Anda di halaman 1dari 7

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASERAT AIR BIJI KOPI (Coffea canephora) HIJAU PUPUAN DENGAN METODE DPPH

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASERAT AIR BIJI KOPI (Coffea canephora) HIJAU PUPUAN
DENGAN METODE DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)

(PUPUAN GREEN COFFEE BEAN (Coffea canephora) WATER MACERATE ANTIOXIDANT


ACTIVITY TEST USING DPPH METHOD (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil))

NI MADE DHARMA SHANTINI SUENA1•, NI PUTU UDAYANA ANTARI1


1
Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Jalan Kamboja No.11A, Denpasar Utara, Bali

Abstrak: Antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan meredam dampak
negatifnya. Indonesia memiliki keragaman tanaman buah yang memiliki manfaat sebagai antioksidan. Pupuan
adalah daerah penghasil kopi robusta (Coffea canephora) di Bali yang dinilai memiliki pengelolaan produksi
hingga panen yang baik. Senyawa asam klorogenat larut dalam air dan berfungsi sebagai antioksidan. Biji kopi
hijau robusta paling banyak mengandung asam klorogenat dibandingkan dengan biji kopi lainnya. Maka
dilakukan pengujian terhadap aktivitas antioksidan maserat air biji kopi hijau robusta daerah Pupuan dengan
menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrakzil). Serbuk simplisia biji kopi hijau robusta dimaserasi
dengan bantuan gelombang ultrasonik menggunakan pelarut air (1:3), kemudian difiltrasi dengan bantuan
mesh dan Corong Buchner. Maserat air biji kopi hijau robusta diendapkan selama 24 jam, kemudian dipisahkan
antara filtrat dan endapan. Setelah itu diuji aktivitas antioksidan dari filtrat dan endapan maserat air biji kopi
hijau robusta dengan metode DPPH secara Spektrofotometri UV-Vis. Nilai IC50 filtrat dan endapan maserat
air biji kopi hijau robusta berturut-turut adalah 262,41 ppm dan 244,42 ppm. Filtrat maserat air tergolong
memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dan endapan maserat air tergolong memiliki aktivitas antioksidan
yang sedang. Dari hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH maka dapat disimpulkan bahwa maserat
air biji kopi hijau robusta di daerah Pupuan memiliki aktivitas antioksidan.
Kata kunci: antioksidan, biji kopi hijau, maserat air, metode DPPH.

Abstract: Antioxidants can help protect the body from free radical attack and reduce its negative effects.
Indonesia has a diversity of fruit plants that have antioxidant benefits. Pupuan is a Robusta coffee producer
(Coffea canephora) in Bali which is considered to have good production management to harvest. Chlorogenic
acid compounds dissolve in water and function as antioxidants. Robusta green coffee bean contain the most
chlorogenic acid compared to other coffee beans. Then the water macerate of Robusta green coffee bean in
Pupuan area was tested for its antioxidant activity using the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrakzil).
The simplicia powder of Robusta green coffee beans is macerated with the aid of ultrasonic waves using water
(1: 3) solvent, then filtered with the help of a mesh and a funnel Buchner. The water macerate of Robusta green
coffee bean was deposited for 24 hours, then separated between the filtrate and sediment. After that, the
antioxidant activity of the filtrate and sediment of Robusta green coffee bean water macerate were tested using
the DPPH method using UV-Vis spectrophotometry. The IC50 values of filtrate and sediment of Robusta green
coffee bean water macerate were 262.41 ppm and 244.42 ppm, respectively. Water macerate filtrate is
classified as having weak antioxidant activity and water macerate sediment are classified as having moderate
antioxidant activity. From the results of the antioxidant activity test using the DPPH method, it can be
concluded that the water macerate of Robusta green coffee bean in the Pupuan area has antioxidant activity.
Key words: antioxidants, DPPH method, green coffee bean, water macerate.

PENDAHULUAN Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas


bermacam-macam, mulai dari kerusakan sel atau
Setiap mahluk hidup atau organisme akan jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif,
sampai pada proses menjadi tua. Proses tua tersebut hingga kanker. Tanpa disadari, dalam tubuh kita
memang normal terjadi dan tidak dapat dihindari. terbentuk radikal bebas secara terus menerus, baik
Proses tua dianggap sebagai siklus hidup yang melalui proses metabolisme sel normal,
normal bila datangnya tepat waktu. Sayangnya, peradangan, kekurangan gizi, dan akibat respons
terkadang terjadi proses penuaan dini yang terlalu terhadap pengaruh dari luar tubuh, seperti polusi
cepat (Zuhra et al., 2008). Salah satu penyebab dari lingkungan, ultraviolet (UV), asap rokok, dan lain-
proses penuaan dini adalah radikal bebas. lain (Winarsi, 2005).


email korespondensi: dharmashantini@unmas.ac.id

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


111
NI MADE DHARMA SHANTINI SUENA. Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6(2), 111-117

Tubuh kita memerlukan suatu substansi (penghambatan 86,1% pada 50 µM) (Almoosawi et
penting yakni antioksidan yang dapat membantu al., 2010).
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan Sehubungan dengan hal tersebut, maka
meredam dampak negatifnya. Antioksidan dilakukan pengujian terhadap aktivitas antioksidan
merupakan senyawa yang dapat menghambat menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-
reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan pikrilhidrakzil) dari maserat air biji kopi hijau
molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan robusta daerah Pupuan.
sel akan dihambat (Winarsi, 2005).
Manusia memiliki antioksidan dalam
tubuh, namun jumlahnya tidak mencukupi untuk METODE PENELITIAN
mengatasi radikal bebas yang berlebih sehingga
dibutuhkan antioksidan eksogen. Antioksidan Rancangan Penelitian
eksogen dibagi menjadi 2 berdasarkan sumbernya, Jenis/desain penelitian. Jenis penelitian ini adalah
yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik ekperimental dengan rancangan penelitian Post
(Hani & Milanda, 2016). Beberapa contoh Test Only Design yang bertujuan untuk mengetahui
antioksidan sintetik dapat memiliki efek aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC50 dari
karsinogenesis sehingga penggunaan antioksidan filtrat dan endapan maserat air biji kopi hijau
alami mengalami peningkatan (Hani & Milanda, robusta dengan metode DPPH secara
2016). Spektrofotometri UV-Vis.
Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki keragaman tanaman buah. Teknik pengumpulan data
Tingginya keragaman tanaman buah tersebut Pengumpulan biji kopi hijau robusta. Biji kopi
menghasilkan berbagai manfaat untuk kesehatan, hijau robusta (Coffea canephora) diperoleh dari
salah satunya antioksidan (Hani & Milanda, 2016). Desa Pajaan, Pupuan, Tabanan, Bali pada bulan
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 November 2018. Kopi dipanen oleh petani pada
di dunia dan masuk dalam 5 negara konsumen kopi bulan Agustus 2018 pada siang hari.
terbesar. Pupuan adalah daerah penghasil kopi
robusta (Coffea canephora) di Bali. Predikat Determinasi tanaman. Tanaman kopi robusta
Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum dan (Coffea canephora) yang digunakan untuk
HAM RI disandang kopi robusta (Coffea determinasi adalah tanaman muda utuh.
canephora) Pupuan karena dinilai memiliki Determinasi tanaman dilakukan di Lembaga Ilmu
pengelolaan produksi hingga panen yang baik Pengetahuan Indonesia Balai Konservasi
(Kristianto, 2017) (Kristianto, 2017). Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bedugul,
Kopi mengandung senyawa kimia seperti Bali.
kafein, asam klorogenat, trigonelin, karbohidrat,
lemak, asam amino, asam organik dan aroma Penyiapan simplisia. Biji kopi hijau robusta
volatile (Farhaty & Muchtaridi, 2016). Manfaat disortasi kering, kemudian ditimbang dengan
asam klorogenat bagi kesehatan manusia yaitu timbangan digital, lalu dikeringkan dalam oven
sebagai antioksidan, antivirus, hepatoprotektif, dan pada suhu 40˚C. Ditimbang setiap 24 jam sekali
berperan dalam kegiatan antispasmodik (Farah & hingga mendapatkan bobot penimbangan yang
Donangelo, 2006). Asam klorogenat adalah suatu konstan sebanyak 3 kali penimbangan. Lalu
senyawa yang termasuk ke dalam komponen dihaluskan dengan cara ditumbuk dan
fenolik, mempunyai sifat yang larut dalam air menggunakan blender. Serbuk simplisia
(Farhaty & Muchtaridi, 2016). Biji kopi hijau disimpan dalam wadah topless kaca tertutup rapat
robusta paling banyak mengandung asam dan ditempatkan pada suhu ruangan serta terhindar
klorogenat dibandingkan dengan biji kopi lainnya dari cahaya matahari langsung.
(Farah, 2012). Pada setiap daerah, biji kopi
memberikan nilai kandungan asam klorogenat Pembuatan maserat air biji kopi hijau robusta
yang berbeda (Farhaty & Muchtaridi, 2016). Biji 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan
kopi hijau adalah biji kopi yang tidak melalui digunakan.
proses penyangraian (Farah, 2012). 2. Ditimbang 150 gram serbuk simplisia biji kopi
Ekstrak etanol biji kopi hijau memiliki hijau robusta.
aktivitas antioksidan yang tinggi. Didapatkan hasil 3. Diukur 450 ml volume aquadest.
bahwa ekstrak etanol dari biji kopi hijau memiliki 4. Dimasukkan 150 gram serbuk simplisia biji
kemampuan menangkap radikal bebas DPPH (2,2- kopi hijau robusta ke dalam beaker glass,
difenil-1-pikrilhidrakzil) sebesar 70,4% pada 50 ditambahkan 450 ml aquadest.
µM yang dibandingkan dengan asam askorbat

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


112
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASERAT AIR BIJI KOPI (Coffea canephora) HIJAU PUPUAN DENGAN METODE DPPH

5. Diaduk hingga serbuk simplisia terendam oleh 5. Pembuatan Larutan Baku Kerja DPPH
pelarut, kemudian diletakkan di atas alat Konsentrasi 40 ppm
Elmasonic®. Pembuatan larutan baku kerja DPPH
6. Alat Elmasonic® dihidupkan, kemudian diatur konsentrasi 40 ppm dibuat dengan cara larutan
suhu 40˚C selama 3 menit. Setelah itu diaduk baku DPPH konsentrasi 100 ppm dipipet
selama 5 menit. Hal ini diulangi sebanyak 3 sebanyak 20 ml, dimasukkan ke dalam labu
kali. ukur 50 ml kemudian ditambah etanol 96%
7. Setelah itu disaring menggunakan Mesh 60, 80 sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
dan 100. Hasil saringan difiltrasi kembali 6. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
dengan bantuan Corong Buchner. Larutan Baku DPPH 40 ppm
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Pembuatan filtrat dan endapan maserat air biji Larutan Baku DPPH 40 ppm, dilakukan
kopi hijau robusta. Maserat air biji kopi hijau dengan cara larutan baku DPPH 40 ppm
robusta diendapkan selama 24 jam, kemudian dipipet sebanyak 4 ml dimasukan ke dalam
dipisahkan antara filtrat dan endapan. kuvet, lalu diamati spektrum serapannya pada
panjang gelombang 400-800 nm dengan
Pengujian aktivitas antioksidan. Pengujian filtrat spektrofotometer UV-Vis. Untuk larutan
dan endapan maserat air biji kopi hijau robusta blanko digunakan 4 ml etanol 96%. Dari kurva
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : serapan dapat ditentukan panjang gelombang
1. Pembuatan Larutan Induk filtrat dan endapan maksimum.
maserat air biji kopi hijau robusta konsentrasi 7. Pengukuran Absorbansi DPPH
1000 ppm Pengukuran absorbansi DPPH dilakukan
Larutan induk 1000 ppm dibuat dengan cara dengan cara larutan DPPH 40 ppm dipipet
menimbang 100 mg filtrat dan endapan sebanyak 2 ml, dimasukkan ke dalam tabung
maserat air biji kopi hijau robusta, kemudian reaksi, ditambah 2 ml etanol 96%, divortex dan
masing - masing dilarutkan dengan etanol 96% didiamkan selama 30 menit selanjutnya
sampai tanda batas dalam labu ukur 100 ml, dimasukan ke dalam kuvet, kemudian diamati
dikocok hingga homogen. dengan spektrofotometer UV-Vis
2. Pembuatan Larutan Uji Konsentrasi 100 ppm absorbansinya pada panjang gelombang
Pembuatan larutan uji dengan konsentrasi 100 maksimum.
ppm dibuat dengan cara masing-masing larutan 8. Pengukuran Aktivitas Peredaman Radikal
induk filtrat dan endapan maserat air biji kopi Bebas:
hijau robusta 1000 ppm dipipet sebanyak 5 ml, Pengukuran aktivitas peredaman radikal bebas
kemudian masing-masing dimasukkan ke dilakukan dengan cara larutan DPPH 40 ppm
dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan etanol dipipet sebanyak 2 ml, dimasukan ke dalam
96% sampai tanda batas. Kemudian dikocok tabung reaksi, ditambah 2 ml larutan uji dari
sampai homogen. masing-masing konsentrasi (20; 40; 60; 80;
3. Pembuatan Larutan Uji Konsentrasi 20, 40, dan 100 ppm), divortex dan didiamkan selama
60, dan 80 ppm 30 menit. Setelah itu diamati absorbansinya
Pembuatan larutan uji dengan konsentrasi 20, pada panjang gelombang maksimum dengan
40, 60, dan 80 ppm dibuat dengan cara masing- Spektrofotometer UV-Vis secara bergantian
masing larutan uji filtrat dan endapan maserat pada kelima konsentrasi. Absorbansi masing-
air biji kopi hijau robusta konsentrasi 100 ppm masing dicatat. Kemudian dari absorbansi
dipipet sebanyak 2, 4, 6 dan 8 ml, kemudian tersebut dilakukan perhitungan persentase
masing-masing dimasukkan ke dalam labu peredaman dengan rumus:
ukur 10 ml, ditambahkan etanol 96% sampai
absorbansi DPPH - absorbansi sampel uji
tanda batas. Kemudian dikocok sampai %peredaman= x 100%
absorbansi DPPH
homogen.
4. Pembuatan Larutan Baku Induk DPPH Dari nilai persentase peredaman pada masing-
Konsentrasi 100 ppm masing kosentrasi, selanjutnya dibuat kurva
Pembuatan larutan baku induk DPPH regresi, sehingga didapatkan persamaan y = bx
konsentrasi 100 ppm dibuat dengan cara + a dan akan diperoleh nilai IC50 dengan
ditimbang 10 mg serbuk DPPH, kemudian perhitungan secara regresi linier dimana
dilarutkan dengan etanol 96% dalam labu ukur konsentrasi sampel (ppm) sebagai absis
100 ml sampai tanda batas, dikocok hingga (sumbu x) dan nilai persentase peredaman
homogen. sebagai ordinatnya (sumbu y). Nilai IC50

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


113
NI MADE DHARMA SHANTINI SUENA. Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6(2), 111-117

didapatkan dari perhitungan persen peredaman 30


sebesar 50%. y = 0,176x + 3,815
20 r² = 0,968
Instrumen penelitian
a. Alat 10
Alat yang digunakan dalam penelitian ini 0
antara lain: timbangan digital (AciS BC- 0 50 100 150
6000®), oven (SOV 70B®), Elmasonic®,
loyang, tabung reaksi (Merck), pipet volume Gambar 1. Kurva Regresi Linier Aktivitas
(Merck), labu ukur (Merck), corong Buchner Antioksidan Filtrat Maserat Air Biji Kopi Hijau
(Merck), Spektrofotometer Uv-Vis double Robusta
beam (Shimadzu/UV-1800®), alat-alat gelas
umum yang ada di Laboratorium Terpadu Dari kurva regresi linier tersebut, maka
Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati dapat dihitung nilai IC50 dari filtrat maserat air biji
Denpasar. kopi hijau robusta yaitu, sebagai berikut:
b. Bahan Perhitungan Nilai IC50:
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
antara lain biji kopi hijau robusta, aquadest, 𝑦 = 0,176𝑥 + 3,815
serbuk DPPH (Sigma Aldrich®), etanol 96% 50 = 0,176𝑥 + 3,815
50 − 3,815
(Merck). 𝑥=
0,176
𝑥 = 262,41 𝑝𝑝𝑚
HASIL PENELITIAN Jadi, nilai IC50 filtrat maserat air biji kopi
hijau robusta adalah 262,41 ppm. Dari nilai IC50
Hasil Uji Determinasi yang diperoleh menunjukkan bahwa filtrat maserat
Pada penelitian ini digunakan tanaman
air biji kopi hijau robusta memiliki aktivitas
kopi hijau robusta (Coffea canephora Pierre ex
antioksidan yang lemah.
A.Froehner) yang dideterminasi dalam keadaan
utuh dan segar. Identifikasi taksonomi tumbuhan
Aktivitas Antioksidan Endapan Maserat Air
dilakukan di LIPI Balai Konservasi Tumbuhan Biji Kopi Hijau Robusta
Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Tanaman kopi
hijau robusta termasuk dalam Famili Rubiaceae. Tabel 2. Aktivitas Antioksidan Endapan Maserat
Air Biji Kopi Hijau Robusta
Hasil Penentuan Panjang Gelombang Konsentrasi Persamaan
Absorbansi Absorbansi Peredaman
Maksimum DPPH sampel
Kontrol sampel (%)
Regresi
Hasil penentuan panjang gelombang (ppm) Linier

maksimum DPPH dengan larutan DPPH 40 ppm 20 0,444 9,76 y=


yang diukur serapannya pada panjang gelombang 60 0,421 14,43 0,178x +
0,492
80 0,395 19,72 6,493
400-800 nm adalah 518 nm. r2 = 0,982
100 0,369 25
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
Aktivitas Antioksidan Filtrat Maserat Air Biji
Kopi Hijau Robusta 30
y = 0,178x + 6,493
Tabel 1. Aktivitas Antioksidan Filtrat Maserat Air
20 r² = 0,982
Biji Kopi Hijau Robusta
Konsentrasi Absorba Absorba Persamaan
Peredam
sampel nsi nsi
an (%)
Regresi 10
(ppm) Kontrol sampel Linier
20 0,468 6,59 0
y = 0,176x +
60 0,421 15,97
80
0,501
0,412 17,76
3,815 0 50 100 150
r2 = 0,968
100 0,397 20,76
Gambar 2. Kurva Regresi Linier Aktivitas
Antioksidan Endapan Maserat Air Biji Kopi Hijau
Robusta

Dari kurva regresi linier tersebut, maka


dapat dihitung nilai IC50 dari endapan maserat biji
kopi hijau robusta yaitu, sebagai berikut:

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


114
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASERAT AIR BIJI KOPI (Coffea canephora) HIJAU PUPUAN DENGAN METODE DPPH

Perhitungan Nilai IC50: Hasil penentuan panjang gelombang


𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎 maksimum DPPH dengan larutan DPPH 40 ppm
𝑦 = 0,178𝑥 + 6,493 yang diukur serapannya pada panjang gelombang
50 = 0,178𝑥 + 6,493 400-800 nm adalah 518 nm. Panjang gelombang
50 − 6,493 maksimum ini memberikan serapan paling
𝑥= maksimal dari larutan uji dan memberikan
0,178
𝑥 = 244,42 𝑝𝑝𝑚 kepekaan paling besar (Rizkayanti et al., 2017).
Hasil aktivitas antioksidan dari filtrat dan
Jadi, nilai IC50 endapan maserat air biji endapan maserat air biji kopi hijau robusta dengan
kopi hijau robusta adalah 244,42 ppm. Dari nilai seri konsentrasi dapat ditunjukan pada Tabel 1 dan
IC50 yang diperoleh menunjukkan bahwa endapan Tabel 2. Pada tabel tersebut menunjukkan adanya
maserat air biji kopi hijau robusta memiliki peningkatan aktivitas antioksidan berdasarkan
aktivitas antioksidan sedang. konsentrasi larutan sampel. Hubungan antara
konsentrasi dengan peningkatan aktivitas
antioksidan dapat dilihat dari kurva regresi linier y
PEMBAHASAN = 0,176x + 3,815 dengan koefisien korelasi (r2)
sebesar 0,968 (filtrat) dan y = 0,178x + 6,493
Pengujian aktivitas antioksidan pada filtrat dengan koefisien korelasi (r2) sebesar 0,982
dan endapan dari maserat air biji kopi hijau robusta (endapan). Hasil ini menunjukkan bahwa metode
dilakukan dengan metode pengujian menggunakan untuk penentuan aktivitas antioksidan sangat baik
2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Metode uji untuk digunakan sesuai dengan yang disampaikan
antioksidan menggunakan DPPH adalah salah satu Harmita (2004) bahwa jika grafik hasil perhitungan
metode uji kuantitatif untuk menentukan daya memiliki nilai r mendekati 1 atau sama dengan 1,
aktivitas biji kopi hijau robusta sebagai maka data hasil penelitian yang diperoleh sangat
antioksidan. Metode DPPH ini dipilih karena baik.
merupakan metode yang sederhana, mudah, cepat Nilai IC50 filtrat dan endapan maserat air
dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel biji kopi hijau robusta yang diperoleh dari kurva
untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa regresi linier berturut-turut adalah 262,41 ppm dan
bahan alam (Molyneux P, 2004). 244,42 ppm. Filtrat maserat air tergolong memiliki
Prinsip pengukuran aktivitas antioksidan aktivitas antioksidan yang lemah dan endapan
secara kuantitatif menggunakan metode DPPH ini maserat air tergolong memiliki aktivitas
adalah adanya perubahan intensitas warna ungu antioksidan yang sedang. Hal ini diduga karena
DPPH yang sebanding dengan konsentrasi larutan endapan maserat air mengandung senyawa yang
DPPH tersebut. Radikal bebas DPPH yang bertanggungjawab pada aktivitas antioksidan
memiliki elektron tidak berpasangan akan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan
memberikan warna ungu. Warna akan berubah dengan senyawa yang terkandung dalam filtrat
menjadi kuning saat elektronnya berpasangan. maserat air. Sehingga, endapan maserat air biji
Perubahan intensitas warna ungu ini terjadi karena kopi hijau robusta memiliki aktivitas antioksidan
adanya peredaman radikal bebas yang dihasilkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan filtrat
oleh bereaksinya molekul DPPH dengan atom maserat air biji kopi hijau robusta.
hidrogen yang dilepaskan oleh molekul senyawa Fenol merupakan salah satu senyawa yang
sampel sehingga terbentuk senyawa difenil pikril berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa fenol
hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan meliputi flavonoid (turunan inti flavan), cincin
warna DPPH dari ungu ke kuning (Rizkayanti et kroman (tokoferol) dan lignan. Fenol juga dapat
al., 2017). diklasifikasikan ke dalam komponen yang tidak
Perubahan warna ini akan memberikan larut seperti lignin dan komponen yang larut seperti
perubahan absorbansi pada panjang gelombang asam fenolik, phenylpropanoids, flavonoid dan
maksimum DPPH menggunakan spektrofotometer kuinon. Asam fenolik terdiri dari asam klorogenat,
UV-Vis sehingga akan diketahui nilai aktivitas asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam vanilat
peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan (Silalahi, 2006). Senyawa flavonoid secara in vitro
nilai IC50 (Inhibitory concentration). Nilai IC50 telah terbukti mempunyai efek biologis yang
didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi sangat kuat, salah satunya yaitu sebagai
senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas antioksidan (Winarsi, 2005). Flavonoid merupakan
sebanyak 50% (Molyneux P, 2004). Semakin kecil senyawa yang larut dalam air (Harborne, 1987).
nilai IC50 maka semakin tinggi aktivitas Rendahnya aktivitas antioksidan dari maserat air
antioksidan suatu bahan(Martiningsih et al., 2016). biji kopi hijau robusta diduga karena tidak
dilakukan remaserasi untuk memaksimalkan

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


115
NI MADE DHARMA SHANTINI SUENA. Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6(2), 111-117

proses penyarian agar memperoleh lebih banyak FLAVONOID SIMPLISIA DAUN


senyawa fenolik dan tidak dilakukan penguapan SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens
pelarut untuk mendapatkan ekstrak kental atau (Lour.) Merr.).
pekat. Pemekatan ini berfungsi untuk
meningkatkan jumlah senyawa terlarut dengan Almoosawi, S., Tsang, C., Davidson, I., Fyfe, L., &
penguapan pelarut tanpa membuat sampel menjadi Al-Dujaili, E. A. S. (2010). The effect of
kering (Depkes, 2000). green-coffee-bean extract rich in chlorogenic
Rendahnya aktivitas antioksidan ini acid on antioxidant status of healthy human
diduga karena adanya senyawa lain dengan volunteers. Proceedings of the Nutrition
kemampuan mereduksi radikal bebas DPPH, yang Society, 69(OCE1), E30.
tidak larut dalam air. Senyawa tersebut yaitu kafein https://doi.org/10.1017/S0029665109992187
dan trigonelline yang merupakan senyawa alkaloid
yang larut dalam pelarut non polar (Aziz et al., Aziz, T., Ratih, C. K. N., & Asima, F. (2009).
2009; Erviana et al., 2016; Farah, 2012). Dalam Pengaruh Pelarut Heksana dan Etanol,
penelitian ini, digunakan pelarut air yang hanya Volume Pelarut, dan Waktu Ekstraksi
mampu melarutkan senyawa fenolik seperti Terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Kopi.
flavonoid dan asam klorogenat yang bersifat polar Jurnal Teknik Kimia, 16(1), 1–8.
(Rohman et al., 2006). Sehingga maserat air biji
kopi hijau robusta memiliki aktivitas antioksidan Depkes, R. I. (2000). Parameter Standar Umum
yang rendah. Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen
Waktu panen juga mempengaruhi aktivitas Kesehatan Republik Indonesia.
antioksidan biji kopi hijau robusta. Dalam
penelitian ini, biji kopi hijau robusta dipanen pada Erviana, L., Malik, A., & Najib, A. (2016). UJI
siang hari. Seharusnya, pemanenan dilakukan pada AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS
pagi hari untuk memperoleh kandungan metabolit EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI
sekunder yang maksimal. Sebab, jika dilakukan (Ocimum basilicum L.) DENGAN
pada siang hari metabolit sekunder yang berperan MENGGUNAKAN METODE DPPH.
sebagai antioksidan akan berkurang ketika sudah Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(2), 164–
terpapar sinar UV dari matahari (Nganggu, 2016). 168. https://doi.org/10.33096/jffi.v3i2.217
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan
pembentukan senyawa aktif di dalam bagian Farah, A. (2012). Coffee constituents in Coffee:
tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang Emerging Health Effect and Disease
tepat pada saat bagian tanaman tersebut revention. In Blacwell Publishing Ltd.
mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang Blacwell Publishing Ltd.
terbesar (Afandi & Hertiani, 2015). Asam https://www.ift.org/~/media/Knowledge
klorogenat yang terkandung dalam biji kopi hijau Center/Publications/Books/Samples/IFTPres
juga rentan terhadap panas, oksigen, cahaya, dan sBook_Coffee_PreviewChapter.pdf
kelembapan, karena adanya ikatan tak jenuh dalam
molekulnya (Rosliuk et al., 2020) yang Farah, A., & Donangelo, C. M. (2006). Phenolic
kemungkinan menjadi penyebab dari rendahnya compounds in coffee. Brazilian Journal of
aktivitas antioksidan dari maserat biji kopi hijau Plant Physiology, 18(1), 23–36.
ini. https://doi.org/10.1590/S1677-
04202006000100003

SIMPULAN Farhaty, N., & Muchtaridi. (2016). Tinjauan Kimia


Dan Aspek Farmakologi Senyawa Asam
Klorogenat Pada Biji Kopi : Review.
Dari hasil uji aktivitas antioksidan dengan
Farmaka, 14(1), 214–227.
metode DPPH maka dapat disimpulkan bahwa
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/vie
maserat air biji kopi hijau robusta di daerah Pupuan
memiliki aktivitas antioksidan. w/10769

Hani, R. C., & Milanda, T. (2016). Review:


Manfaat Antioksidan Pada Tanaman Buah di
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Farmaka, 14(1), 184–190.
https://doi.org/https://doi.org/10.24198/jf.v1
Afandi, K., & Hertiani, T. (2015). PENGARUH
4i1.10735.g5134
LINGKUNGAN TUMBUH DAN MATURASI
DAUN TERHADAP KADAR FENOLIK DAN
Harborne, J. B. (1987). Phytochemical Methods

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


116
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASERAT AIR BIJI KOPI (Coffea canephora) HIJAU PUPUAN DENGAN METODE DPPH

Guides in Modern Ways to Analyze Plants. Rizkayanti, Diah, A. W. M., & Jura, M. R. (2017).
Institut Teknologi Bandung. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera
Harmita, H. (2004). PETUNJUK LAM). Jurnal Akademika Kimia, 6(2), 125–
PELAKSANAAN VALIDASI METODE 131.
DAN CARA PERHITUNGANNYA. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JA
Majalah Ilmu Kefarmasian, 1(3), 117–135. K/article/view/9244
https://doi.org/10.7454/psr.v1i3.3375
Rohman, A., Riyanto, S., & Utari, D. (2006).
Kristianto, F. (2017, December). Kopi Robusta Antioxidant activities, total phenolic and
Pupuan Asal Bali Siap Mendunia. flavonoid contents of ethyl acetate extract of
Bisnis.Com. Mengkudu (Morinda citrifolia, L) fruit and its
https://bali.bisnis.com/read/20171206/538/7 fractions. Majalah Farmasi Indonesia, 17(3),
71902/kopi-robusta-pupuan-asal-bali-siap- 136–142.
mendunia
Rosliuk, D., Rutkaite, R., Ivanauskas, L., &
Martiningsih, N. W., Widana, G. A. B., & Jakstas, V. (2020). Interaction between cross-
Kristiyanti, P. L. P. (2016). SKRINING linked cationic starch microgranules and
FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS chlorogenic acid isomers in artichoke and
ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL green coffee bean aqueous extracts. Journal
DAUN MATOA (Pometia pinnata) of Chromatography B: Analytical
DENGAN METODE DPPH. In Prosiding Technologies in the Biomedical and Life
Seminar Nasional MIPA (Vol. 0, Issue 0). Sciences, 1160(September), 122385.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/se https://doi.org/10.1016/j.jchromb.2020.1223
mnasmipa/article/view/10220 85

Molyneux P. (2004). The use of the stable free Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Kanisius.
radical diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for
estimating anti-oxidant activity. Winarsi, H. (2005). Antioksidan alami dan radikal.
Songklanakarin Journal of Science and Kanisius.
Technology, 26(May), 211–219.
https://doaj.org/article/56a4ffb8551d457490 Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., & Sihotang, H. (2008).
8eb4ed8a264e44 Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid
dari Daun Katuk (Sauropus androgunus (L)
Nganggu, Y. P. H. (2016). Uji aktivitas antioksidan Merr.). Jurnal Biologi Sumatera, 3(1), 7–10.
dan menggunakan metode radikal DPPH (1,1 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/1
Difenil 2-Pikrilhidrazil) dan penetapan kadar 23456789/17562/bio-jan2008-3
fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol (5).pdf;jsessionid=CA3AA0BDBDDB0B47
daun benalu scurrula ferruginea (Jack) 7081C5E4619B82A7?sequence=1
danser pada tanaman tabebuia aurea
(Manso) Benth. and Hook. f. Ex S. Moore.

Jurnal Ilmiah Medicamento•Vol.6 No.2•2020•ISSN-e: 2356-4814


117

Anda mungkin juga menyukai