I. SPESIFIKASI PRODUK
1. Monografi Bahan
a. Amoxicillin
Titik Leleh/Lebur -
Inkompatibilitas -
b. Sorbitol
Rumus Molekul
C6H14O6(7).
Rumus Struktur
(6).
Data Kelarutan Tidak larut dalam klorofom, ether, sedikit larut metanol, larut
dalam etanol dan air(7).
Log P -
pH 4.5-7.0(7).
Stabilitas terhadap -
cahaya
PolimorfGamma : 97.78 C
Inkompatibilitas Sorbitol akan membentuk kelat larut dalam air dengan banyak
divalen dan trivalen ion logam dalam kondisi sangat asam dan
basa(7).
ADI/safety Safety :
Penyimpanan Dapat disimpan dalam kaca, aluminium plastik, dan stainless baja
kontainer. Serta untuk injeksi dapat disterilkan oleh autoclaving.
Bahan massal bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam
wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering(7).
c. Aspartam
Sinonim (3S)-3-Amino-4-[[(1s)-1benzyl-2-methoxy-2-oxoethyl]amino]-4-
oxobutanoic acid; aspartum; aspartyl phenylamine methyl ester(7).
Fungsi Sebagai pemanis yang biasa digunakan dalam produk makanan dan
dalam preparasi produk farmasetik(7).
Log P -
pH 4.5-6.0(7).
Stabilitas terhadap suhu Sangat stabil dalam keadaan kering pada suhu 105 C(8).
Stabilitas terhadap air Dalam larutan stabil pada suhu 30-80 C(8).
d. Sodium Metabisulfite
Sinonim Disodium disulfit; disodium pyrosulfit; asam disulfurous, garam disodium, natrii disulfis;
natrii metabisulfis; sodium asam sulfite(7).
Fungsi Sebagai preservatif antimikroba dan antioksidan dalam sediaan oral. Aktivitas antimikroba
terbesar pada pH asam yang sesuai dengan pH yang akan dibuat(7).
Data Kelarutan Sedikit larut dalam etanol 95%, bebas larut dalam gliserin, larut dalam air(7).
Log P -
Stabilitas -
terhadap
cahaya
Stabilitas -
terhadap air
Kerapatan;/BJ BJ : 190.1(7).
ADI/safety Safety :
e. Sodium Sitrat
Rumus Struktur
(3).
Data Kelarutan Mudah larut dalam air dan praktis tidak larut dalam alkohol(7).
Log P -
pH 3.5–5.5 (3).
Stabilitas terhadap pH -
Stabilitas terhadap -
cahaya
Inkompatibilitas -
Data Kelarutan Larut dalam 1,5 bagian wtanol 95%, larut dalam air, sedikit larut
dalam eter(7).
Log P -
Stabilitas terhadap pH -
Stabilitas terhadap suhu Akan kehilangan air jika dipanaskan pada suhu 408 ˚C(7).
Stabilitas terhadap Stabil pada tempat gelap atau tidak terpapar langsung oleh
cahaya cahaya(7).
Kerapatan;/BJ 210.14(7).
g. Tragacant
Rumus Molekul -
Rumus Struktur -
Data Kelarutan Praktis larut dalam air, etanol 95% dan pelarut organic lainnya.
Meskipuntidak larutdalam air, tragakanmengembang cepat
dalam10menit beratnyasendiribaik air panasatau dinginuntuk
menghasilkansolskoloidkental atausemigels(7).
Log P -
PH 5.0-6.0 (7).
Stabilitas terhadap -
cahaya
Kerapatan;/BJ -
Titik Leleh/Lebur -
2) Formula Acuan
Amoxicilin Trihydrat 5g
Sodium citrate 5g
Sodium Gluconate 5g
Sorbitol Kristaline 40 g
Kollidon CL-M 6g
3) Formula Orientasi
Tragacant 4 gram 3g
5) Formula Optimasi
a) Perhitunga pH
Garam/asam = 1,734
β = 2,3 C x
0,02 = 2,3 C x
C = 0,034 M
Tidak dilakukan
9) Perhitungan ADI
Dosis dipakai 0,8 gram dalam 60 ml, jika dipakai untuk 3 x sehari, maka:
10 ml x 3 = 30 ml
III. Alat
b. Botol (3)
d. Gelas (1)
h. Mikroskop (1)
k. PH meter (1)
l. Spatula (2)
n. Timbangan (1)
V. Evaluasi Sediaan
Viskositas
pH
Brookfield Rion
-63,2%
-316,4 cP
-spindle 61
-Spindel 61
-71,3% 2) 5,56
-356,4 cP 3) 5,56
-spindle 61
-74,8% 2) 5,50
-1870 cP 3) 5,50
-spindle 62
2) 5,55
3) 5,55
c) Uji reskonstitusi
VI. PENANDAAN
VII. KEMASAN
Viskositas
pH
Brookfield Rion
-63,2%
-316,4 cP
-spindle 61
-Spindel 61
-71,3% 2) 5,56
-356,4 cP 3) 5,56
-spindle 61
-77,5%
-774,8 cP
-spindle 61
-spindle 62
5) 5,55
6) 5,55
3) Uji reskonstitusi
Pada percoban dibuat sedian dry syrup dengan zat aktif amoxicillin. Dry syrup termasuk dalam
sediaan suspensi. Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak
boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali.
Sehingga dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan
suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang(16).
Sebelum dilakukan pembuatan formulasi yang dimodifikasi, dilakukan orientasi terhadap bahan-
bahan sediaan yang telah dimodifikasi dari formulasi acuan. Orientasi dilakukan untuk memperoleh
formulasi yang cocok untuk dikembangkan. Pada awal orientasi yang dilakukan digunakan tragacant
dengan kadar maksimal 4 gram dan vanilla 3,6 gram.Hasil optimasi dengan tragacant 4 gram dan
vanila. Partikel terdistribusi merata, namun terlalu kental untuk sebagai suspensi. Lalu setelah itu
didiamkan 1 hari dilakukan pengamatan kembali, partikel terdistribusi merata dan tidak terjadi
deflokulasi maupun caking.
Dari hasil tersebut dilakukan optimasi dengan mendesign 2 formulasi yang dianggap akan
menghasilkan suspensi yang lebih baik dari orientasi. Optimasi dilakukan pada minggu ke 0 dengan
mengurangi komposisi tragacant menjadi 2,5 gram untuk formulasi 1 dan 3 gram untuk formulasi 2.
Pada formulasi optimasi tidak ditambahkan yellow colouring. Berdasarkan optimasi yang dilakukan
sediaan suspensi tidak memiliki viskositas begitu tinggi seperti pada formulasi orientasi. Pada
minggu 0 sediaan suspensi baik formulasi 1 maupun formulasi 2 yang telah dibuat langsung
dilakukan uji viskositas dan pH. Uji viskositas dilakukan dengan viskometer Brookfield yang bertujuan
untuk mengukur viskositas sediaan yang mengikuti aliran nonnewtonial. Aliran nonnewtonial
merupakan aliran cair yang tidak sesuai hukum newton(17). Suspensi sendiri mengikuti aliran
pseudoplastis yaitu suatu sifat alir yang ketika digojog akan semakin berkurang viskositasnya
sehingga sediaan mudah dituang. Untuk pengukuran viskositas pada minggu 0, formulasi 1
(tragacant 2,5 gram) memiliki viskositas 316,4 cP dengan percent viskositas senilai 63,2 %
menggunakan spindle 61. Kemudian, untuk formulasi 2 (tragacant 3 gram) memiliki viskositas 774,8
cP dengan percent 77,5 % menggunakan spindle 61. Kemudian minggu ke 1 dilakukan pengukuran
viskositas kembali, untuk formulasi 1 (tragacant 2,5 gram) memiliki viskositas 315,9 cP dengan
percent viskositas 63,2 % menggunakan spindle 61, sedangkan formulasi 2 (tragacant 3 gram)
memiliki viskositas 1870 cP dengan percent 74,8 % mengunakan spindle 62. Pada minggu ke 2
formulasi 1 (tragacant 2, gram) memiliki viskositas 356,4 cP dengan percent viskositas 71,3%
menggunakan spindle 61. Sedangkan formulasi 2 tidak dilakukan uji viskositas karena volume tidak
mencukupi untuk dapat mencelupkan seluruh bagian rotor dalam sediaan.
Pada minggu 0 sampai minggu ke 2, formulasi 1 memiliki viskositas yang baik, karena percent
viskositas melebihi 50%. Hanya saja pada minggu ke 2 mengalami kenaikan viskositas hal ini
dikarenakan saat suspensi didiamkan partikel cenderung bergrombol, seharusnya pada saat
dilakukan pengukuran viskositas sediaan dikocok terlebih dahulu sehingga partikelnya memisah. Hal
ini menunjukkan pentingnya pengocokan sebelum suspensi digunakan sehingga memudahkan
penuangan. Kemudian pada minggu 0 sampai minggu 2, formulasi 2 memiliki viskositas baik, hanya
saja lebih sedikit kental dibanding formulasi 1. Hal ini dipengaruhi oleh kadar tragacant pada
formulasi 2 lebih banyak daripada formulasi 1.
Kemudian viskositas tidak hanya diukur dengan viskometer brookfield, namun dilakukan pengukuran
viskositas pada viskometer rion pada minggu ke 2. Formulasi 1 (tragacant 2,5 gram) memiliki
viskositas 25 dpas, sedangkan formulasi 2 (tragacant 3 gram) memiliki viskositas 35 dpas.
Pengukuran dengan viskometer rion ditujukan untuk membandingkan viskositas yang diukur dengan
viskometer brookfield. Namun pengukuran dengan viskometer rion memberi nilai viskositas yang
lebih kecil daripada viskometer brookfield ( 250 cP dan 350 cP). Viskometer Rion digunakan untuk
mengukur viskositas sediaan yang sangat kental(18).
Pada evaluasi juga dilakukan pengukuran nilai pH. Pengukuran pH ditujukan untuk mengetahui
stabilitas pH sediaan sejak diformulasikan hingga hari ke 14. Dalam formulasi 1 dan formulasi 2 pH
yang ingin dicapai dalam sediaan adalah pH 5 yang ditetapkan sesuai acuan standar literatur. Minggu
ke 0 sampai minggu ke 2 untuk formulasi 1 dan 2 memiliki pH yang perubahannya tidak begitu
drastis. Hal ini menandakan bahwa formulasi 1 memiliki stabilitas pH yang baik dan dapar yang
digunakan dapat mempertahankan nilai pH sediaan. Penggunaan dapar ditujukan untuk menjaga
stabilitas zat aktif dan eksipien pada rentang pH stabilitasnya.
Setelah itu dilakukan pengukuran ukuran partikel untuk masing-masing formulasi. Pengukuran
ukuran partikel berfungsi untuk melihat apakah ukuran suspensi yang dibuat dalam formulasi sudah
baik atau tidak. Dalam sediaan suspensi syarat ukuran partikel<100µ(19). Partikel suspensi yang
terlalu besar tidak baik, karena akan menyebabkan terjadinya pengendapan yang cepat. Semakin
kecil ukuran partikel semakin baik, karena luas permukaan yang kontak dengan cairan pembawa
semakin efektif. Namun jika partikel dari formulasi yang dibuat terlarut sempurna, maka sediaan
tidak dapat dikatakan sebagai suspensi. Dari pengujian ukuran partikel yang dilakukan dengan
mikroskop elektronpada formulasi 1 dan 2 untuk perbesaran 10 maupun 40 kali, partikel terbanyak
ditemukan dalam ukuran rentang 0-10 µ. Sehingga suspensi yang dibuat memenuhi syarat ukuran
partikel suspensi. Dalam pengujian menggunakan mikroskop, partikel yang diukur adalah partikel
yang terlihat bergerak dibawah mikroskop.
Kemudian karena sediaan merupakan dry syrup, maka dilakukan uji rekonstitusi. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui waktu yang diperlukan agar partikel tedistribusi secara homogen dalam cairan
pembawanya. Dari uji yang dilakukan waktu rekonstitusi formula 1 adalah 1 menit,sedangkan
sediaan standar membutuhkan waktu rekonstitusi selama 2 menit. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan yang dibuat lebih baik daripada sediaan standar.
Ujian pengujian rasa sediaan yang dibuat, diminta dua orang sukarelawan untuk mencicipi obat yang
dibuat dan dibandingkan rasanya dengan sediaan standar. Setelah dicicipi, ternyata sediaan yang
dibuat lebih manis daripada sediaan standar yang ada. Ini menandakan bahwa kadar pemanis yang
ditambahkan dalam formulasi sudah mencukupi, sehingga diperoleh formula dengan tingkat rasa
manis yang lebih baik dari sediaan standar.
X. KESIMPULAN
Berdasarkan optimasi yang dilakukan sediaan amoxicillin dry syrup formulasi 1 merupakan formulasi
yang paling baik dan hasil optimasi menunjukan bahwa suspensi memiliki :
1. Visikositas yang baik, ditandai dengan nilai persen visikositas diatas 50%. Sehingga sediaan tidak
mudah mengalami pengendapan dan mudah dituang.
2. Kestabilan pH yang terjaga mulai minggu ke-0 hingga minggu ke-2 pada rentang pH 5.
3. Ukuran partikel yang telah sesuai dengan ukuran standart pada umumnya (<100 µm) .