunan ekspresi TGF-β
mendonorkan ion hidrogen dalam sebesar 71% dibandingkan dengan
ikatannya sehingga ROS yang terbentuk kelompok kontrol negatif (Tabel 1).
ketika terjadi reaksi tubuh hewan model
akibat diinduksi dengan streptokinase akan
mengalami penurunan karena distabilkan
oleh ion hidrogen yang berasal dari
isoflavon. Permeabilitas membran yang

iv
Keterangan :
A = ginjal tikus
kontrol negatif (sehat)
B = ginjal tikus
kontrol negatif (sakit)
C = ginjal tikus
perlakuan 1 (air
rebusan kacang
kedelai 6 g/2 ml)
D = ginjal tikus
perlakuan 2 (air
rebusan kacang
kedelai 9 g/2 ml).

Gambaran histopatologi ginjal hewan Air rebusan kacang kedelai diketahui


model fibrosis ginjal yang diinduksi mengandung isoflavon yaitu genistein
streptokinase pasca terapi pemberian air dengan berat molekul 270 kDa setelah
rebusan kacang kedelai menunjukkan dilakukan uji LCMS. Isoflavon akan
adanya perbedaan gambaran pada setiap bertindak sebagai donor hidrogen pada
kelompok perlakuan. Akumulasi ROS bersifat tidak stabil yang dihasilkan
myofibroblas pada pengamatan kualitatif dari proses oksidasi lipid pada membran
terdapat pada kelompok perlakuan B dan sel, pembentukan ROS merupakan salah
kelompok perlakuan C, akumulasi satu efek samping dari induksi
myofibroblas terbanyak terdapat pada streptokinase. Isoflavon pada air rebusan
kelompok perlakuan B. Kelompok kacang kedelai akan membentuk sebuah
perlakuan B juga menunjukkan kerusakan kompleks ROS-isoflavon yang bersifat
epitel tubulus paling banyak, yang lebih stabil. Pengikatan ROS oleh
menunjukkan bahwa tingkat kerusakan isoflavon akan menghambat dari
ginjal pada hewan model kelompok B perkembangan fibrosis ginjal menuju tahap
paling parah. Kelompok perlakuan D yang selanjutnya.
mendapatkan terapi air rebusan kacang Pemberian air rebusan kacang kedelai
kedelai dengan dosis 9 g/2 ml/ekor dengan dosis 9 g/2 ml/ekor pada kelompok
menunjukkan hasil bahwa kerusakan epitel perlakuan D dengan pengamatan secara
tubulus lebih sedikit daripada kelompok kualitatif mampu menghambat fibrosis
perlakuan C yang mendapatkan terapi air ginjal menuju tahap yang lebih lanjut.
rebusan kacang kedelai dengan dosis 6 g/2 Terjadi perbaikan dari epitel tubulus yang
ml/ekor, hal ini menunjukkan bahwa terapi rusak pasca induksi streptokinase dan
air rebusan 9 g/2 ml/ekor memberikan penurunan secara kualitatif dari deposisi
hasil yang baik pada perbaikan myofibroblas yang merupakan bentuk aktif
histopatologi ginjal hewan model tikus dari fibroblas secara signifikan pada
(Rattus norvegicus) yang diinduksi oleh kelompok perlakuan terapi air rebusan
streptokinase (Gambar 2). kacang kedelai dengan dosis 9 g/2 ml/ekor

v
apabila dibandingkan dengan kelompok TGF-β pada kelompok perlakuan terapi
perlakuan tanpa terapi. air rebusan kacang kedelai dosis 9 mg/2
Kerusakan sel epitel tubulus terjadi ml/ekor sebesar 71%.
karena adanya pengaruh dari enzim 2. Terjadi perbaikan gambaran
degradasi membran yang menyebabkan histopatologi ginjal pada tikus (Rattus
kerusakan dari nefron tubular. Kerusakan norvegicus) model fibrosis ginjal yang
dari nefron tubular menyebabkan lepasnya diinduksi streptokinase setelah
epitel dan dibawa oleh proses EMT pemberian terapi air rebusan kacang
menuju ke rongga interstisial ginjal dan kedelai. Perbaikan gambaran
diubah menjadi jaringan fibroblas. histopatologi ginjal ditandai dengan
Rongga interstisial ginjal normal penurunan akumulasi myofibroblas
terdiri atas sparse cell, terutama fibroblas serta berkurangnya kerusakan epitel
dan sel dendrit yang terdapat di dalam tubulus.
jaringan matriks ekstraselular (ECM) yang
terdiri atas kolagen tipe I, III, VII, SARAN
fibronektin, dan tenascin (Alexakis et al., Perlu dikaji lebih lanjut mengenai
2006). Pada fibrosis ginjal interstisial, mekanisme genistein yang berasal dari
dikarakteristikkan dengan akumulasi dari kacang kedelai dalam peranannya sebagai
fibroblas aktif dan protein matriks baru antioksidan.
yang dibatasi oleh membran basement
(kolagen tipe IV dan laminin). Akumulasi DAFTAR PUSTAKA
fibroblas aktif pada jaringan yang Alexakis C., P. Maxwell., and G. Bou-
mengalami kerusakan berhubungan Charlos. 2006. Organ-specific
dengan resiko perkembangan menjadi Collagen Expression:
fibrosis. Implications for Renal Disease.
Yang et al., (2010) menunjukkan Nephron Exp Nephrol (102):71-
bahwa perubahan dari ginjal normal yang 75.
mengalami luka yang diperbaiki menjadi Buniya, H.K., Murugan V., and
fibrosis ginjal terjadi ketika sel epitel Thangadurai, C. 2014. Cloning
tubular berada pada fase G2/M siklus sel, And Expression of Hybrid
sebuah fase yang bersamaan dengan Streptokinase Towards Clot-
perubahan dari interfase menuju mitosis. Specific Activity. Journal of
Jumlah sel epitel tubulus proksimal yang Microbiological Methods 98
berada di dalam fase G2/M menunjukkan (14):84–88.
hubungan dengan perkembangan fibrosis, Francey and A. Schweighauser. 2008.
dan sel ini akan memproduksi TGF-β Clinical Epidemiology Of Kidney
dalam jumlah tinggi serta connective tissue Diseases In The Cat. Veterinary
growth factor yang menunjukkan bahwa Focus 18(2):02-08.
siklus sel ini mengubah epitel normal sel Goumenos, D.S., S. Tsakas, A.M. El-
menuju ke pertumbuhan fibrosis. Nahas, S. Alexandri, S. Oldroyd,
and P. Kalliakmani. 2002.
KESIMPULAN Transforming Growth Factor-β1
1. Terjadi penurunan level ekspresi TGF-β in the Kidney and Urine of
pada tikus (Rattus norvegicus) model Patients with Glomerular Disease
fibrosis ginjal yang diinduksi and Proteinuria. Journal of
streptokinase setelah pemberian terapi Nephrol Dial Transplant
air rebusan kacang kedelai. Penurunan 17:3145-2152.
level ekspresi TGF-β pada kelompok Kalluri, R. and E.G. Neilson. 2003.
perlakuan terapi air rebusan kacang Epithelial-Mesenchymal
kedelai dosis 6 mg/2 ml/ekor sebesar Transition and Its Implications for
59% dan penurunan level ekspresi

vi
Fibrosis. The Journal of Clinical
Investigation 112:1776-1784.
Kirk, C.A. and M.A. Hickman. 2000.
Dietary Protein Requirement of
Cats With Spontaneous Renal
Disease. J Vet Intern Med 13:351.
Kusriningrum. 2008. Dasar Perancangan
Percobaan dan Rancangan Acak
Lengkap. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Sierens, J., J.A. Hartley, M.J. Campbell,
A.J. Leathern, and J.V. Woodside.
2002. In Vitro Isoflavone
Supplementation Reduces
Hydrogen Peroxide-Induced DNA
Damage in Sperm. Teratog
Carcinog Mutagen (22):227-234.
Terashima, H., M. Kato, M. Ebisawa, H.
Kobayashi, K. Suzuki, Y. Nezu,
and T. Sada. 2014. R-268712, an
Orally Active Transforming
Growth Factor-β Type 1 Receptor
Inhibitor, Prevents Glomerular
Sclerosis in a Thy1 Nephritis
Model. Eur J Pharmacol 3(45):1-
7.
Trihono, P.P. 2011. Peran Transforming
Growth Factor- β1 Pada Penyakit
Ginjal. Sari Pediatri 13(1):49-54.
Xu, Li and R.C. Bergan. 2006. Genistein
Inhibits Matrix Metalloproteinase
Type 2 Activation and Prostate
Cancer Cell Invasion by Blocking
the Transforming Growth Factor
β-Mediated Activation of
Mitogen-Activated Protein
Kinase-Activated Protein Kinase
2-27-kDa Heat Shock Protein
Pathway. Division of
Hematology/Oncology,
Northwestern University Medical
School, Illinois. 70(3):869-877.
Yang, L., T.Y. Besschetnova, C.R.
Brooks, J.V. Shah, and J.V.
Bonventre. 2010. Ephitelial Cell
Cycle Arrest in G2/M Mediated
Kidney Fibrosis After Injury. Nat
Med 16:535-543.

vii

Anda mungkin juga menyukai