Anda di halaman 1dari 7

Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product

Volume 01, Nomor 02 , September 2018


NO ISSN : 2615-6903

Evaluasi Ekstrak Tali Putri (Cassytha Filiformis Linn) Terhadap Efek Diuretik
Dan Daya Larut Batu Ginjal

Suci Ahda Novitri(1), Helmi Arifin(2), Rusdi(2)


(1)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
e-mail: suci.ahda@uinjkt.ac.id

ABSTRAK
Submit : Batu ginjal merupakan salah satu penyebab terjadinya gejala gagal
8 September 2018 ginjal kronik dan akut. Tali putri ini secara tradisional dipercaya
mengobati batu saluran kencing. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek diuretik terhadap tikus jantan dan daya larut batu
Revisi : ginjal secara in vitro. Efek diuretik diuji dengan lima kelompok yang
13 September 2018 terdiri dari kontrol positif diberi furosemid, kontrol negatif diberi
larutan NaCMC 5% dan tiga kelompok lagi diberi ekstrak tali putri
dengan dosis 37,5mg/kgBB, 75 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB secara
Accepted : berurutan. Tikus diberi perlakuan selama 15 hari dengan pengumpulan
29 September 2018 volume urin 2 jam dan 24 jam pada hari ke-5,10 dan 15. Hasil analisa
ANOVA-two ways dengan Duncan’s Test menunjukkan adanya
pengaruh volum urin 24 jam terhadap faktor perlakuan secara sangat
bermakna (P<0,01) dan faktor waktu secara bermakna (P<0,05).
Sedangkan hasil pengukuran volume urin 2 jam terhadap faktor
perlakuan dan waktu berbeda secara sangat bermakna (P<0,01). Efek
daya larut batu ginjal ekstrak tali putri meningkat dengan peningkatan
konsentrasi.
Kata kunci: Cassytha filiformis, diuretik, batu ginjal

Kidney stones are one of the causes of symptoms of chronic and acute
kidney failure. Cassytha filiformis is believed to be able to cure kidney
stones. This study aims to determine the diuretic effect on rat and
solubility of kidney stone in vitro. The diuretic effect with five groups
consisting of positive control was given furosemide, negative control
was given 5% NaCMC and three more groups with extracts of 37.5mg /
kgBW, 75 mg / kgBW and 150 mg / kgBW respectively. Rats were
treated for 15 days with a volume of urine 2 hours and 24 hours on days
5.10 and 15. The results of the two-way ANOVA analysis with the
Duncan’s test to determine the 24-hour urine volume factor
significantly (P <0, 01) and time factor significantly (P <0.05). While
the results of measurements of urine volume 2 hours against factors and
time were significantly different (P <0.01). The solubility of kidney
stones to Cassytha filiformis’s extract increases by increasing it’s
concentration.
Keyword: Cassytha filiformis, diuretic, kidney stone

14
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Volume 01, Nomor 02 , September 2018
NO ISSN : 2615-6903

PENDAHULUAN efek diuretik dari ekstrak tali putri secara in


Penggunaan produk herbal telah vivo pada tikus putih dan daya melarutkan batu
mengalami peningkatan dalam tiga dekade ginjal dari ekstrak tersebut secara in vitro. Uji
terakhir. Diperkirakan tidak kurang dari 80% daya larut ekstrak tali putri terhadap batu ginjal
masyarakat di dunia bergantung pada dilakukan dengan menggunakan metode titrasi
pengobatan herbal yang menjadi salah satu kompleksometri. Titrasi ini menggunakan
upaya kesehatan primer (primary healthcare) Na2EDTA sebagai reagensia yang penting
(Ekor, 2014). Di Indonesia sendiri, untuk titrasi pembentukan kompleks (Bassett
pemanfaatan bahan alam tumbuhan telah lama et al., 1994).
digunakan oleh masyarakat dalam penanganan
berbagai masalah kesehatan (Purwantoro et al., METODE PENELITIAN
2016), salah satunya penyakit batu ginjal.
Penyakit batu ginjal merupakan salah Bahan
satu penyakit yang dapat meningkatkan resiko Sampel yang digunakan adalah tali
terjadinya gagal ginjal kronik (CKD) atau putri (C. filiformis L.) yang hidup pada
ESRD (Rule, Krambeck and Lieske, 2011). tumbuhan Widelia biflora L. sebagai inangnya
Prevalensi penyakit batu ginjal berdasarkan di peroleh di daerah Aurduri, Padang,
yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia Sumatera Barat.
sebesar 0,6 %. Prevalensi tersebut meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi Pembuatan Ekstrak
pada kelompok umur 55-64 tahun (1,3%), Sampel tali putri dikeringkan,
menurun sedikit pada kelompok umur 65-74 dibersihkan dari pengotor, dirajang halus dan
tahun (1,2%) dan umur ≥75 tahun (1,1%). ditimbang 1,33 kg. Kemudian dimaserasi
Prevalensi yang terjadi pada laki-laki (0,8%) menggunakan etanol 70% dengan sesekali
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan diaduk. Penyaringan dilakukan sebanyak 3 kali
(0,4%). (Badan Penelitian dan Pengembangan setelah 5 hari dimaserasi. Meserat yang
Kesehatan, 2013). diperoleh akan diuapkan dengan menggunakan
Tali putri (C. filiformis L.) merupakan vacuum rotary evaporator sehingga
salah satu tumbuhan obat tradisional yang didapatkan ekstrak kental etanol tali putri.
digunakan oleh masyarakat. Tali putri (C.
filiformis L.) termasuk ke dalam famili Uji Efek Diuretik Secara In Vivo
Cassithacea yang memiliki khasiat sebagai Hewan uji diaklimatisasi selama 1
sakit lambung, sakit perut, obat cacing, minggu agar terbiasa berada di lingkungan
(Agromedia, 2008), kencing darah, mimisan, penelitian. Hewan uji yang digunakan adalah
batuk darah, sakit kuning, radang hati, tikus sehat dimana berat badan selama
bengkak, radang ginjal, obat demam, infeksi aklimatisasi tidak mengalami perubahan yang
dan batu saluran kencing (Dalimartha, 2006), berarti dan menunjukkan perilaku yang normal
bisul, luka bakar, (Heriyanto dan Limantara, secara visual.
2006) gonorrhea dan diuretik (Mythili et al., Dosis ekstrak etanol tali putri yang
2011). Pada penelitian sebelumnya, tali putri digunakan sebagai pengujian efek diuretik
dilaporkan memiliki efek vasorelaksan adalah 37,5 mg/kg BB, 75 mg/kg BB, 150
terhadap pembuluh darah (Tsai, Wang and Lin, mg/kg BB. Ekstrak tali putri disuspensikan
2008) dengan menggunakan NaCMC 0,5% sesuai
Tali putri mengandung alkaloid (Hoet dengan dosisnya. Volume sediaan uji yang
et al., 2004; Leclercq et al., 2004; Tsai, Wang akan diberikan ke hewan uji secara oral adalah
and Lin, 2008) flavonoid (Tsai, Wang and Lin, 1% dari berat badan hewan uji.
2008) klorofil dan karatenoid (Heriyanto and Hewan uji terdiri dari 5 kelompok,
Limantara, 2006). Pada penelitian ini dipelajari yaitu 1 kelompok kontrol negatif, 1 kontrol

15
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Volume 01, Nomor 02 , September 2018
NO ISSN : 2615-6903

positif, 3 kelompok perlakuan, dimana terdapat a. Penentuan Kadar Logam Polivalen Total
3 ekor tikus tiap kelompoknya. Kelompok Pada Batu Ginjal
kontrol negatif diberikan NaCMC 0,5% secara Serbuk batu ginjal sebanyak 100 mg
oral, kontrol positif diberikan larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
furosemid dengan dosis 3,6 mg/kgBB secara kemudian tambahkan 10 ml HCl 1 N dan
oral, serta perlakuan diberikan sediaan 10 ml aquadest. Setelah itu, pH diatur
suspensi tali putri dengan dosis 37,5 mg/kgBB, menjadi 10, kemudian tambahkan ± 3 ml
75 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB. Dosis buffer salmiak. Lakukan penambahan 50
diberikan satu kali sehari selam 15 hari. mg indikator EBT, yang selanjutnya
Kemudian dilakukan pengukuran volume urin dilakukan penambahan Na2EDTA
2 jam dan 24 jam pada hari ke 5, 10, dan 15. berlebih. Kemudian lakukan titrasi dengan
menggunakan larutan MgSO4 0,05M sampai
Uji Daya Larut Batu Ginjal Secara In Vitro berubah warna menjadi merah dan hitung
Batu ginjal di peroleh dari salah satu mmol Na2EDTA yang bersisa.
pasien yang menderita penyakit batu ginjal di b. Penentuan Kadar Logam Polivalen yang
RS M. Djamil Padang yang kemudian batu Larut Pada Penambahan Ekstrak Tali Putri
ginjal digerus dan di haluskan di dalam Serbuk batu ginjal 100 mg dimasukkan ke
lumpang. Setelah itu, dilakukan pembuatan dalam labu ukur sebanyak 3 buah, kemudian
larutan dan pembakuan Na2EDTA dengan tambahkan 500 ekstrak etanol tali putri dan
MgSO4. tambahkan NaCl fisiologi sampai tanda
batas. Kemudian larutan tersebut disimpan
Pembuatan Reagen Kompleksometri ke dalam inkubator selama 24 jam dengan
a. Larutan MgSO4 0,05M : larutkan 12,33 g suhu 37°C ± 2°C. Setelah itu, lakukan
MgSO47H2O dengan aquadest dalam labu penyaringan dengan kertas saring sehingga
ukut 1L sehingga diperoleh larutan dengan mendapatkan filtrat dari masing-masing
volum 1L. labu ukur tersebut. Filtrat-filtrat tersebut di
b. Larutan Na2EDTA 0,05M : larutkan 18,6 g pipet sebanyak 10 ml, kemudian
Na2EDTA2H2O dengan aquadest dalam dimasukkan kedalam erlenmeyer, atur pH
labu ukur 1L sehingga di dapat larutan menjadi 10, lalu tambahkan ± 3 ml buffer
dengan volume 1L. salmiak. Setelah itu, tambahkan 50 mg
c. Buffer salmiak : larutkan 7 g NH4Cl indikator EBT, tambahkan Na2EDTA
dengan 30 ml NH4OH 30% dalam labu berlebih dan biarkan sebentar, kemudian
ukur 100 ml, kemudian dicukupkan lakukan titrasi blanko dengan cara yang
sampai tanda batas dengan aquadest sama tanpa penambahan batu ginjal. Setelah
d. Indikator EBT: 100 mg EBT digerus halus itu, hitung mmol Na2EDTA yang bersisa
dan tambahkan 10 g NaCl yang digerus pada sampel dan blanko. Langkah-langkah
halus. diatas dilakukan juga pada 1 g dan 2 g
ekstrak etanol tali putri dengan cara yang
Pembakuan Na2EDTA dengan MgSO4 sama.
Larutan MgSO4 sebanyak 10 ml di atur
pHnya sekitar 9-10, lakukan penambahan 3 ml HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan buffer salmiak kemudian tambahkan 50 Ekstrak tali putri yang diperoleh
mg indikator EBT. Setelah itu, lakukan titrasi berbentuk ekstrak kental berbau khas, dengan
dengan larutan Na2EDTA sampai terbentuk warna merah kecoklatan dan berasa pahit.
perubahan warna merah menjadi biru. Esktrak tersebut memiliki randemen sebesar
Penentuan Daya Larut Batu Ginjal secara In 19,40%, kadar abu 5.56% dan susut
Vitro pengeringan 16,66%.

16
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Volume 01, Nomor 02 , September 2018
NO ISSN : 2615-6903

Sebelum dilakukannya penelitian ini, dilihat dengan uji statistik bahwa uji diuretik
hewan percobaan diaklimatisasi terlebih urin 24 jam dipengaruhi oleh faktor waktu
dahulu. Hal tersebut bertujuan untuk secara bermakna (P<0,05) dan faktor perlakuan
menyeragamkan perlakuan dan membiasakan secara sangat bermakna (P<0,01). Sedangkan
hewan pada kondisi dan perlakuan yang baru. hasil pengukuran volume urin yang diukur
Pada uji diuretik, hewan percobaan yang pada waktu 0,5, 1, 1,5 dan 2 jam menunjukkan
digunakan adalah tikus putih jantan yang bahwa volume rata-rata urin mengalami
mempunyai keseragaman, yaitu memiliki berat peningkatan tiap waktu pengamatan. Hal ini
badan antara 150-200 gram, umur 2-3 bulan, dapat dilihat bahwa uji diuretik urin selama 2
diberi makanan dan minuman yang sama dan jam juga dipengaruhi oleh faktor perlakuan dan
dalam kondisi sehat guna memperkecil waktu secara sangat bermakna (P<0,01).
variabilitas antar hewan uji. Hewan dibagi Berdasarkan hasil tersebut, dapat
menjadi 5 kelompok dengan masing-masing dikatakan bahwa ekstrak etanol tali putri
kelompok terdiri dari 3 ekor. Sebelum hewan memiliki akivitas diuretik. Ada beberapa
uji mengalami perlakuan, pada hari terakhir senyawa yang memiliki aktivitas diuretik,
hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama seperti flavonoid, saponin alkaloid dan
16 jam dengan hanya di beri minum. Hal senyawa polar lainnya (Hailu and Engidawork,
tersebut bertujuan agar menyamakan kondisi 2014). Menurut penelitian sebelumnya,
hewan uji dan mengurangi pengaruh makanan dilaporkan bahwa tali putri mengandung
yang dikonsumsi terhadap absorpsi sampel flavonoid, alkaloid aporfin (Tsai, Wang and
yang diberikan (Lu, 1995). Lin, 2008), terpenoid, saponin dan fenolik
serta negatif steroid (Maulani, 2010). Oleh
Tabel 1. Hasil uji diuretik 24 jam terhadap hewan karena itu, efek diuretik ini mungkin karena
percobaan
Perlakuan
adanya senyawa flavonoid dan alkaloid.
Ha- Furo- Na- Dosis Dosis Dosis Berdasarkan penelitian sebelumnya,, senyawa
Rata- ri semid CMC 37,5 75 150 alkaloid (contohnya caffein) memiliki
rata ke- mg/ mg/ mg/ aktivitas diuretik dengan mekanisme kerja
volu- kgBB kgBB kgBB menghambat reabsorpsi Na+ di tubulus
me 5 8,67± 5,33± 6,83± 7,33± 8,67±
urin
proksimal (Marx et al., 2016). Adapun
0,88 0,33 0,44 0,33 0,44
(mL)± 10 9,67± 5,33± 7,33± 7,67± 9,00± flavonoid yang terdapat pada tumbuhan
SE 1,36 0,33 0,88 0,17 0,69 Spergularia purpurea Pers. dapat
15 11,17 6,33± 7,67± 8,00± 9,67± meningkatkan ekskresi air dan elektrolit (Jouad
±1,09 0,33 1,36 0,00 0,33 et al., 2001). Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
Tabel 2. Hasil uji diuretik selama 2 jam terhadap
hewan percobaan senyawa spesifik yang memiliki aktivitas
Perlakuan diuretik.
Ha- Furo- Na- Dosis Dosis Dosis Setelah melakukan uji diuretik, uji daya
Rata- ri semid CMC 37,5 75 150 larut batu ginjal secara in vitro dilakukan
rata ke- mg/ mg/ mg/ dengan menggunakan titrasi kompleksometri
volu- kgBB kgBB kgBB
me 5 4,67± 0,67± 2,67± 3,33± 4,17±
tidak langsung. Sebelum titrasi dilakukan,
urin 0,33 0,17 0,33 0,17 0,44 terlebih dahulu dilakukan pembakuan
(mL)± 10 4,83± 0,67± 3,67± 3,67± 4,33± Na2EDTA dengan menggunakan MgSO4
SE 0,17 0,17 0,33 0,17 0,44 karena Na2EDTA larutan baku sekunder maka
15 5,00± 2,00± 4,00± 4,33± 4,83± dibakukan dengan larutan primer MgSO4.
0,00 0,00 0,69 0,33 0,17
Kemudian, melakukan pengukuran kandungan
Hasil uji diuretik yang diperoleh,
kadar polivalen total yang ada pada 100 mg
pengukuran volume urin 24 jam menunjukkan
serbuk batu ginjal dengan menggunakan titrasi
bahwa adanya peningkatan volume rata-rata
kompleksometri tidak langsung. Hasil titrasi
urin selama waktu pengamatan. Hal ini dapat

17
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Volume 01, Nomor 02 , September 2018
NO ISSN : 2615-6903

yang diperoleh yaitu dalam 100 mg batu ginjal Adapun kandungan kimia yang
terdapat 18,52 mg logam polivalen yang berfungsi sebagai melarutkan kalsium batu
dihitung sebagai kalsium. Selain itu, kita harus ginjal adalah flavonoid (Wientarsih et al.,
mengetahui jumlah kadar logam polivalen 2012). Pembentukan batu ginjal di hambat oleh
yang terdapat di dalam ekstrak tali putri. flavonoid, asam sitrat, kalium dan magnesium
Ekstrak tali putri yang digunakan pada (Sudoyo et al., 2006; Purnomo, 2011). Gugus -
pengujian, yaitu sebanyak 0,5 g, 1 g, dan 2 g. OH dari flavonoid diduga membentuk senyawa
Berdasarkan hasil titrasi, kadar polivalen yang kompleks dengan kalsium yang terdapat pada
terdapat pada ekstrak tali putri 0,5 g, 1 g dan 2 batu ginjal sehingga membentuk Ca-flavonoid.
g berturut-turut adalah 1,2 mg, 2,34 mg dan 3,4 Senyawa kompleks tersebut akan lebih udah
mg . larut dalam air sehingga membantu dalam
Penentuan kadar logam polivalen yang proses kelarutan batu ginjal. Aktivitas diuretik
terdapat dalam ekstrak tali putri menunjukkan dari flavonoid dapat membantu pengeluaran
bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak tali batu dari dalam ginjal yaitu dikeluarkan
putri maka semakin besar kadar logam bersama urin (Cahyono, 2009)
polivalen yang terkandung. Artinya didalam
ekstrak tali putri tersebut juga mengandung SIMPULAN
logam-logam yang nantinya akan - Ekstrak tali putri dengan dosis 37,5 mg/kg
mempengaruhi perhitungan jumlah kadar BB, 75 mg/kg BB dan 150 mg/kg BB dapat
logam polivalen dari batu ginjal yang terlarut. mempengaruhi pengeluaran volume urin.
Setelah itu, pengukuran kadar logam Hal ini dapat dilihat bahwa pengukuran
polivalen pada ekstrak tali putri 0,5 g, 1 g dan volume urin 24 jam dipengaruhi oleh faktor
2 g dicampurkan ke dalam 100 mg batu ginjal perlakuan secara sangat bermakna (P<0,01)
akan mendapatkan kadar logam polivalen yang dan faktor waktu secara bermakna
akan dihitung sebagai kalsium, dengan hasil (P<0,05). Sedangkan pada pengukuran
berturut-turut adalah sebanyak 4,48 mg, 9,0 volume urin selama 2 jam juga dipengaruhi
mg dan 16,4 mg. oleh faktor perlakuan dan waktu secara
Dari hasil tersebut, penentuan kadar sangat bermakna (P<0,01). Semakin besar
logam polivalen dalam 100 mg batu ginjal dosis ekstrak tali putri maka semakin besar
yang telarut dengan penambahan ekstrak tali pengeluaran volum urinnya.
putri dapat diperoleh dengan menghitung - Ekstrak tali putri dengan konsentrasi 0,5 %,
selisih kadar logam polivalen yang terdapat 1 % dan 2 % dapat melarutkan logam
pada ekstrak tali putri yang dicampurkan polivalen. Hal ini dapat dilihat bahwa hasil
kedalam 100 mg batu ginjal dengan kadar pengukuran daya larutnya batu ginjal
logam polivalen yang terdapat pada ekstrak tali dipengaruhi oleh faktor perlakuan secara
putri. Persentase kadar logam polivalen dalam sangat bermakna (P<0,01). Jadi, semakin
100 mg batu ginjal yang telarut pada besar konsentrasi ekstrak tali putri maka
penambahan ekstrak tali putri dengan semakin besar daya larut batu ginjal.
konsentrasi 0,5 %, 1 % dan 2 % berturut-turut
adalah 17,711 ± 2,55 %, 35,961 ± 2,16% dan SARAN
70,194 ± 0,62 %. Dari hasil penelitian tersebut Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi melakukan uji daya melarutkan batu ginjal
ekstrak maka semakin besar daya larut batu secara in vivo dari ekstrak tali putri.
ginjal. Begitu juga dengan persentase
kelarutannya, semakin besar konsentrasi
ekstrak maka semakin besar persentase DAFTAR PUSTAKA
kelarutan batu ginjal. Agromedia (2008) Buku Pintar Tanaman
Obat, 431 Jenis Tanaman Penggempur

18
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Volume 01, Nomor 02 , September 2018
NO ISSN : 2615-6903

Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia pressure and renal function in normal


Pustaka. and hypertensive rats’, Journal of
Badan Penelitian dan Pengembangan Ethnopharmacology, 76, pp. 159–163.
Kesehatan (2013) ‘Riset Kesehatan doi: 10.1016/S0378-8741(01)00209-4.
Dasar (RISKESDAS) 2013’, Leclercq, J. Q. et al. (2004) ‘Studies on
ERset Kesehatan Dasar2013, pp. 94– Cassytha filiformis from Benin :
96. doi: 1 Desember 2013. isolation , biological activities and
Bassett, J. et al. (1994) Vogel Kimia Analisis quantification of aporphines’, in
Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Proceedings of Bioresources Towards
EGC. Drug Discovery and Development,
Cahyono, J. . S. B. (2009) Batu ginjal. pp. 81–107.
Bagaimanan Mencegah & Lu, F. C. (1995) Toksikologi Dasar: Asas,
Menanganinya? Yogyakarta: Organ Sasaran, dan Penilaian
Kanisius (Anggota IKAPI). Resiko. Jakarta: Universitas
Dalimartha, S. (2006) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Press.
Indonesia. Jakarta: Puspa Swara, Marx, B. et al. (2016) ‘Mécanismes de l ’
Anggota Ikapi. effet diurétique de la caféine’,
Ekor, M. (2014) ‘The growing use of herbal Mécanismes de l’effet diurétique
medicines: Issues relating to de la caféine, 32, pp. 485–490.
adverse reactions and challenges in Maulani, H. (2010) Uji efek anti-aterosklerosis
monitoring safety’, Frontiers in ekstrak etanol tali putri (Cassytha
Neurology, pp. 1–10. doi: filiformis.L) pada aorta dan
10.3389/fphar.2013.00177. toksisitasnya pada beberapa organ
Hailu, W. and Engidawork, E. (2014) burung puyuh. Universitas
‘Evaluation of the diuretic activity Andalas Padang.
of the aqueous and 80% methanol Mythili, S. et al. (2011) ‘Pharmacological
extracts of Ajuga remota Benth ( Activities of Cassytha Filiformis :
Lamiaceae ) leaves in mice’, BMC A Review’, Asian Journal of Plant
Complementary and Alternative Science and Research, (1), pp.
Medicine. BMC Complementary and 77–83.
Alternative Medicine, 14(135), Purnomo, B. B. (2011) Dasar-dasar Urologi.
pp. 1–8. doi: 10.1186/1472-6882-14- Jakarta: CV. Sagung Seto.
135. Purwantoro, R. S. et al. (2016) ‘Potensi
Heriyanto and Limantara, L. (2006) Antibakteri Ekstrak Daun Lasianthus
‘Komposisi dan kandungan pigmen Terhadap Bakteri Pseudomonas
utama tumbuhan taliputri’, aeruginosa’, Jurnal Jamu
Makara,Sains, 10(2), pp. 69–75. Indonesia, 1(3), pp. 6–11.
Hoet, S. et al. (2004) ‘Alkaloids from Rule, A. D., Krambeck, A. E. and Lieske, J.
Cassytha filiformis and Related C. (2011) ‘Chronic kidney disease in
Aporphines : Antitrypanosomal kidney stone formers’, Clinical Journal
Activity , Cytotoxicity , and of the American Society of
Interaction with DNA and Nephrology, 6, pp. 2069–2075. doi:
Topoisomerases’, Planta Med, 10.2215/CJN.10651110.
70, pp. 407–413. doi: Sudoyo, A. W. et al. (2006) Buku Ajar Ilmu
10.1055/s-2004-818967. Penyakit Dalam. 4th edn. Jakarta:
Jouad, H. et al. (2001) ‘Effects of the Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
flavonoids extracted from Spergularia Penyakit Dalam FKUI.
purpurea Pers . on arterial blood Tsai, T., Wang, G. and Lin, L. (2008)

19
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Volume 01, Nomor 02 , September 2018
NO ISSN : 2615-6903

‘Vasorelaxing Alkaloids and


Flavonoids from Cassytha filiformis’,
J. Nat. Prod., 71, pp. 289–291.
Wientarsih, I. et al. (2012) ‘Anti Lithiasis
Activity of Avocado ( Persea
americana Mill ) Leaves Extract in
White Male Rats’, Hayati Journal of
Biosciences, 19(1), pp. 49–52. doi:
10.4308/hjb.19.1.49.

20

Anda mungkin juga menyukai