Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MAKALAH FARMAKOLOGI
ENZIM

Disusun oleh :

KELOMPOK II

DETA

NI NENGAH SUMARTINI

YULIANA

AKADEMI FARMASI
TADULAKO FARMA PALU
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, terutama dosen mata kuliah FARMAKOLOGI dalam rangka
penyelesaian makalah yang berjudul Enzim.
Makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan ng bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Palu, Mei 2016

Kelompok II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia.


Masing-masing reaksi seolah berjalan sendiri tapi memberi sumbangan untuk
kehidupann organisme sebagai suatu kesatuan. Sel dalam tubuh tumbuhan mampu
mengatur lintasan lintasan metabolik yang dikendalikannnya agar terjadi dan
dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara memproduksi suatu
katalisator dalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator
inilah yang disebut dengan enzim.

Sebagai contoh proses metabolisme saat pembentukan urea yang nyatanya


membutuhkan suhu tinggi yang tidak mungkin manusia miliki.
Namun, karena adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan
reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim
berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang
semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara
menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah G reaksi (selisih antara
energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim
menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung
dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa
detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.

Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap peristiwa-


peristiwa dalam tubuh. Hal ini karena enzim sebagai determinan yang
menentukan kecepatan berlangsungnya suatu peristiwa fisiologik, yang
memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Sehingga,
dalam keadaan-keadaan tertentu kerja enzim akan mengalami perubahan. Dalam
keadaan tubuh yang kurang seimbang, atau tubuh yang kurang sehat, reaksi-reaksi
yang terjadi di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini disebabkan kerja
enzim tidak terkoordinasi dengan cermat. Sementara dalam keadaan sehat , semua
proses fisiologis akan berlangsung dengan baik serta teratur.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Enzim

Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi)
adalah senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan
berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator
organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas
protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai
senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi
kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.

Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme


dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka
reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.

Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul
yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada
suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan
enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.

Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai
gugus bukan protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim
semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan
protein (kofaktor). Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, dan
merupakan bagian yang paling utama dari enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat
pada protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat
ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan
ferriprotorfirin. Ada juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya
askorbat oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.
2. Fungsi dan Cara Kerja Enzim

a. Fungsi enzim

Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi
108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada suatu reaksi tersebut dilakukan tanpa
katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping
mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Oleh karena itu, enzim mempunyai
peranan yang sangat penting dalam reaksi metabolisme. Peranan enzim dalam
reaksi metabolisme adalah sebagai berikut:

1) Biokatalisator yaitu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan


energi aktivasinya tetapi tidak ikut bereaksi.

2) Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya
glukosa yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa telah
melebihi keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO2 dan H2O. Dengan adanya
enzim, glukosa dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum. Dalam bentuk sukrosa
dapat diedarkan ke seluruh jaringan melalui floem dan disimpan dalam bentuk
amilum. Dengan mengubah glukosa menjadi molekul lain, maka proses
fotosintesis dapat terus berlangsung tidak terhambat oleh akumulasi hasilnya.

b. Cara kerja enzim

a) Kompleks enzim substrat

Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja
pada satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus
ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak
seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara
substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja. Tempat
atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat
dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila
bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila
substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung
pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi
terhadap substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan
terhadap substrat tertentu.

Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya


kompleks enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang
bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah
terjadi.

1) Lock and key (gembok dan kunci)

Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim


karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active
site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan
sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok,
sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-
substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada
konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok. Jika enzim mengalami
denaturasi (rusak) karena panas, maka bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat
tidak sesuai lagi.

2) Teori Kecocokan Induksi (Daniel Koshland)

Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat


berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian
rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling
melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.

b) Persamaaan Michaelis Menten

Leonor Michaelis dan Maude Menten pada tahun 1913 mengajukan hipotesis
bahwa dalam reaksi enzim terjadi dahulu kompleks enzim-substrat yang
kemudian menghasilkan hasil reaksi dan enzim kembali.

3. Penggolongan Enzim

Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-


masing enzim diberi nama menurut substratnya, misalnya urease,
arginase, dan lain-lain. Disamping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal
dengan nama lama, misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain. Oleh Commision
on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam
enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia dimana
enzim memegang peran. Enam golongan enzim tersebut adalah:

1. Oksidoreduktase

Enzim yang melaksanakan katalis dengan melibatkan reaksi oksidasi suatu


senyawa ataupun reduksi dengan senyawa lain.

2. Transferase

Enzim melaksanakan katalis reaksi yang mengalihkan suatu gugus yang


mengandung C, P, N, S suatu senyawa ke senyawa lain

3. Hidrolase

Enzim yang melaksanakan katalis pemecah hidroik atau sebaliknya

4. Liase

Enzim yang melaksanakan katalis pemusatan ikatan C-C, C-O, C-N dsb, tanpa
melibatkan hidrolisis atau oksidasi reduksi

5. Isomerase

Enzim yang melaksanakan katalis reaksi isomerisasi yang merupakan penataan


kembali atom yang membentuk suatu molekul

6. Ligase

Enzim yang melaksanakan katalis reaksi-reaksi pembentukan ikatan antara dua


moekul substrat yang terkait dengan pemusatan ikatan pirofosfat dalam ATP atau
senyawa energi tinggi lainnya
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:

1) Konsentrasi enzim, pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi


bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

2) Konsentrasi Substrat, hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi


enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan
kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi
kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Dengan
demikian konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini
menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi
substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh
dengan substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat
tidak menyebabkan bertambah besarnya kosentrasi kompleks substrat, sehingga
jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.

3) Suhu, pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim
adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi, sehingga bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian
konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun
menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan
kecepatan reaksi. Namun kenaikan suhu pada saat terjadinya denaturasi akan
mengurangi kecepatan reaksi. Oleh karena ada dua pengaruh yang berlawanan,
maka akan terjadi suatu titik optimum, yaitu suhu yang paling tepat bagi suatu
proses reaksi yang menggunakan enzim tersebut.

4) pH, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungan. Enzim dapat berbentuk
ion positif, ion negative atau ion bermuatan ganda (zwitter ion). Dengan demikian
perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektifitas bagian aktif
enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Tinggi rendahnya pH juga
dapat menyebabkan denaturasi yang dapat menurunkan aktifitas enzim, sehingga
diperlukan suatu pH optimum yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi enzim
yang paling tinggi.
5) Produk/hasil reaksi (dapat menghambat enzim)

6) Zat penggiat (aktivator), misalnya logam alkali, logam alkali tanah, Mn, Mg,
dan Cl.

7) Zat penghambat (Inhibitor), yaitu molekul atau ion yang dapat menghambat
reaksi pembentukan kompleks enzim-substrat. Hambatan yang dilakukan oleh
inhibitor dapat berupa hambatan tidak revesibel atau hambatan revesibel.

Perbedaan antara Enzim dan Koenzim:


1. Enzim

Merupakan suatu biokatalisator


Bersifat termolabil (tidak tahan panas)
Bersifat spesifik dalam melaksanakan fungsinya
Dirusak oleh logam berat
Aktifitas enzim diukur dengan kecepatan reaksi enzimatik
Letak enzim tertentu didalam sel
Hanya mengkatalis satu macam reaksi

2. Koenzim

Senyawa organik yang diperlukan untuk aktifitas suatu enzim tertentu


bersifat termostabil (tahan panas)
Berat molekul rendah

5. Obat yang bekerja pada enzim dibagi menjadi 3 berdasarkan mekanisme


aksinya :
1. Inhibitor kompetitif
2. Substrat Palsu
3. Pro-drug
INHIBITOR KOMPETITIF
Inhibitor kompetitif ( obat ) bereaksi secara kompetititf dengan substrat
enzim terhadap enzim pada sisi aktifnya. Interaksi antara obat dengan enzim
mengakibatkan penghambatan aktifitas enzim tersebut. Ringkasnya, inhibitor
kompetitif menghambat reaksi normal yang di perantarai suatu enzim . Aspiri
suatu oabt analgesik , bereaksi menghambat enzim siklooksigenase yang di
perantarai perubahan substrat asam arakidonat menjadi beberapa mediator
inflamasi yaitu prostaglandin, tromboksan.Neostigmin ( obat pada
myasteniagravis ) dan racun organofosfat ( diisopropil fluorofosfat ,
isofluorofosfat dan malation ) menghambat enzim asetilkolinesterase yang
mendegradasi asetilkolin menjadi kolin dan asam assetat sehingga mengakibatkan
peningkatan kadar asetilkolin.
Kaptopril ( antihipertensi ACE inhibitor ) berekasi dengan menghambat
angiotensi converting enzyme sehingga menghambat pembentukan angiotensi
II ( suatu vasokonstriktor poten ). Allopurinol, suatu obat antigout beraksi
dengan menghambat enzim xanthin oksidase. Enzim tersebut bertanggung jawab
menghasilkan asam urat. Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar
lipid. Obat ini bereaksi mengahmbat enzim HMG-CoA reduktase, suatu rate-
limiting enzyme pada sistem kolesterol. HMG-CoA reduktase, merupakan enzim
yang mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat, selanjutnya diubah menjadi
kolesterol. Antibiotik menghambat sintesis folat yaitu sulfonamid dan
trimetropim bereaksi secara sinergis menghambat enzim dihidropteroat
synthetase dan dihidrofolat reduktase. Kedua obat tersebut sering dikombinasikan
untuk beberapa kasus infeksi misalnya infeksi pada saluran pernapasan dan
saluran kenci.
Contoh obat lainnya adalah asetasolamid ( diuretik, menghambat enzim
karbonik anhidrase), karbidopa ( anti Parkinson, menghambat dopa
dekarboksilase), selegilin ( anti Parkinson, menghambat enzim monoamin
oksidase B), cytarabin ( anti kanker, menghambat enzim DNA polimerase),
acyclovir ( anti virus menghambat thymidin kinase).
SUBSTRAT PALSU
Obat antikanker fluorourasil merupakan suatu contoh obat yang beraksi sebagai
substrat palsu. Pada proses normal , urasil dalam 2-deoksiuridilat ( DUMP)
diubah menjadi 2-deoksitimidilat ( DTMP) melalui enzim timidilat sintetase.
Timidilat tersebut digunakan dalam proses sintesis purine atau sintesis DNA sel.
Pada pemberian fluorourasil, senyawa ini kan mengalami transformasi kimia
untuk membentuk produk abnormal yang mengganti jalur metabolisme yang
normal. Fluorourasil mengganti urasil sebagai intermediet pada biosintesis
purine. Dalam tubuh fluorourasil diubah menjadi fluorodeoksiuridin monofosfat (
FDUMP), dapat berinteraksi dengan timifilat sintetase namun tidak mngahasilkan
DTMP. Hal ini mengakibatkan penghambatan sintesis DNA dan pada akhirnya
pembelahan sel terhenti.
Contoh lain adalah metildopa suatu obat antihipertensi golongan central
blockers. Peningkatan tekanan darah salah satunya dipacu oleh aktivitas syaraf
simpatik pada organ kardiovaskuler dengan melibatkan noradrenalin ( NA).
Dalam sistem syaraf simpatik , NA dibentuk dari dopamin oleh enzim dopamin
b-hidroksilase. Dopamin sendiri dibentuk dari dopa oleh enzim dopa
dekarboksiloase. Pada pemberian metildopa, senyawa tersebut dapat berinteraksi
dengan enzim tersebut sehingga tidak terbentuk noradrenalin namun membentuk
metil-noradrenalin. Metil-noradrenalin merupakan agonis a2 adrenergik.
Aktifitas pada reseptor a2 adrenergik menyebabkan penghambatan pelepasan
noradrenalin dari sistem syaraf simpatik.
Pro-drug
Istilah pro-drug merupakan salah satu obat yang berinteraksi enzim metabolisme
dalam tubuh , diubah menjadi suatu metabolit yang mempunyai efek farmakologi.
Dalam hal ini obat tersebut bisa tidak aktif namun metabolitnya lebih aktif.
Contoh prodrug ( tidak aktif) dengan metabolit aktifnya adalah kortison (
hidrokortison ), prednison ( prednisolon ), enalapril ( enalaprilat), azathioprin (
merkaptopurine), zidovudin ( zidovudin tri fosfat). Atau, obat tersebut bersifat
aktif namun metabolitnya jauh lebih aktif. Contohnya : morfin ( morfin 6-
glukuronat), parasetamol (N- asetil-p- benzoquinon imin), halotan (asam
trifluoroasetat )
6. Mekanisme Kerja Enzim

Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim


meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk reaksi) dari EA1 menjadi EA2. (Lihat Gambar 2.4). Penurunan
energi aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah
produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk
kompleks baru dengan substrat yang lain.

Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat
elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul
dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat
bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.

.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di


dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.

B.Saran

Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak


sehingga cukup sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Dan
dengan mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita dapat mengetahui
apa itu enzim
DAFTAR PUSTAKA

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:


Universitas Indonesia (UI-Press).

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC

Baharuddin. 2011. Biokimia Dasar. Alauddin Press: Makassar

Campbell, Neil A et al. 2008. Biologi Edisi 8, Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai