Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Buah Manggis

Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar dari

tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bukan hanya daging buahnya

saja yang dapat dikomsumsi dan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan, namun

menurut penelitian dalam kulit buah manggis juga terdapat sejumlah besar zat

kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di luar negeri manggis dijuluki

sebagai “Quen of the Tropical Fruits” yang merupakan refleksi perpaduan dari

rasa asam manis yang tidak di punyai oleh komoditas buah lainnya.

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan yang berasal

dari daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar.

Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar dari tumbuhan

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Diluar negeri manggis dijuluki sebagai

“Quen of the Tropical Fruits” yang merupakan refleksi perpaduan dari rasa asam

manis yang tidak di punyai oleh komoditas buah lainnya. [6].

3
4

Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti

manggu (Jawa barat), Manggus (lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),

Manggista (Sumatera Barat).

Gambar 2.1 Buah dan Kulit Manggis (Anonim, 2021)


5

2.1.2. Klasifikasi Botani

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyt

SubDivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

2.1.3. Morfologi

Buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah buah musiman dengan

kulitnya berwarna unggu tua karena mengandung banyak antosianin dan isi

berwarna putih. Dalam satu buah terdapat 5-6 daging buah. Mempunyai 1-3 biji,

selaput biji tebal berair, putih serta dapat dimakan. Pohon selalu hijau, tinggi

6-20 m. Batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang coklat, memiliki getah

kuning. Daun tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan,

helaian; mengkilat dipermukaan, permukaan atas hijau gelap permukaan bawah

hijau terang, bentuk elips memanjang, 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai 1,5-2 cm.

Bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm.

Kelopak daun kelopak, dua daun kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang

terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Mahkota terdiri

dari 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi

merah atau hampir semua merah. Bakal buah beruang 4-8, kepala putik berjari-

jari 4-6. Buah berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan
6

kepala putik duduk (tetap), kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu,

dengan getah kuning. Pohon manggis mempunyai akar serabut. [7]

2.1.4. Kandungan Senyawa

Buah manggis merupakan buah yang mempunyai banyak keunggulan

dibandingkan buah lainnya. Bukan hanya daging buahnya saja, namun kulit buah

manggispun sangat kaya dengan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh. Buah manggis

terkenal dengan rasa asam-manis yang berasal dari perpaduan kandungan kadar

gula dan kadar asam. Selain itu buah manggis dan kulitnya terbukti mengandung

antioksidan yang sangat tinggi yakni senyawa yang dapat bereaksi dengan radikal

bebas sehingga mengurangi kapasitas radikal bebas untuk menimbulkan

kerusakan pada sel, jaringan dan atau organ.


7

1. Kandungan Senyawa Buah Manggis (Garcinia manggostana L), (Sumber :

Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1981.) :

Tabel 2.1. Kandungan Gizi dalam 100 gram Buah Manggis,

No Zat Gizi Jumlah Zat Gizi

1 Kalori 63,00 kal

2 Protein 0,60 gram

3 Lemak 0,60 gram

4 Karbohidrat 15,60 mg

5 Kalsium 8,00 mg

6 Fosfor 12,00 mg

7 Besi 0,80 S.I.

8 Vitamin A 0 mg

9 Vitamin B1 0,03 mg

10 Vitamin C 2,00 mg

11 Air 83,00 gram

Kandungan Senyawa Lainnya;

a. Kandungan Senyawa Lain di dalam Buah Manggis

Senyawa Aktif xanthones (Mangostin, Alfa Mangostin, Beta Mangostin,

Mangostenol, Mangostanol, Mangostinon A, Mangostenon B, Tovophyllin

B, Trapezifolixanthone, Garcinon B, Flavonoid Epicatechin, dan

Gartanin). [8]

b. Catechins

Catechins terbukti mengandung lima kali antioksidan dibanding dengan


8

vitamin C.

c. Polysacharides dan Quinones

Polysaccharides dan Quinones dikenal sebagai antibakteri sehingga dapat

melindungi tubuh dari bakteri dan berfungsi sebagai pencegah kanker.

d. Stilbenes

Stilbenes adalah zat mencegah timbulnya aneka jamur yang merugikan

tubuh.

2. Kandungan Senyawa di dalam Kulit Buah Manggis

a. Senyawa Aktif Xantone

Sekitar 50 jenis senyawa xanton yang berfungsi sebagai antioksidan tinggi

telah berhasil diisolasi dari kulit buah manggis.

b. Antosianin seperti Cyanidin-3-sophoroside dan Cyanidin-3- glucoside

c. Getah Kuning

d. Senyawa Pektin, Tanin, dan Resin.

2.1.5. Manfaat Kulit Buah Manggis

Beberapa hasil penelitian telah membuktikan bahwa kulit buah manggis

mengandung senyawa yang memilki aktivitas farmakologi sebagai antiinflamasi,

antihistamin, antibakteri, antijamur, antimalaria, hipertensi, stroke, terapi HIV dan

anti-aging.

Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dengan menggunakan

metode DPPH dan berhasil menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

mempunyai daya antioksidan yang sangat kuat dengan nilai EC 50 kurang dari 50

μg/ml yakni sebesar 8,55539 μg/ml dan kadar antosianin total 59,3 mg/100 gram.
9

Antosianin adalah pigmen yang bisa larut dalam air dan secara kimiawi dapat

dikelompokkan dalam golongan flavanoid dan fenolik [9]. Zat tersebut berperan

dalam pemberian warna terhadap bunga atau bagian tanaman lain dari mulai

merah, biru, ungu, dan kuning [10]. Ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L) mengandung senyawa kimia golongan alkaloida, flavanoida,

glikosida, saponin, tannin, dan steroid/triterpenoid [11]. Ini menjadi dasar bahwa

kulit buah manggis dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami dan

sumber zat warna alami. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nugroho,

membuktikan bahwa Xanton yang memiliki banyak derivat yang terkandung

dalam kulit buah manggis merupakan antioksidan yang sangat tinggi yang

memilki aktiviitas farmakologi yang sangat efektif. Nilainya mencapai 17.000-

20.000 ORAC (Oxygen radical Absorbance Capacity). Per 100 ons (sekitar 2835

gram kulit), lebih besar dari wortel dan jeruk yang kadar ORAC- nya hanya 300

dan 2.400 [12]. Selain itu, menurut Polytechnic Full Education Website

Competition, kulit buah manggis juga dapat digunakan untuk mengobati sariawan,

disentri, nyeri urat, sembelit, bahkan juga sebagai Anti-fatigue, Anti-obesity, dan

Anti-glaukomic. Di Indonesia buah dan kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)

banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi dan degeneratif

seperti hipertensi, aterosklerosis. Bahkan dipercayai dengan mengkomsumsi buah

dan kulit Manggis secara rutin dapat menghilangkan resiko terhadap kanker.

2.2. Antioksidan Pada Kulit Buah Manggis

Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan oksigen,

pelepasan hidrogen, atau pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa


10

alami yang terjadi di alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam

tubuh kita. Antioksidan bersifat sangat mudah teroksidasi atau bersifat reduktor

kuat dibanding dengan molekul yang lain. Jadi keefektifan antioksidan bergantung

dari seberapa kuat daya iksidasinya dibanding dengan molekul yang lain. Semakin

mudah teroksidasi maka semakin efektik antioksidan tersebut.

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang mampu menunda,

memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi makanan atau obat. Antioksidan

merupakan zat yang mampu melindungi sel melawan kerusakan yang ditimbulkan

oleh radikal bebas (Reactive Oxygen Species), seperti singlet oksigen, superoksid,

radikal peroksid dan radikal hidroksil. Bahan pangan mengandung senyawa-

senyawa yang tidak dikategorikan sebagai zat gizi, tetapi mempunyai aktivitas

antioksidan seperti yang terlihat pada tabel 2.2


11

Tabel 2.2 Senyawa antioksidan dalam bahan pangan

Jenis Antioksidan Contoh Bahan Pangan

Biogenik Amin Antioksidan berdasarkan fungsi amin

dan fenol, contohnya dalam keju.

Senyawa Fenol :

- Tirosol, hidroksitirosol Minyak Olive

- Vanilin, asam vanilat Panili

- Timol Minyak atsiri dari thyme

- Karpakrol Minyak thyme

- Gingerol Minyak jahe

- Zingeron Jahe

Senyawa Polifenol:

- Flavonoid Efektivitas sebagai antioksidan

- Flavon, flavonol tergantung psada jumlah dan posisi

- Heterosida flavonoar OH, senyawa polifenol banyak

- Kalkon auron terdapat dalam sayur- sayuran daun.

