Anda di halaman 1dari 9

1.

Daun sirsak

Nama sirsak berasal dari bahasa Belanda "zuur zak", artinya buah yang asam. Bagian tanaman mulai bunga, daun, buah, biji, kulit, dan akar dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Tanaman ini ditanam secara komersial atau sambilan untuk diambil buahnya. Pohon sirsak bisa mencapai tinggi 9 meter. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Daun sirsak ternyata mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal, dan untuk menjaga kondisi tubuh. Dibalik manfaatnya tersebut ternyata tak lepas dari kandungannya yang banyak mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin,

annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin. Kandungan senyawa ini merupakan senyawa yang banyak sekali manfaatnya bagi tubuh, bisa sebagai obat penyakit atau untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Manfaat daun sirsak ternyata 10.000 kali lebih kuat kandungan dan kemampuannya dari kemoterapi dalam mengobati kanker. Ini berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, pada masyarakat kuno daun sirsak sudah diketahui manfaatnya dan banyak diguinakan untuk mengobati penyakit. Sekitar tahun 1965, berbagai studi para ilmuwan membuktikan ekstrak daun sirsak memiliki khasiat yang lebih baik dari kemoterapi, bahkan ekstrak tersebut bisa memperlambat pertumbuhan kanker. Pada tahun 1976, National Cancer Institute telah melakukan penelitian ilmiah dan hasilnya menyatakan batang dan daun sirsak efektif menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker. Ini karena kandungannya yang sangat tinggi senyawa proaktif bagi tubuh, ini jarang ditemukan pada buah lainnya. Manfaat daun sirsak telah diteliti juga baru-baru ini dalam sebuah studi, bahwa daun pohon sirsak sangat efektif untuk kanker prostat, pankreas dan paru-paru. Hasil penelitian ini ternyata sudah disimpan selama bertahun-tahun sejak zaman dulu, tapi banyak orang yang tidak mengetahuinya, entah karena faktor apa. Bahkan berdasarkan 20 tes laboratorium tentang manfaat daun sirsak yang dilakukan sejak tahun 1970 menunjukkan hasil yang luar biasa, daun sirsak memiliki khasiat yang sangat baik, sperti: - Menyerang sel-sel kanker secara efektif karena tidak membahayakan sel yang sehat, serta tidak menyebabkan rasa mual ekstrim, kehilangan berat badan dan rambut rontok. - Daun sirsak memiliki target yang

efektif dan bisa membunuh sel-sel ganas bagi 12 jenis kanker, termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru dan kanker pankreas. - Mampu meningkatkan energi di dalam tubuh. - Menambah stamina dan fitness. - Membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghindari infeksi yang mematikan. - Mampu mencegah radikal bebas, dan masih banyak lagi khasiat lainnya. Daun sirsak mengandung tanin, alkaloid, dan sejumlah kandungan kimia lainnya seperti acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, gentisic acid caclourine, linoleic acid, gigantetronin dan

muricapentocin. Kandungan senyawa kimia tersebut merupakan senyawa yg dapat memberikan manfaat untuk tubuh, baik sebagai obat ataupun meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Stefanus dan Darmawan Tri Wibowo, ahli budidaya tanaman sirsak dari Taman Wisata Mekarsari memaparkan cara pengolahan daun sirsak untuk herbal pencegah kanker, berikut ini: Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc) hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya menggunakan kendi atau panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Air rebusan diminum selagi hangat setiap hari, pagi atau sore hari selama 3-4 pekan.

2. Kulit manggis

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai "ratu buah", sebagai pasangan durian, si "raja buah". Buah ini mengandung mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia. Sifat kimia dari permukaan bawah kulit manggis terdiri dari berbagai polifenol, termasuk xanthones dan tanin yang menjamin astringent dapat menghambat perhatian serangga, jamur, virus tanaman, bakteri dan pemangsa hewan, pada saat buah belum matang.

Perubahan warna dan pelunakan kulit menjadi proses alami yang menunjukkan pematangan buah dapat dimakan dan benih telah selesai berkembang. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kulit buah Manggis memiliki manfaat yang signifikan dalam mengatasi sel kanker dan virus. Berikut ialah beberapa hasil penelitian yang menunjukkan keberhasilan kandungan kulit Manggis dalam mematikan sel kanker. Penelitian Dr Agung Endro Nugroho, MSi, yang berhasil menyimpulkan bahwa dalam Manggis setidaknya terkandung sebanyak 50 senyawa xanthone, salah satunya seperti alfa-mangostin, gamma-mangostin dan juga garsinon-E yang dikenal memiliki efek farmakologis. Derivasi xanthone tersebut terbukti mampu dalam meredam kanker. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jepang bernama Yukihiro Akao, mengungkapkan bahwa alfa-mangostin yang terkandung dalam Manggis bisa mengendalikan sel kanker dengan mekanisme yang disebut dengan apoptosis atau bunuh diri. Tidak hanya itu, alfa-mangostin juga sangat berperan dalam mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untukk melawan sel kanker. Dengan banyaknya manfaat kulit buah Manggis, sudah sepantasnya jika Anda mulai saat ini sudah menggunakan. buah Manggis sebagai solusi pengobatan alternatif untuk penyakit apapun yang diderita seperti kanker. Cara membuat jus manggis untuk pengobatan kanker

Keroklah kulit buah Manggis di bagian dalam dengan menggunakan sendok. Dalam tahapan ini, Anda harus pandai memilih buah Manggis yang kulitnya bagus dan tidak busuk untuk memperoleh kulit buah yang berkualitas tinggi. Saat melakukan pengerokan kulit buah, hindari bagian yang berwarna hitam atau getah kuning supaya jusnya tidak terasa pahit.

Setelah hasil kerokan kulit buah dikumpulkan, langkah selanjutnya ialah merebus kulit buah Manggis tersebut. Langkah ini sebenarnya alternatif kalau Anda tidak mau rasa jusnya terlalu pekat dan pahit. Dengan direbus terlebih dahulu, maka rasa sepat dan pahit bisa diminimalisir. Disarankan untuk tidak membuang air rebusan kulit Manggis tersebut dan sebaiknya simpanlah sisa air rebusan tersebut didalam kulkas, untuk digunakan lagi pada lain kesempatan. Bahkan beberapa herbalis menganjurkan untuk menggunakan air rebusan tersebut sebagai instrumen terapi pengobatan beberapa penyakit.

Masukkanlah hasil kerokan kulit buah Manggis atau air rebusan kulitnya (jika memakai langkah yang kedua) kedalam blender, tambahkan air matang sebanyak satu gelas, dan Gula Aren. Anda juga bisa mencampurkan madu dan beberapa buah sesuai selera Anda seperti Alpukat, Mangga, Sirsak dan lainnya untuk mengurangi rasa sepat dan pahit.

Jus kulit buah Manggis pun telah siap diminum. Sisanya Anda bisa menyimpannya ke dalam wadah yang memiliki penutup, seperti botol, tupperware dan simpanlah di dalam lemari es (kulkas).

3. Buah merah Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua. Oleh masyarakat Wamena, Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan. Adapun penelitian tentang khasiat pengobatan Buah Merah pertama kali dilakukan oleh peneliti dosen Universitas Cendrawasih di Jayapura yaitu Drs. I Made Budi M.S. sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi Buah Merah. Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina tinggi, padahal hidup sehari-hari secara asli tradisional yang serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dalam kondisi alam yang keras serta kadang-kadang bercuaca cukup dingin di ketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik penduduk lain yakni jarang yang terkena penyakit degeneratif seperti: hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kanker. Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, ternyata dalam ujud sari Buah Merah itu banyak mengandung antioksidan (kandungan rata-rata):

Karoten (12.000 ppm) Betakaroten (700 ppm) Tokoferol (11.000 ppm)

Di samping beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.

Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker. Dalam beberapa penelitian terbatas yang dilakukan I Made Budi dengan metode pengobatan langsung dengan Sari Buah Merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan yang amat tinggi dalam upaya pengobatan yang dilaksanakan terhadap beberapa penyakit. Peran Buah Merah dalam membantu penyembuhan kanker ini dipengaruhi oleh kandungan tokoferol dan betakarotennya yang relatif tinggi. Kedua senyawa kimia ini bekerja sama sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antioksidan, kedua senyawa ini berperan mencegah dan menekan pertumbuhan sel-sel kanker. Omega 3 yang terkandung di dalam Buah Merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak, sehingga sangat disarankan bagi penderita kanker payudara. Penderita kanker yang sudah membaik biasanya meminum sari Buah Merah sebanyak satu sendok teh dua kali sehari. Jika sudah meminum sari buah ini, disarankan tidak mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin E karena vitamin E yang terkadung dalam sari Buah Merah sudah tinggi. Kondisi kolesterol juga harus selalu diperiksa, karena beberapa orang yang mengonsumsi sari Buah Merah kolesterolnya cenderung meningkat. Disarankan pula sebelum mengonsumsi sari Buah Merah, penderita kanker berkonsultasi dengan dokter dan herbalis yang ahli menangani penyakit kanker.

4.

Iscador (Extract Mistletoe) Mistletoe (Viscum album L.) merupakan tanaman semi-parasit yang hidup dengan

beberapa jenis pohon, termasuk oak, pinus, cemara, elm dan apel, dan telah digunakan sejak zaman kuno untuk mengobati berbagai penyakit manusia. Ekstrak mistletoe telah terbukti dapat membunuh sel-sel kanker di laboratorium dan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Hanya spesies mistletoe Eropa yang digunakan dalam pengobatan kanker. Preparat mistletoe digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dan membunuh sel-sel

kanker. Telah dilaporkan untuk mengurangi ukuran tumor dan meningkatkan kualitas hidup dan kelangsungan hidup beberapa pasien kanker. Tiga komponen mistletoe (lektin, alkaloid dan viscotoxins) mungkin bertanggung jawab untuk efek-efek biologisnya. Sebuah studi pengobatan yang berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun dengan suntikan subkutan diberikan pagi 3-7 kali per minggu. Dosis meningkat secara bertahap dan disesuaikan tergantung pada kondisi umum pasien, jenis kelamin, usia, dan jenis kanker. Mistletoe biasanya diberikan melalui suntikan subkutan, idealnya dekat lokasi tumor sambil menghindari daerah iradiasi. Hal ini kadang-kadang disuntikkan langsung ke tumor terutama pada hati, tenggorokan dan leher rahim. Hasil penelitian yang telah diperoleh dalam studi hewan yang telah meneliti kemampuan ekstrak mistletoe untuk memperlambat pertumbuhan tumor. Tidak ada bukti dari uji klinis yang dirancang dengan baik bahwa mistletoe atau salah satu komponennya merupakan pengobatan yang efektif untuk kanker manusia.

5. Saw Palmetto Saw Palmetto (Serenoa repens) adalah palem yang tumbuh rendah asli Amerika Serikat tenggara, khususnya Florida. Bagian tanaman yang digunakan untuk tujuan pengobatan adalah buah yang dipanen, dikeringkan, dan tanah untuk persiapan sebagai teh atau kapsul. Hal ini sering diresepkan untuk pengobatan benign prostatic hyperplasia (BPH), atau sebagai anti-inflamasi. Menariknya, melihat palmetto berry tampaknya tidak untuk mengurangi ukuran pembesaran prostat, melainkan meringankan gejala yang berhubungan dengan BPH seperti sering buang air kecil. Saw palmetto tidak diyakini mengganggu pengukuran yang akurat antigen spesifik prostat atau PSA (penanda untuk kanker prostat). Semua studi menunjukkan bahwa Saw Palmetto ekstrak ini efektif untuk kedua pengukuran subjektif dan objektif pembesaran prostat. Penelitian lain menunjukkan bahwa Saw Palmetto ekstrak selektif antagonizes 52% dari reseptor dihidrotestosteron dalam prostat, sehingga menghambat hormon dari mengikat mereka, dan karena itu meminimalkan stimulasi pertumbuhan sel.

6. BIRCH Birch (Betula alba) disadap oleh orang Indian Amerika untuk getah, untuk minuman dan seperti sirup. Minyak wintergreen yang bisa didapatkan dari kulit kayu dan ranting dalamnya. Secara tradisional, telah digunakan untuk pengobatan diare, disentri, kolera, dan

semua penyakit pada saluran pencernaan. Hal ini dikatakan baik "pembersih darah." Ini telah menjadi obat disetujui di Rusia sejak 1834. Digunakan secara eksternal, merupakan pengobatan tradisional untuk "eksim dan penyakit kulit," menurut Alma R. Hutchens `A Handbook of Amerika Herbal asli. Jadi harus sedikit mengejutkan bahwa birch putih dapat menjadi sumber bahan kimia kuat yang berguna dalam memerangi melanoma dan jenis kanker lainnya. Pada bulan Maret 1995, John Pezzuto dari University of Illinois, Chicago melaporkan bahwa salah satu senyawa, yang disebut betulinic asam, mampu membunuh selsel melanoma manusia ditransplantasikan ke tikus. Dr Pezzuto mengekstrak betulin dari pohon birch dan selanjutnya dikonversi menjadi asam betulinic. Menurut ilmuwan, asam betulinic "bekerja lebih baik daripada obat yang paling umum digunakan pada orang untuk mengobati melanoma." Tidak seperti kemoterapi konvensional, senyawa ini tidak menimbulkan efek samping dan jelas, untuk alasan yang jelas, berpotensi sangat murah.

7. Aloe Vera Lidah buaya telah lama dikenal untuk pengobatan. Secara tradisional, sampai hari ini, gel aloe telah digunakan untuk terapi kulit kering atau rusak, mengobati luka ringan dan luka bakar, dan lateks telah digunakan untuk sembelit. Akar kadang-kadang digunakan untuk kolik. Di beberapa belahan dunia, seperti India, lidah buaya digunakan untuk mengobati infeksi usus. Aloe mungkin dapat membantu merangsang sistem kekebalan tubuh, dan mungkin juga memiliki efek anti-inflamasi. Studi sedang dilakukan untuk mengeksplorasi efek ini. Hanya dalam beberapa tahun terakhir ini perhatian telah difokuskan penggunaan aloe untuk alasan yang berbeda. Aloe telah ditemukan mengandung zat yang disebut acemannan. Hal ini telah menunjukkan potensi sebagai pengobatan untuk AIDS dan kanker. Dalam sejumlah penelitian, acemannan telah baik imunostimulan dan sifat langsung antivirus. Hal ini tidak beracun bahkan ketika disuntikkan pada dosis tinggi, menyebabkan "ada tanda-tanda signifikan keracunan dan tidak ada kematian."

8. Alkaloid vinca Vinblastine dan vincristine adalah alkaloid yang ditemukan di Madagaskar periwinkle, dari tumbuhan Catharanthus roseus (sebelumnya dikenal sebagai Vinca rosea) .

Catahranthus adalah contoh tanaman yang diperkenalkan ke dalam dunia kedokteran melalui senyawa murni yang diisolasi dan bukan sediaan galeniknya. Selain dari daun, dari akarnya pun telah berhasil diisolasi 90 jenis alkaloid indol beberapa diantaranya seperti ajmalisin, loknerin, serpentin dan tetrahidroalstonin, yang ditemukan di dalam genus lain tetapi masih dalam suku yang sama. Yang sangat menarik adalah ada segolongan alkaloid dimer yang mempunyai aktivitas antineoplastik diantaranya leurokristin (Vinkristin=LC) dan

vinkaleukoblastin (vinblastin). Vinblastin tersusun dari komponen alkaloid indol katarantin dan alkaolid dihidroindol vindolin. Keduanya terdapat bebas diantara tanaman. Karena alkaloid tersebut dibutuhkan untuk pengobatan, akhirnya diproduksi secara komersial. Contoh obat yang memanfaatkan alkaloid Catharanthus roseus yaitu Velban (Vinkristin sulfat) dan Oncovin (Vindesin). Mereka bekerja dengan mencegah mitosis pada metafase. Alkaloid ini mengikat tubulin, sehingga mencegah sel dari membuat spindle perlu untuk dapat membagi. Hal ini berbeda dari tindakan taksol yang mengganggu pembelahan sel dengan menjaga spindle dari yang rusak. Vinblastin terutama berguna untuk mengobati penyakit Hodgkin, kanker testis lanjut dan kanker payudara lanjut. Vincristine terutama digunakan untuk mengobati leukemia akut dan limfoma lainnya. Vinblastin dan vinkristin, alkaloid pada Catharanthus roseus, biasa digunakan untuk terapi antikanker pada kasus leukemia limfotik dan penyakit Hodgkin. Vinkristin juga digunakan untuk pengobatan kanker bronkus, nefroblastoma leukemia limfotik pada anakanak dan limfoma pada orang dewasa. Vinkristin mempunyai efek kurang toksik daripada vinblastin dan memiliki aplikasi terapeutik yang lebih luas. Aplikasi dalam kemoterapi, vinkristin (sulfat) dapat diberikan sesuai dosis normal (orang dewasa) yaitu 1-1,4 mg /m2 luas permukaan tubuh seminggu sekali atau sebulan sekali. Vinblastin dimanfaatkan untuk terapi karsinoma testis, sarkoma kaposi,

koriokarsinoma, dan beberapa kasus histisitosis (khususnya sindrom Lettersiwe). Dosis normal vinblastin pada orang dewasa adalah 4-6 mg/m2 luas permukaan tubuh setiap minggu. Walaupun berkhasiat dalam pengobatan, tapak dara memberikan efek samping. Alkaloid tapak dara mengakibatkan depresi tulang belakang terutama pada pembentukan leukosit dan trombosit. Pasien yang memanfaatkan alkaloid ini menunjukkan efek samping seperti kerontokan rambut, nausea, distensi abdominal dan konstipasi. Efek paling sering yaitu perineuritis. Alkaloid mengiritasi trombosit dan diberi secara intravena dapat menyebabkan tromboplebitis. Alkaloid juga dapat mengganggu system saraf pada ayam .

Pemberian

secara

intratekal

dapat

menimbulkan

efek

neurotoksik.

Vinblastin vinkristin, vinorelbin dan ajmalisin memiliki efek samping yang berbeda-beda. Vinblastin dan vinkristin menimbulkan efek periferal neurotoksik seperti mialgia, parestesia, kehilangan refleks tendon, depresi dan sakit kepala serta kesulitan bernapas. Efek lainnya meliputi alopesia, distres gastrointestinal (konstipasi) ulkus, amenorrhea, dan azoospermia. Karena Vinblastin memiliki efek leukopenik yang tinggi, maka harus berhati-hati memberikan dosis. Vinorelbin bersifat hematotoksik dan ajmalisin merupakan -adrenergik bloker spamolitik, yang pada dosis tinggi dapat mengurangi efek adrenalin dan mengatur aktivitas pusat vasomotor terutama pada batang otak. Aktivitas ini secara temporal dapat meningkatkan aliran darah ke otak.

Anda mungkin juga menyukai