Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 1:

Nur Shopia
Aida Mistawati
Annisa Fajriyah
Araito Tinambunan
1. Menurut Formularium Indonesia Edisi III
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawanya.
2. Menurut Formularium Indonesia Edisi IV
Suspensi adalah sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
3. Di dalam buku Ilmu meracik obat
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
4. Di dalam buku Formulasi Nasional
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersi sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat
dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.
FI IV
Suspensi kering adalah suatu campuran padat yang di tambahkan air pada saat di
gunakan. Agar campuran setelah di tambahkan air membentuk dispersi yang homogen
maka dalam bahan formulanya di tambahkan bahan pensuspensi.
BPC hal 38
Suspensi kering (dry powders and granules for reconstitution) adalah campuran serbuk
atau granul untuk kemudian direkonstitusi. Bentuk ini digunakan terutama bila stabilitas
obat dalam air terbatas.
Diktat praktikum resep
Suatu suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang
akan didispersikan dengan air pada saat akan digunakan dan dalam USP tertera sebagai
for oral suspension. Bentuk suspensi ini digunakan terutama untuk obat yang
mempunyai stabilitas terbatas di dalam pelarut air, seperti golongan antibiotika.
Konsentrasi bahan padat sebuah suspensi padat terletak antara 0,5 dan 40 %.
Umumnya, suatu sediaan suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif di dalam
pelarut air terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisik. Umumnya antibiotik
mempunyai stabilitas yang terbatas di dalam pelarut air.
1. Campuran serbuk atau granul haruslah merupakan campuran homogen, sehingga
konsentrasi atu dosis tetap untuk setip pemberian obat.
2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan
sempurna dalam medium pembawa.
3. Suspnsi yg sudah direkonstusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan di
tuang oleh pasien untuk memperoleh dosis yg tepat dan serba sama.
4. Produk akhir haruslah menunjukan penampilan, rasa, dan aroma yg menarik
Menurut Pharm.Dosage Forms : Disperse System, 1989, Vol 2, hal 318
1. Kadar air serbuk boleh melebihi batas maksimum. Selama penyimpanan serbuk
harus stabil secara fisik seperti tidak terjadi perubahan warna, bau, bentuk
partikel dan stabil secara kimia seperti tidak terjadi perubahan kadar zat aktif dan
tidak terjadi perubahan PH yg drastis.
2. Pada saat disuspensikan, serbuk harus ceoat terdispersi secara merata diseluruh
cairan pembawa dengan hanya memerlukan sedikit pengocokan atau
pengadukan.
3. Bila suspensi kering telah dibuat suspensikering dapat diterima bila memiliki
kriteria dari suspensi.
1. mencegah agregasi campuran serbuk
2. beberapa bahan obat tidakstabil jka tersedia dalam bentuk larutan
penambahan air murni dilakukan di akhir untuk menghindari kontaminasi yang
dapat merusak dan memberi efek keterbalikan dari efek stabilitas sediaan yang
diinginkan, apabila penambahan air diawal umumnya obat obat antibiotika tidak
stabil dalam air dalam jangka waktu yang lama.
Ampisilin 125mg/5ml
CMC Na 1,5%
Sorbitol 5%
PVP 1%
Natrium Benzoat 0,1%
Sunset yellow 0,025%
Orange Essens 0,025%
Aquadest ad 60 ml

Anda mungkin juga menyukai