Anda di halaman 1dari 20

I. Uraian Senyawa Aktif Dari Sediaan.

I.1. Uraian senyawa aktif dari sediaan


a. Dekstrometorfan HBr (FI III : 206-207)

o Memiliki rumus molekul C
18
H
25
NO.HBr.H
2
O dan berat molekul 370,33
o Dextrometorphan HBr mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 101,0 % C
18
H
25
NO.HBr, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
o Suhu lebur kurang lebih 125
o
disertai peruraian
o Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit
o Kelarutan Larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian etanol (95%) P;
mudah larut dalam klorofom P disertai pemisahanair; praktis tidak larut
dalam eter P
o Dalam Larutan 2 % b/v pH 5,2-6,5
o Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
o Kegunaan Antitusivum
b. Difenhidramin HCl (FI III : 228)

o 2-(diphenylmethoxy)-N,N-dimethylethanamine
o Sinonim Diphenhydramini Hydrochloridum
o Memiliki rumus molekul C
17
H
21
NO.HCl dan berat molekul 291,82
o Diphenhydramini Hydrochloridum mengandung tidak kurang dari 98,0%
C
17
H
21
NO.HCl dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
o Jarak Lebur antara 167
o
sampai 172
o

o Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit disertai rasa tebal
o Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol (95%) P dan dalam klorofom
P; sangat sukar larut dalam eter P; agak sukar larut dalam aseton P
o pH larutan 5% dalam air memiliki pH 4-6
o Inkompatibilitas Diphenhydramine hydrochloride telah dilaporkan tidak
sesuai dengan amfoterisin B, natrium cefmetazole, natrium cefalotin,
hidrokortison natrium suksinat, beberapa barbiturat larut, beberapa media
kontras, dan solusi dari alkali atau asam kuat
o Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
o Khasiat dan Kegunaan Antihistaminikum
I.2. Defenisi bentuk sediaan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
terlarut (berupa gas, cair atau padat) dalam pelarut yang sesuai yang
membentuk sistem termodinamika stabil. Salah satu jenis larutan adalah
sediaan sirup yaitu larutan kental pekat yang mengandung satu atau lebih
komponen gula, terutama sukrosa.
I.3. Dasar pertimbangan dan landasan hukum penggolongan obat berdasarkan
KEPMENKES NO.347/MENKES/SK/7/1990 tentang Obat Wajib Apotek (OWA) pada
tabel daftar Obat Wajib Apotek Perubahan OWA 1 tercantum sebagai berikut :

No.
Nama Generik
Obat
Golongan
Semula
Golongan Baru Pembatasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Diphenhydramine
Obat keras
terbatas dengan
batasan
Obat bebas
terbatas


I.4. Tanda Khusus Obat Bebas Terbatas :
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-
obatan ke dalam daftar obat W (Waarschuwing) memberikan pengertian
obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya
atau pembuatnya.
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan
tanda peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran
panjang 5 cm,lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih
sebagai berikut :

Gambar Peringatan Obat Bebas Terbatas
Penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI
No.2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa
lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam, seperti terlihat
pada gambar berikut:

Gambar Penandaan Obat Bebas Terbatas

I.5. Nomor Registrasi : DTL1400900137 A1
I.6. Nomor Batch : 1490112




II. Uraian Aksi Farmakologi
II.1. Nama Obat dan Sinonim
Dextrometorphan HBr
Sinonim : 3 Metoksi 17 Metil - 9, 13, 14, -
Morfinan hidrobromida
Diphenhydramini Hydrochloridum
Sinonim : 2-(diphenylmethoxy)-N,N-dimethylethanamine
II.2. Bentuk senyawa zat aktif
Dextrometorphan HBr merupakan bentuk garam dari Dextrometorphan yaitu
derivate morfinan
Diphenhydramini Hydrochloridum merupakan bentuk garam dari
Diphenhydramin yaitu golongan amin
II.3. Mekasnisme kerja obat
Dextrometorphan HBr : Mekansime kerjanya berdasarkan peningkatan
ambang pusat batuk di otak.
Diphenhydramin HCl : Difenhidramin menghambat pelepasan histamin
(H1) dan asetilkolin (menghilangkan ingus saat
flu).
II.4. Nasib obat dalam tubuh
Dextrometorphan HBr : Absorpsi peroral cepat, kadar puncak plasma
dicapai 30 - 60 menit setelah pemberian.
Metabolisme terutama terjadi di hepar, dan
metabolitnya diekskresikan melalui ginjal.
Diphenhydramin HCl : Konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam.
Di dalam tubuh dapat terdistribusi meluas dan
dapat dengan segera memasuki system pusat
saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi
dengan onset maksimum 1-3 jam.
Diphenhydramine memiliki waktu kerja/durasi
selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu
paruh eliminasi 2-8 jam dan 13,5 jam pada
pasien geriatri. Bioavailabilitas pada pemakaian
oral mencapai 40%-60% dan sekitar 78% terikat
pada protein. Sebagian besar obat ini
dimetabolisme dalam hati dan mengalami first-
pass efect, namun beberapa dimetabolisme
dalam paru-paru dan system ginjal, kemudian
diekskresikan lewat urin.
II.5. Indikasi dan dasar pemilihannya
Dextrometorphan HBr : berkhasiat menekan rangsangan batuk, yang
sama kuatnya dengan kodein tapi bertahan lebih
lama.
Diphenhydramin HCl : untuk mengatasi gejala alergi pernapasan dan
alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang
yang sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan
dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi
topikal.
II.6. Kontra indikasi
Diphenhydramin HCl : Hipersensitif terhadap difenhidramin atau
komponen lain dari formulasi; asthma akut
karena aktivitas antikolinergik antagonis H1
dapat mengentalkan sekresi bronkial pada
saluran pernapasan sehingga memperberat
serangan asma akut;
Pada bayi baru lahir karena potensial
menyebabkan kejang atau menstimulasi SSP
paradoksikal. yang sulit tidur, mencegah mabuk
perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan
anestesi topikal.
II.7. Perhitungan dosis
Dextrometorphan HBr : DL Sehari 15 mg 30 mg, sirup berisi 10-20
mg/ml. dosis dewasa 10-20 mg setiap 4-6 jam,
maksimum 120 mg/ hari. Meninggikan dosis
tidak akan membantu kuatnya efek, tetapi dapat
memperpanjang kerjanya sampai 10-12 jam,
dan ini dapat dimanfaatkan untuk mengontrol
batuk malam hari. Dosis anak 1 mg/kg BB/hari
dalam dosis terbagi 3-4 kali sehari
Diphenhydramin HCl : DM sekali 100 mg, sehari 250 mg; DL sekali 25
mg, sehari 100 mg
II.8. Efek samping
Dextrometorphan HBr : Efek sampingnya hanya ringan dan terbatas
pada rasa mengantuk, termangu- mangu,
pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung-
usus.
Diphenhydramin HCl : - Sedasi, - Gangguan pada lambung-usus, -
Efek anti muskarinik, - Hipotensi, lemah otot,
telinga berdenging tanpa rangsang dari luar,
euforia (keadaan emosi yang gembira
berlebihan), sakit kepala, - Perangsangan saraf
pusat, - Reaksi alergi, - Kelainan Darah
II.9. Peringatan dan perhatian
Difenhidramin tidak dapat digunakan pada pasien yang memilki :
- Glaukoma sudut tertutup.
- Kehamilan.
- Retensi urin, pembesaran prostat.
- Pasien dengan lesi fokal pada korteks serebral.
- Hindari mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.
- Sensitifitas silang terhadap obat-obat yang berkaitan.
II.10. Interaksi obat
Diphenhydramin HCl : alkohol, depressan susunan saraf pusat,
antikolinergik, obat-obat penghambat mono amin
oksidase.
II.11. Cara penyimpanan
Dalam wadah tertututup rapat, terlindung dari cahaya
II.12. Contoh Sediaan dipasaran
ANDONEX

SIRUP dari PT. MEPROFARM






III. Uraian Pre-Formulasi, Formula
III.1 Rancangan formula
No. Komposisi Fungsi
1. Dekstrometorfan HBr Zat aktif
2. Difenhidramin HCl Zat aktif
3. Propilenglikol Co-solven
4. Larutan Sorbitol Pemanis
5. Metil Paraben Pengawet
6. Strawberry flavor Perasa
7. Carmin Pewarna
8. Purified water Pembawa

III.2 Pengembangan Formula
a. Alasan pemilihan Bahan Aktif
1. Dextrometorphan HBr
Dekstrometorfan merupakan derivat fenantren non-narkotik sintesis
berkhasiat menekan rangsangan batuk, yang sama kuatnya dengan
kodein tapi bertahan lebih lama. Tidak berkhasiat analgetis, sedatif,
sembelit, atau adiktif, maka tidak termasuk daftar narkotika. Mekansime
kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk di otak. Pada
penyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi SSP
dengan menimbulkan semacam euforia, maka kadang kala digunakan
oleh pecandu drugs. Efek sampingnya hanya ringan dan terbatas pada
rasa mengantuk, termangu-mangu, pusing, nyeri kepala dan gangguan
lambung usus (Martindale : 1555).


2. Difenhidramin HCl
Difenhidramin HCl berfungsi sebagai penekan batuk dan
mempunyai efek antihistamin (antialergi) dan mempunyai manfaat
mengurangi batuk kronik pada bronkitis. Memiliki efek samping yaitu
pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala,
gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi
alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan
kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal,
bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, berkeringat dingin,
mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok
(Martindale : 577)
b. Pemilihan Bahan Tambahan
1. Propylene glycol
Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan
maupun pengawet dalam berbagai formulasi parenteral dan non-
parenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik dari melarutkan berbagai
macam bahan dibandingkan gliserin, melarutkan berbagai bahan seperti
kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturate, vitamin (A dan D),
kebanyakan alkaloid dan banyak anestetik lokal (Excip : 592)
2. Sorbitol
Sorbitol secara luas digunakan sebagi bahan dalam formulasi
sediaan farmasi. Dalam sediaan cair, sorbitol digunakan sebagai
pembawa dalam formulasi bebas gula, stabilizer untuk obat, vitamin dan
suspense antasida. Sorbitol memiliki rasa yang menyenangkan dingin dan
manis dan memiliki sekitar 50-60% dari manisnya glukosa. Sorbitol secara
kimia relative inert dan kompatibel dengan sebagian besar eksipien.
Sorbitol diserap lebih lambat dari sukrosa dalam saluran pencernaan dan
di metabolisme di hati menjadi fruktosa. Nilai kalorinya adalah sekitar 16,7
J/g (4 kal/g). sorbitol dapat menggantikan sukrosa untuk membuat sirup
70-90% (Excip ; 679-681).
3. Metil Paraben
Metil Paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan dan formulasi sediaan farmasi. Paraben
efektif pada rentan pH yang luas dari aktivitas antimikroba, meskipun
mereka paling efektif pada rentang pH 4-8. Khasiat pengawet jua dapat
ditingkatkan dengan penambahan propilen glikol (2-5%). Penggunaan
metil paraben untuk formulasi sediaan larutan oral 0,015-0,2% (Excip :
441-442).
4. Strawberry flavor
Penggunaan sederhana dari bahan pemanis mungkin tidak cukup
untuk membuat enak produk yang mengandung suatu obat dengan rasa
yang tidak menyenangkan. Di banyak kasus, oleh karena itu bahan
penyedap perlu ditambahkan (Aulton : 318).
5. Carmin
Setelah rasa yang cocok telah dipilih, sering berguna untuk
menambahkan warna yang terkait dengan rasa dalam rangka
meningkatkan daya tarik produk (Aulton : 319).
Ketika digunakan dengan kombinasi dengan rasa, warna yang
dipilih harus sesuai dengan rasa dari formulasi misalnya hijau untuk
larutan rasa mint dan merah untuk formulasi rasa strawberry (Fasttrack :
15).
III.3 Formula
Tiap 5 mL sirup mengandung :
Dekstrometorfan HBr 15 mg
Difenhidramin HCl 25 mg
Propilenglikol 5 %
Larutan Sorbitol 85% 25 %
Metil Paraben 0,1 %
Strawberry flavor 0,005 %
Carmin 0,005 %
Purified water ad 100 %
III.4. Perhitungan dan Penimbangan
Perhitungan Bahan
Per wadah (100 mL)
1. Dekstrometorfan HBr : 15 mg/5 mL x 100 mL = 300 mg
2. Difenhidramin HCl : 25 mg/5 mL x 100 mL = 500 mg
3. Propilenglikol : 5 % x 100 mL = 5 mL
4. Larutan Sorbitol 85% : 25 % x 100 mL = 25 mL
5. Metil Paraben : 0,1 % x 100 mL = 0,1 mL
6. Strawberry flavor : 0,005 % x 100 mL = 0,005 mL
7. Carmin : 0,005 % x 100 mL = 0,005 mL
Per batch (1000 botol)
1. Dekstrometorfan HBr : 300 mg x 1000 botol = 300 g
2. Difenhidramin HCl : 500 mg x 1000 botol = 500 g
3. Propilenglikol : 5 mL x 1000 botol = 5 L
4. Larutan Sorbitol 85% : 25 mL x 1000 botol = 25 L
5. Metil Paraben : 0,1 mL x 1000 botol = 100 mL
6. Strawberry flavor : 0,005 mL x 1000 botol = 50 mL
7. Carmin : 0,005 mL x 1000 botol = 50 mL





IV. Metode Pembuatan dan Evaluasi Farmasetika (Quality Kontrol)
Cara Pembuatan :
1. Disiapkan alat dan bahan, dikalibrasi botol 100 mL
2. Ditimbang masing-masing bahan
3. Dilarutkan Dekstrometorfan HBr dan Difenhidramin HCl dalam
propilenglikol (A)
4. Dibuat larutan sorbitol 85% yang ditambahkan metil paraben (B)
5. Dimasukkan larutan B dalam larutan B
6. Ditambahkan strawberry flavor dan carmin
7. Setelah semua bahan homogeny masukkan dalam botol
8. Di ad 100 mL dengan air murni
9. Diberi etiket
10. Dimasukkan dalam kemasan dan diberi brosur
Evaluasi :
1. Organoleptis
Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari sediaan emulsi pada
penyimpanan pada suhu endah 5
o
C dan tinggi 35
o
C pada penyimpanan
masing-masing 12 jam.
2. Volume Terpindahkan (FI IV : 1089)
Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30
wadah, dan selanjutnya ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan
tersebut. Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Prosedur:
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah
kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati untuk
menghindarkan pembentukkan gelembung udaa pada waktu penuangan
dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran:
volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari
100 %, dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95 % dari
volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu
wadahpun volumenya kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada
etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95 %, tetapi
tidak kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan
pengujian terdadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang
diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera
pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari 95
%, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera pada etiket.
2. Viskositas
Viskositas adalah gaya yang diperlukan untuk menggerakkan
secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan
kekentalannya
Prosedur:
Diisi tabung Ostwald dengan sampel
Dengan bantuan tekanan atau penghisapan alur mundur cairan dalam
tabung kapiler hingga garis graduasi teratas
Buka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat
mengalir beban kedalam wadah melawan tekanan atmosfir
Catat waktu, dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari
batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler (FI IV : 1038)

3. Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna dilakukan dengan pengamatan pada warna
sirup mulai 0-4 warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan
dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan selama waktu
tertentu.
IV. Aturan Pakai, Wadah dan Informasi Obat
Perhitungan Dosis
Dextrometorphan HBr
DL : sehari 15 30 mg
Untuk anak usia < 8 tahun
Usia 2 tahun
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x (15-30) mg
= 2,14-4,28 mg
Usia 6 tahun
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x (15-30) mg
= 5-10 mg
Usia 10 tahun (> 8 tahun)
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x (15-30) mg
= 7,5-15 mg
Usia 12 tahun (> 8 tahun)
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x (15-30) mg
= 9-18 mg
Difenhidramin HCl
DM : sekali 100 mg, sehari 250 mg
DL : sekali 25 mg, sehari 100 mg
Untuk anak usia < 8 tahun
Usia 2 tahun
DM sekali =

x DM
dewasa

=

x 100 mg
= 14,3 mg
DM sehari =

x DM
dewasa

=

x 250 mg
= 35,7 mg
DL sekali =

x DL
dewasa

=

x 25 mg
= 3,57 mg
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x 100 mg
= 14,3 mg
Usia 6 tahun
DM sekali =

x DM
dewasa

=

x 100 mg
= 33,33 mg
DM sehari =

x DM
dewasa

=

x 250 mg
= 83,33 mg
DL sekali =

x DL
dewasa

=

x 25 mg
= 8,33 mg
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x 100 mg
= 33,33 mg
Usia 10 tahun (> 8 tahun)
DM sekali =

x DM
dewasa

=

x 100 mg
= 50 mg
DM sehari =

x DM
dewasa

=

x 250 mg
= 125 mg
DL sekali =

x DL
dewasa

=

x 25 mg
= 12,5 mg
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x 100 mg
= 50 mg
Usia 12 tahun (> 8 tahun)
DM sekali =

x DM
dewasa

=

x 100 mg
= 60 mg
DM sehari =

x DM
dewasa

=

x 250 mg
= 150 mg
DL sekali =

x DL
dewasa

=

x 25 mg
= 15 mg
DL sehari =

x DL
dewasa

=

x 100 mg
= 60 mg
Aturan Pakai :
2 6 tahun : 2 x sdt sehari
6 12 tahun : 2 x 1 sdt sehari
> 12 tahun : 3 x 2 sdt sehari

Wadah : Botol Coklat
Informasi Obat
Tiap 5 mL mengandung :
Dekstrometorfan HBr 15 mg
Difenhidramin HCl 25 mg

Indikasi : Menyembuhkan batuk kering, batuk alergi, batuk karena
rangsangan pada selaput pernafasan

Anda mungkin juga menyukai