Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMANFAATAN LIMBAH

KULIT BUAH NAGA MENJADI MINUMAN


HERBAL

Disususn oleh :

SHERIN GRATIA ARVENIA LATONGKI


210311050004
DOSEN PENGAMPU: Ir. JENNY EMMA AGUSTIN KANDOU MS

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Pemanfaatan Limbah
Kulit Buah Gaga Menjadi Teh Herbal”. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teknologi Pengolahan Limbah Industri Pangan, Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ‘’TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PANGAN’’ bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang
disebabkan oleh keterbatasan data dan kemampuan menulis saya yang masih dalam tahap
belajar. Untuk itu kami sangat menghargai setiap saran dan kritik untuk perbaikan dan
pengembangan makalah ini.

Manado, 22 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3.Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1.Buah Naga.................................................................................................... 6
2.2.Kulit Buah Naga .......................................................................................... 7
2.3.Teh Herbal ................................................................................................... 7
2.4.Manfaat Teh Herbal Kulit Buah Naga ......................................................... 7
2.5.Kandungan Nutrisi Pada Daging Dan Kulit Buah Naga Merah .................. 8
2.6.METODIOLOGI ......................................................................................... 9
2.6.1.PROSEDUR KERJA ............................................................................. 9
BAB III................................................................................................................ 12
PENUTUP ........................................................................................................... 12
KESIMPULAN ................................................................................................ 12
Daftar pustaka: .................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tanaman buah naga merupakan salah satu kaktus yang memiliki buah dan bunga. Salah
satu buah naga yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) (Departemen Pertanian,2009). Buah naga memiliki rasa yang enak
dan sehat untuk dikonsumsi. Menurut Zainoldin dan Baba (2012), buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) memiliki kandungan lycopene yang merupakan antioksidan alami dan
dikenal untuk melawan kanker, penyakit jantung, dan merendahkan tekanan darah.

Limbah kulit buah naga merah masih sangat jarang dimanfaatkan. Padahal, kulit buah naga
masih mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi. Senyawa antioksidan mampu
melawan oksidasi dalam tubuh. Pemanfaatannya yang dapat dilakukan pada kulit buah naga
salah satunya adalah dengan mengekstraknya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar beragam pangan fungsional yang akan bermanfaat bagi kesehatan. Namun pemanfaatan
dengan cara mengekstraksi lebih sulit dilakukan karena banyak mengunakan peralatan dan
pelaksanaannya membutuhkan ketelitian yang tinggi. Pemanfaatan kulit buah naga merah yang
paling mudah dilakukan adalah dengan cara di olah menjadi teh. Teh pada umumnya adalah
serbuk yang berasal dari daun tumbuhan yang diolah dengan cara dikering. Kebanyakan teh
memang berasal dari tanaman teh tetapi ada juga daun yang diolah menjadi teh bukan berasal
dari tanaman teh (Camellia sinensis) tetapi tanaman lain misalnya dari daun jambu biji.
Pengolahan teh pada prinsipnya adalah mengeringkan bagian (lembaran) dari tanaman baik
berupa daun maupun kulit dengan tujuan mengurangi kadar air pada bagian bahan yang
dikeringkan (Ghani, 2002).

Menurut Wu dkk., (2006) keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya polifenol dan merupakan
sumber antioksidan. Selain itu aktivitas antioksidan pada kulit buah naga lebih besar
dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, sehingga berpotensi untuk
dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nurliyana dkk., (2010). kulit buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan
lebih besar dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, dalam 1 mg/ml kulit buah
naga merah mampu menghambat 83,48±1,02% radikal bebas, sedangkan pada daging buah
naga hanya mampu menghambat radikal bebas sebesar 27,45±5,03 %.
1.2.Rumusan Masalah
1. Cara pengolahan limbah kulit buah naga menjadi produk yang bermanfaat?
2. Apakah kandungan dari kulit buah naga akan mengalami perubahaan saat di olah
menjadi teh herbal ?

1.3.Tujuan
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada para pembaca tentang
penolahan limbah dari kulit bauh naga menjadi suatu produk yang bermanfaat, serta informasi
mengenai tahapan dalam pembuatan teh dari kulit buah naga merah. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan sebagai bahan literatur untuk peneliti berikutnya yang relevan dengan penelitian
yang berhubungan tentang teh kulit buah naga merah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Buah Naga
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang lebih banyak dikembangkan di Cina
dan Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah
keunguan. Tanaman buah naga merupakan salah satu kaktus yang memiliki buah dan bunga.
Salah satu buah naga yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) (Departemen Pertanian, 2009). Buah naga merupakan tumbuhan
yang berasal dari daerah beriklim tropis kering. Pertumbuhan buah naga dipengaruhi oleh suhu,
kelembaban udara, keadaan tanah dan curah hujan (Kristanto, 2008).

Buah naga diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)


Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Species : Hylocereus polyrhizus ( daging merah)
Buah naga merah merupakan salah satu buah yang memiliki kulit bersisik dan tebal menyerupai
kulit naga, berwarna merah mencolok dan rasanya segar dapat dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pada olahan makanan dan minuman. Rasa buah lebih manis dibanding Hylocereus
undatus, dengan kadar kemanisan mencapai 13-15 % Briks. Hylocereus polyrhizus tergolong
jenis yanaman yang cenderung berbunga sepanjang tahun. Sayangnya tingkat keberhasilan
bunga menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya
tergolong rendah dan rata-rata berat buahnya hanya sekitar 400 gram (Kristanto, 2008) Kulit
dari buah naga merah juga dapat dijadikan sebagai bahan olahan tambahan suatu produk
pangan. Kulit dari buah naga kaya akan antioksidan dan juga mengandung betasianin yang
tinggi. Kulit buah naga yang mengandung betasianin dapat dimanfaatkan sebagai pewarna
alami dan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan nilai gizi produk (Analianasari, 2016).
Buah naga memiliki rasa yang enak dan sehat untuk dikonsumsi. Menurut Zainoldin dan Baba
(2012), buah naga merah (Hylocereus polyrhizus L) memiliki kandungan lycopene yang
merupakan 6 antioksidan alami dan dikenal untuk melawan kanker, penyakit jantung, dan
merendahkan tekanan darah.

2.2.Kulit Buah Naga


Potensi kulit buah naga merah sebagai obat masih belum termanfaatkan dengan
optimal. Selain kulit buah naga dapat bermanfaat dalam produksi pangan maupun industri
seperti pewarna alami pada makanan dan minuman. Dalam industri, kulit buah naga dapat
dijadikan bahan dasar pembuatan kosmetik. Maka perlu pengolahan lebih lanjut agar kulit buah
naga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dalam bidang farmakologi kulit buah naga juga
dapat dijadikan sebagai obat herbal alami yang dapat bermanfaat sebagai antioksidan.
Sedangkan kulit buah naga kering dapat dimanfaatkan untuk membuat teh. Bentuk produk teh
kulit buah naga merah hampir sama dengan teh biasa, begitu juga dengan cara penyeduhannya.
Kulit buah naga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pewarna maupun obat. Kandungan kimia
kulit buah naga diantaranya flavonoid, vitamin A, C, E, dan polifenol, (Ilham Noor M dkk.,
2016.)

2.3.Teh Herbal
Herbal tea atau teh herbal merupakan salah satu produk minuman campuran teh dan
tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau
sebagai minuman penyegar tubuh (Hambali dkk, 2005). Teh herbal mengandung zat
antioksidan yang dikenal dengan sebutan polifenol, yang berperan penting dalam pencegahan
berbagai macam penyakit. Polifenol mempunyai kemampuan menetralisir radikal bebas, suatu
produk sampingan dari proses kimiawi dalam tubuh yang mengganggu (Lubnan, 2004).

2.4.Manfaat Teh Herbal Kulit Buah Naga


Teh dari kulit buah naga dipercaya mampu menghambat pertumbuhan tumor dan
kanker. Buah naga atau dragon fruit mempunyai kandungan zat bioaktif yang bermanfaat bagi
tubuh di antaranya antioksidan (dalam asam askorbat, betakaroten, dan antosianin), serta
mengandung serat pangan dalam bentuk pektin. Selain itu, dalam buah naga terkandung
beberapa mineral seperti kalsium, phosfor, besi, dan lain-lain. Vitamin yang terdapat di dalam
buah naga antara lain vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan vitamin C. Dengan demikian,
baik kulit dan buah dapat bermanfaat terutama dalam makanan atau minuman. Zat antioksidan
yang terdapat pada teh kulit buah naga mampu menghilangkan, membersihkan dan
menghambat pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen reaktif. Penggunaan
senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring dengan semakin besarnya
pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung, arteriosklerosis, kanker, tumor serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini
berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor (penghambat) reaksi
oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit di atas.
Efek samping setelah meminum teh kulit buah naga ini adalah mudah buang air kecil.

