Judul
Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai Teh
Herbal
PENDAHULUAN
Tanaman buah naga merupakan salah satu buah yang
termasuk ke dalam family Cactaceae, buah naga merupakan kaktus yang
memiliki buah dan bunga. Salah satu buah naga yang saat ini banyak
dibudidayakan di Indonesia adalah jenis buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) (Departemen Pertanian, 2009). Buah naga memiliki rasa yang
enak dan menyehatkan tubuh jika dikonsumsi. Manfaat konsumsi buah
naga terhadap kesehatan adalah sebagai antioksidan yaitu mencegah
radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit kanker dan masalah
kesehatan lainnya, mengontrol gula darah terutama bagi penderita diabetes
tipe 2, menurunkan tekanan darah, menetralkan racun, menjaga kesehatan
mata, melancarkan pencernaan dan menurunkan berat badan (Anonim,
2013).
Menurut Ermadayanti (2018), selain manfaat yang ditemukan
pada daging buahnya, kulit buah naga juga mengandung zat-zat yang dapat
Latar belakang memberikan banyak manfaat. Seringkali orang beranggapan bahwa kulit
buahnya tidak dapat dimanfaatkan dan akhirnya dibuang. Padahal banyak
sekali manfaat yang bisa diambil dari kulit buah naga. Saat ini, telah
dilakukan berbagai penelitian pada kulit buahnya.
Beberapa penelitian telah berhasil mengungkap kandungan
kulit buah naga. Kulit buah naga ternyata mengandung antosianin.
Antosianin adalah senyawa fenolik yang termasuk flavanoid, bersifat larut
dalam air dan ditemukan di berbagai jenis tanaman. Antosianin ini
mengakibatkan warna merah-ungu pada bunga dan buah-buahan.
Antosianin juga berfungsi untuk merendahkan kadar kolesterol dalam
darah. Namun sayangnya, pengolahan kulit buah naga saat ini hanya
berkisar pada manisan kering atau basah, pewarna makanan, dan selai.
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan produk yang
menyehatkan bagi tubuh berbahan dasar kulit buah naga yang jarang sekali
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan kulit buah naga sebagai teh herbal?
2. Bagaimana uji organoleptik minuman teh kubuna?
KAJIAN PUSTAKA
Buah naga adalah buah tropis yang berasal dari jenis kaktus dengan marga Selenicereus
dan Hylocereus. Saat ini, buah naga banyak dibudidayakan di negara-negara Asia. Di Indonesia
terdapat beberapa varietas buah naga yang banyak ditemukan dan sangat populer yaitu buah naga
merah atau Hylocereus polyrhizus. Buah naga merah memiliki daging buah yang berwarna merah
keunguan dengan rasa yang manis dan segar. (Kompas.com, 2021). Buah naga merupakan buah
non klimaterik. Buah ini dapat dipanen 32 hari setelah berbunga (Puspita, 2011). Setelah berumur
1.5-2 tahun, tanaman ini mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga
dilakukan pada buah naga yang memiliki ciri-ciri warna kulit merah mengkilap dan jumbai atau
sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan dapat dilakukan menggunakan
gunting. Buah ini sudah bisa dipanen 30 hari setelah bunga mekar tetapi lebih baik untuk menunda
pemanenan hingga mencapai 50 hari untuk mendapatkan buah yang manis. Umur produktif
tanaman buah naga ini berkisar antara 15-20 tahun (Pase, 2010).
2.1.1 Karakteristik Buah Naga
Buah naga merah berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang memiliki sirip warna
kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Buah ini termasuk dalam keluarga
kaktus, yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat. Batang tanaman ini mempunyai
duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti terompet putih bersih, terdiri atas sejumlah benang
sari berwarna kuning (Panjuatiningrum, 2009). Ada empat macam buah naga, yang pertama
Hylocereus undatus, kulit buahnya merah dan daging buah putih. Batang berwarna hijau tua.
Kedua, Hylocereus polyrhizus, kulitnya merah dan daging merah keunguan. Ketiga, Hylocereus
costaricensis, daging buahnya lebih merah. Keempat, Selenicereus megalanthus, jenis buah naga
ini kulit buahnya kuning tanpa sisik, sehingga cenderung lebih halus (Bellec et al, 2006).
2.1.2 Taksonomi Buah Naga
Tanaman buah naga dilihat dari segi taksonomi dalam klasifikasi tanaman
(kristanto, 2008):
• Kindom : Plantae
• Subkindom :Tracheobionta
• Devisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
• Subdevisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
• Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
• Ordo : Cactales
• Famili : Cactaseae
• Subfamili : Hylocereanea
• Genus : Hylocereus polyrhizus
Dilansir dari Medical News Today, kandungan nilai gizi yang ada pada buah naga
menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) adalah:
• Besi : 0,74 gram
• Gula (total) : 7,65 gram
• Kalori : 60
• Kalsium : 18 miligram
• Karbohidrat : 12,94 gram
• Kolesterol : 0 miligram
• Lemak : 0 gram
• Natrium : 0 miligram
• Protein : 1,18 gram
• Serat makanan : 2,9 gram
• Vitamin C : 2,5 miligram
Adapun kandungan fitokimia dan nutrisi pada kulit buah naga, antara lain:
• Betasianin (mg/100 gr) : 6,8±0,3
• Flafonoid (katechin/100gr) : 9,0±1,4
• Fenol (GAE/100gr) : 19,8±1,2
• Air (%) : 4,9±0,2
• Protein (%) : 3,2±0,2
• Karbohidrat (%) : 72,1±0,2
• Lemak (%) : 0,7±0,2
• Abu (%) : 19,3±0,2
2.1.4 Manfaat Buah Naga
Secara umum, banyak pakar yang sependapat dan mengakui bahwa buah naga kaya
dengan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik bagi kesehatan.Manfaat
buah naga terhadap kesehatan antara lain adalah sebagai penangkal radikal bebas, mencegah
kanker, bahkan menetralkan zat-zat beracun seperti logam berat. Vitamin C yang terkandung
dalam buah naga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin B1 yang ada di dalam buah
naga dapat mengembalikan nafsu makan.
Selain bermanfaat bagi kesehatan, kulit buah naga juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan tambahan pada pembuatan es krim. Hal tersebut dikarenakan kulit buah naga mempunyai
kandungan pigmen alami yang dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis sehingga
menghilangkan keraguan akan berakibat buruk pada kesehatan (Waladi dkk,. 2015). Masyhura dkk
(2018) telah memanfaatkan ekstrak kulit buah naga merah pada pembuatan susu kedelai. Ketika
dalam formulasi pembuatan susu kedelai dilakukan pencampuran antara ekstrak kulit buah naga
dengan sari susu kedelai maka dapat menghasilkan susu kedelai dengan aktivitas antioksidan yang
tinggi.
2.2 Madu
Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi
oleh lebah madu. Nektar berasal dari bunga mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di daun dan
kulit pohon. Setelah nektar dihisap, lebah akan memfermentasikan dalam perutnya dengan
mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim invertase yang berasal dari
tenggorokan. Madu disimpan di dalam sel-sel sarang kemudian madu akan mengalami ekstraksi
air, pembentukan monosakarida, dan pengayaan dengan campuran aromatik. Setelah tiga sampai
tujuh hari, lebah menutup sel dengan malam yang mematangkan madu (Adji, 2007).
2.2.1 Kandungan dan Manfaat Madu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2017), kandungan yang ada
di dalam madu adalah sebagai berikut:
• Kalori : 328 kal
• Kadar Air : 17,2 gram
• Protein : 0,5 gram
• Karbohidrat : 82,4 gram
• Abu : 0,2 gram
• Tembaga : 4,4 – 9,2 miligram
• Fosfor : 1,9 – 6,3 miligram
• Besi : 0,06 – 1,5 miligram
• Mangan : 0,02 – 0,4 miligram
• Magnesium : 1,2 – 3,5 miligram
• Thiamin : 0,1 mg
• Riboflavin : 0,02 mg
• Niasin : 0,2 gram
• Lemak : 0,1 gram
• Ph : 3,9
• Asam : 43,1 mg
Menurut Syaikh (2015), manfaat madu secara umum adalah berkhasiat menghasilkan
energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan stamina. Madu cepat berdifusi melalui darah, dan
karena itu merupakan sumber energi yang cepat. Madu mendukung pembentukan darah serta
membersihkan darah. Selain itu, juga ada efek positif dalam mengatur dan membantu peredaran
darah tetap lancar (Shaikh, 2015).
Madu yang alami bersifat perservatif atau mengawetkan. Selain itu, madu juga
memiliki sifat higroskopis yaitu menarik air dari lingkungan sekitarnya. Sehingga madu dapat
digunakan untuk mengompres luka luar yang bersifat basah karena cairan dan nantinya akan
ditarik oleh madu (Adji, 2008). Penambahan madu sebanyak 6% (v/v) terhadap pembuatan kefir
susu terbukti dapat meningkatkan kesukaan panelis pada kefir (Nurwanto dkk., 2010).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Syamsi dan Widodo (2018) membuktikan bahwa
campuran madu dan daun binahong dapat dijadikan masker yang bermanfaat untuk menyamarkan
luka bakar.