Anda di halaman 1dari 31

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI DAN FORMULASI

SEDIAAN CAIR DAN SETENGAH PADAT

“DIFENTORANT”
Bahan Aktif :

Diphenhidramin HCL
Bentuk Sediaan :

Sirup

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

AAM AMELIA
ANDI KURNIAJATURIATAMA
INDAH PRIHANDINI
MEGAWATI
SYUKRON MAULANA
TIA BUDI ASTUTI

FARMASI 4B

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010
Preformulasi Zat Aktif
(Sifat Fisika Kimia Zat Aktif)

Diphenhidramine HCL

SIFAT KIMIA

Rumus senyawa : C17H21NO,HCL

Struktur molekul :

Berat molekul :

Difenhidramina Hidroklorida tidak kurang dari dari 98,0% C17H21NO,HCL dihitung


terhadap zat yang telah dikeringkan.

SIFAT FISIK

SIFAT ORGANOLEPTIS

Bentuk : serbuk hablur

Warna: putih

Bau : tak berbau

Rasa : rasa pahit disertai rasa tebal


Preformulasi Zat Aktif
(Sifat Fisika Kimia Zat Aktif)
(Lanjutan)

Diphenhidramin HCL

SIFAT FISIK

Stabilitas Penyimpanan

Inkompatibel : Amobarbital, amphotericin B, dexamethasone sodium phosphate with


lorazepam and metoclopramide, iodipamide meglumine, phenytoin, phenobarbital,
thiopental.

Kelarutan :mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform P.sangat
sukar larut dalam eter P ; agak sukar larut dalam aseton P.

Jarak lebur antara 167º dan 172º.

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.


DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF

Diphenhidramin HCL

Khasiat : antihistaminikum

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap difenhidramin atau komponen lain dari formulasi;


asthma akut karena aktivitas antikolinergik antagonis H1 dapat mengentalkan
sekresi bronkial pada saluran pernapasan sehingga memperberat serangan asma
akut; pada bayi baru lahir karena potensial menyebabkan kejang atau
menstimulasi SSP paradoksikal.

Peringatan

          Dapat menyebabkan sedasi, hati-hati menjalankan mesin atau mengendarai


kendaraan. Efek sedatif bertambah dengan pemberian bersama.  depresan SSP
atau etanol. Gunakan hati-hati pada pasien glaukoma sudut tertutup, obstruksi
pyloroduodenal (termasuk ulkus peptik stenotik), obstruksi saluran kemih,
hipertiroidisme, peningkatan tekanan intraokular, dan penyakit kardiovaskular
(termasuk hipertensi dan takikardia). Difenhidramin memiliki efek sedasi yang
besar dan bersifat antikolinergik, sehingga tidak disarankan penggunaan jangka
waktu lama pada usila. Dapat menyebabkan eksitasi paradoksal pada pediatri dan
dapat menyebabkan halusinasi, koma dan kematian jika over dosis. Beberapa
preparat mengandung natrium bisulfit; dan bentuk sirup mengandung alkohol.
DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
(Lanjutan)

Diphenhidramin HCL

EFEK SAMPING

Kardiovaskuler : Hipotensi, palpitasi, takikardia

Sistem saraf pusat :

Sedasi, mengantuk, pusing, gangguan koordinasi, sakit kepala, kelelahan, kejang


paraksikal, insomnia, euforia, bingung.

Dermatologi : Fotosensitif, kemerahan, angioedema, urtikaria.

Gastrointestinal :

Mual, muntah, diare, sakit perut, xerostomia, peningkatan nafsu makan, peningkatan berat
badan, kekeringan mukosa, anoreksia.

Genitourinari : Retensi urin, sering atau sebaliknya, susah buang air kecil.

Hematologi : Anemia hemolitika, trombositopenia, agranulositosis.

Mata : Penglihatan kabur.

Pernapasan : sekret bronki mengental.


DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
(Lanjutan)

Diphenhidramin HCL

INTERAKSI OBAT

Dengan Obat Lain :

 Penghambat CYP2D6 (sedang) :

            Obat Antikolinergik : Sindroma antikolinergik sentral dan/atau periferal dapat


terjadi bila diminum bersama analgesik opioid, fenotiasin dan antipsikotik (terutama
dengan aktivitas antikolinergik yang tinggi), antidepresan trisikllik, beberapa antiaritmia
dan antihistamin.

Atenolol : Obat dengan aktivitas antikolinergik tinggi dapat meningkatkan


bioavailabilitas atenolol (dan mungkin beta bloker lain).

Obat-obat Kolinergik : Obat dengan aktivitas antikolinergik tinggi dapat melawan


efek terapi kolinergik, termasuk donepezil, rivastigmin dan takrin.

Depresan SSP : Efek sedatif dapat bertambah dengan pemberian obat depresan
SSP seperti : etanol, benzodiazepin, barbiturat, analgesik opioid, dan obat berefek sedatif
lain.

Substrat CYP2D6 : Difenhidramin dapat meningkatkan efek substrat CYP2D6,


meliputi amfetamin, beta bloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain, mirtazapin,
nefazodon, paroksetin, risperidon, ritonavir, tioridazin, antidepresan trisiklik, dan 
venlafaksin.

Substrat prodrug CYP2D6 : Difenhidramin dapat menurunkan efek substrat


prodrug CYP2D6 seperti codein dan tramadol.
DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
(Lanjutan)

Diphenhidramin HCL

INTERAKSI OBAT

Dengan Obat Lain (Lanjutan):

 Penghambat CYP2D6 (sedang) :

Digoksin : Obat dengan aktivitas antikolinergik tinggi dapat mengurangi


motilitas lambung dan meningkatkan absorpsi digoksin melalui penundaan
pengosongan lambung.

Levodopa : Obat dengan aktivitas antikolinergik tinggi dapat


meningkatkan motilitas lambung dan mengurangi absorpsi levodopa dengan cara
penundaan pengosongan lambung.

Neuroleptik : Obat dengan aktivitas antikolinergik tinggi melawan efek


terapi neuroleptik.

Etanol : Hindari etanol (dapat meningkatkan depresi SSP).

 Dengan Makanan :

Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.


DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
(Lanjutan)

Diphenhidramin HCL

PENGARUH OBAT

          - Terhadap Kahamilan : Klasifikasi kehamilan kategori B. Biasanya


digunakan difenhidramin parenteral untuk mengatasi reaksi alergi akut atau berat
pada kehamilan. Penggunaan antagonis H1 secara rutin tidak direkomendasikan
selama kehamilan. Difenhidramin hanya diberikan bila perlu, jangka pendek dan
di bawah pengawasan dokter. Tidak direkomendasi penggunaan pada kehamilan
trimester pertama kecuali jika secara medis bermanfaat. Metode non farmakologis
lebih disarankan (istirahat, minum banyak cairan) untuk mengurangi gejala
selesma atau alergi.

          - Terhadap Ibu Menyusui : Antagonis H1 tidak direkomendasikan selama


menyusui karena dapat menginduksi stimulasi SSP paradoksikal pada bayi atau
kejang pada bayi prematur. Juga dapat terjadi penghambatan laktasi. Perlu
dipertimbangkan pemberian pengganti ASI apabila diperlukan terapi
difenhidramin pada ibu menyusui.
DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF

Diphenhidramin HCL

Diphenhidramin HCl termasuk antihistamin golongan etanolamin yang


mempunyai khasiat antara lain dapat berefek sebagai antihistamin yaitu dapat
mengatasi reaksi alergi, berefek sedatif yang dapat menguntungkan bagi pasien
yang dirawat di Rumah Sakit ataupun pasien yang perlu banyak tidur, berefek
sebagai antikolinergik dan juga antiemetik. Disamping itu diphenhidramin HCl
dapat mengatasi paralisis agitans, mengurangi rigiditas dan memperbaiki kelainan
pergerakan.

Setelah pemberian oral atau parenteral, diphenhidramin HCl diabsorpsi


secara baik. Untuk mengatasi reaksi alergi, maka diharapkan obat tersebut
langsung dapat memberikan efek sehingga rasa gatal, sakit, bercak merah, dan
udem dapat langsung diatasi. Untuk dapat memberikan efek yang cepat biasanya
diphenhidramin HCl diberikan secara parenteral/injeksi. Injeksi diphenhidramin
HCl dapat diberikan secara intravena maupun intramuskular.
DATA FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
(Lanjutan)

Diphenhidramin HCL

DOSIS, CARA PEMBERIAN DAN LAMA PEMBERIAN

          Dosis oral :

          Dewasa dan remaja : 25-50 mg  3-4 kali sehari, dengan interval 4-6 jam, bila perlu.
Dosis maksimal 300 mg/hr.

          Usia lanjut (usila) : Mulai dengan dosis dewasa serendah mungkin. Usia lanjut lebih
sensitif terhadap efek antikolinergik.

          Anak-anak > 9.1 kg : 12.5-25 mg  3-4 kali per hari, dengan interval 4-6 jam. Sebagai
alternatif, berikan 5 mg/kg/hr, terbagi dalam 3-4 dosis. Dosis maksimal 300 mg/hr.

          Anak-anak<= 9.1 kg : 6.25-12.5 mg 3-4 kali per hari, dengan interval 4-6 jam.
Alternatif lain, berikan 5 mg/kg/hr, terbagi dalam 3-4 dosis. Dosis maksimal 300 mg/hr.
BENTUK SEDIAAN

SIRUP

ALASAN DIBUATNYA SIRUP :

1. Zat aktif yang digunakan (Diphenhidramin HCl) memiliki sifat yang mudah
larut di dalam air.
2. Obat dirancang atau dibuat untuk anak hingga dewasa, sehingga pemilihan
bentuk sediaan sirup dirasa paling efektif memudahkan dalam penggunaan
terutama untuk anak – anak.
DATA PREFORMULASI
(Formula Umum Sediaan, Bahan Pembantu Yang Digunakan Berserta Data
Preformulasinya)

I. ZAT AKTIF
- Diphenhidramin HCl (Data Preformulasi sudah tertera di atas).

- Ammonium Klorida (Zat Aktif Tambahan)


SIFAT KIMIA

Nama kimia : Salmiak

Rumus kimia : NH4Cl

Bobot molekul : 53,49

ORGANOLEPTIS :

Bentuk : serbuk hablur

Warna : putih

Bau : tidak berbau

Rasa : asin dan dingain serta bersifat higroskopis

SIFAT FISIKA

Kelarutan :

mudah larut dalam air dan dalam gliserol p; lebih mudah larut dalam air mendidih;
agak sukaR larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup


SIFAT FARMAKOLOGI

Khasiat : eskpektoran

Dosis : dosis lazim untuk dewasa;   1xp: 500mg-1g        1xh: 2g-4g

Dosis maksimum ; 1xh = 10g

Efek samping : kepala pusing,mual,mengantuk,konstipasi

Peringatan :

tidak disarankan untuk anak dibawah usia 2 tahun

Petunjuk penggunaan khusus sebaiknya dipatuhin pasien yang mengalami pusing


dan sesak nafas gunakan dengan hati-hati bagi pasien dengan cacat fungsi liver.

Kontraindikasi: pasien yang hipersensitiv dengan salah satu bahan aktif dann
pada wanita hamil.

Stabilitas : tidak stabil pada suhu pemanasan lembabdan pereaksi yang tidak
cocok

Ketidakcocokan: cenderung tidakk cocok pada konsentrasi asam, basa kuat,garam


perak,amonium nitrat,bromin trifluorida,dan iodin heptafluorida, bisa meledak
bila bereaksi dengan potasiumklorat atau bromin trifluorida,

II. ZAT TAMBAHAN


a. Natrii Citras
1. SIFAT KIMIA
- Sinonim : Sodium Citras
- Rumus Kimia : C₆H₅Na₃O₇. 2H₂O
- Bobot Molekul : 294,10

2. SIFAT ORGANOLEPTIS
- Bentuk : Hablur, Serbuk
- Warna : Tidak Berwarna, Putih
- Bau : Tidak Berbau
- Rasa : Berasa garam,sedikit memadat pada udara
lembab.
- Flouresensi : Tidak Berflouresensi

3. SIFAT FISIKA
- Stabilitas : Natri Citras bersifat stabil. Untuk sediaan larutan
sterilisasi dengan menggunakan Autoklaf
- Wadah : Dalam wadah tertutup rapat
- Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; praktis tidak larut dalam
ethanol ( 95 %) P

4. SIFAT FARMAKOLOGI
Khasiat : Zat tambahan, Alkalizing agent, Buffer

5. INKOMPATIBEL
Sediaan larutan bersifat basa dan akan bereaksi dengan asam. Garam alkaloid
akan menyebabkan presipitasi cairan atau larutan hidroalkohol. Garam
Kalsium dan stronsium akan menyebabkan presipitasi jika digunakan
bersamaan dengan sitrat.

6. DOSIS
Sebagai pendapar : 0,3 – 2 %

b. Acid Citras
1. SIFAT KIMIA
- Sinonim : 2- Hydroxypropane-1,2,3-tricarboxylic acid
monohydrate
- Rumus Kimia : C₆H₈O₇. H₂O
- Bobot Molekul : 210,14

2. SIFAT ORGANOLEPTIS
- Bentuk : Hablur atau serbuk
- Warna : Tidak berwarna, putih
- Bau : Tidak berbau
- Rasa : Sangat asam

3. SIFAT FISIKA
- Stabilitas : Merapuh dalam udara kering dan panas. Kristal Asam
sitrat kehilangan air ketika dipanaskan melebihi 40° C.
- Wadah : Dalam wadah tertutup baik
- Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5
bagian ethanol( 95%) P; sukar larut dalam eter P

4. SIFAT FARMAKOLOGI
Khasiat : Zat tambahan, Agen pengasam, Buffer, Perasa

5. INKOMPATIBEL
Inkompatibel dengan potassium tartrat, golongan alkali dan alkali tanah,
karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfide. Pada penyimpanan, sukrosa pada
sirup akan mengkristal dengan adanya sitrat.

6. DOSIS
Sebagai perasa : 0,3 – 2 %

c. Sir simpleks
Terdiri dari 65% Sukrosa dan 35% air

d. Gliserol
SIFAT KIMIA
Sinonim : Gilserol
Rumus Kimia : C3H8O3
Bobot Molekul : 1,225 – 1,260

ORGANOLEPTIS
Bentuk : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Manis kemudian diikuti rasa hangat

SIFAT FISIKA
Stabilitas : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%); praktis tidak
larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak lemak.
Wadah : Dalam wadah tertutup lebih baik.

SIFAT FARMAKOLOGI
Khasiat : Zat tambahan, pelarut, pemanis, antimikroba.

INTERAKSI OBAT
Gliserin dapat meledak jika tercampur dengan zat pengoksidasi yang salah, seprti
kromium trioksida, potassium permanganat. Dalam larutan campur, proses reaksi
dalam waktu yang lama. Dengan beberapa produk oksidasi yang sudah dibuat.
Gliserin dapat berubah warna jika terkena cahaya, atau cercampur dengan ZnO
atau bismut nitrat. Terkontaminasi dengan besi dapat menyebabkan gliserin
menjadi berwarna gelap dengan campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan
tamin. Gliserin dan asam boric membentuk gliseroboric acid yang memiliki
kesamaan lebih kuat dari asam boric.

e. Nipasol
f. Nipagin
g. Aqua Menthae
h. Fast Green FCF
i.
RANGKUMAN KAJIAN MASALAH PREFORMULASI

NO MASALAH DIINGINKAN ALTERNATIF REKOMENDASI ALASAN


1. Zat aktif Perlu Ditambahkan Sirupus simplex Pada kadar
berasa khas ditambahkan pemanis : 20% dan 20% sirup
lemah pemanis  Sirupi Gliserol 20% simpleks
20% dipadu dengan
 Sorbitol 20% gliserol
 Saccharin dapat
 Gliserol memberikan
 Sirupus rasa manis
Simplex yagn pas untuk
sediaan.
2. Stabilitas Sediaan tahan Diberi tambahan Nipagin 0,18% Digunakan
terhadap terhadap zat pengawet : dan Nipasol kombinasi
mikroba mikroba  Nipagin 0,02% antara Nipagin
danlebih awet  Gliserin sebanyak
 Propilen 0,18% sebagai
Glikol anti jamur dan
 Nipasol Nipasol
sebanyak
0,02% sebagai
anti bakteri
bertujuan
untuk
mengoptimalis
asi ketahanan
sediaan
terhadap jmaur
dan bakteri.
NO MASALAH DIINGINKAN ALTERNATIF REKOMENDASI ALASAN
3. Menghindari Terbebas dari Diberi anti Gliserin 20% Dengan kadar
terjadinya cap locking caplocking agent: 20% Gliserin
cap locking  Gliserin dapat berperan
pada bibir  Propilen sebagai
botol glikol pemanis dan
 Sorbitol anticaplocking.

4. Zat aktif Tetap stabil Dipilih wadah Botol warna gelap Wadah botol
tidak stabil secara kimia yang dapat warna gelap
terhadap selama melindunginya dianggap
cahaya pemakaian dari cahaya : paling baik
 Botol untuk menjaga
warna kestabilan zat
gelap aktif selama
 Botol penyimpanan.
warna
terang

5. Penandaan Penandaan
berdasarkan yang tepat
golongan sesuai dengan me
obat sifat farmako- nandakan
loginya. Obat Bebas
Terbatas.

NO MASALAH DIINGINKAN ALTERNATIF REKOMENDASI ALASAN


6. Aroma Aroma sediaan Diberi Diberi pengaroma Karena obat
sediaan enak. pengaroma. menthol. batuk dirasa
kurang enak cocok dengan
rasa menthol
(untuk anak
dan orang tua).
7. Warna Sediaan dapat Diberi zat Hijau Warna hijau
sediaan terlihat lebih pewarna : (Fast Green FCF) dirasa paling
kurang menarik  Merah sepadan
menarik. terutama  Kuning dengan rasa
menarik untuk  HIjau sediaan yang
anak – anak. diberi
tambahan
pengaroma
Menthol.
FORMULA YANG AKAN DIBUAT

DIFENTORANT

R/ Diphenhidramin HCl 500 mg

Ammonium Klorida 10

Natrii Citras 1%

Acid Citras 1%

Sir simpleks 20%

Gliserin 20%

Nipasol 0,02

Nipagin 0,18

Aqua Menthae qs

Fast Green FCF qs

Aqua ad 200 ml
ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :

- Labu Erlenmeyer - Diphenhidramin HCL

- Corong - Ammonium Klorida

- Timbangan - Natrii Citras

- Becker Glass - Acid Citras

- Spatula - Sir simpleks

- Batang Pengaduk - Gliserol

- Gelas ukur - Nipasol

- Lumpang- alu - Nipagin

- Aqua Menthae

\ - Fast Green FCF

- Aquades

PERHITUNGAN DOSIS

1) Diphenhidramin HCL
 Anak DL 1 × hp = 5 mg/kg dibagi dalam 4 dosis

 Dewasa DL 1 × p = 25 mg

DL 1 x hp = 100 mg

DM 1×hp =100 mg

1 × hp =250 mg

(Tiap 5 ml mengandung 12,5 mg Diphenhidramin HCL (MINS),jadi 200 ml


membutuhkan 500 mg diphidramin HCL)

 P erhitungan Dosis Untuk Dewasa (>12 tahun)

2×5 ml
Dosis pada resep untuk 1 × p = 200 × 500 mg = 25 mg

Diketahui : 1 x hp = 100 mg, jadi pemakaian dalam sehari 4x2 sendok teh .

Jadi : 1 x p = 2 sendok the

 Perhitungan Dosis untuk anak (6-12 tahun )

a) Untuk umur 6 tahun

6
DL → Dosis anak = 18 x 25 mg =8,33 mg

6
DM → Dosis anak = 18 x 100 mg = 33,33 mg

5
Dosis pada resep → 1 x p = 200 x 500 mg =12,5 mg

Dosis melebihi DL tadi tidak melebihi DM

b) Untuk umur 7 tahun

7
DL → Dosis anak = 19 x25 mg = 9,21 mg
7
DM →Dosis anak = 19 x100 mg =36,84 mg

5
Dosis pada resep → 1 x p = 200 x500 mg =12,5 mg

Dosis melebihi DL tapi tidak melebihi DM.

c) Untuk umur 8 tahun

8
Dosis lazim → Dosis anaak 20 x25 mg =10 mg

8
DM→ Dosis anak = 20 x100 mg =40 mg

5
Dosis pada resep →1 x p = 200 x 500 mg =12,5 mg

Dosis melebihi DL tapi tidak melebihi DM.

d) Untuk umur 9 tahun

9
DL →Dosis anak = 20 x 25 mg = 11,25 mg

9
DM →Dosis anak = 20 x100 mg =45 mg

5
Dosis pada resep → 1 x p 200 x500 =12,5 mg

Dosis melebihi DL tapi tidak melebihi DM

e) Untuk umur 10 tahun

10
DL →Dosis anak = 20 x25 mg 11,5 mg

10
DM→Dosis anak 20 x 100 mg =50 mg
5
Dosis pada resep → 1 x p = 200 x500 mg = 12,5 mg

Dosis sama dengan DL

f) Untuk umur 11 tahun

11
DL→Dosis anak = 20 x25 mg =13,74 mg

11
DM→Dosis anak = 20 x 100 mg =55 mg

2 x 5 ml
Dosis pada resep → 1 x p = 200ml x500 mg =25 mg

g) Untuk umur 12 tahun

12
DL→Dosis anak = 20 x25 mg =15 mg

DM →Dosis anak =12 x100 mg =60 mg

2 x 56 ml
Dosis pada resep →(1 x p )= 100ml x 500 mg = 25 mg

2) NH4CL (Ammonium Chloridum )

Dewasa → DL 1 X P =500 mg -1 g

1 x p =2 g -4 g

DM 1 x hp = 10 g

(Tiap 5 ml mengandung 250 mg NH4CL ,jadi 200 ml membutuhkan 10000 mg


NH4CL )

Perhitungan Dosis
 Dewasa (> 12 tahun )

2 x 5 ml
DL (1 x p )= 200ml x 10000mg =500 mg

Diketetahui :1 x p = 2 g – 4 g ,jadi pemakaian dalam sehari 4 x 2 sendpk the.

Jadi : 1 x p = 2 sendok teh

 Anak (6 – 12 tahun )

a) Untuk umur 6 tahun

6
DL →Dosis anak = 8 x (500 mg - 1 g)= 166,67 – 333,33 mg

5
Dosis pada resep → 1 x p = 200 x10000 =250 mg

Dosis berada pada rentang DL.

b) Untuk umur 7 tahun

6
DL →Dosis anak 8 x (500 mg -1 g )=184,21 - 368,42 mg

5
Dosis pada resep → 1x p = 200 x 10.000 mg = 250 mg

Dosis berada pada rentang DL

c) Untuk umur 8 tahun

8
DL→ dosis anak = 20 x (500mg – 1 g) = 200mg – 400 mg

5
Dosis pada resep →1xp = 200 x 10.000 = 250mg

Dosis berada pada rentang DL.


d) Untuk umur 9 tahun

9
Dosis lazim→ dosi anak = 20 x ( 500mg – 1 g) = 225 – 450 mg

5
Dosis pada resep → 1xp = 200 x 10.000 = 250 mg

Dosis berada dalam rentang DL

e) untuk umur 10 tahun

10
DL→ dosis anak = 20 x (500mg x 1 g)= 250mg - 500mg

5
Dosis pada resep→1x p 200 x 10.000= 250mg

Dosis berada pada rentang DL

f) untuk umur 11 tahun

11
DL→ dosis anak = 20 x ( 500mg – 1g) = 275 – 550 mg

2 x 5 ml
Dosis pada resep→ 1xp = 200 ml x 10.000 = 500mg

(berada dalam rentang DL)

g) Untuk umur 12 tahun

12
DL→dosis anak = 20 x ( 500mg – 1g) = 300mg – 600mg

2 x 5 ml
Dosis pada resep → 1xp = 200 ml x 10.000 = 500mg

Dosis berada dalam rentang DL

Jadi, aturan pakai:

 Untuk anak 6 - 10 tahun = 1 sdt , 4 x sehari

 Untuk anak > 10 tahun dan dewasa = 2 sendok , 4 x sehari


PENIMBANGAN BAHAN

 Diphenhidramin HCL 500mg

 Ammonium chloridum 10g

 Natrii citras

1
100 x 200 = 2g

 Acid citras

1
100 x 200 =2g

 Sorbitol

25
100 x 200 = 50 ml

 Nipagin

0,2
100 x 200 = 0,40 g

 Ol. Menthae qs

 Sir. Simpleks

10
100 x 200 = 20 g

 Aqua ad 200 ml
CARA PEMBUATAN

1. Menyiapkan alat dan bahan yang sudah bersih,

2. Timbangan disetarakan, bahan - bahan digerus kemudian ditimbang,

3. Mengkalibrasi botol,

4. Membuat sirup simplex.

(65 gram saccharum lactis dilarutkan dalam ad 100 ml air).

5. Diphenhidramin HCl dilarutkan di dalam air hingga larut,

6. Ammonium Chloridum dilarutkan dalam air hingga larut,

7. Nipagin dilarutkan ke dalam 20 bagian air panas hingga larut, Pada becker glass
terpisah
8. Nipasol dilarutkan ke dalam gliserol,

9. Natrium Citric dilarutkan ke dalam air hingga larut,

10. Asam sitrat dilarutkan dalam air,

11. Poin 5 hingga poin 9 dicampur menjadi satu ad homogen (m1)

12. Diambil sir. Simpleks yagn sudah dibuat sebanyak 40 ml, dan dicampurkan ke dalam

m1.

13. Dilarutkan Fast Green FCF ke dalam sedikit air.

14. Ditambahkan Fast Green FCF sebagai zat pewarna secukupnya ke dalam m1.

15. Ditambahkan Aqua Menthae secukupnya hingga timbul aroma menthol pada sediaan.

16. Massa obat dimasukkan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi sebelumnya.

17. Botol diberi label, dimasukkan ke dalam kardus yang sudah dibuat sedemikian rupa.
EVALUASI KERJA DAN PENGAMATAN

No. Instruksi kerja syarat Hasil pengamatan


1. Pengamatan sifat organoleptis :

 Warna

Ambil 2 ml larutan sediaan Hijau

dan amati warnanya.

 Bau

Ambil 2 ml larutan sediaan Beraroma

dan amati baunya. menthol

 Rasa

Ambil 2 ml larutan sediaan Manis

dan amati rasanya.


2. Pengamatan Volume

(Volume Terpindahkan) :

Tuang sediaan ke dalam gelas ukur 60 ml

dan lihat volumenya.


3. Kesempurnaan Pelarut

Tuang sediaan ke dalam becker Zat terdispersi

glass dan diamati kesempurnaan merata

melarutnya.
No. Instruksi kerja syarat Hasil pengamatan
4. Homogenitas Homogen

Tuang sediaan ke dalam becker

glass kemudian diamati

homogenitasnya.
5. Viskositas Mempunyai

Diukur dengan viskometer sifat alir yang

baik

Anda mungkin juga menyukai