Disusun Oleh :
2022
A. USULAN FORMULA YANG DIBUAT
R/
Parasetamol 500 mg
Laktosa 11,5 mg
Gelatin 12,4 mg
Amilum Manihot 32,5 mg
Mg striate 6 mg
B. FORMULA ALTERNATIF
R/
Acetaminofen 300 mg
Polivinilpirolidon 22,5 mg
Laktosa 61,75 mg
Alkohol 14,5 mg
Asam Asetrat 9 mg
Talk 13,5 mg
Starch jagung 43,25 mg
D. PENIMBANGAN
5. Mg Streate 6 mg 6 mg
E. PROSEDUR KERJA
1. Tambahkan Tercampur
paracetamol dengan homogen
gelatin (5%;10%;15%)
7. Campuran granul
dilakukan uji waktu
alir, sudut diam, dan
indeks pengetapan
keringkan granul
tambahkan
dalam almari
paracetamol dengan ayak dengan ayakan
pengering pada suhu
gelatin ukuran 12 mesh
40-600C selama
(5%;10%;15%)
semalam
Evaluasi Sediaan
G. PEMBAHASAN
Tablet merupakan salah satu sediaan yang banyak mengalami perkembangan
dari segi formulasi (Lachman, 1994). Selain mengandung zat aktif, dalam pembuatan
tablet diperlukan bahan tambahan yaitu bahan pengisi, pengikat, penghancur, pelicin
dan pewarna.
Parasetamol dipilih sebagai model karena parasetamol adalah salah satu obat
analgetik-antipiretik yang luas digunakan (Achmad, 2005: 61) dan parasetamol
merupakan bahan yang agak sukar larut dalam air, yaitu larut dalam 70 bagian air
(Depkes RI, 1979: 37).
Parasetamol memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk dengan
bentuknya yang kristal, maka perlu dibuat granul dengan metode granulasi basah
sehingga dapat meningkatkan fluiditas dan kompresibilitas yang baik (Voight, 1984).
Granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa tablet
menggunakan larutan pengikat sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu, lalu
digranulasi.
Dalam proses pembuatan tablet biasanya dibutuhkan bahan tambahan untuk
membantu agar tablet yang terbentuk memenuhi persyaratan yang diinginkan. Bahan
tambahan tersebut meliputi bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin dan bahan
penghancur (Depkes RI, 1995: 5).
Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet yang berfungsi
untuk meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa campuran
sehingga mudah untuk dikompresi (Anwar, 2012). Pada formula kali ini, yang
digunakan untuk bahan pengisi yaitu laktosa.
Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi
dan pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.
Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika
ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang digunakan yaitu Gelatin.
Lubrikan atau bahan pelicin mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Pada
umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung menurunkan kecepatan
disintegrasi dan disolusi tablet. Lubrikan yang digunakan kali ini adalah Mg stearate.
Disintegran atau disebut juga sebagai bahan penghancur merupakan suatu
bahan yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan disintegran, cara
penambahan dan derajat kepadatan berperan dalam efektifitas dayan hancur tablet
(DepKes RI, 2014). Bahan penghancur yang dipilih untuk formula kali ini adalah
Amilum Manihot.
Metode pembuatan tablet kali ini menggunakan metode granulasi basah karena
paracetamol merupakan bahan aktif yang sukar larut dalam air dan tahan akan
pemanasan dan lembap. Sehingga metode ini sangat cocok digunakan dalam proses
pembuatan tablet paracetamol kali ini.
Dalam proses pembuatan tablet, perlu dilakukan uji sifat fisik granul. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas granul yang dihasilkan, sehingga
diharapkan akan menghasilkan mutu tablet yang baik. Pemeriksaan sifat fisik granul
yang dilakukan yaitu uji sudut diam, uji pengetapan, uji waktu alir, dan uji kadar air.
Dari seluruh uji yang dilakukan, granul memenuhi syarat yang ditetapkan.
Tablet yang telah jadi, kemudian dilakukan uji evaluasi. Uji evaluasi yang
dilakukan yaituuji keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, dan
uji waktu hancur. Dari seluruh uji evaluasi yang dilakukan, hasil nya memenuhi
persyaratan sesuai yang telah ditetapkan.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa formula
tablet paracetamol yang dibuat telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam
kompendial.
I. DAFTAR PUSTAKA
Allen L.V. and Luner P.E., 2009, Magnesium Stearat, in Rowe, R, C. Handbook of
Pharmaceutical Excipient, 6th (eds), Royal Pharmaceutical Society of Great
Britain London, UK, London UK.
Ardiani, W. P. (2012). Perbandingan Variasi Suhu Pengeringan Granul Terhadap Kadar
Air dan Sifat Fisis Tablet Parasetamol. Jurnal Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. 448, 515, 771, 1000.
Astuti, T. W. (2017). Granulasi Ekstrka Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia
(L.)Merr). Thesis, (1), 4–17.
Depkes RI., 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 107-108, 784-786, 999-1000, 1043, 1086.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 32-33.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.
Soedirman iskandar, siswanto agus, handayani akhir riana. (2009). Pengaruh kombinasi
avicel PH 101 dan amylum manihot sebagai bahan penghancur tablet
terhadap sifat fisis tablet paracetamol. Pharmacy, 06(01), 36–44.
Zulfa, E., & Prihantini, M. (2019). Formulasi Tablet Paracetamol dengan Bahan
Pengikat Pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L). Jurnal Pharmascience,
6(2), 55. https://doi.org/10.20527/jps.v6i2.7351
J. LAMPIRAN
1. Lampiran 1
LAMPIRAN 1
Keterangan:
Ø = sudut diam
h = tinggi tumpahan serbuk
D = diameter tumpahan serbuk
c. Kriteria penerimaan : Granul akan mudah mengalir jika sudut diam antara 20-40
derajat
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
c. Kriteria penerimaan : Granul mempunyai sifat alir yang baik dengan indeks
pengetapan kurang dari 20%
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
c. Kriteria penerimaan : % LOD dan berat air dalam sampel dihitung dengan cara
mencari selisih antara berat setelah pengeringan dikurangi berat granul konstan untuk
menghitung % MC.
d. Literatur : Ardiani, W. P. (2012). Perbandingan Variasi Suhu Pengeringan
Granul Terhadap Kadar Air dan Sifat Fisis Tablet Parasetamol. Jurnal Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Lampiran 2
BAB II. PENGUJIAN MUTU SEDIAAN
2.1 Uji Keseragaman Bobot
a. Tujuan : Untuk mengetahui keragaman sediaan dan memastikan bahwa
setiap tablet mengandung sejumlah obat atau bahan aktif dengan takaran yang tepat dan
merata.
b. Prosedur : Sebanyak dua puluh tablet ditimbang satu persatu, dihitung
bobot rata-rata tiap tablet. Jika tidak mencukupi dua puluh tablet, dapat digunakan 10
tablet yang tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B pada Tabel I.
c. Kriteria penerimaan : Tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam
kolom A dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari yang ditetapkan dalam kolom B.
d. Literatur : Jurnal Pharmascience, Vol. 06 , No.02, Oktober 2019, hal: 58-
59
LAMPIRAN 2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Karakteristik Fisika
1) Data kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9
bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
2) Titik leleh : 169°C
3) Keasaman/kebasaan : Parasetamol adalah asam lemah, larutan
jenuhnya dalam air mempunyai pH 5,3 - 6,5 pada suhu ruang
4) Kadar lembab dan higroskopis : Parasetamol adalah asam lemah, larutan
jenuhnya dalam air mempunyai pH 5,3 - 6,5 pada suhu ruang
5) Konstanta disosiasi : pKa: 9,5 (25°C)
6) Bentuk kristal : serbuk kristal
7) Bentuk aktif : bentuk aktif sediaan solid yang mengandung
satu atau lebih zat aktif.
8) Sifat air : Parasetamol tergolong obat yang agak sukar
larut dalam air, kelarutannya dalam air 1:70
9) Kompresibilitas : Parasetamol merupakan zat aktif yang memiliki
sifat alir dan daya kompresibilitas yang buruk, nilai indeks kompresibilitas lebih dari
38% menunjukkan aliran yang sangat buruk
Primogel 30 30 30
Mg stearate 6 6 6
Struktur kimia :
BM : 151,16
Rumus molekul : C8H9NO2
Kelarutan : Larut 1:70 bagian air
pH : 5,3-6,5
Titik didih : 169°C
Titik leleh : 168-172ºC
Fungsi : Zat aktif
Konsentrasi yang dibutuhkan stabilitas : Tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0%
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon (codek hal
988)
Wadah dan penyimpanan : Tertutup dan rapat dan tidak tembus cahaya.
• Laktosa (Depertmen Kesehatan, 1995)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Nama kimia : Galactopyranosyl glucose
Sinonim : Laktosa, saccharum lactis
Struktur kimia :
BM : 342, 30
Rumus molekul : C12H22O11
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut
dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter
pH : 6,6
Titik didih : 668.9°C
Titik leleh : 202,8°C
Fungsi : Sebagai bahan pengisi
Konsentrasi yang di butuhkan stabilitas : 65-85 %
Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus amin primer (rekasi maillard)
Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup baik.
● Mucilago
Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Nama kimia : Mucilago
Sinonim : Acacia, Gom Arab
Struktur kimia :
BM : 1,35-1,49
Rumus molekul : C12H22O11
Kelarutan : M/air menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya; t/etanol 95%.
pH : 4.5-5.0
Titik didih/Titik leleh : 100°C
Fungsi : Zat tambahan, Demulcant.
Konsentrasi yang dibutuhkan stabilitas : 10-20%
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan senayawa pengoksidasi.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tempat kering. Larutan dapat
terurai oleh bakteri atau enzim, akasia serbuk halus diawetkan dalam wadah tertutup.
● Primogel (Rowe et al.. 2009)
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih, mudah mengalir dan serbuk higroskopis
Nama kimia : Derivat amilum
Sinonim : Sodium starch glycolate atau sodium carboxymethyl starch
Struktur kimia :
BM : 0,81 gr
Rumus molekul : -
Kelarutan : Praktis tidak larut dalan metilen klorida
pH : 3,0-5,0
Titik didih/Titik leleh : Tidak leleh, tapi chars pada 200°C
Fungsi : Superdisintegrant atau penghancur
Konsentrasi yang di butuhkan stabilitas : 0,5 - 10%
Inkomptabilitas :Iinkompatibel dengan asam askorbat
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat agar terlindung dari humiditas
dan suhu yang bervariasi yang dapat menyebabkan caking.
● Mg stearate
Pemerian : Serbuk halus berwarna putih, bau samar rasa khas.
Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
Sinonim : Stearic acid, magnesii stearas
Struktur kimia :
BM : 591,29
Rumus molekul : C36H70MgO4
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol hangat (95%)
pH : 6,5 – 10
Titik didih/Titik leleh : 117-150oC
Fungsi : Lubricant,0,25 % - 5,0 %
Konsentrasi yang di butuhkan stabilitas : 0,25-5,0% w/w.
Inkomptabilitas :Inkompatibel dengan asam kuat, basa dan garam besi. Tidak
tercampur dengan bahan oksidator. Tidak bisa digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan kebanyakan garam alkaloidal.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang sejuk dan
kering.
Keterangan:
Ø = sudut diam
h = tinggi tumpahan serbuk
D = diameter tumpahan serbuk
c. Kriteria penerimaan : Granul akan mudah mengalir jika sudut diam antara 20-
40 derajat
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
2. Uji Pengetapan
a. Tujuan : Untuk menentukan jumlah volume granul atau serbuk
akibatnya adanya hentakan atau tap. Bentuk, ukuran dan kerapatan dari suatu
granul akan berpengaruh terhadap uji pengetapan.
b. Prosedur : Sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 100
ml hingga volume 100 ml (V1) kemudian gelas ukur dipasang pada
volumenometer dan dihentakkan hingga volume granul konstan (V2). Indeks
tablet (T) dihitung dengan rumus:
𝑉1 − 𝑉2
T% = x 100
𝑉1
c. Kriteria penerimaan : Granul mempunyai sifat alir yang baik dengan indeks
pengetapan kurang dari 20%
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
500 mg Tablet
langsung.
PARACETAMOL®
Simpan ditempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari
Penyimpanan :
PARACETAMOL®
PARACETAMOL®
500 mg Tablet
Komposisi :
Tiap Tablet mengandung :
Paracetamol……………….500mg
500 mg Tablet
Indikasi :
Untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang dan meredakan demam.
Diproduksi Oleh :
PT. HARFA No Reg. DBL 2212305610A1
3. Lampiran 3
LAMPIRAN 3
FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Parasetamol Parasetamol
Laktosa Laktosa
Mucilago pati gembili Mucilago pati gembili
Primogel Primogel
Mg stearate Mg stearate
Parasetamol Acetaminofen
Laktosa Polivinilpirolidon
Gelatin Laktosa
Amilum manihot Alkohol
Mg streate Asam Asetrat
Talk
Starch jagung
PENIMBANGAN
5. Mg Streate 6 mg 6 mg
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Tambahkan
paracetamol dengan
gelatin (5%;10%;15%)
3. Keringkan granul
dengan almari
pengering pada suhu
40-60°C selama
semalam
5. Tambahkan amilum
dan campur selama 10
menit
6. Kemudian tambahkan
magnesium stearat dan
campur selama 5 menit
7. Campuran granul
dilakukan uji waktu
alir, sudut diam, dan
indeks pengetapan
Evaluasi Sediaan