Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
I.I Analisis Situasi
Desa carawali merupakan salah satu desa di kab.sidrap yang pada
umumnya memiliki lahan pekarangan yang cukup luas. Beberapa penduduk desa
carawali sudah menanam tanaman obat keluarga (TOGA) , serta mengetahui
sebagaian khasiat dan teknik mengolahnya sehingga perlu dilakukan pelatihan dan
pengadaan bahan tertulis tentang khasiat tumbuhan obat secara ilmiah. Selain itu
penanaman toga juga dilakukan sesuai kemapuan mereka dan hanya terbatas
jumlahnya padahal pekarangan masih luas.
Desa Carawali, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang
merupakan desa mitra dalam hal ini desa binaan dari institusi STIKES
Muhammadiyah Sidrap, sehingga dalam permasalahan kesehatan yang ditemui
pada desa tersebut perlu untuk dilakukan binaan ataupun mencari solusi
pemecahan masalah.
Temu putih merupakan sejenis tanaman rimpang seperti kunyit, jahe, dan
lain sebagaianya yang memiliki nama ilmiah curcuma zedoaria. Tanaman yang
masuk dalam genus curcuma dan keluarga zingiberaceae ini merupakan tanaman
asli dari India dan juga Indonesia. Banyak manfaat yang bisa kita temukan dari
tanaman ini. Selain digunakan sebagai empon-empon, tanaman rimpang ini juga
digunakan sebagai tanaman obat dan bahan dasar industri, misalnya untuk bahan
pembuatan parfum, pewarna makanan, serta campuran beberapa jenis obat-obatan.
I.2 Permasalahan Mitra
Beberapa penduduk desa carawali sudah menanam tanaman obat keluarga
(TOGA) , serta mengetahui sebagaian khasiat dan teknik mengolahnya sehingga
perlu dilakukan pelatihan dan pengadaan bahan tertulis tentang khasiat tumbuhan
obat secara ilmiah.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka permasalahan yang harus
dipecahkan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah meningkatkan pengetahuan masyarakat desa Carawali
tentang cara penanaman TOGA
2. Bagaimanakah membuat masyarakat desa Carawali mampu mengolah
tumbuhan menjadi obat tradisional

I.3 Solusi Yang Di Tawarkan


Mengetahui pentingnya kesadaran diri dan lebih menjaga kesehatan sejak
dini dengan pengolahan tanaman yang ada disekitar desa Carawali seperti
misalnya “temu putih” dianggap perlu untuk ditindaklanjuti sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyakit kanker yaitu melakukan penyuluhan tentang manfaat
temu putih terhadap kanker. Penyuluhan tersebut bersifat menyampaikan
informasi-informasi terkait dengan kanker, gejalanya, dan pencegahannya
sehingga masyarakat di Desa Carawali dapat bertambah pengetahuan.
I.4 Target Luaran
Penyuluhan ini diharapkan mampu membuat masyarakat desa Carawali
mengerti dan memahami penyakit kanker sebagai dasar untuk memperbaiki pola
hidup. Selain itu masyarakat dapat mengolah tumbuhan menjadi obat tradisioanl
khususnya temu putih sebagai salah satu pengobatan untuk kanker. Sebagaiamana
hal tersebut diatas, diharapkan hasil pengabdian masyarakat ini dapat menunjang
kegiatan-kegiatan yang bersifat membangun untuk Desa Carawali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Temu Putih (Curcuma zedoaria)
Temu putih merupakan sejenis tanaman rimpang seperti kunyit, jahe, dan
lain sebagaianya yang memiliki nama ilmian curcuma zedoaria. Tanaman yang
masuk dalam genus curcuma dan keluarga zingiberaceae ini merupakan tanaman
asli dari India dan juga Indonesia. Banyak manfaat yang bisa kite temukan dari
tanaman ini. Selain digunakan sebagai empon-empon, tanaman rimpang ini juga
digunakan sebagai tanaman obat dan bahan dasar industri, misalnya untuk bahan
pembuatan parfum, pewarna makanan, serta campuran beberapa jenis obat-obatan.
Adapun ciri-ciri tanaman ini antara lain :
o Berakar rimpang
o Kulit berwarna coklat tipis maupu orange terang
o Baunya mirip kunyit atau mangga
o Memiliki bunga berwarna kuning
o Daun berbentuk bulat telur dengan bintik-bintik berwarna ungu dan
dan panjang mencapai 1 hingga 2 meter.
o Buahnya berbentuk segitiga dan bulat telur
o Biji berbentuk oval atau tombak.

Meskipun berasal dari India dan Indonesia, namun temu putih telah
banyak digunakan di berbagai negara di dunia ini sebagai bumbu dalam berbagai
jenis masakan. Ia juga dibudidayakan di daerah subtropis seperti Nepal, Himalaya
Timur, serta Karnakata. Manfaat temu putih untuk kesehatan telah dipercaya di
berbagai penjuru Indonesia dapat efektif untuk berbagai keluhan penyakit.
II.1.1 Kandungan Nutrisi
Ada berbagai macam kandungan bahan aktif dalam temu putih
yang dipercaya mampu membawa manfaat yang cukup besar dalam dunia
kesehatan, diantaranya adalah :
 Rimpangmengandung zat warna kuning kurkumin
(diarilheptanoid).
 Minyak atsiri dari rimpangnya
 Asam metoksisinamat (bersifat fungistatik).
 Kurkumanolid A
 Kurleumanolid B

Beberapa sifat kimia yang ada dalam temu putih diantaranya :


 Hepatoprotektor, yaitu untuk memberikan perlindungan terhadap
organ hati akibat beberapa kondisi seperti sesquiterpen
 Antimikroba, yaitu bertindak sebagai agen anti bakteri untuk
menghambat perkembangan bakteri dalam tubuh.
 Antiinflamasi, yakni untuk mencegah terjadinya peradangan
 Antikanker, yaitu untuk menghambat pertumbuhan dan mematikan
sel-sel kanker dalam tubuh.
 Antioksidan, yaitu dengan menghambat lipid peroksidase (LPO)
tanpa karagenin serta untuk menangkap superoksida.
 Dari berbagai kandungan tersebut, tidak heran khasiat temu putih
ternyata sangat banyak untuk kesehatan.
II.1.2 Manfaat temu putih
1) Pengobatan penyakit kanker
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel –
sel jaringan tubuh yang baru (neoplasma) yang tidak normal, cepat,
dan tidak terkendali. Ini bukanlah penyakit menular akibat bakteri,
kanker tumbuh dari sel – sel organ yang melakukan mutasi genetik.
Mutasi genetik dari sel-sel yang tumbuh abnormal dan merusak.
Kandungan zedoarin, kurdiona dan kurkumol yang ada pada temu
putih dapat bertindak sebagai anti-neoplastik terhadap sel kanker dan
jaringan, yaitu dengan meningkatkan pembentukan jaringan fibroblast
liar di sekitar jaringan kanker, dan membentuk lapisan limfosit dalam
sel-sel jaringan kanker dan membungkusnya, sehingga sel-sel jaringan
kanker tidak bisa tumbuh, dan akhirnya sel-sel kanker akan mati dan
tidak lagi berbahaya. Selain itu, anti-oksidan yang berasal dari
imunomodulator dari temu putih merupakan zat yang dapat
meningkatkan jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh
kanker dan sintesis antibodi.
2) Mengatasi stress dan kecemasan
Berdasarkan sebuah studi menunjukkan bahwa ekstrak petroleum
eter dan kloroform yang terdapat dalam temu putih memiliki
kemampuan untuk mengatasi stres, kecemasan, dan kelainan pada
mobilitas, serta perlindungan terhadap reumatik.
3) Mengurangi gejala sakit maag
Penyakit maag terjadi akibat tidak teraturnya pola makan maupun
konsumsi makanan yang dapat memicu kelebihan asam lambung.
Berbagai cara tradisional dapat membantu Anda untuk mengobati
gejala penyakit ini. Diantaranya adalah dengan menggunakan temu
putih. Caranya adalah dengan rutin mengkonsumsi air rebusan kunyit
putih yang telah dicampurkan dengan madu. Minum ramuan tersebut
pada saat masih dalam kondisi hangat sebanyak 2 kali dalam sehari.
4) Mengobati Miom
Penyakit miom merupakan sejenis tumor jinak yang tumbuh pada
otot dinding rahim Pada beberapa wanita hal ini dapat menyebabkan
pendarahan berat,ketidaknyamanan panggul dan bisa menciptakan
tekanan pada organ-organ yang lain. Mioma Uteri dapat mengganggu
kehamilan yaitu kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan
lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan setelah
melahirkan, gangguan pelepasan plasenta, serta dapat menyebabkan
keguguran. Salah satu pengobatan alami untuk gangguan ini adalah
dengan ramuan yang berasal dari rebusan temu putih yang dicampur
dengan temu mangga. Minum ramuan tersebut sebanyak 2/3 gelas 3
kali sehari setelah makan.
II.1.3 Pengolaan Rimpang Temu putih
1) Penyortiran
Penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen,
terutama untuk komoditas temu-temuan, seperti: kunyit, temulawak,
jahe dan kencur. Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera
dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus
segera dibersihkan. Setelah dipanen langsung disortir, daun yang
busuk, kering maupun gulma lainnya harus segera dipisahkan.
2) Pencucian
Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih jangan
dibiarkan tanah berlama-lama menempel pada rimpang karena dapat
mempengaruhi mutu bahan. Pencucian harus menggunakan air bersih,
seperti : air dari mata air, sumur atau PAM. Cara pencucian dapat
dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan sikat
yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat
tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga
mutu bahan menurun.
3) Penirisan dan Pengeringan
Selesai pencucian rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak
pengering. Hal ini dilakukan sampai bahan tidak meneteskan air lagi.
Untuk komoditas temu-temuan pengeringan rimpang dilakukan selama
4-6 hari dan cukup didalam ruangan saja. Setelah kering rimpang
disortir kembali sesuai dengan standar mutu perdagangan atau
mungkin dapat diolah lebih lanjut.
4) Penyimpanan
Jika belum diolah bahan dapat dikemas dengan menggunakan jala
plastik, kertas maupun karung goni yang terbuat dari bahan yang tidak
berracun/tidak bereaksi dengan bahan yang disimpan. Pada kemasan
jangan lupa beri label dan cantumkan nama bahan, bagian tanaman
yang digunakan, no/kode produksi, nama/alamat penghasil dan berat
bersih.Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ruang penyimpanan,
yaitu gudang harus bersih, ventilasi udara cukup baik, tidak bocor,
suhu gudang maksimal 30°C, kelembaban udara serendah mungkin
65% dan gudang bebas dari hewan, serangga maupun tikus dll.
5) Pengolahan
Dalam pengolahan tanaman obat perlu diperhatikan teknik pengolahan
yang baik karena menyangkut standar mutu. Hal ini ada hubungannya
dengan masalah kebersihan maupun bahan aktif.
1) Simplisia
Simplisia merupakan hasil pengeringan dari tanaman obat
yang belum diolah lebih lanjut atau baru dirajang saja yang
kemudian dijemur. Dari simplisia dapat diolah menjadi berbagai
macam produk, seperti : serbuk, minyak atsiri, ekstrak
kental/oleoresin, ekstrak kering maupun kapsul.
2) Serbuk
Serbuk dapat diperoleh dengan cara menggiling simplisia
dengan menggunakan mesin penepung. Ukuran serbuk
disesuaikan dengan keperluan. Untuk dibuat teh ukuran serbuk
agak kasar (20-40 mesh), untuk ekstraksi 40-60 mesh) dan jika
ingin dibuat kapsul ukuran serbuk harus halus (80-100 mesh).
3) Ekstrak Kental/Oleoresin
Ekstrak kental/oleoresin dapat diperoleh dengan cara
mengekstrak bahan baik yang berasal dari rimpang maupun daun.
Simplisia yang telah digiling dicampur dengan pelarut etanol 70%
kemudian dikocok. Setelah dikocok didiamkan semalam besoknya
baru disaring. Hasil saringan (filtrat) duapkan menggunakan
rotavapor sehingga dihasilkan ekstrak kental dan selanjutnya
dianalisis bahan aktifnya. Mutu ekstrak dipengaruhi oleh mutu
simplisia dan teknik ekstraksi. Untuk tanaman sambiloto, teknik
ekstraksi yang optimal adalah menggunakan serbuk berukuran 60
mesh, jenis pelarut yang digunakan alkohol 70%, perbandingan
bahan dengan pelarut 1:10 dan lama ekstraksi 6 jam. Dari hasil
tersebut diperoleh kadar andrografolid ekstrak sambiloto sebesar
7,55%. Untuk temulawak teknik ekstraksi yang optimal adalah
ukuran bahan 60 mesh, lama ekstraksi 4 jam, dihasilkan kadar
kurkumin 2,88% dan kadar xanthorizol 14,25%. Untuk kunyit
ukuran bahan 40 mesh dan lama ekstraksi 4 jam dihasilkan kadar
kurkumin 16,39%, jahe ukuran bahan 60 mesh dan lama ekstraksi
6 jam diperoleh total fenol 9,08% dan pegagan ukuran bahan 40
mesh dan lama ekstraksi 6 jam dihasilkan kadar asiaticosit 2,83%.
4) Ekstrak Kering
Ekstrak kering merupakan hasil olahan lebih lanjut dari
oleoresin. Cara pembuatan ekstrak kering dapat dilakukan dengan
mengeringkan ekstrak kental baik menggunakan sinar matahari,
oven, spray dryer maupun frezee dryer. Untuk ekstrak yang berasal
dari temu-temuan maupun daun dapat diolah menjadi ekstrak
kering dengan bantuan spray dryer maupun frezee dryer. Untuk
mempersingkat waktu pengeringan kedalam ekstrak ditambahkan
bahan pengisi baik berupa dekstrin ataupu amylum. Kemudian
diaduk-aduk lalu dikeringkan. Pengeringan dengan sinar matahari
juga boleh dilakukan tetapi hasilnya kurang higienis.
5) Minyak atsiri
Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara menyuling
simplisia yang sebelumnya sudah diperkecil ukurannya.
Penyulingan dapat dilakukan dengan penyuling uap maupun uap
dan air. Untuk temu-temuan lama penyulingan berkisar antara 4-
10 jam dan daun-daunan 4-6 jam. Jahe kadar minyak atsirinya
3,8%, kencur 4-7%, temulawak 10,6% dan kunyit 4%.
6) Instan
Instan dapat diperoleh dengan cara mengekstrak tanaman
yang masih segar ataupun simplisia. Tapi pada umumnya untuk
instan bahannya dari segar sehingga hasilnya lebih khas. Cara
pembuatan instan yaitu bahan yang telah dicuci bersih, dikupas
kalau temu-temuan tapi kalau daun-daunan cukup dicuci saja.
Setelah dicuci bahan dihancurkan kemudian disaring sehingga
dihasilkan filtrat. Filtrat tersebut lalu dikeringkan hingga dihasilkan
instan dalam bentuk serbuk. Pengeringan dapat menggunakan
spray dryer hanya suhunya agak tinggi yaitu diatas 100°C. Untuk
bahan-bahan tertentu ada yang tidak tahan suhu tinggi. Instan
dapat juga dibuat dengan cara mengeringkan filtrat sambil
ditambahkan gula baik gula pasir maupun gula merah dan bahan
penyedap lainnya seperti kayu manis, pandan, jeruk nipis,
kapolaga, kemukus dll kemudian dimasak dengan api kecil sambil
diaduk-aduk. Pengadukan dilakukan sampai i terjadi kristal
sehingga dihasilkan produk instan.
7) Sirup
Sirup dapat dibuat dengan memanfaatkan ampas sisa
pembuatan instan ataupun dibuat bahan yang baru. Cara
pembuatannya yaitu sisa ampas digodok kembali atau bahan yang
baru dihancurkan sambil ditambahkan air dengan perbandingan 1:4
untuk rimpang kunyit dan jahe sedangkan temulawak 1:6.
Kemudian disaring dan ditambahkan gula 60% dan bahan
penyedap seperti : jeruk nipis, pandan,kayu manis dll sehingga
rasanya lebih segar. Sirup dimasak sampai mendidih kemudian
diangkat dan siap untuk dikemas dalam botol yang bersih dan
steril.
8) Pembuatan Kapsul Temu Putih
Preparasi bahan dasar pembuatan jamu anti kanker dalam
bentuk kapsul diawali dengan pemisahan rimpang kunyit putih /
kunir putih / temu putih ( Curcuma Mangga / Curcuma Zedoaria )
dan temu mangga yang awalnya terletak pada wadah karung,
dimana disini antara kunyit putih dan temu mangga masih saling
bercampur. Setelah kedua jenis rimpang tersebut terpisah, maka
dilakukan pencucian terhadap kedua rimpang tersebut. Kedua
rimpang tersebut dicuci dalam alat pencuci secara terpisah antara
kunyit putih dan temu mangga.
Setelah pencucian selesai, kedua rimpang ditiriskan dalam
wadah yang berbeda dibawah sinar matahari. Setelah ditiriskan,
baik kunyit putih ataupun temu mangga dirajang dengan alat
perajang secara bergantian. Setelah proses perajangan selesai,
rajangan kunyit putih dan temu mangga dijemur dibawah sinar
matahari hingga benar-benar kering.
Kunyit putih (Curcuma zedoaria) dan temu mangga yang
sudah kering dihaluskan dengan alat penyeleb secara bergantian
antara Kunyit dan temu mangga, sehingga dihasilkan serbuk kunyit
putih dan serbuk temu mangga.
Kemudian dilanjutkan pada tahapan pembuatan kapsul dari
ekstrak rimpang kunyit putih tersebut.
Serbuk kunyit putih dan temu mangga digunakan dengan
perbandingan 10:3. Kedua serbuk tersebut dicampur dan disangrai
yang bertujuan agar bahan yang akan digunakan kapsiul matang,
dan juga mengurangi kadar air yang ada pada serbuk tersebut.
Setelah disangrai, campuran serbuk tersebut diseleb dengan alat
penyeleb.
Setelah penyeleban selesai, serbuk tersebut dapat
dimasukkan kapsul, sehingga akan dihasilkan kapsul kunyit putih
sebagai jamu anti kanker. Kapsul yang digunakan dalam produksi
tablet kunyit putihini memiliki ukuran 1 dan ukuran 0, dimana
kapsul yang berukuran 1 memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan kapsul ukuran 0. Sehingga, ketika 1 kg
bubuk dari campuran kunyit putih dan temu mangga akan
menghasilkan 3000 kapsul untuk ukuran kapsul 1 dan 1500 kapsul
untuk ukuran kapsul 0.
Pembuatan Kapsul kunyit putih pada praktek lapang yang
pernah kami lakukan ini diawali dengan menentukan takaran dalam
peracikan bahan dasar kapsul, hal ini dilakukan menggunakan
timbangan sehingga takaran tersebut lebih pasti. Jamu anti kanker
yang terbuat dari bahan dasar kunyit putih dan temu mangga ini
dikemas dalam bentuk kapsul, sehingga konsumen akan lebih
menyukai jamu ini baik dalam hal preventif ataupun kuratif.
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
III.1 Metode Kegiatan
Sosialisasi ini menggunakan metode ceramah dan memberikan materi,
selanjutnya memberikan kesempatan kepada keluaga untuk mengajukan
pertanyaan dan memberikan umpan balik kepada keluarga tersebut. Tentunya
dalam proses pelaksanaan penyuluhan sampai dengan proses tanya jawab,
keluarga di dampingi oleh tim penyuluh ataupun didampingi oleh dosen yang
terlibat dalam penyuluhan hipertensi tersebut.
III.2 Kerangka Pemecahan masalah
KEGIATAN
WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan
a. Salam pembukaan - Menjawab salam
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Apersepsi - Berpartisipasi aktif
d. Mengkomunikasikan tujuan - Memperhatikan

2. 45 Menit Kegiatan inti penyuluhan - Memperhatikan dan


a. Menjelaskan dan menguraikan mencatat penjelasan
materi tentang: penyuluh dengan
 Penyebab kanker cermat
 Ciri-ciri kanker
 Tumbuhan yang dapat
mencegah kanker
 Pengertiian tanaman temu
putih
 Pengolahan rimpang temu
putih
 Tanaman temu putih dapat
diolah menjadi produk

b. Memberikan kesempatan kepada


- Menanyakan hal-hal
peserta penyuluhan untuk bertanya yang belum jelas.
c. Menjawab pertanyaan peserta
penyuluhan yang berkaitan dengan
- memperhatikan
materi yang belum jelas.

10 Menit Penutup
a. Menyimpulkan materi yang telah
- Memperhatikan.
disampaikan.
b. Evaluasi penyuluhan dengan
- Menjawab
pertanyaan secara lisan.
c. - Menjawab salam
d. Salam
BAB IV
HASIL KEGIATAN
Hasil kegiatan yang kami lakukan dari penyuluhan di Desa Carawali,
Kecematan Watang Pulu pada hari kamis tanggal 16 november 2017.
Dari Kegiatan penyuluhan ini kami dapat Menjelaskan dan menguraikan
materi tentang:
 Penyebab kanker
 Ciri-ciri kanker
 Tumbuhan yang dapat mencegah kanker
 Pengertiian tanaman temu putih
 Pengolahan rimpang temu putih
 Tanaman temu putih dapat diolah menjadi produksi
Setelah pemberian materi dari kami, masyarakat desa carawali yang hadir
sangat Berpartisipasi aktif, memperhatikan dan mencatat penjelasan penyuluh
dengan cermat, dan Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai