Anda di halaman 1dari 13

FORMULARIUM TABLET

Tablet Asam Mefenamat

1.1 Formula Tablet Asam Mefenamat


Formula Standart

Asam Mefenamat 500 mg

Amylum 40 mg

Kolidon 90F 50 mg

Isopropyl Alkohol qs

Koliidon CL 12 mg

Microcrystalline Cellulose (Avicel) PH 101 85 mg

Mg Stearat 5 mg

(Sumber : Handbook of manufacturing Vol 1 hal 348,2009)

Formula Rancangan

Asam Mefenamat 500 mg

Amylum Manihot 10 %

Cmc Na 2%

Mg. Stearic 0,3 %

Talk 1%

Lactosa ad 600 mg
1.2 Monografi Bahan dan Alasan Pemilihan Bahan

A.Monografi Bahan

1. Asam Mefenamat (FI IV, 95/Excipient, 730)

 Nama kimia : Asam N-2,3-xililantranilat (61-68-7)


 Struktur Kimia :

 Bobot Molekul : 241,29 g/mol


 Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hamper putihm
 Kelarutan : Larut dalam larutan alkali hidroksida,agak sukar larut dalam
kloroform;sukar larut dalam etanol dan methanol;praktis tidak larut dalam air
 Stabilitas : -
 Kegunaan : Zat aktif
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya
 Kekuatan sediaan : 500
 Dosis : Dewasa 250-500 mg
 Anak-anak 50-100 mg

2.Amylum Manihot

 Nama Lain : Pati Singkong


 Nama Tanaman Asal : Manihot Utilissina
 Pemerian : Serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil,berwarna putih,tidak
berbau,tidak berasa
 Kelarutan : Larut dalam air panas
 Stabilitas : Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi. Bila digunakan
sebagai pengencer atau disintegran dari dosis, pati dianggap lembab dalam kondisi
penyimpanan narmal. Namun, solusi pati atau pasta jika dipanaskan secara fisik tidak
stabil dan mudah diserang oleh mikroorganisme untuk berbagai turunan tepung dan
pati yang dimodifikasi yang memiliki sifat fisik yang unik.
 Incompatibilitas : Senyawa pengoksidasi kuat
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Sebagai bahan penghancur dan pengikat
 Kosentrasi : 5-10 %

3.CMC Na

 Pemerian : Serbuk granular;Putih atau hamper putih;tidak berbau


 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton,etanol (95%),eter dan toluene;mudah
terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk larutan koloid jernih.
 Stabilitas : Stabil,meskipun higroskopis.Dalam kondisi yang tingkat kelembapan
tinggi,CMC Na dapat mengabsorbsi air dalam jumlah yang besar (50%).Larutan CMC
Na stabil pada Ph 2-10.Pengendapan dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan
pengurangan viskositas secara cepat terjadi dibawah pH 10.Harus disimpan dalam
wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering.
 Inkompabilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dengan garam yang larut dari
besi dan logam lain seperti alumunium,raksa,dan seng.inkompatibel pula dengan
xanrhan gum.Pengendapan terjadi pada pH <2 dan jika dicampur dengan etanol 95%,
CMC Na membentuk kompleks dengan gelatin dan pectin.Dapat juga membentuk
kompleks dengan kolagen dan memiliki potensi untuk mengendap akibat muatan
positif protein.
 Konsentrasi : 1-6%\
 Kegunaan : Pengikat tablet

4.Magnesium Stearat

 Nama resmi : Magnesii stearat


 Nama lain : Magnesium stearat
 RM / BM : C36H30MgO4 / 591,25
 Pemerian : Serbuk halus, putih dan mudah melekat, bau lemah
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95 % dan dalam eter

 Stabilitas : Mg stearat disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk
dan kering.
 Incompatibilitas : Incompatible dengan asam kuat, alkali dan garam besi, menghindari
pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat digunakan pada
produk yang mengandung Aspirin, vitamin dan alkaloid.
 Kegunaan : Sebagai lubrican
 Kosentrasi : 0,2-2,0 %
5.Talk (FI IV, 771)

 Nama resmi : Talkum


 Nama lain : Talk
 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat pada kulit, bebs dari butiran
warna putih atau putih kelabu.
 Kelarutan : Tidak larut hampir semua pelarut
 Stabilitas : Talk merupakan bahan yang stabil dan daapat disterilkan dengan
pemanasan pada suhu 160°C selama ≤ 1 jam. Talk juga dapat disterilkan oleh paparan
etilen oksida atau radiasi gamma.
 Incompatibilita : Incompatibel dengan senyawa surfaktan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Sebagai glidan
 Kosentrasi : 0,2-0,3 %

6.Laktosa

 Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau rasa agak manis


 Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut
dalam etanol, praktis tidak larut dalam klorofom dan eter (FI III hal 338).
 Inkompatibel dengan senyawa yang sangat basa asam askorbat salisilamid pyrilamine
maleat, phenylephrine HCl.
 Stabilitas : Pada Kondisi lembab dapat terjadi pertumbuhan kapang.Selama di
simpan,laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklata.Reaksi ini dipercepat oleh
panas dan kondisi lembab.Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat
sejuk dan kering.
 Kegunaan : Bahan Pengisi
 Konsentrasi : 65-85%

B. Alasan Penggunaan Bahan


1.Asam Mefenamat

2.Amylum Manihot
 Amilun dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, pengikat dan penghancur pada tablet
dan kapsul (Yandi S., 3).
 Amilum berfungsi sebagai bahan penghancur karena granulnya mampu mengembang
apabila kontak dengan air dan amilosa merupakan komponen yang memiliki sifat
sebagai bahan penghancur karena kemampuannya untuk mengembang (Yandi S., 41).
 Pati singkong juga paling banyak digunakan dengan konsentrasi 5-10 % dalam
granulasi kering (Pengembangan Sediaan Farmasi, 208).

3. Mg stearat

 Mg stearat digunakan sebagai bahan lubrican yang berfungsi mengurangi gesekan


selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet
melekat pada cetakan (Ilmu Resep, 172).
 Mg stearat merupakan lubrican yang paling efektif dan paling banyak digunakan
(Penembangan Sediaan Farmasi,209).
 Kosentrasi Mg stearat antara 0,2-2 % (Pengembangan Sediaan Farmasi, 209).
 Untuk Mg stearat digunakan kabar maksimum 1 % (Menejemen Farmasi Industri,
122).
 Sedangkan Asam stearat dapat digunakan apabila Mg stearat incompatibilitas fisika
dan kimia dengan zat aktifnya (Pengembangan Sediaan Farmasi, 210).

4.Talk

 Talk sebagai glidan yang baik dan dapat dikombinasikan dengan Mg stearat untuk
memperbaiki sifat aliran dari granul (Handbook of Pharmaceutical Granulation
Tekhnolog, 2005).
 Talk digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi
gesekan antar partikel (Menejemen Farmasi Industri, 122).
 Kosentrasi talk yang biasanya digunakan 0,2-0,3 %.

5.CMC Na

 Cmc Na sebagai pengikat tablet yang baik berguna untuk memperbaiki kekerasan dan
kerapuhan tablet yang nantinya akan berpengaruh pada waktu hancur tablet.
 Cmc Na Memiliki daya rekat yang kuat
 Bersifat non toksik dan bersifat non iritan
 Mudah diperoleh dan relative lebih murah
6.Laktosa

 Laktosa sebagai pengisi berguna untuk penyesuian bobot tablet,ukuran tablet yang
dipersyaratkan,untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet,dan
meningkatkan mutu sediaan tablet.
 Laktosa mempunyai stabilitas yang baik dalam gabungan dengan zat aktif hidrat dan
anhidrat
 Laktosa juga dapat mempercepat pelepasan zat aktif dan mudah di keringakan

1.3 Perhitungan bahan


Akan di buat sebanyak 300 tablet dan masing-masing tablet @ Asam Mefenamat 500mg
 Asam Mefenamat : 500 mg = 0,5 g
0,5 g x 300 tab = 150 g
 Amylum Manihot : 10 x 600 mg = 60 mg = 0,06 g
100
: 0,06 g x 300 tab = 18 g
 CmC Na : 2 x 600 mg = 12 mg = 0,012 g
100
: 0,012 g x 300 tab = 3,6 g
 Mg. Stearic : 0.3 x 600 mg = 1,8 mg = 0,0018 g
100
: 0,0018 g x 300 tab = 0,54 g
 Talk : 1 x 600 mg = 6 mg = 0,006 g
100
: 0,006 g x 300 tab = 1,8 g

 Lactosa : 600 mg-( 500mg + 60mg+ 12mg + 1,8mg + 6mg)


: 600 mg – 579,8 mg = 20,2 mg
: 20,2 mg x 10 tab = 202 mg
1.4 Bahan & Alat

Alat Bahan
Timbangan kasar,Loyang,Anak Timbangan Asam Mefenamat

Oven,Mortir,Termometer Amylum Manihot

Batang pengaduk,Jangka Sorong, CMC Na


Stamper,Corong

Sudip,Serbet,Ayakan no. 12 & 14 mesh Laktosa


,Alat pencetak tablet,Gelas ukur, Mg Stearat

Sendok tanduk,Piknometer,Beaker glass Talk

1.5 Prosedur kerja

1. Siapkan Alat dan bahan


2. Setarakan Timbangan
3. Timbang Asam Mefenamat 150 g
4. Timbang Lactose 202 mg
5. Timbang Amylum Manihot 18 gr
6. Membuat mucilago CMC NA:
a. Timbang CMC NA … gr
b. Ukur air … ml
c. Tuangkan air pada mortir dan taburkan CMC NA di atas nya sampai
mengembang
d. Terbenruk Mucilago gerus ad homogen.
7. Asam Mefenamat + lactose + amylum manihot gerus jadi 1 ad homogen
8. Campran di atas di tambahkan mucilago sedikit demi sedikit, sampai ad granul
sampai homogen.
9. Masa granul yang sudah terbentuk dengan baik diayak dengan ayakan 12 mesh.
10. Granul yang sudah di ayak lalu di oven dengan suhu 45O C selama 8-16 jam.
11. Setelah granul dikeringkan lalu granul diukur MC atau kadar airnya yaitu antara
1-2%.
12. Diayak granul yang sudah dioven dengan alat shive shaker ukuran 14-20 mesh.
13. Dilakukan evalusi / uji mutu fisik granul dengan Uji Kemampatan.
14. Dilakukan pencampuran dengan fase eksternal yaitu ditimbang talk 3 mg dan
timbang Mg. Stearat sebanyak 1 mg , masukkan dalam granul, aduk ad homogen
dalam wadah kedap selama 5-10 menit.
15. Setelah di tambahkan pelincir, dilakukan uji waktu alir dan sudut diam.
16. Dilakukan uji granulasi kembali lalu ditabletasi dan dilakukan evaluasi produk
akhir.
17. Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi label sediaan.
1.6 Evaluasi
A. Uji Granul

1.Waktu Alir (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)

Ditimbang 30 gram granul dan masukkan ke dalam corong yang bagian bawahnya
ditutup. Pada saat yang bersamaan tutup dibuka dan stopwatch dihidupkan. Dicatat
waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir seluruhnya dari corong dan dihitung
kecepatan alirnya dengan rumus : Kecepatan alir =Berat Granul(gram)/waktu(detik)

Tabel Hubungan Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton, 1988).

waktu alir (gram/detik) Keterangan

> 10 gram/detik Sangat baik

4 - 10 gram/detik Baik

1,6 – 4 gram/detik Sukar

< 1,6 gram/detik Sangat sukar

2.Sudut Diam (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)


Ditimbang 30 gram granul dan dimasukkan dalam corong yang bagian bawahnya
ditutup. Kemudian tutup dibuka dan dibiarkan granul mengalir seluruhnya dari corong
dimana granul ditampung menggunakan kertas grafik. Lalu diukur diameter dasar
granul dan tinggi kerucut yang terbentuk dengan penggaris. Kemudian diukur sudut
istirahatnya dengan rumus : Tg α = h/r

Dimana : α = sudut istirahat

h = tinggi tumpukan granul

r = jari-jari

Sudut Istirahat (Tg a) Sifat Aliran


<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Sangat Buruk

3.Susut Pengeringan (Voigt, 1995)

Mengukur kandungan air dilakukan dengan menggunakan alat infrared moisture


balance. Caranya: ditimbang 5 gram granul dan diletakkan pada piring timbangan
sebelah kiri dan posisi lampu diletakkan pada ketinggian 6 cm sehingga bisa
mencapai suhu 105o C. Perhatikan skala kadar air pada posisi nol, kemudian lampu
dihidupkan. Perhatikan jika granul mulai mengering, skala kesetimbangan akan
berubah. Dengan bantuan knop indikator, skala kesetimbangan dapat digerakkan agar
tercapai kesetimbangan kembali. Bila indikator kesetimbangan sudah kembali, maka
granul benar-benar kering dan skala dapat dibaca. Atau granul kering ditimbang dan
kandungan air dihitung dengan rumus :

Kandungan air = W1-W2/W1 x 100 %

Dimana W1 = Berat granul awal (gram)

W2 = Berat granul yang sudah kering (gram)

4.Kompresibiltas (Lachman dkk, 1994; Voigt, 1995)

1. Timbang granul 100 gram


2. Masukkan granul dalam gelas ukur 100 ml
3. Ukur tinggi awal dari granul
4. Kemudian gelas ukur berisi granuldiketuk-ketukkan dengan interval 2 detik 1
ketukan.Lalu ketuk-ketuk sebanyak 500 kali ketukan
5. Ukur gelas ukur sampai tidak terjadi perubahan tinggi
6. Lakukan sebnyak 3 kali
7. Ukur tinggi akhir dari granul

%Kompresibilitas = Vo-ViVo x 100%

Dimana :

Vo : Volume awal granul

Vi : Volume granul setelah diketukkan

Tabel Hubungan Kompresibilitas dengan Sifat Aliran Serbuk (Aulton, 1988)

Kompresibilitas (%) Sifat Aliran


5-15 Sangat Baik
12-17 Baik
18-22 Cukup
23-33 Kurang
34-38 Sangat Kurang
>38 Sangat Buruk

B.Uji Sediaan

1.Uji Organoleptis

Pengamatan terhadap bentuk, bau, warna dan rasa yang dilakukan secara visual.

2.Uji Keseragaman Bobot.

Cara Kerja :

1. Mengambil 20 tablet
2. Menimbang bobot tablet satu per satu
3. Mencatat bobot tablet
4. Menghitung bobot rata-rata masing tablet.
5. Membandingkan hasil persentase dengan standar penyimpangan bobot
tablet.

3.Uji Keseragaman Ukuran.

Cara Kerja :
1. Mengambil 20 tablet
2. Menghitung perbandingan tebal tablet dengan diameter tablet dengan
menggunakan jangka sorong.

Cara Kerja Alat Jangka Sorong :

1. Mengeser rahang jangka sorong kekanan sehingga tablet yang diukur dapat
masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
2. Menaruh tablet yang akan diukur diantara kedua rahang.
3. Mengeser rahang kekiri sehingga tablet terjepit oleh kedua rahang
4. Membaca skala dan catat hasil pengukuran.

diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1⅓ tebal tablet
(Depkes RI, 1979).

4.Uji Kekerasan Tablet

Alat : Hardness tester


Cara Kerja :
1. Mengambil 5 tablet
2. Meletakkan tablet diantara pegas penekan
3. Menyalakan Alat ( Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan
yang diberi pada tablet)
4. Memutar alat hingga tablet pecah atau retak
5. Menghitung dan mencatat skala yang dinyatakan dengan satuan kilogram.
6. Merata-rata dan membandingkan dengan Standarnya.

Kekerasan tablet hisap berkisar antara 7–14 kg (Cooper and Gunn, 1975).

5.Uji Kerapuhan Tablet

Alat : Friablator test


1. Mengambil 5 tablet
2. Menimbang bobot tablet 5 tablet (Wo)
3. Memasukkan tablet ke dalam alat,
4. Menjalankan alat selama 100 kali putaran dengan kecepatan 25rpm.
5. Mengeluarkan tablet dari alat, mengambil pecahan tablet yang paling besar.
6. Menimbang bobot pecahan tablet (Wf)
7. Menghitung indeks kerapuhan
Rumus : F=Wo-Wf x 100%
Wo
Keterangan : F = Indeks Kerapuhan
Wo = Bobot awal
Wf =Bobot akhir

6.Uji Waktu Hancur

Alat : Disentegrator

Cara Kerja :
1. Mengambil 6 tablet
2. Memasukan satu tablet pada masing- masing tabung reaksi dari
keranjang
3. Memasukan satu cakram pada tiap tabung.
4. Menjalankan alat dengan air bersuhu 37o ± 2o hingga tablet hancur
semua.
5. Menghitung masing-masing waktu hancur tablet, sesuai tidak dengan
standarnya.
6. Mematikan alat
7. Mengangkat keranjang.

Anda mungkin juga menyukai