PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui karakteristik fisiokimia tablet effervescent Cs.
2) Mengetahui respon panelis terhadap tablet effervescent Cs (cascara
secang).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1) Memicu perkembangan kreatifitas yang dapat menghasilkan inovasi-
inovasi baru dalam mengembangkan suatu gagasan.
2.1 Cascara
Cascara, yang berarti "kulit" dalam bahasa Spanyol, adalah kulit kering
dari buah kopi. Kulit dan pulp dari buah kopi ini dikumpulkan setelah biji kopi
dikeluarkan dari ceri atau buah kopinya. Cascara mengandung antioksidan
mencapai delapan kali lebih banyak dari blueberry. KonaRed, sebuah perusahaan
yang berbasis di Hawaii mengembangkan serangkaian produk jus kaya
antioksidan berdasarkan manfaat kesehatan kulit dan pulp dari buah kopi lokal.
KonaRed melakukan pengujian di Brunswick Laboratories untuk mengidentifikasi
kandungan senyawa antioksidan dalam buah kopi dengan berfokus pada Oxygen
Radical Absorbance Capacity (ORAC) atau kapasitas penyerapan radikal oksigen
tingkat tinggi pada pengujian produknya. Menurut sebuah studi yang dilakukan
oleh KonaRed yang dilakukan oleh Brunswick Laboratories, KonaRed menerima
total skor 501.04 per gram, atau sekitar 7.900 unit ORAC per porsi. Jumlah
tersebut lebih tinggi dari acai, delima dan bahkan blueberry. Menurut National
Institutes of Health di Baltimore, orang dewasa harus mendapatkan sekitar 10
sampai 12.000 unit ORAC per hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
kandungan antioksidan dalam cascara memiliki beberapa manfaat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh, diantaranya dapat menangkal radikal bebas, melindungi
lambung, mencegah tumbuhnya sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh serta
baik untuk kecantikan kulit (Putri, 2017).
2.2 Secang
Secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tumbuhan herbal yang
tumbuh alami pada hutan-hutan sekunder. Ekstrak kayu secang berkhasiat untuk
mengobati diare, sifilis, darah kotor, berak darah, malaria, dan tumor (Anariawati,
2009). Selanjutnya dapat digunakan sebagai penawar racun, pengobatan sesudah
persalinan, katarak, maag, masuk angin, dan kelelahan (Rahmawati, 2011).
Secang mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid, mempunyai
aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas (Panovska et al., 2005 dalam
Rahmawati, 2011). Salah satu senyawa flavonoid yang paling mendominasi dalam
kayu secang adalah brazilein, yaitu senyawa yang menyebabkan pigmen merah
pada ekstrak kayu secang. Menurut Lim et al. (1997) dan Bae et al. (2005),
pigmen brazilein inilah yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Sejumlah penelitian mengenai kandungan dalam kayu secang telah
dilakukan seperti uji fitokimia yang dilakukan oleh Sarumathy et al. (2011) yang
membuktikan bahwa kayu secang mengandung berbagai komponen biokimia,
antara lain senyawa brazilin, brazilein, protosappanin, flavonoid, alkaloid, dan
senyawa fenol yang mampu berperan sebagai zat antioksidan yang mampu
menurunkan kadar MDA plasma darah. Hasil penelitian ini ternyata memperkuat
penelitian Sarumathy et al. (2011) bahwa pemberian Caesalpinia sappan dapat
menurunkan kadar malondialdehid (MDA) yang berarti menurunkan kadar lipid
peroksidasi pada tikus yang mengalami kerusakan hati (diinduksi acetaminophen).
Penelitian lain mengenai kandungan antioksidan pada kayu secang juga
dilakukan oleh Utari et al. (2017) yang menggunakan metode pengeringan dengan
kelembaban rendah, nilai IC50 pada sampel kayu secang hasil pengeringan berada
pada range 16-18 ppm. Jenis antioksidan yang ada pada sampel hasil pengeringan
tergolong sebagai antioksidan sangat kuat. Apabila dibandingkan dengan
antioksidan sintetis, BHT maka aktifitas antioksidan pada ekstrak kayu secang
setelah pengeringan masih lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak kayu
secang kaya akan antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai penangkal
radikal bebas.
2.3 Antioksidan
Antioksidan adalah salah satu zat yang memperkecil bahaya dari radikal
bebas dengan cara mengganggu produksi radikal bebas atau membantu inaktivasi
radikal bebas saat terbentuk (Webb, 2007). Berdasarkan sumbernya, antioksidan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik.
Antioksidan alami merupakan senyawa antioksidan yang terdapat secara alami
dalam tubuh sebagai mekanisme pertahanan tubuh normal maupun berasal dari
asupan luar tubuh. Antioksidan alami selain dapat melindungi tubuh dari serangan
radikal bebas juga mampu memperlambat terjadinya penyakit kronik yang
disebabkan penurunan spesies oksigen reaktif (ROS) terutama radikal hidroksil
dan radikal superoksida. Sedangkan antioksidan sintetik merupakan senyawa yang
disintesis secara kimia. Selain digunakan sebagai penangkal radikal bebas,
antioksidan digunakan juga dalam makanan untuk mengontrol oksidasi lipid.
Menurut Ahli Biokimia Nutrisi dengan Supplement Watch dan penulis
Dr.Shawn Talbott, secara umum antioksidan diperlukan untuk menyeimbangkan
efek "oksidan" yang merupakan molekul oksigen yang sangat reaktif yang dapat
berinteraksi dan menyebabkan kerusakan pada sel dan struktur sel seperti
membran, mitokondria, dan DNA. Antioksidan berfungsi sebagai lapisan
perlindungan seluler antara oksidan dan struktur sel yang halus di semua jaringan
manusia, sehingga antioksidan dapat “mencegah” (atau "memadamkan") sifat
oksidatif oksidan yang merusak.
2.5 Effervescent
Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Serbuk effervescent disukai
karena mempunyai warna, bau dan rasa yang menarik. Selain itu jika dibanding
dengan minuman serbuk biasa, serbuk effervescent memiliki keunggulan pada
kemampuan untuk menghasilkan gas karbon dioksida yang memberikan efek
sparkle (rasa segar seperti pada air soda). Gas karbondioksida tersebut berasal dari
reaksi antara senyawa asam dan senyawa karbonat. Permana, et al (2012)
menyatakan adanya gas tersebut akan menutupi rasa pahit serta mempermudah
proses pelarutannya tanpa melibatkan pengadukan secara manual.
Sumber asam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kombinasi asam
sitrat dan asam tartrat. Hal ini disebabkan karena garam-garam effervescent
biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dari pada hanya
satu macam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan
kesukaran. Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan
akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Sedangkan asam
sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel,
1989).
Sumber basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat yang berpengaruh
untuk menimbulkan gas CO2 bila direaksikan dengan asam. Natrium bikarbonat
merupakan bagian terbesar sumber karbonat dengan kelarutan yang sangat besar
dalam air, free flowing, dan non higroskopis. Menurut Ansel (1989), untuk
menghasilkan reaksi effervescent membutuhkan tiga molekul natrium bikarbonat
untuk menetralisir satu molekul asam sitrat dan dua molekul natrium bikarbonat
untuk menetralisir satu molekul asam tartrat.
BAB III
METODE PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA