Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II

ANALISA JURNAL

Disusun Oleh:

Putri Harum Mayangsari/S17038/S17A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090


1. Judul Jurnal
AKTIVITAS ANTIDOTUM AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera L.) TERHADAP
KERACUNAN SIANIDA PADA MENCIT (Mus musculus L.)
2. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa hijau (Cocos nucifera L.) sebagai
antidotum terhadap keracunan sianida pada mencit (Mus musculus L.)
3. Metode
Metode yang digunakan adalah metode secara in vivo dengan menggunakan hewan
uji mencit yang diinduksi kalium sianida. Mencit dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu
kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok uji dengan pemberian air
kelapa hijau konsentrasi 100%. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit.
Pengamatan gejala toksik yang muncul setelah induksi kalium sianida dilakukan pada
menit tertentu dan hasil yang didapat dianalisis secara visual berdasarkan berdasarkan
grafik perbandingan pada masing-masing kelompok pengujian selama 24 jam
pengamatan.
4. Hasil
Pada kelompok pengujian dengan pemberian air kelapa hijau konsentrasi 100%,
terlihat bahwa seluruh hewan uji menunjukkan gejala sikap tubuh yang tidak normal
pada menit ke-0 hingga menit ke-15 pengamatan. Pada pengamatan jam ke-1 terlihat
bahwa terdapat 4 ekor hewan uji yang telah menunjukkan aktivitas pemulihan gejala
toksik yaitu sikap tubuh yang telah kembali normal dan pengamatan jam ke-24
menunjukkan bahwa seluruh mencit telah menunjukkan aktivitas berupa sikap tubuh
yang telah kembali normal, yaitu tidak menunjukkan gejala abduksi, ataksia maupun
righting reflex.
Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian air kelapa
hijau dengan konsentrasi 100% memberikan pengaruh sebagai antidot pada keracunan
sianida.
5. Kesimpulan
Air kelapa hijau dengan konsentrasi 100% yang diberikan pada mencit menunjukkan
adanya pengaruh terhadap penurunan gejala toksik berupa sikap tubuh yang tidak
normal serta pemberian natrium nitrit dan natrium tiosulfat pada kelompok kontrol
positif memberikan pengaruh yang lebih baik sebagai antidot terhadap keracunan
sianida dibandingkan pemberian air kelapa hijau dengan konsentrasi 100%

p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090


AKTIVITAS ANTIDOTUM AIR KELAPA HIJAU (Cocos nucifera L.) TERHADAP
KERACUNAN SIANIDA PADA MENCIT (Mus musculus L.)

Astri Sulistia, Riski Sulistiarini, Muh. Amir M.


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian FARMAKA TROPIS Fakultas
Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
Email: astrii.sulistia@gmail.com

ABSTRACT

Cyanide is a toxic compound that can interfere with health and reduce the nutrients
bioavailability in the body. These toxins inhibit the body cells to get oxygen so that the
most affected are the heart and brain. The aim of this study was to know the effect of green
coconut water (Cocos nucifera L.) as an antidote to cyanide poisoning in mice (Mus
musculus L.). The method was in vivo antidote activity using potassium cyanide-induced
toxic mice. The mice were divided into 3 groups, i.e. negative control, positive control and
test group with green coconut water giving 100% concentration. Each group consisted of 5
mice. Observations of toxic symptoms after the induction of potassium cyanide performed
in initial times and and the results are analyzed visually by comparing graphs based on
each group of tests during 24 hours of observation. The results showed that the green
coconut water with 100% concentration that given in mice showed the influence of the
reduction in toxic symptoms such as abnormal posture. Recovery of toxic effect in the test
group by giving green coconut water was no better than the positive control group by
giving sodium nitrite and sodium thiosulfate.

Keywords: Green coconut water (Cocos nucifera L.), Antidotum, Toxin, Potassium
cyanide, Sodium nitrite, Sodium tiosulphate

ABSTRAK

Sianida merupakan senyawa beracun yang dapat mengganggu kesehatan serta mengurangi
bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan
oksigen sehingga yang paling terkena dampaknya adalah organ jantung dan otak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa hijau (Cocos
nucifera L.) sebagai antidotum terhadap keracunan sianida pada mencit (Mus musculus L.).
Metode yang digunakan adalah metode secara in vivo dengan menggunakan hewan uji
mencit yang diinduksi kalium sianida. Mencit dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu
kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok uji dengan pemberian air kelapa
hijau konsentrasi 100%. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Pengamatan gejala
toksik yang muncul setelah induksi kalium sianida dilakukan pada menit tertentu dan hasil
yang didapat dianalisis secara visual berdasarkan berdasarkan grafik perbandingan pada
masing-masing kelompok pengujian selama 24 jam pengamatan. Hasil menunjukkan
bahwa air kelapa hijau dengan konsentrasi 100% yang diberikan pada mencit menunjukkan
adanya pengaruh terhadap penurunan gejala toksik berupa sikap tubuh yang tidak normal.
Efek pemulihan pada kelompok uji dengan pemberian air kelapa hijau tidak lebih baik dari
kelompok kontrol positif dengan pemberian natrium nitrit dan natrium tiosulfat.
p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 191

p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090


Kata kunci: Air kelapa hijau (Cocos nucifera L.), Antidotum, Racun, Sianida, Natrium
nitrit, Natrium tiosulfat

dibandingkan dengan obat-obatan


PENDAHULUAN sintesis. Kelapa (Cocos nucifera L.)
Sianida adalah senyawa yang merupakan salah satu tumbuhan yang
mengandung ion sianida (CN-), yang umumnya terdapat di daerah tropis,
terdiri dari atom karbon (C) yang khususnya Indonesia. Secara empiris, air
berikatan rangkap tiga pada atom kelapa hijau seringkali digunakan dalam
nitrogen (N). Sianida atau senyawa penanganan kasus keracunan akut di
sianogenik dapat ditemui dalam banyak masyarakat. Air kelapa hijau, yang secara
makanan. Senyawa sianida terbentuk teknis merupakan cairan endosperma,
secara alami sebagai bagian dari gula dibentuk dalam jumlah sedikit pada bulan
atau senyawa alami lainnya, termasuk ketiga perkembangan biji dan mencapai
almond, kecambah millet, kacang lima, jumlah tertinggi pada bulan kedelapan
kedelai, bayam, rebung, sorgum dan dan menurun setelah biji telah matang
singkong (Anonim, 2010). (Duarte et al, 2002). Dalam air kelapa
Sianida dapat masuk ke dalam terkandung zat gizi makro berupa
tubuh melalui inhalasi (menghirup), karbohidrat, lemak dan protein serta zat
ingesti (menelan) atau absorpsi gizi mikro berupa vitamin dan mineral.
(penyerapan langsung). Tingkat Vitamin yang terkandung dalam air
keparahan toksisitas sianida tergantung kelapa yaitu vitamin B (B1, B2, B3, B5, B7
pada jenis sianida yang terpapar, rute dan B9) dan vitamin C serta Nitrogen (N),
masuk, dosis dan kecepatan onset gejala Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca)
(Varone, dkk., 2006).Walaupun sianida dan Magnesium (Mg) yang kadarnya
dapat mengikat dan menginaktifkan menurun selama maturitas (Farapti dan
beberapa enzim, tetapi yang Savitri, 2014). Berdasarkan data
mengakibatkan timbulnya kematian atau kandungan zat gizi makro dan mikro
anoksia histotoksik adalah karena sianida dalam air kelapa hijau dan penjelasan
mengikat bagian aktif dari enzim mengenai bahaya sianida bagi manusia
sitokrom oksidase sehingga akan maka diperlukan penelitian toksikologi
mengakibatkan terhentinya metabolisme akut mengenai seberapa besar konsentrasi
sel secara aerobik sebagai akibatnya air kelapa hijau yang efektif untuk
hanya dalam waktu beberapa menit akan mengatasi keracunan sianida.
mengganggu transmisi neuronal. Gejala
yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida METODE PENELITIAN
bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri
pada kepala, mual, muntah, sesak nafas, Bahan
dada berdebar, selalu berkeringat hingga Bahan yang digunakan adalah
korban tidak sadar dan mengalami air kelapa hijau, aquades, etanol 70%,
kematian. Penatalaksanaan dari korban kalium sianida (KCN), mencit, natrium
keracunan ini harus cepat, karena nitrit dan natrium tiosulfat.
prognosis dari terapi yang diberikan juga
sangat tergantung dari lamanya kontak
dengan zat toksik tersebut (Baskin dan Alat
Thomas, 1997). Alat yang digunakan antara lain
Penggunaan tumbuhan obat timbangan analitik Precisa® XB 220 A,
kerap digunakan oleh orang banyak botol semprot, cawan porselen, batang
karena relatif memiliki efek samping pengaduk, corong kaca, labu ukur,
yang kecil dan lebih murah bila sendok tanduk dan spatula, sonde oral,

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 192


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
spuit, kandang mencit serta alat-alat gelas HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mendukung pengujian.
Aktivitas Antidotum Air Kelapa Hijau
Pengambilan Sampel (Cocos nucifera L.) terhadap
Air kelapa hijau (Cocos nucifera Keracunan Sianida pada Mencit (Mus
L.) yang digunakan untuk pengujian musculus L.)
berasal dari buah kelapa hijau yang Pengujian dilakukan dengan
diperoleh di Samarinda, Kalimantan mengamati gejala toksik mencit pada
Timur. Sampel yang diteliti berasal dari masing-masing kelompok setelah
kelapa hijau yang berumur 6-8 tahun pemberian zat uji. Sebanyak 3 kelompok
dengan produksi air rata-rata 300-500 hewan uji diberikan perlakuan yang
mL. berbeda setelah pemberian larutan KCN
secara oral. Pada kelompok kontrol
Prosedur Pengujian negatif, hewan hanya diberikan aquades
per oral, sedangkan pada kelompok
kontrol positif hewan diberikan
Pengujian Aktivitas Antidotum kombinasi natrium nitrit dengan dosis
Pada tahap ini, 15 ekor hewan 62,46 mg/kgBB dan natrium tiosulfat
uji dari ketiga kelompok perlakuan dengan dosis 22,96 mg/kgBB (Tintus,
dipuasakan selama 8-12 jam namun tetap 2008). Pemberian natrium tiosulfat ini
diberi minum. Selanjutnya semua dilakukan secara intraperitonial sesaat
kelompok hewan uji diberi kalium setelah pemberian natrium nitrit.
sianida (KCN) 6,375 mg/kgBB secara Penggunaan kedua obat tersebut
oral lalu diberikan perlakuan sesuai diketahui memiliki efek yang sinergis
kelompoknya masing-masing. Hewan sebagai antidot terhadap keracunan
kelompok uji diberi air kelapa hijau sianida. Adapun hewan pada kelompok
dengan konsentrasi 100%, sedangkan uji diberikan air kelapa hijau dengan
kelompok kontrol negatif diberi aquades konsentrasi 100%.
dan kelompok kontrol positif diberi Kriteria pengamatan gejala
antidot berupa natrium tiosulfat dan toksik pada hewan uji setelah pemberian
natrium nitrit secara intraperitonial. racun meliputi sikap tubuh yang tidak
Kemudian dilakukan pengamatan tiap normal dan kematian. Berikut hasil
interval 5 menit yaitu pada menit ke-5, pengamatan masing-masing gejala toksik
menit ke-10 dan menit ke-15. Jika hewan pada tiap kelompok.
uji hingga 15 menit pertama pengamatan
tidak mengalami kematian maka
pengamatan dilanjutkan hingga 1 jam Sikap Tubuh Tidak Normal
dari waktu pemberian antidot. Penilaian sikap tubuh
Pengamatan dilanjutkan hingga 24 jam merupakan parameter untuk melihat
apabila tidak ditemukan kematian pada 1 terjadinya inkoordinasi alat gerak pada
jam pengamatan sebelumnya. Kriteria hewan uji. Hasil pengamatan antar
pengamatan gejala toksik pada hewan uji kelompok uji berdasarkan parameter
setelah pemberian racun meliputi sikap ketidaknormalan sikap tubuh ditunjukkan
tubuh yang tidak normal, berupa abduksi oleh Tabel 1.
(posisi kaki hewan terbuka), ataksia Tabel 1 menunjukkan hasil
(sempoyongan) dan ketidakmampuan pengamatan antar kelompok uji
hewan untuk menunjukkan righting berdasarkan parameter ketidaknormalan
reflex serta kematian hewan uji. sikap tubuh. Sikap tubuh yang tidak
normal pada mencit uji menggambarkan
adanya inkoordinasi motorik. Gejala yang
menandakan sikap tubuh yang tidak

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 193


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
normal diantaranya abduksi (posisi kaki ekor hewan uji yang memperlihatkan
hewan terbuka), ataksia (sempoyongan) adanya gejala toksik. Pada jam ke-24 (t6)
dan ketidakmampuan hewan untuk pengamatan, seluruh hewan uji telah
menunjukkan reaksi refleks (righting menunjukkan aktivitas pemulihan gejala
reflex). Pengujian ini digunakan untuk toksik yaitu sikap tubuh yang telah
mengetahui fungsi neurologis dan kembali normal.
komplikasinya yang sering terjadi pada Pada kelompok kontrol positif
manusia yang terpapar dosis subletal terlihat bahwa seluruh mencit pada
sianida (Pudjiastuti dan Yun, 2009). kelompok tersebut menunjukkan gejala
Berdasarkan pengamatan yang toksik berupa sikap tubuh yang tidak
dilakukan pada hewan uji berupa mencit, normal pada pengamatan menit ke-0 (t1)
diketahui bahwa pada kelompok kontrol hingga menit ke-15 (t4). Pada
negatif seluruh mencit menunjukkan pengamatan jam ke-1 (t5), seluruh mencit
gejala toksik berupa sikap tubuh yang telah menunjukkan aktivitas pemulihan
tidak normal pada menit ke-0 (t1) hingga gejala toksik yaitu sikap tubuh yang
menit ke-15 (t4) pengamatan. Terdapat 1 normal. Waktu pemulihan gejala toksik
ekor hewan uji yang menunjukkan lebih cepat dibanding kelompok kontrol
aktivitas pemulihan gejala toksik pada negatif.
jam ke-1 (t5), dimana masih terdapat 4

Tabel 1.Hasil Pengamatan Antar Kelompok Uji berdasarkan Parameter Sikap Tubuh:
Tidak Normal
% Gejala Toksik (Sikap Tubuh: Tidak Normal)
No. Kelompok Uji
T1 T2 T3 T4 T5 T6
1 Kontrol Negatif 100% 100% 100% 100% 80% 0%
2 Kontrol Positif 100% 100% 100% 100% 0% 0%
3 Air kelapa Hijau 100% 100% 100% 100% 20% 0%
Konsentrasi 100%

120%

100%
Jumlah Hewan (%)

80%

60% Kontrol negatif


Kontrol positif
40%
Air kelapa hijau
20%

0%
0 0,083 0,167 0,25 1 24
Waktu (Jam)

Gambar 1. Grafik Perbandingan Jumlah Hewan (%) yang menunjukkan Gejala Toksik
berupa Sikap Tubuh yang Tidak Normal selama 24 Jam Pengamatan

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 194


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Adapun pada kelompok normal sedangkan 4 ekor hewan uji yang
pengujian dengan pemberian air kelapa lain telah menunjukkan adanya aktivitas
hijau konsentrasi 100%, terlihat bahwa antidotum berupa penormalan sikap
seluruh hewan uji menunjukkan gejala tubuh yaitu tidak menunjukkan gejala
sikap tubuh yang tidak normal pada abduksi, ataksia maupun righting reflex.
menit ke-0 (t1) hingga menit ke-15 (t4) Pada pengamatan jam ke-24 (t6), jumlah
pengamatan. Pada pengamatan jam ke-1 hewan uji pada seluruh kelompok yang
(t5) terlihat bahwa terdapat 4 ekor hewan menunjukkan gejala toksik adalah 0%,
uji yang telah menunjukkan aktivitas atau tidak ada hewan yang menunjukkan
pemulihan gejala toksik yaitu sikap tubuh gejala sikap tubuh yang tidak normal.
yang telah kembali normal dan Berdasarkan hasil uji tersebut, maka
pengamatan jam ke-24 (t6) menunjukkan dapat disimpulkan bahwa pemberian air
bahwa seluruh mencit telah menunjukkan kelapa hijau dengan konsentrasi 100%
aktivitas berupa sikap tubuh yang telah memberikan pengaruh sebagai antidot
kembali normal, yaitu tidak menunjukkan pada keracunan sianida, namun tidak
gejala abduksi, ataksia maupun righting lebih baik dari kelompok kontrol positif
reflex. Hal tersebut dapat dilihat pada dengan pemberian natrium nitrit dan
Gambar 1. natrium tiosulfat.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat Selain pengamatan gejala toksik
perbedaan aktivitas antidotum antara berupa sikap tubuh yang tidak normal,
ketiga kelompok pengujian tersebut. Pada dilakukan pula pengamatan jumlah
pengamatan menit ke-0 (t1) hingga menit kematian mencit pada masing-masing
ke-15 (t4), jumlah hewan yang kelompok setelah pemberian senyawa uji.
menunjukkan adanya gejala toksik pada Setelah dilakukan pengamatan pada
ketiga kelompok pengujian adalah 100%, menit ke-0 (t1), menit ke-5 (t2), menit ke-
artinya sebanyak 5 hewan uji pada 10 (t3), menit ke-15 (t4), jam ke-1 (t5) dan
masing-masing kelompok tersebut jam ke-24 (t6), tidak ditemukan adanya
menunjukkan gejala toksik berupa sikap kematian pada mencit pada seluruh
tubuh yang tidak normal. Pada kelompok uji.
pengamatan jam ke-1 (t5), terlihat bahwa
jumlah hewan yang menunjukkan adanya Kandungan Mineral Air Kelapa Hijau
gejala toksik pada kelompok kontrol (Cocos nucifera L.) dalam Aktivitasnya
negatif adalah 80%, yang berarti terdapat sebagai Antidotum
4 ekor hewan uji pada kelompok tersebut Konsentrasi yang tinggi dari Na
menunjukkan adanya gejala toksik, dan kadar yang cukup dari K dalam air
sedangkan 1 ekor hewan telah kelapa menjadikannya elektrolit yang
menunjukkan aktivitas antidotum berupa cocok dan dapat digunakan dalam
pemulihan gejala toksik yaitu sikap tubuh perlindungan terhadap dehidrasi dan
yang telah kembali normal. Jumlah pemeliharaan tekanan osmotik dalam
hewan uji pada kelompok kontrol positif tubuh. Penggunaan air kelapa pada pasien
yang menunjukkan gejala toksik adalah dehidrasi, sebagai minuman olahraga dan
0%, yang artinya tidak terdapat hewan uji pengobatan sejumlah penyakit seperti
yang menunjukkan gejala toksik atau penyakit jantung kongestif, diabetes dan
kelima hewan uji telah menunjukkan penyakit menular telah banyak
sikap tubuh yang normal. Adapun jumlah dilaporkan. Na juga berperan dalam
hewan uji pada kelompok pengujian iritabilitas normal pada otot dan
dengan pemberian air kelapa hijau adalah permeabilitas sel, sementara kalium
20%, yang berarti terdapat 1 ekor hewan merupakan kation utama cairan
uji yang menunjukkan adanya gejala intraseluler yang terlibat dalam sintesis
toksik berupa sikap tubuh yang tidak protein (Waziri et al., 2013). Kekurangan

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 195


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Na akan menyebabkan tubuh kekurangan DAFTAR PUSTAKA
cairan yang apabila terus berlangsung, air 1. Anonim. 2010. Toxicological Review
akan ditarik ke dalam sel dan apabila of Hydrogen Cyanide and Cyanide
volume plasma tidak dapat dipertahankan Salts. U.S. Environmental Protection
terjadilah kegagalan sirkulasi. sedangkan Agency. Washington DC. Hal: 3-17
konsentrasi kalium yang terlalu tinggi 2. Arsa, Made. 2011. Kandungan
atau terlalu rendah dapat menyebabkan Natrium dan Kalium Larutan Isotonik
timbulnya masalah serius, seperti irama Alami Air Kelapa (Cocos nucifera L.)
jantung yang abnormal (Arsa, 2011). Di Varietas Eburnia, Viridis dan
sisi lain, Ca juga merupakan komponen Hibrida. Universitas Udayana.
yang sangat diperlukan sebagai penyusun Denpasar
struktur tubuh, menjaga kekerasan dan 3. Baskin, Steven I. Dan Thomas G.
kekuatan tulang dan gigi dengan adanya Brewer. 1997. Medical Aspects of
elemen mineral ini. Mineral lain yang Chemical and Biological Warfare.
juga ditemukan di dalam air kelapa Department of the Army. United

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 196


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
sangat dibutuhkan manusia. Zn, 5. Farapti dan Savitri Sayogo. 2014. Air
penyusun dari enzim yang terlibat dalam Kelapa Muda–Pengaruhnya terhadap
jalur metabolisme utama, merupakan Tekanan Darah. Jurnal CDK-23 Vol.
elemen yang penting bagi tanaman, 41 No. 12. Hal: 896-900
hewan dan manusia (Waziri et al., 2013). 6. Tintus, Libertus H. 2008. Dosis
Efektif Kombinasi Natrium Tiosulfat
KESIMPULAN dan Natrium Nitrit sebagai Antidotum
Air kelapa hijau dengan konsentrasi 100% yang diberikan pada mencit
menunjukkan adanya pengaruh terhadap penurunan gejala toksik berupa sikap
tubuh yang tidak normal serta pemberian natrium nitrit dan natrium tiosulfat
pada kelompok kontrol positif memberikan pengaruh yang lebih baik sebagai
antidot terhadap keracunan sianida dibandingkan pemberian air kelapa hijau
dengan konsentrasi 100%

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 197


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Keracunan Sianida Akut pada Mencit Jantan Galur Swiss. Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta
7. Varone, Curtis., Thomas N. Warren., Kevin Jutras., Joseph Molis., Joseph
Dorsey. 2006. Report of Investigation Committee into the Cyanide
Poisonings of Providence Firefighters. Hal: 7-17
8. Waziri, Maimuna., Abdulrahman A.
Audu dan Fanika Suleiman. 2013. Analysis of Some Mineral Elements in
Major Coconut Cultivars in Nigeria. Journal of Natural Sciences Research
Vol. 3 No. 8. Hal: 7-11

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 198


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai