Anda di halaman 1dari 15

PRE FORMULASI

SEDIAAN SIRUP FLUDONE

OLEH
KELOMPOK IV
ANDI NURUL HIDAYAH (17.01.433)
HARIANSYAH (17.01.464)
HERIWATY (17.01.463)
MERIANTI TANDIONTONG (17.01.431)
MUTIA SRI DEWI (17.01.429)
NURUL AUDIYAH (13.01
NUR AFRIANI (17.01.408)
NURLIATI (17.01.461)
RESTIA PERWITA M. (17.01.442)
RIKA RATIH (17.01.450)
SERLINA (17.01.428)
SUKMA (17.01.427)
WILDA NILAM SARI (17.01.410)
YUNITA MANGAMPA (17.01.416)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Teknologi sediaan adalah cara memformulasi atau merancang suatu


obat menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi. Sediaan obat
adalah adalah bentuk sediaan yang mengandung zat aktif yang siap
digunakan (dikonsumsi). Perkembangan teknologi menyebabkan obat tidak
lagi dikonsumsi dalam bentuk zat murninya.
Studi preformulasi adalah langkah awal dalam memformulasi, yang
mengkaji, dan mengumpulkan keterangan-keterangan dasar tentang sifat
kimia fisika dari zat aktif bila dikombinasikan dengan zat atau bahan
tambahan menjadi suatu bentuk sediaan farmasi yang stabil, efektif dan
aman. Studi ini mengharuskan seorang formulator harus mengetahui apakah
zat aktif tersebut cocok atau tidak incomp (ketidak bercampuran) dengan zat
aktif.
Dalam dunia farmasi terdapat berbagai macam sediaan yang
berbentuk cair. Baik berupa larutan, suspensi, dan emulsi yang sengaja
dibuat untuk mempermudah pasien dalam meminum obat baik pada orang
dewasa maupun pada anak-anak yang seringkali mendapatkan kesukaran
dalam menelan obat berupa padatan ataupun sediaan tablet, pil, dan
sebagainnya. Oleh karena itu jika berbicara mengenai obat-obatan tidak
terlepas dari berbagai macam bentuk sediaannya yang kerap
diperbincangkan, akan tetapi bagaimana kenyamanannya untuk diminum
bagi setiap pasien terutama bagi anak-anak yakni sediaan yang berupa
larutan (solutio).
Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven.
Beberapa contoh sediaan larutan oral, antara lain: Sirup adalah sediaan
pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Komponen-komponen dari sirup
terdiri dari gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk
memberi rasa manis dan kental, pengawat antimikroba, pengaroma dan
pewarna.
Berdasarkan pernyataan diatas, yang melatar belakangi kelompok
kami membuat sediaan obat flu dalam bentuk sirup agar lebih mudah untuk
dikonsumsi bagi anak-anak karena formula ini ditujukan untuk pengobatan
pada anak-anak dibawah usia 6 tahun selain itu, agar absorpsinya dalam
sistem saluran cerna kedalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi
lebih cepat dari pada dalam bentuk sediaan suspensi atau padat dari zat obat
yang sama.
I.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
1. Untuk mengetahui cara pre formulasi pada sediaan obat flu
2. Untuk mengetahui rancangan pembuatan formula sediaan sirup flu
BAB II
ISI
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengertian Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau
lebih dalam pelarut air suling kecuali dinyatakan lain, dimaksudkan untuk
digunakan sebagai obat dalam, obat luar atau untuk dimasukkan kedalam
rongga tubuh (Anief,Moh, 2007).
II.1.2 Keuntungan dan Kerugian Larutan
Keuntungan larutan :
1. Merupakan campuran homogeny
2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit
diencerkan
4. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi
5. Mudah diberi pemanis, bau-bauan, dan warna dan hal ini cocok untuk
pemberian obat pada anak
6. Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan
Kerugian larutan :
1. Volume bentuk larutan lebih besar
2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan
(Anief,Moh, 2007).
II.1.3 Mekanisme Kelarutan
Adapun mekanisme kelarutan yang pertama:
1. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat
yang baru
2. Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut
3. Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi
II.1.4 Komposisi Larutan
Larutan terdiri atas tiga bagian/komposisi yakni :
1. Zat aktif contohnya : paracetamol, ibu profen, INH dan lain-lain
2. Zat Pelarut contohnya : aquadest, alcohol dan gliserin
3. Zat tambahan yang terdiri atas : pewarna ( contohnya: karmin,
tatrazine, indigo, titanium oksida, FD&C, D&C) , pengawet
(contohnya : metal paraben, propil paraben), pengaroma (contohnya
minyak jeruk, minyak adam manis) dan pemanis (contohnya sirup
simplex).
(Fauzi, 2008).
II.1.5 Pembagian Larutan
Pembagian larutan terdiri dari 8 bagian yakni :
1. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karena semata-mata
peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia.
2. Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata
karena peristiwa kimia, bukan peristiwa fisika.
3. Larutan mikromolekuler adalah suatu larutan yang secara keseluruhan
mengandung mikrounit yang terdiri atas molekul atau ion, seperti
alkohol, gliserin, ion natrium, dan ion klorida.
4. Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat
terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion.
5. Larutan makromolekuler adalah larutan yang mengandung bahan
padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetapi ukuran molekul
atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA,
CMC, albumin, polivinil povidon.
6. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran co-solven air
7. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
dalam kadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hamper jenuh
dengan sukrosa)
8. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai co-solven.
(Fauzi,2008).
II.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
1. Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut
Aturan yang terkenal yakni like dissolves like, diperoleh
berdasarkan pengamatan bahwa molekul-molekul dengan
distribusi muatan yang sama dapat larut secara timbale balik, yaitu
molekul polar akan larut dalam media yang serupa yaitu polar
sedangkan molekul non polar akan larut dalam media non polar
2. Co-solven
Campuran pelarut untuk melarutkan zat tertentu banyak digunakan
untuk membuat larutan obat.
3. Sifat kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat
yang sukar larut memerlukan banyak pelarut
4. Temperature
Beberapa zat pada umumnya bertambah larut jika temperature
dinaikkan dan dikatakan zat itu bersifat eksoterm, dan pada zat
lain, temperaturnya yaitu justu menyebabkan zat itu tidak larut dan
zat tersebut dinamakan endoterm.
5. Salting out
Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibandingkan zat utama sehingga menyebabkan
penurunan kelarutan zat utama.
6. Salting in
Peristiwa adanya zat terlarut yang mempunyai kelarutan lebih kecil
dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan kenaikan
kelarutan zat utama.
7. Ukuran Partikel
Jika partikel mempunyai ukuran dalam mikron dan akan terlihat
kenaikan kira-kira 10% dalam kelarutannya. Kenaikan ini
disebabkan adanya energy bebas permukaan yang besar
dihubungkan dengan partikel yang kecil.
(Anief,Moh, 2007).
II.1.7 Pengertian Sirup
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, Sirup adalah sediaan cair
berupa larutan yang mengandung sakarosa. Sirup juga adalah sediaan
cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90%
sakarosa (Voigt, 1984). Jadi Secara umum sirup merupakan larutan pekat
dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih
berasa manis
II.2 Pre Formulasi
I. Formula Asli
R/ Sirup Fludone 60 mL
II. Rancaangan Formula
Tiap 5 mL mengandung :
1. Pseudoefedrin HCL 15 mg
2. Chlorpheniramin Maleat 0,5 mg
3. Guaifenesin 30 mg
4. Sirup simpleks 20%
5. Sorbitol 15%
6. Metil Paraben 0,05%
7. Oleum Citri 0,025%
8. Tatrazine 0,0005%
9. Aquadest ad 100 %
III. Master Formula
Nama Produk : Fludone Sirup
Nama Pabrik : PT.TITANIUM FARMA
Tanggal Formulasi : 23 September 2017
Tanggal Produksi : 25 September 2017
Jumlah Produk : 1 (Satu) botol
Nomor Registrasi : DTL 1700114958 A1
Nomor Batch : F 240697
IV. Tabel
Produksi : Fludone Sirup Fludone Sirup
Isi bersih : 60 mL
Tgl Formulasi Tgl Produksi Dibuat Oleh :
23/09/2017 25/09/2017 Kelompok IV
Dosis Batch
Kode Bahan Nama Bahan Fungsi
01-PSE Pseudoefedrin Dekongestan 15 mg
HCL
02-CTM Chlorphenirami Antihistamin 0,5 mg
n Maleat
03-GUA Guafenesin Ekspektoran 30 mg
04-SS Sirup Simpleks Pemanis 20 %
05-So Sorbitol Anti kelat 15 %
06-MP Metil Paraben Pengawet 0,05 %
07-OC Oleum Citri Pengaroma 0,025%
08-TAT Tatrazine Pewarna 0,0005%
09-AQST Aquadest Pelarut Ad 100%

V. Dasar Formula
1. Alasan Pembuatan Sediaan
Alasan dibuat sediaan fludone dalam bentuk sirup yaitu karena
obat ini ditujukan kepada pasien anak-anak yang berumur 2-6 tahun
yang. Selain itu obat ini dibuat untuk ditujukan kepada pasien yang
menderita flu dengan gejala penyakit demam, sakit kepala, hidung
tersumbat, hidung gatal, berair dan bersin-bersin (IONI,2008).

2. Alasan Penggunaan Zat Aktif


1. Pesudoefedrin
- Farmakologi
Pseudoefedrin bekerja langsung pada reseptor alpha dan beta,
pada tingkatan yang lebih rendah, reseptor beta-adrenergik.
Melalui aksi langsung pada reseptor alfa adrenergik pada mukosa
saluran pernapasan. Pseudoefedrin menghasil vasokonstriksi
Pseudoephedrine melemaskan otot polos bronkial dengan
merangsang reseptor beta2-adrenergik. Seperti efedrin,
pseudoefedrin melepaskan norepinefrin dari tempat penyimpanan,
efek tidak langsung. Ini adalah mekanisme utama dan langsung.
Noradrenalin pindahan dilepaskan ke sinaps saraf di mana ia
bebas untuk mengaktifkan reseptor adrenergik pasca-sinaptik. Aksi
Langsung merangsang reseptor alfa-adrenergik mukosa
pernapasan menyebabkan vasokonstriksi; langsung merangsang
reseptor beta-adrenergik menyebabkan relaksasi bronkus,
peningkatan denyut jantung dan kontraktilitas (Farmakologi dan
Terapi Edisi V,2013).
- Mekanisme Kerja
Pseudoefedrin menyebabkan vasokonstriksi dan penyusutan
membrane mukosa hidung berikutnya oleh stimulasi alfa
adrenergic, menyebabkan drainase hidung (Dinamika Obat,1999).
2. Guaifenesin
- Farmakologi
Merupakan Ekspektoran, Ini mengurangi ketegangan dan adhesi
permukaan sifat sputum, Hal ini mengurangi viskositas dan
memfasilitasi evakuasi pernapasan (Farmakologi dan Terapi Edisi
V,2013).
- Mekanisme Kerja
GG memiliki aktivitas sebagai ekspektoran dengan meningkatkan
volume dan mengurangi kekentalan sputum yang terdapat di
trakhea dan bronki. Dapat meningkatkan reflek batuk dan
memudahkan untuk membuang sputum. Akan tetapi bukti objektif
masih sedikit (Dinamika Obat,1999).
3. Chlorpheniramin Maleat
- Mekanisme Kerja
Antihistamika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau
menghalangi efek histamin yang berlebihan atas tubuh dengan
jalan memblok reseptor-reseptor histamin (penghambatan
kompetitif) (OOP : 596).
Antihistamin yang memiliki aktivitas antimuskarinik, kadang-
kadang dikombinasi dengan suatu zat adrenergic. Beberapa
kombinasi mungkin berguna bagi pasien yang demam (bollinosis,
alergi rhinitis musiman), akan tetapi antihistamin diberikan lebih
sedikit pada rhinitis non musiman. (Ama Drugs : 468).
Merupakan suatu antihistamin alkilamin dan merupakan bahan
dalam OTC (Over The Counter) dari formula antitusif. Memiliki aksi
sedative yang kecil dan aktivitas antikolinergik yang kecil pula.
Mungkin efektif pada rhinitis, alergi dan vasomotor, konjuntivitis,
urticaria dan angiodema, reaksi alergi pada darah dan plasma
untuk pasien yang sensitive dan demografisme serta bahan terapi
tambahan pada anafilaksis shock. Digunakan secara luas pada
formulasi antitusif. Memiliki kadar metabolisme first-postyang cukup
berarti. Kadar puncak plasma 5,9 dan 11 mg/ml yang dicapai 2-6
jam. Efek sampingnya cukup rendah. Semua efek samping sama
dengan yang disebabkan oleh antihistamin yang lain. (RPS 20 th :
1466).
CTM adalah suatu derivate alkilamin dengan penggunaan
sebagai antihistamin , merupakan salah satu dari sekian banyak
antihistamin yang manjur, dan biasanya menyebabkan sedasi yang
lebih rendah daripada prametazin. (MD 28 th : 1300).
Antihistamin digunakan secara terapetik untuk pengobatan atau
meringankan reaksi alergi. Reaksi ini akan melepaskan histamine.
Pada rhinitis vasomotor, antihistamin juga menguntungkan. Iritasi
nasal dan keluarnya air dari nasal dapat dibebaskan namun
gangguan nasal merupakan efek yang kecil. (MD 28 th : 1295).
Isomer dekstro daro klorfeniramin sebagai antihistamin dengan
2 kali potensi dari klorfeniramin dan batas keamanan yang lebih
luas (RPS 18th : 1126).
Refleks batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infrksi
jalan pernapasan, alergi), sebab-sebab mekanis (asap rokok,
debu, tumor), perubahan suhu /hawa yang mendadak dan
ransangan-ransangan kimia (gas, bau-bau) (OOP : 487)
- Dosis

Oral, 4 mg 4 6 kali sehari (RPS 18th : 1125)


3- 4 kali sehari 3 4 mg atau 3 4 kali sehari 2 mg (bentuk
dekstro) (OOP : 601).
3. Alasan Penambahan zat tambahan
1. Pemanis (Sirup Simplex)
Alasan digunakan sirup simplex pada sediaan obata flu ini yaitu
untuk memberikan rasa manis pada sediaan obat ini agar membantu
pasien untuk lebih mudah mengkonsumsi obat karena obat ini ditujukan
untuk anak-anak usia balita 2-5 tahun yang akan kesulitan mengkonsumsi
obat jika obat tersebut pahit atau tidak berasa sehingga akan
mempengaruhi proses pengobatan. Untuk range sirup simplex dalam
penggunaan oral 20 60%. Kami mengambil range 20% karena dengan
range 20% dapat melarutkan semua zat aktif dan zat tambahan dan
dengan konsentrasi rendah mampu sudah mampu memberikan rasa
manis pada obat selain itu penambahan pemanis dalam sediaan sirup
tidak boleh terlalu banyak karena ditakutkan visikositas dari sediaan
meningkat sehingga menyulitkan dalam penggunaan (Excipient).
2. Pengawet (Nipagin)
Alasan digunakan nipagin pada sediaan fludone sirup ini yaitu
sebagai pengawet agar sediaan yang dibuat tidak mudah ditumbuhi
oleh bakteri karena air merupakan media pertumbuhan yang sangat
baik oleh bakteri oleh sebab itu dibutuhkan pengawet yang dapat
bertindak sebagai antibakteri dan aman dalam penggunaan oral.
Untuk range yang kami ambil 0,05% range terendah karena sediaan
yang dibuat hanya sedikit jadi penambahan pengawet kami mengambil
konsentrasi terendah (Excipient).
3. Pengaroma (Oleum Citri)
Pengaroma yang digunakan disini adalah minyak jeruk (oleum
citri) karena selain aman untuk anak bayi aroma dari jeruk juga
kebanyakan disukai oleh anak-anak dengan penambahan pengaroma
minyak jeruk ini bisa membantu indra pembau dari anak-anak balita
sehingga mampu menerima obat yang diberikan. Untuk range kami
mengambil range terendah 0,025% karena menurut kelompok kami
dengan range terendah saja sudah mampu memberikan aroma yang
enak untuk sediaan (Farmakope edisi 3,1995).
4. Pewarna (Tatrazine)
Pewarna yang digunakan disini adalah tatrazine yang berwarna
kuning alasan kami menggunakan tatrazine karena antara pengaroma
dan pewarna saling berikatan jika kita menggunakan pengaroma
minyak jeruk maka pewarna yang cocok adalah warna kuning karena
warna jeruk kuning. Untuk range yang diambil 0,0005% konsentrasi
yang sangat rendah karena dengan konsentrasi rendah sudah sudah
mampu mewarnai sediaan yang dibuat selain itu jika diambil
konsentrasi tinggi tidak aman apalagi sediaan ini ditujukan untuk balita
(Excipient).
5. Anticaplocking (Sorbitol)
Diberi anti caplocking agent yaitu sorbitol agar tidak terjadi
kristalisasi pada daerah mulut botol karena digunakan pemanis sirup
simpleks yang berbahan dasar sukrosa yang dapat menyebabkan
kristalisasi pada daerah mulut botol (Excipient).
4. Uraian Bahan
1. Bahan Aktif Sediaan
- Pseudoefedrin HCl
Nama Resmi : PSEUDOEPHEDRINI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Pseudoefedrin hidroklorida
Pemerian : Hablur putih atau serbuk putih, serbuk hablur
putih atau hablur putih, bau khas lemah
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar
larut dalam kloroform
Kegunaan : Dekongestan

- Guaifenesin
Nama Resmi : GLYCERYLIS GUAICOLAS
Nama Lain : Gliserin guaikolat, guafensin
Pemerian : serbuk hablur, putih hingga agak keabuan,
hablur tidak berbau atau berbau lemah, rasa
pahit.
Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol (95%)p larut dalam
propilenglikol dan gliserol.
Indikasi : Ekspektoran
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
- Chlorpeniramin Maleat
Nama Resmi : CHLORPHENIRAMINI MALEAS
Nama Lain : Klorfeniramina maleat
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol
(95%)p dan dalam 10 bagian kloroform p,
sukar larut dalam eter p
Indikasi : Antihistamin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
- Metil paraben
Nama Resmi : METHYLIS PARABENUIM
5. Perhitungan Bahan
1.

Anda mungkin juga menyukai