Dalam pembuatan teh kulit buah naga diperlukan penambahan flavoring agent untuk
menutupi flavor langu pada kulit buah naga. Flavoring agent yang ditambahkan adalah lemon
dan madu. Penambahan ekstrak flavor lemon dan madu ini diharapkan akan meningkatkan
flavor alami produk Teh kulit buah naga. Selain itu teh herbal dari campuran kulit buah naga
merah, lemon serta madu merupakan salah satu bentuk diversifikasi produk untuk
mengoptimalkan pemanfaatan limbah.

2.5.Kandungan Nutrisi Pada Daging Dan Kulit Buah Naga Merah

Nutisi pada daging


➢ Vitamin C (mg) 9,4
➢ Karbohidrat (g) 11,5 ➢ Niasin (mg) 1,297-1,300
➢ Serat (g) 0,71 ➢ Fenol (mg/g) 561,76/100
➢ Kalsium (mg) 8,6
Nutrisis Kulit Buah
➢ Fosfor (mg) 9,4
➢ Magnesium (mg) 60,4 ➢ Fenol (mg/g) 1.049,18/100
➢ Betakaroten (mg) 0,005 ➢ Flavonoid (mg/g) 1.310,10/100
➢ Vitamin B1 (mg) 0,28 ➢ Antosianin (mg/g) 186,90/100
➢ Vitamin B2(mg) 0,043
Kulit buah naga memiliki kandungan antioksidan, vitamin C dan polyphenol yang tinggi.
Kulit buah naga sebagai antibakteri dibuktikan oleh hasil penelitian Saneto (2012)
menunjukkan bahwa kandungan air kulit buah naga merah dapat mencegah pertumbuhan
mikroba. Hylocereus polyrhizus juga kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan flavonoid,
yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik untuk mencegah kehilangan
kelembaban pada kulit (Simanjuntak, 2014).

Buah naga bukan hanya dagingnya yang bermanfaat, kulitnya juga memiliki potensi
sebagai bahan obat karena memiliki kandungan sianidin 3-ramnosil glukosida 5-glukosida,
flavonoid, thiamin, niacin, pyridoxine, kobalamin, fenolik, polifenol, karoten, phytoalbumin,
dan betalain (Saati, 2009; Woo dkk., 2011). Manfaat kulit buah naga sudah dibuktikan oleh
beberapa ahli dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Berdasarkan penelitian Nuruliyana,
et al., (2010) menyatakan kandungan total fenol dalam kulit dan daging buah naga merah yaitu
sebesar 1049,18 mgGAE/100g dan 561,76 mgGAE/100g sedangkan total flavonoid sebesar
1310,10 mg CE/100g pada kulit dan 220,28 CE/100g pada daging buah. Kulit buah naga bisa
dimanfaatkan untuk dijadikan pewarna maupun obat. Kandungan kimia kulit buah naga
diantaranya flavonoid, vitamin A, C, E, dan polifenol, Ilham Noor M dkk., 2016.

2.6.METODIOLOGI
Alat : Bahan :

• Wadah • Kulit buah naga


• Pisau • lemon
• Talenan • madu
• Wajan • air secukupnya
• Sarung tangan

2.6.1.PROSEDUR KERJA
Proses pembuatan herbal kering meliputi pencucian, pengirisan, pengeringan,
pengecilan ukuran, dan pengemasan. Kondisi proses tersebut harus diperhatikan untuk
menghindari hilangnya zat-zat penting yang berkhasiat dari bahan segar, dan berikut tabel
syarat teh kering sesuai standar SNI. Menurut Muchtadi dan Sugiono (2013), teknik
pengeringan yang dilakukan dapat berupa sun drying (dibawah sinar matahari), oven drying
(mengunakan oven), dan teknik pengeringan yang lainnya.
Proses pembuatan teh kulit buah naga merah melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pemilihan Bahan Baku


Kulit buah naga merah yang dipilih adalah buah naga yang sudah matang. Begitu pula
dengan jahe dan madu. Pemilihan bahan baku/sortasi sangat perlu diperhatikan untuk
menghasilkan teh kulit buah naga yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
manual untuk memisahkan bahan baku yang baik, cacat atau busuk.
2. Pengupasan
Pengupasan jahe, buah naga dari kulitnya bertujuan untuk memisahkan bahan yang
layak diolah dengan bahan yang tidak layak untuk diolah.
3. Pencucian
Pencucian menggunakan air yang mengalir betujuan akan mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan sejenis malam (lilin) yang melapisi kulit pada beberapa
jenis hasil pertanian seperi buah-buahan, untuk menghilangkan kotoran yang melekat
pada bahan yang dapat menunjukkan adanya populasi mikroorganisme, untuk
menghilangkan adanya sisa-sisa insektisida.
4. Perajangan
Kulit buah naga merah dan jahe yang telah dibersihkan dipotong-potong/dirajang
dengan pisau berbahan stainless steel yang tajam agar menghasilkan potongan yang
seragam untuk memudahkan pengambilan ekstrak teh pada saat diseduh. Ukuran
pemotongan kulit buah naga merah dan kulit jeruk lemon tidak boleh terlalu besar
ataupun terlalu tipis karena akan berpengaruh pada saat proses pengeringan. Perajangan
berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan.
5. Pengeringan
Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari
bahan pangan sehingga daya simpan menjadi lebih lama. Metode pengeringan yang
digunakan dalam pembuatan teh herbal ini menggunakan sinar matahari selama 2-3
hari.
6. Perebusan bahan baku
Setelah kulit buah naga dipastikan kering, langkah selanjutnya rebuslah kulit buah naga
selama 10 menit dalam wajan dengan air secukupnya. Setelah air rebusan mendidih ,
matikan kompor dan tuanglah digelas. Lalu tambahkan 2 sdt madu.
Minuman sehat teh dari kulit buah naga siap untuk diminum.
Kulit buah naga merah yang akan dijadikan teh harus melalui proses pengeringan.
Pengeringan ini juga bertujuan untuk menurunkan sebagian kadar air dari suatu bahan pangan
sampai ketingkat yang diinginkan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang terkandung
dalam bahan pangan dengan menggunakan energi panas sehingga dapat dihilangkan aktivitas
enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif. Selain itu, pengeringan juga
dapat diartikan sebagai cara pengawetan sehingga dapat memperpanjang masa simpannya.
Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari dan alat pengering. Suhu
pengeringan herbal yang baik adalah berkisar antara 30°C sampai 90°C tetapi suhu terbaik
untuk pengeringan sebaiknya tidak melebihi 60°C (Departemen Kesehatan RI, 1995).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Limbah kulit buah naga merah masih sangat jarang dimanfaatkan. Padahal, kulit buah
naga masih mengandung senyawa antioksidan yang cukup tinggi. Senyawa antioksidan mampu
melawan oksidasi dalam tubuh. Kulit buah naga memiliki kandungan antioksidan, vitamin C
dan polyphenol yang tinggi. Kulit buah naga sebagai antibakteri, dengan kandungan air kulit
buah naga merah dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Pemanfaatannya yang dapat
dilakukan pada kulit buah naga salah satunya adalah dengan mengekstraknya sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar beragam pangan fungsional yang akan bermanfaat bagi
kesehatan. Maka dari itu, pemanfaatan kulit buah naga merah yang paling mudah dilakukan
adalah dengan cara di olah menjadi teh. Pengolahan teh pada prinsipnya adalah mengeringkan
bagian (lembaran) dari tanaman baik berupa daun maupun kulit dengan tujuan mengurangi
kadar air pada bagian bahan yang dikeringkan
Selain itu, Hylocereus polyrhizus juga kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan
flavonoid, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik untuk mencegah
kehilangan kelembaban pada kulit.
Daftar pustaka:
DEJOSE, WOLFHARDUS STEVAN. 2021. “SKRIPSI PEMBUATAN TEH KULIT BUAH NAGA
MERAH (Hylocereus polyrhizus L).” JURUSAN PERTANIAN, PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS BOSOWA 13-43.
Faizah Hamzah, Bambang Edi Purnomo Vonny Setiaries Johan. 2016. “PEMANFAATAN KULIT
BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus).” Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universtas Riau 2-7.
Hidayat H, Nasir A, Sari L,. 2021. “Pemanfaatan Kulit Buah Naga sebagai Bahan Baku Pembuatan
Teh Celup Herbal dengan Penambahan Kayu Manis (Cinnamons lumbini L).”

Anda mungkin juga menyukai