Tanin :

- Asam galat. Asam elagat Banyak terdapat dalam teh, sayuran

- Proatosianidol dan buah- buahan.

Komponen tetrapirolik

- Klorofil Antioksidn sinar, banyak terdapat

dalam sayur- sayuran( hijau ) dan

- Virofeofrin ganggang.
12

Fungsi paling efektif dari antioksidan dalam menghambat terjadinya

oksidasi adalah dengan menghentikan reaksi berantai dari radikal-radikal bebas

(primary antioxidant). Berkaitan dengan fungsinya senyawa antioksidan dapat

diklasifikasikan dalam 5 tipe antioksidan yaitu:

1. Primary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa fenol yang mampu memutus

rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini

memberikan atom hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol

sehingga terbentuk senyawa yang stabil. Senyawa antioksidan yang termasuk

kelompok ini, misalnya BHA (butyl hidroksilanisol), BHT (butyl

hydrotoluen), dan tokoferol.

2. Oxygen scavengers, yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat

oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa

tersebut akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem

sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Contoh dari senyawa-senyawa

kelompok ini adalah vitamin C (asam askorbat), askorbil palminat, asam

eritorbat, dan sulfit.

3. Secondary antioxidant, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan

untuk berdekomposisi hidroperoksida menjadi produk akhir yang stabil. Tipe

antioksidan ini pada umumnya digunakan untuk menstabilkan poliolefin resin.

Contohnya yaitu asam tiodipropionat dan dilauril tiopropionat.

4. Antioxidative Enzyme, yaitu enzim yang berperan mencegah terbentuknya

radikal bebas. Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase (SOD),

glutation peroksidase dan katalase.


13

5. Chelators sequestrants, yaitu senyawa-senyawa yang mampu mengikat logam

seperti besi dan tembaga yang mampu mengkatalisa reaksi oksidasi lemak.

Senyawa yang termasuk didalamnya adalah asam sitrat, asam amino,

ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan fosfolipid.

Senyawa antioksidan terkuat, yang terdapat dalam kulit manggis adalah

senyawa xanthone yang merupakan senyawa organik turunan dari difenil-γ-pyron.

Senyawa xanthone merupakan substansi kimia alami yang dapat digolongan

dalam senyawa jenis fenol atau polyphenolic. Karena itulah, senyawa xanthone

dapat digolongkan sebagai senyawa polar. Senyawa ini memiliki rumus molekul

C13H8O2, sehingga memiliki massa molar sebesar 196,19 gram/ mol. Dalam

penamaan menurut IUPAC, senyawa ini diberi nama 9H-xanthen-9-one.

Gambar di bawah ini menunjukkan struktur senyawa xanthone.

Gambar 2.2 Struktur senyawa xanthone (Anonim 2015)

2.3. Mekanisme Kerja Antioksidan

Sesuai mekanisme kerjanya antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi

pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom

hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering

disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberi atom hidrogen

secara cepat ke radikal lipida (R•, ROO•) atau mengubahnya ke bentuk stabil,

sementara turunan radikal antioksidan (A•) tersebut memiliki keadaan lebih stabil
14

dibanding radikal lipid. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan,

yaitu memperlambat laju antioksidan dengan berbagai mekanisme di luar

mekanisme pemutusan rantai oksidan dengan mengubah radikal lipida ke bentuk

lebih stabil. Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah

pada lipida dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun

propagasi. Radikal-radikal antioksidan (A•) yang terbentuk pada reaksi tersebut

stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul

lipida lain membentuk radikal lipida baru. Radikal-radikal antioksidan dapat

saling membentuk produk non radikal. Reaksi penghambatan antioksidan primer

terhadap radikal lipid adalah sebagai berikut : Inisiasi : R• + AH → RH

+ A•

Propagasi : ROO• + AH → ROOH + A•

2.4. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau gugus apa saja yang memiliki satu atau

lebih elektron tidak berpasangan. Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak

semua elektron dapat berpasangan. Suatu radikal bebas dapat bermuatan positif

atau negatif, maka spesies semacam ini sangat reaktif karena adanya elektron

tidak berpasangan. Sumber radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh kita

sendiri (endogen) yang terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses

pembakaran), protein, karbohidrat, dan lemak yang kita konsumsi.

Radikal bebas dapat pula diperoleh luar tubuh (eksogen) yang berasal dari

polusi udara, asap kendaraan, berbagai bahan kimia, makanan, yang telah hangus

(carbonated). Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh akan merusak sel
15

target seperti lemak, protein, karbohidrat dan DNA. Radikal bebas disebut juga

sebagai spesies oksigen yang reaktif (ROS), suatu istilah yang mencakup semua

molekul yang berisi oksigen yang sangat reaktif. Istilah ROS merupakan radikal

oksigen yang memusat seperti superoksid (O2) dan hidroksil (OH) dan juga

spesies bukan radikal yang berasal dari oksigen seperti hidrogen peroksida (H 2O2)

singlet oksigen ('O2) dan asam hipolorus (HOCl).

2.5. Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) untuk Uji Aktivitas Antioksidan

DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) merupakan radikal bebas stabil

berwarna ungu yang digunakan secara luas untuk pengujian kemampuan

penangkapan radikal bebas dari beberapa komponen alam seperti komponen

fenolik. Metode DPPH berfungsi untuk mengukur elektron tunggal seperti transfer

hidrogen sekaligus juga untuk mengukur aktivitas penghambatan radikal bebas

dengan reaksi : DPPH· + AH → DPPH-H + A·

Campuran reaksi berupa larutan sampel dan DPPH yang dilarutkan dalam

etanol absolut dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit dan dibaca pada

panjang gelombang 517 nm. Metode ini sering digunakan untuk mendeteksi

kemampuan antiradikal suatu senyawa sebab hasilnya terbukti akurat, reliabel,


[8]
relatif cepat dan praktis . Sebagai akibatnya, penambahan senyawa yang

bereaksi sebagai antiradikal akan menurunkan konsentrasi DPPH ini. Adanya

penurunan konsentrasi DPPH akan menyebabkan penurunan absorbansinya

dibandingkan dengan absorbansi kontrol yang tidak diberi dengan senyawa uji

yang diduga mempunyai aktivitas antiradical.


16

Mekanisme penghambatan radikal DPPH dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.3 Mekanisme Penghambatan Radikal DPPH (Anonim, 2015)

2.6. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari

bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Hasil dari ekstraksi adalah

ekstrak yang merupakan berwujud seperti pasta kental yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani setelah

pelarutnya diuapkan.

Syarat utama penggunaan pelarut untuk ekstraksi senyawa organik yaitu

non toksik dan tidak mudah terbakar (nonflammable) walapun persyaratan ini

sangat sulit untuk dilaksanakan. Pelarut untuk ekstraksi senyawa organik terbagi

menjadi golongan pelarut yang memiliki densitas lebih rendah dari pada air dan

pelarut yang memiliki densitas lebih tinggi dari pada air. Kebanyakan pelarut

senyawa organik termasuk dalam pelarut golongan pertama, seperti misalnya

dietil eter, etil asetat, dan hidrokarbon (light petroleum, heksan dan toluen).

Pelarut yang mengandung senyawa klorin seperti diklorometan adalah pelarut


17

yang termasuk dalam golongan pelarut kedua. Pelarut ini memiliki toksisitas yang

rendah tetapi mudah membentuk emulsi. Beberapa pelarut yang biasa digunakan

untuk ekstraksi diantaranya adalah metanol, etanol, etil asetat, aseton dan

asetonitril dengan air dan atau HCl. Toksisitas pelarut yang digunakan merupakan

hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam ekstraksi antioksidan, karena zat

antioksidan akan digunakan pada produk pangan fungsional sehingga

keamanannya harus sangat diperhatikan.

Beberapa senyawa kimia yang dapat diekstrak oleh pelarut organik

berdasarkan tingkat kepolaran pelarut tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Polaritas dan Senyawa Kimia yang Diekstrak oleh berbagai Pelarut

Organik

Proses ekstraksi kulit manggis untuk mendapatkan zat antioksidan biasanya

menggunakan proses maserasi yaitu cara ekstraksi sedederhana untuk

mengekstrak simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut

dalam cairan pelarut. Prinsip maserasi adalah mengekstraksi komponen yang


18

terkandung dan dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan

pelarut yang sesuai pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan pelarut

akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang

konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan pelarut dengan

konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Endapan

yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Keuntungan dari metode ini

adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya adalah cairan pelarut yang

digunakan lebih banyak. Untuk mendapatkan antioksidan dari tumbuh-tumbuhan

dilakukan ekstraksi dengan pelarut berdasarkan tingkat kelarutan senyawa

tersebut. Senyawa alkoholik seperti etanol, metanol, dan propanol merupakan

pelarut untuk mengekstraksi semua golongan flavonoid. Pelarut yang lebih polar

digunakan untuk mengekstraksi glikosida flavonoid.


19

2.7. Kerangka Konseptual

Pentingnya menjaga kesehatan di masa pandemic Covid-19 seperti ini

Mengkonsumsi antioksidan untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Antioksidan berfungsi untuk menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi

kekurangan elektron dari radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi

berantai

Secara empiris kulit manggis diketahui memiliki banyak manfaat salah satunya

potensi sebagai antioksidan

Untuk dapat mengetahui aktifitas antioksidan yang terdapat pada kulit buah

manggis dilakukan pengujian menggunakan metode spektrofotometri UV VIS

dengan DPPH

Berdasarkan penelitian fitokimia, kulit manggis mengandung senyawa

antioksidan golongan fenolik (xanthone, antosianin, tanin dan epikatekin)

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rentang Tahun Publikasi Artikel

Rentang tahun publikasi artikel adalah 2012 sampai tahun 2018.

3.2. Jumlah dan identitas Publikasi yang di Resume

Jumlah artikel ada 3 yaitu terdiri dari 2 artikel jurnal nasional dan 1 artikel

jurnal internasional.

a. Jurnal FMIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 11.15,2012.

Aktivitas antioksidan ekstrak fenolik dari kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L) Stevi G. Dungir, Dewa G. Katja, Vanda S. Kamu.

b. Jurnal kimia 12 (1) Januari 2018 : 74-78

Uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L) menggunakan metode DPPH. Program Studi Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

N.P.A.D. Wijayanti, A.A.G.R.Y. Putra, I.A.P. Suryantari, G.A.D. Dwiantari.

c. Research article_antioxidant activity of mangosteen peel (Garcinia

mangostana L) extracted using different solvents at the different times_ISSN :

0975-7619. Vol 11. Issue 2019.

Andri Kusmayadi, Lovita Andriani, Muchtandi, Ujang Hidayat Tanuwina.

20
21

3.3. Metode Pencarian Sumber

3.3.1. Keyword

1. Antivitas antioksidan ekstrak fenolik dari kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L). stevi G. Dungir, Dewa G. Katja, Vanda S. Kamu

Keywords : manggis, fenolik, antioksidan

2. Uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L) menggunakan metode DPPH.

Keywords : aktivitas antioksidan, DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), IC50,

kromatografi Kolom.

3. Antioxidant activity of mangosteen peel (Garcinia mangostana L) extracted

using different solvents at the different times.

Keywords : Antioxidant, activity, mangosteen peel extract, solvents,

maceration time.

3.3.2. Faktor Inklusi dan Eksklusi

1. Artikel : Aktivitas antioksidan ekstrak fenolik dari kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L). Stevi G. Dungir, Dewa G. Katja, Vanda S. Kamu

Faktor inklusi : aktivitas antioksidan dari kulit buah manggis

Faktor eksklusi : -

2. Artikel : Uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L) menggunakan metode DPPH.

Faktor inklusi : uji aktivitas antioksidan kulit buah manggis menggunakan

metode DPPH.
22

Faktor eksklusi : perbandingan nilai IC50 antara ekstrak dan fraksi dengan

menggunakan metode kolom kromatografi

3. Artikel : Antioxidant activity of mangosteen peel (Garcinia mangostana L)

extracted using different solvents at the different times.

Faktor inklusi : aktivitas antioksidan kulit manggis

Faktor eksklusi : mengekstraksi kulit manggis menggunakan pelanit yang

berbeda pada waktu yang berbeda

3.3.3. Data yang Akan Dibahas

1. Artikel – Aktivitas antioksidan ekstrak fenolik dari kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L). Stevi G. Dungir, Dewa G. Katja, Vanda S. Kamu.

Memiliki faktor inklusi aktivitas antioksidan pada kulit buah manggis, maka

data yang akan di bahas hanya aktivitas antioksidan pada kulit buah manggis.

2. Artikel – Uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L) menggunakan metode DPPH.

Memiliki faktor inklusi uji aktivitas antioksidan kulit buah manggis

menggunakan metode DPPH, pada artikel ditulis uji aktivitas antioksidan

ekstrak dan fraksi kulit buah manggis untuk memperoleh perbandingan nilai

IC50.

3. Artikel – Antioxidant activity of mangosteen peel (Garcinia mangostana L)

extracted using different solvents at the different times.

Memiliki faktor inklusi aktivitas antioksidan kulit buah manggis. Pada artikel

ditulis aktivitas antioksidan kulit manggis diekstraksi menggunakan pelarut

yang berbeda pada waktu yang berbeda, namun penelitian awal mahasiswa
23

hanya menjelaskan aktivitas antioksidan pada kulit buah manggis.

3.4. Rancangan Analisis Data

Artikel yang telah dikumpulkan selanjutnya di resume berupa tabel data :

a. Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi

b. Analisa Data Resume Artikel


BAB IV

HASIL PENELITIAN

(RESUME ARTIKEL)

4.1 Hasil Pencarian Sumber Pustaka (Artikel)

4.1.1 Identitas Artikel dan Fakta Inklusi/Eksklusi

Tabel 4.1 Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi

No Judul Author Nama Jurnal Faktor Faktor

Artikel (ISSN)/Tahun Inklusi Eksklusi

1. Aktivitas Uji -
- Stevi G. Jurnal FMIP
antioksida aktivitas
Dungir UNSRAT
n ekstrak antioksida
- Dewa G. ONLINE 1
fenolik n pada
Katja (1).11.15,201
dari kulit kulit buah
- Vanda S. 2
buah manggis
Kamu
manggis

(Garcinia

mangosta

na L)

24
25

Tabel 4.1 Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi ( Lanjutan )

No Judul Author Nama Jurnal Faktor Faktor

Artikel (ISSN)/Tahun Inklusi Eksklusi

2. Uji Uji -
- N.P.A.D. Jurnal Kimia
aktivitas aktivitas
Wijayanti 12 (1)
antioksida antioksida
- A.A.G.R.Y. Januari 2018 :
n ekstrak Putra n pada
74-78
dan fraksi kulit buah
- I.A.P.
kulit buah manggis
Suryantari
manggis G.A.D.
(Garcinia Dwiantari
mangosta

na L)

mengguna

kan

metode

DPPH
26

Tabel 4.1 Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi ( Lanjutan )

No Judul Author Nama Jurnal Faktor Faktor

Artikel (ISSN)/Tahun Inklusi Eksklusi

3. Antioxida Uji mengekstr


- Andri ISSN : 0975 –
nt activity aktivitas aksi kulit
Kusmayadi 7619
of antioksida manggis
- Lovita Vol.11. Issue
mangoste n pada mengguna
Andriani 2019
en peel kulit buah kan pelanit
- Muchtandi Reseach
(Garcinia manggis yang
- Ujang Article
mangosta berbeda
Hidayat
na L) pada
Tanuwina
extracted waktu

using yang

different berbeda

solvents at

the

different

times
27

4.2 Analisa Data Resume Artikel

Tabel 4.2 : Analisa Data Resume Artikel

Data yang Desain penelitian;


Judul
No. akan Sampel;Variabel; Hasil Penelitian
Artikel
dibahas Instrumen

1 Aktivitas Uji • Desain penelitian : ekstrak kulit buah


aktivitas Eksperimental manggis memiliki
antioksidan
antioksid • Sampel : kulit buah kandungan total
ekstrak an dari manggis fenolik dan aktivitas

fenolik dari kulit • Variabel bebas : antioksidan yang


buah kulit buah manggis besar, dengan
kulit buah
manggis diekstraksi kandungan total
manggis menggunakan fenolik dan aktivitas
metode maserasi antioksidan tertinggi
(Garcinia
• Variabel terikat : pada ekstrak
mangostana
Aktivitas metanol sampel
L) antioksidan kering 44,49 mg/L,

ekstrak kulit buah diikuti ekstrak

manggis metanol sampel

• Variabel kontrol : basah 54,45 mg/L,

kulit buah manggis ekstrak air sampel

dimaserasi kering 346,73 mg/L

menggunakan dan ekstrak air

pelarut methanol sampel basah 346,73

dan air mg/L..

• Instrumen :
Timbangan
analitik.
28

Tabel 4.2 : Analisa Data Resume Artikel ( Lanjutan )

Desain penelitian;
Judul Data yang
No. Sampel;Variabel; Hasil Penelitian
Artikel akan dibahas
Instrumen
Uji aktivitas • Desain penelitian : Aktivitas
2 Uji
Eksperimental antioksidan
antioksidan
aktivitas
• Sampel : kulit buah sangat kuat
dari kulit
antioksida manggis dengan nilai

n ekstrak buah manggis • Variabel bebas : IC50 berturut-


kulit buah manggis turut adalah
dan fraksi
diekstraksi 27,51 ug/ml,
kulit buah menggunakan 22,46 ug/ml,
metode maserasi 22,72 ug/ml,
manggis
• Variabel terikat : 10,71 ug/ml,
(Garcinia
Aktivitas 15,71 ug/ml.
mangostan antioksidan Fraksi C

ekstrak kulit buah merupakan


a L)
manggis fraksi yang
mengguna
• Variabel kontrol : memiliki
kan kulit buah manggis aktivitas lebih

dimaserasi kuat jika


metode
menggunakan dibandingkan
DPPH
pelarut methanol dengan ekstrak

• Instrumen : dan fraksi

Timbangan lainnya dengan

analitik. kandungan
kimia flavonoid
dan polifenol
yang mampu
meredam
radikal bebas
DPPH
29

Tabel 4.2 : Analisa Data Resume Artikel ( Lanjutan )

Data yang Desain penelitian;


N Judul
akan Sampel;Variabel; Hasil Penelitian
o. Artikel
dibahas Instrumen

3 Antioxid Uji • Desain penelitian : Hasil penelitian


Eksperimental
aktivitas menunjukkan bahwa
ant
• Sampel : kulit buah
antioksid jenis pelarut dan
activity manggis
an dari • Variabel bebas : kulit waktu ekstraksi
of
kulit buah manggis signifikan (P<0,01)
mangost
diekstraksi
buah mempengaruhi
een peel menggunakan metode
manggis maserasi aktivitas antioksidan.
(Garcini
• Variabel terikat : Ekstrak aseton kulit
a
Aktivitas antioksidan
manggis merupakan
mangost ekstrak kulit buah
manggis pelarut yang paling
ana L)
• Variabel kontrol : kulit optimal untuk
extracted
buah manggis
aktivitas antioksidan
using dimaserasi
menggunakan etanol, dalam
different
aseton, etil asetat, waktu ekstraksi
solvents
metanol, heksana, asam
selama 24 jam (IC50
at the asetat dan aquadest
• Instrumen : Timbangan = 9,468 + 0,324 ppm).
different
analitik.
times
BAB V

PEMBAHASAN

(HASIL RESUME ARTIKEL)

5.1 Artikel ”Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik dari Kulit Buah Manggis

(Garcinia Mangostana L)”

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari

ekstrak kulit buah manggis. Sampel yang digunakan adalah kulit buah manggis

segar dan kering, diekstraksi dengan pelarut air panas dan metanol selama 24 jam.

Metode penelitian ini dilakukan dengan menentukan kandungan total senyawa

fenolik dan aktivitas antioksidan menggunakan metode penangkal radikal bebas

DPPH. Kandungan total senyawa fenolik tertinggi pada ekstrak metanol sampel

kering (MK), diikuti ekstrak metanol sampel basah (MB), ekstrak air sampel

kering (AK), dan ekstrak air sampel basah (AB). Aktivitas antioksidan sebagai

penangkal radikal bebas DPPH yang besar diketahui dengan nilai IC 50 yang kecil,

yaitu aktivitas antioksidan tertinggi pada MK sebesar 44,49 mg/L, diikuti MB,

AK, AB berturut-turut 54,95; 346,73; 346,74 mg/L.

5.2 Artikel ”Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Kulit Buah

Manggis (Garcinia Mangostana L) Menggunakan Metode DPPH”

Penelitian mengenai uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kulit buah

manggis menggunakan metode DPPH ini bertujuan untuk memperoleh

perbandingan nilai IC50 antara ekstrak dan fraksi sehingga diperoleh aktivitas

antioksidan yang optimum serta mengetahui golongan senyawa dari fraksi aktif.

30
31

Metode yang digunakan untuk fraksinasi adalah kolom kromatografi dengan

pelarut bergradien n-hexana: etil asetat (9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9,

0:10). Nilai IC50 untuk masing-masing ekstrak menggunakan metode DPPH

menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 untuk fraksi A, B, C, dan D

berturut-turut sebesar 27,51 g/mL, 22,46 g/mL, 22,72 /mL, 10,71 /mL,

15,71 /mL. Fraksi C merupakan fraksi yang memiliki aktivitas lebih kuat jika

dibandingkan dengan ekstrak dan fraksi lainnya dengan kandungan kimia

flavonoid dan polifenol yang mampu meredam radikal bebas DPPH.

5.3 Artikel ”Antioxidant Activity of Mangosteen Peel (Garcinia Mangostana L)

Extracted Using Different Solvents at The Different Times”

Ekstraksi dilakukan untuk mengekstrak senyawa penting pada kulit

manggis menggunakan pelarut pada waktu yang berbeda. Waktu ekstraksi perlu

dihitung agar senyawa bioaktif dapat diekstraksi secara optimal menggunakan

pelarut yang paling efisien. Ekstraksi kulit manggis dilakukan dengan perendaman

dalam pelarut pada waktu tertentu (umumnya 1-2 hari) tanpa pemanasan. Tujuan :

penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pelarut yang berbeda dan

waktu maserasi terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis. Bahan dan

metode : penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak kulit manggis

menggunakan etanol (EtOH), aseton (Ace), etil asetat (EtOAC), metanol (MeOH),

heksana (HX), asam asetat (AceAc) dan aquadest (Aqua) pada suhu 24, 36 dan

48h. Aktivitas antioksidan diperiksa menggunakan spektrofotometer UV tampak

pada panjang gelombang tertentu. Hasil dan diskusi : hasil penelitian

menunjukkan bahwa jenis pelarut dan waktu ekstrak signifikan (P<0,01)


32

mempengaruhi aktivitas antioksidan. Ekstrak aseton kulit manggis merupakan

pelarut yang paling optimal untuk aktivitas antioksidan di waktu ekstraksi selama

24 jam (IC50 + 9,468 + 0,324 ppm). Diperlukan pengujian lebih lanjut untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dengan menggunakan metode HPLC.

Kesimpulan : hal ini dibuktikan dengan sifat-sifat pelarut, khususnya indeks

polaritas dan waktu yang signifikan aktivitas antioksidan yang terpengaruh.

5.4 Pembahasan Dari Keseluruhan Artikel

Dengan membandingkan ketiga artikel di atas, dapat diketahui bahwa

terdapat hasil temuan persamaan dan perbedaan pada penelitian. Persamaannya

terletak pada bahan sampel yang digunakan, metode yang dipakai pada penelitian

dan tujuan dari dilakukannya penelitian tersebut. Bahan sampel yang digunakan

yaitu sama-sama menggunakan ekstrak kulit buah manggis. Sedangkan metode

yang digunakan adalah menggunakan metode spektrofotometri UV VIS dengan

DPPH. Dari ketiga artikel di atas mempunyai tujuan penelitian yang sama, yaitu

untuk uji aktivitas antioksidan yang terdapat pada kulit buah manggis (Garcinia

Mangostana L).

Selain persamaan tersebut di atas terdapat pula perbedaan diantara ketiga

artikel di atas. Perbedaannya terletak pada pelarut/solvent yang digunakan saat

ekstraksi. Pada artikel 1, peneliti menggunakan pelarut air dan metanol.

Sedangkan pada artikel 2, peneliti menggunakan bahan pelarut bergradien n-

hexana, etil asetat kloroform dan metanol. Pada artikel 3, diketahui bahwa pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan etanol, aseton, etil asetat, metanol,

hexsana, asam asetat dan aquabidest.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

(RESUME ARTIKEL)

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil resume penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak

kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) bisa digunakan sebagai antioksidan

dibuktikan dari hasil uji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH secara

spektrofotometri didapatkan hasil diperoleh nilai IC50 berturut-turut sebesar 27,51

g/mL, 22,46 g/mL, 22,72 /mL, 10,71 /mL, 15,71 /mL.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah :

a. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan senyawa pada kulit

buah manggis (Garcinia Mangostana L) yang memiliki aktivitas antioksidan.

b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbandingan

metanol – air yang tepat digunakan dalam proses ekstraksi antioksidan kulit

buah manggis (Garcinia Mangostana L).

33

Anda mungkin juga menyukai